Chapter: Bab 76. Hampir kepergok "Ma, nanti kalau kamu tidak sibuk, aku ingin ajak kamu jalan!" kataku tiba-tiba, lebih hati-hati takut ada yang denger."Boleh saja, kamu mau ajak kemana?" tanyanya menatapku, lalu kembali mencuci piring."Ada tempat yang sangat bagus, nanti aku ajak kesana. sebenarnya besok libur tapi aku sudah ada janji sama teman kantor, sore nya Liana ngajak jalan juga." aku merasa tidak enak pada Mama Siska.Mama Siska telah selesai mencuci piringnya, dia mengelap tangannya dengan sapu tangan lalu tiba-tiba memegang tanganku."Kamu jangan khhwawir Raka, aku mengerti. Cukup melihatmu sehat dan tersenyum juga sudah cukup bagiku. lagipula kita setiap hari ketemu kan?"Belum sempat aku menjawab, tiba-tiba Nayla muncul dan posisi kita sedang saling berpegangan tangan. Sontak, Mama Siska langsung melepaskan tangannya. "Ma, aku minta cream pelembab ya?" katanya, Nayla buru-buru pergi.Aku rasa Nayla tadi melihat jika kita saling berpegangan tangan. Aku dan Mama Siska jadi ketakutan dan tegang, "Ma, aku
Last Updated: 2025-04-30
Chapter: Bab 75. Nafsu liar Selama perjalanan menuju rumah, hatiku merasa bahagia aku tidak sabar ingin segera bertemu dengan mereka. Akhirnya sampai di rumah, aku memarkirkan motorku. Aku masuk ke rumah, aroma masakan Mama Siska dari dapur langsung menyambut. Mama Siska sedang menata meja makan, rambut barunya yang sebahu membuatnya tampak berbeda. Tiara duduk di sofa, mengobrol dengan Nayla, wajahnya ceria.“Mas, pulang! Aku nunggu dari tadi, lho,” kata Tiara, berlari memelukku.Aku membalas pelukannya, memasang senyum terbaikku.“Oh ya, makasih ya. Laper, nih, Mama masak apa?” tanyaku, pura-pura santai.“Capcay, pepes ikan, lalapan sama sambel, Nak. Ayo, makan!” seru Mama Siska, tersenyum hangat."Dengernya aja udah laper, paling enak makan sambel." kataku buru-buru ke kamar segera mandi.Malam ini, makan malam terasa lebih berbeda mungkin karena suasana hatiku yang lagi seneng. Meski masalah dengan Tiara masih menggantung, kebahagiaan bertemu keluargaku memberi semangat baru. Aku bercanda dengan Nayla, yang
Last Updated: 2025-04-30
Chapter: Bab 74. Hasil tes DNA Perasaanku tidak menentu, aku berharap yang terbaik saja. Ternyata Claire sudah mengatur semuanya, dari hari-hari sebelumnya. Berkat teknologi yang canggih, hasil keakuratan DNA bisa di lakukan meskipun pamannya Claire berada di Paris.Aku memarkir motor di depan rumah, pikiranku masih penuh dengan kunjungan ke rumah sakit tadi sore bersama Claire. Formulir tes DNA yang kutandatangani terasa seperti langkah besar, tapi aku belum tahu apa artinya—apakah aku benar-benar terkait dengan paman Claire? Aku menghela napas, masuk ke rumah, dan aroma masakan Mama Siska langsung menyambut. Tapi yang membuatku terpana adalah penampilan Mama Siska. Rambutnya yang biasanya panjang kini dipotong sebahu, dengan poni lembut yang membingkai wajahnya. Dia mengenakan daster sederhana, tapi entah kenapa, dia terlihat lebih muda, lebih memikat.“Raka, kamu sudah pulang! Makan malam udah siap,” katanya, tersenyum, tidak menyadari aku memandangnya terpesona.Aku buru-buru mengalihkan pandangan saat Tiara mu
Last Updated: 2025-04-30
Chapter: Bab 73. Ajakan ke rumah sakit Pagi harinya, aku pergi ke kantor lebih awal seperti biasanya. Pagi ini Tiara juga katanya harus pagi-pagi sekali ke kantor, entahlah apa aku harus percaya atau tidak. Nayla sendiri agak siang ke kampusnya, dan berencana akan pergi ke salon bersama Mama Siska sebelum ke kampus.Aku duduk di meja kerjaku, menatap layar laptop, tapi pikiranku tidak di sana. Sikap Claire yang tiba-tiba berubah sejak kemarin membuatku gelisah. Dia yang biasanya hangat, sering tersenyum, dan suka mengajakku ngobrol santai, kini hanya bicara soal pekerjaan, menjaga jarak dengan tatapan yang sulit dibaca. Apakah aku melakukan sesuatu yang salah? Atau ada kaitannya dengan kejadian di apartemennya, saat aku tiba-tiba tertidur? Luka kecil di lenganku masih terasa samar, menambah kecurigaanku.Pagi itu, saat aku menyerahkan revisi storyboard ke Claire, dia hanya mengangguk singkat. “Thanks, Raka. I’ll review it,” katanya, suaranya datar, lalu kembali ke laptopnya.Tidak ada obrolan ringan, tidak ada senyum. Aku
Last Updated: 2025-04-30
