Home / Urban / Tergoda Pesona Ibu Mertua / Bab 133. Penyelamatan Mama Siska

Share

Bab 133. Penyelamatan Mama Siska

last update Huling Na-update: 2025-05-28 23:05:44

Aku tidak bisa terus berdiam diri di rumah. Hujan deras masih mengguyur, menyisakan genangan air di halaman, tapi aku tidak peduli. Jam di dinding menunjukkan pukul lima pagi, dan belum ada kabar tentang keberadaan Mama Siska. Hatiku seperti diremas-remas, setiap detik tanpa kabar terasa seperti pisau yang menikam.

Nayla tertidur di sofa ruang tengah, wajahnya masih basah oleh air mata, tubuhnya meringkuk dalam selimut.

Tadi malam dia menangis hingga kehabisan tenaga, memanggil-manggil nama Mama Siska dengan suara yang memilukan. Aku tidak sanggup melihatnya seperti itu, tapi aku juga tidak bisa tinggal diam. Aku harus menemukan Mama Siska, apa pun risikonya.

Aku mengambil kunci motor, mengenakan jaket, dan melangkah ke pintu. Di luar, Mas Bambang dan Supri sedang berada di ruangan mereka, sementara Mas Tejo duduk di kursi teras, berjaga dengan wajah tegang.

Mas Tejo langsung berdiri, “Mas Raka, mau ke mana? Biar saya antar,” kata Tejo saat melihatku bersiap.

“Gak usah, Mas. Saya per
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 223. Bermain di tepi pantai

    Lalu Tom kembali mencium bibirnya, Tangan Tom membuka celana Nayla sampai terlepas. Keduanya sama-sama sudah sangat bernafsu, sampai tidak memperdulikan sekitar. Mereka tidak peduli jika ada orang yang melihat, yang penting hasrat mereka terlampiaskan.Kini keduanya sudah tidak memakai apapun, angin yang terus berhembus dari pantai sudah tidak di perdulikan. Padahal saat itu menjelang malam, udara malam mulai berhembus tapi hasrat mereka tidak terkalahkan. Ketika Tom akan mengarahkan benda pusakanya pada bagian inti Nayla, Nayla langsung bangkit karena takut sakit lagi."Tunggu, Tom. Aku takut, pasti sakit lagi." Nayla menatap benda pusaka Tom yang sudah sangat keras dan besar.Tom menenangkan, memegang tangan Nayla lembut, "Kalau sudah pernah di coba, yang kedua kalinya gak akan sakit lagi, sayang. Percaya padaku kali ini pasti enak, bukankah kata kamu rasanya enak.""Iya, tapi..." Nayla masih merasa ragu.Tom mendekati Nayla, tangannya membelai wajahnya dan mencium tengkuknya yang m

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 222. Pengen lagi

    Setelah sarapan, mereka melanjutkan petualangan. Pertama, mereka mengunjungi Broken Beach, sebuah teluk kecil dengan lengkungan batu alami yang membingkai laut biru. Ombak menghantam dinding karst, menciptakan suara gemuruh yang dramatis. Ethan merekam panorama itu, sementara Nayla dan Tom berpose di tepi tebing, tangan mereka bertaut. Jack dan Liam mewawancarai seorang pria Bali setempat, I Made, yang bekerja sebagai pemandu wisata.“Halo, Bli, boleh kami wawancara sebentar?” tanya Liam, memegang mikrofon kecil.Made tersenyum ramah. “Boleh, apa yang mau ditanya?”“Ceritain dong tentang Broken Beach ini. Apa yang bikin tempat ini spesial?” tanya Jack.Made menjelaskan, “Broken Beach ini unik karena lengkungan batunya terbentuk alami oleh erosi laut selama ratusan tahun. Airnya jernih, tapi tidak bisa untuk berenang karena arusnya kuat. Banyak wisatawan datang buat foto, apalagi pas sunset.”Nayla menimpali, “Pasti keren banget ya, Bli, sunset di sini?”“Iya, pemandangannya bagus. Kal

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 221. Kembali mengeksplor

    Pagi itu, pukul lima pagi, udara terasa dingin mereka masih tidur berdua saling berpelukan dan sama-sama tidak berpakaian. Tom terbangun dengan hati-hati, berusaha tidak mengganggu Nayla yang masih terlelap dalam pelukannya.Ia melirik jam di ponselnya dan berbisik, “Sayang, aku harus balik ke kamar. Takutnya temen-temen udah bangun dan curiga.”Tapi ternyata Nayla terbangun, karena Tom melepaskan pelukannya. Nayla mengangguk mengantuk, matanya setengah terbuka. “Iya, sebaiknya kamu cepet kembali. Takutnya nanti mereka ngadu ke Mama sama Bang Raka,” katanya, tersenyum kecil.Tom mencium kening Nayla lembut. “Ya sudah, sampai nanti ya, sayang. Kamu tidur lagi aja.”“Iya, kamu juga. Aku nggak sabar pengen jalan-jalan lagi,” balas Nayla, suaranya penuh antusiasme meski masih ngantuk.Tom tersenyum, “Seharian ini kita eksplor semua tempat. Aku pergi ya.” Ia bangkit pelan, mengambil laptopnya, dan kembali ke kamar sebelah dengan langkah hati-hati.Nayla memeluk bantal, hatinya berbunga-bun

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 220. Erangan berujung nikmat

    Tubuh Nayla terus bergetar, kedua kakinya di pegang erat oleh Tom. Lidahnya semakin menembus belahan bagian inti Nayla, sampai cairannya kembali keluar. Tom melihat Nayla yang terlihat lemas tapi puas, Tom mencium bibirnya dan Tom merasa ini sudah cukup."Kamu siap, sayang?" tanya Tom dengan nada lembut.Nayla mengangguk, "Pelan-pelan ya!" kembali Nayla memperingatkan Tom, dia merasa ragu tapi pemasaran karena kini Nayla sudah sangat bergairah.Tom tersenyum puas, mulai melakukan ancang-ancang. "Tenang sayang,"Tom mulai mengarahkan benda pusakanya yang sebesar botol marjan itu, pada bagian inti Nayla. Warnanya lebih gelap, dari warna kulit Tom yang putih. Tom menggenggam benda pusakanya, dia gesek-gesekkan pada bagian luar inti Nayla. Bagian inti Nayla sudah becek karena sudah keluar dua kali. Agar Nayla tidak kaget, Tom memasukkan jari telunjuknya."Rapet banget sayang, baru masuk satu jari aja sudah sempit." Tom merasa senang, dia mendapatkan harta karun yang besar.Nayla kembali k

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 219. Melepaskan kesucian Nayla

    Tengah malam, Nayla terbangun karena haus. Setelah minum, ia melangkah kembali ke kamarnya dan melihat Tom dari depan jendela sedang duduk di depan, sibuk mengedit video di laptopnya. Cahaya bulan menerangi wajahnya, membuatnya tampak semakin tampan.“Tom, kamu belum tidur?” tanya Nayla, mendekat.Tom menoleh, tersenyum. “Eh, Nay. Iya, nih, nanggung. Kamu sendiri kenapa belum tidur?”“Aku sudah tidur, tapi kebangun karena haus. Kenapa nongkrong di luar? Jack, Liam, sama Ethan mana?” tanya Nayla, duduk di sampingnya.“Mereka di dalam, lagi ngedit foto. Aku di luar karena gerah. Kamu sebaiknya tidur lagi, besok kita eksplor pantai kelingking ini. Atau… mau aku temenin?” tanya Tom, matanya berbinar.Nayla tersenyum. “Boleh, deh. Tapi kamu juga harus tidur.”“Ini udah hampir beres, kok. Eh, aku boleh numpang ke kamar mandi nggak?” tanya Tom.“Boleh dong, ayo masuk,” jawab Nayla.Mereka masuk ke kamar Nayla, Tom membawa laptopnya. Nayla duduk di kasur, melihat hasil rekaman video di laptop

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 218. Cerita cinta Nayla

    Sementara itu di Nusa Penida, tepatnya di Kelingking Beach, Nayla, Tom, Jack, Liam, dan Ethan tengah menikmati keindahan alam yang memukau. Pantai Kelingking terkenal dengan tebing karstnya yang menjulang dramatis, membentuk siluet menyerupai tulang punggung dinosaurus yang menjorok ke laut. Pasir putihnya lembut bagaikan tepung, kontras dengan air laut biru toska yang berkilau di bawah sinar matahari. Ombak kecil menyapu pantai, menciptakan suara ritmis yang menenangkan, sementara angin sepoi-sepoi membawa aroma garam laut. Tebing hijau yang ditumbuhi vegetasi tropis menambah pesona, membuat tempat ini seperti lukisan alam yang hidup. Bule-bule dari berbagai negara berbaur dengan wisatawan lokal, beberapa berfoto di puncak tebing, sementara yang lain menikmati snorkeling atau sekadar berjemur.Nayla, yang semakin mahir sebagai konten kreator, sibuk merekam keindahan pantai bersama Tom, Jack, Liam, dan Ethan. Mereka menjelajahi setiap sudut, dari tangga curam menuju pantai hingga spot

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status