Chapter: Bab 72. Claire yang berbeda Makan malam berlangsung dengan ceria berkat Nayla, yang tak henti bercerita tentang teman kampusnya yang salah kirim email ke dosen. Ada saja ceritanya, setiap hari tidak pernah absen. Aku tersenyum, menimpali secukupnya, tapi pikiranku sibuk: bukti perselingkuhan Tiara di folder tersembunyiku, rencana untuk membongkarnya di ulang tahunnya beberapa bulan lagi, dan pertanyaan tentang masa laluku yang mulai mengusik karena Claire. Mama Siska memperhatikanku, matanya penuh perhatian, tapi aku hanya mengangguk saat dia bertanya apakah aku baik-baik saja. Setelah makan, aku membantu mencuci piring, mencuri senyum kecil dari Mama Siska sebelum pamit ke kamar, berusaha menenangkan hati yang penuh rahasia.Pagi tiba, dan aku melaju ke kantor dengan semangat baru. Di ruang kerja, Claire sudah ada, duduk di meja meeting dengan laptop terbuka. Tapi ada yang berbeda—matanya, biasanya hangat dan penuh antusiasme, kini terlihat ragu, seperti menyimpan beban.“Morning, Raka. Ready for today’s revisi
Last Updated: 2025-04-29
Chapter: Bab 71. Strategi menghadapi perselingkuhan "Kalau misalnya tadi Nayla memergokiku, aku tidak tahu apa yang terjadi.." gumamku dalam hati.Aku menarik selimut, berharap besok mendapat kabar baik dan hidupku akan berubah.Pagi hari tiba, cahaya pagi menyelinap melalui celah jendela, tapi pikiranku penuh dengan rencana: Tiara harus membayar kebohongannya, dan aku akan memastikan itu terjadi dengan cara yang tidak akan dia lupakan. Foto dan video dari Alicia adalah senjata utamaku, tapi aku perlu strategi matang untuk membongkar perselingkuhannya di depan orang banyak—momen yang akan membuatnya merasakan malu yang sama seperti yang kurasakan.Aku mandi, lalu setelah itu mengenakan kemeja biru tua dan celana jeans, lalu bergabung dengan Mama Siska dan Nayla di meja makan. Mama Siska tersenyum lembut, tapi ada kekhawatiran di matanya karena aku belum bisa mengatakan masalahku padanya.“Raka, semangat, semoga kerjanya lancar hari ini, ya?” katanya, menyodorkan sepiring nasi goreng.“Iya, Ma. Makasih,” jawabku, berusaha tersenyum. Na
Last Updated: 2025-04-29
Chapter: Suasana semakin tegang Malam itu, aku duduk di dalam mobil Om Martin, jari-jariku bermain di ujung gaun yang kukenakan. Hawa dingin dari AC menyelimuti tubuhku, tapi pikiranku justru terasa panas, berputar-putar memikirkan semua yang telah terjadi hari ini."Kamu capek?" suara Om Martin terdengar lembut, membuyarkan lamunanku. Aku menoleh dan melihatnya tersenyum, tatapan matanya yang teduh membuat dadaku berdesir.Aku menggeleng pelan. "Nggak, aku cuma... banyak mikir aja."Dia mengangguk seakan mengerti. "Kalau ada yang ingin diceritakan, aku siap mendengar."Aku menghela napas, mencoba menyusun kata-kata. "Aku cuma merasa aneh. Rasanya... terlalu nyaman berada di dekat Om. Seperti ada sesuatu yang mengisi ruang kosong di hatiku. Tapi di sisi lain, aku takut kalau ini hanya perasaan sesaat."Om Martin terdiam sejenak sebelum menjawab, "Aku juga merasakannya, Laura. Aku tahu aku bukan ayahmu, dan aku tidak akan pernah bisa menggantikannya. Tapi kalau keberadaanku bisa membuatmu merasa lebih baik, aku berse
Last Updated: 2025-04-05
Chapter: Semakin rumit Laura menatap sosok di hadapannya dengan napas tertahan. Jantungnya berdebar kencang saat dia mencoba memahami apa yang baru saja terjadi. Orang itu berdiri di ambang pintu, matanya menatap Laura dengan campuran perasaan yang sulit dijelaskan."Kamu... kenapa bisa ada di sini?" suara Laura bergetar.Pria itu tersenyum kecil, langkahnya mendekat. "Aku selalu ada di sekitarmu, hanya saja kau tidak pernah menyadarinya."Reno yang berdiri di samping Laura menatap pria itu dengan sorot tajam. "Siapa dia, Laura?"Laura menggeleng, seakan mencoba mengusir kebingungan di kepalanya. "Aku... aku tidak tahu. Aku pernah mengenalnya, tapi aku tidak mengerti kenapa dia muncul sekarang."Pria itu tertawa kecil, suara rendahnya penuh misteri. "Laura, aku tidak muncul tiba-tiba. Aku datang karena waktunya sudah tepat. Ada sesuatu yang harus kamu ketahui."Ketegangan semakin meningkat. Reno maju selangkah, posisinya protektif di depan Laura. "Aku tidak peduli siapa kamu. Kalau niatmu buruk, sebaiknya p
Last Updated: 2025-04-04
Chapter: Malam yang menegangkan Malam itu, hujan turun deras, menciptakan suasana tegang di dalam ruangan yang dipenuhi oleh ketegangan yang menggantung. Laura menatap pria di depannya, napasnya tercekat saat kata-kata yang baru saja diucapkan pria itu menggema di kepalanya."Aku sudah tahu semuanya, Laura," kata pria itu dengan suara berat dan tajam.Jantung Laura berdebar kencang. "Maksudmu apa?" tanyanya, mencoba tetap tenang.Pria itu mengeluarkan sebuah amplop coklat dan meletakkannya di atas meja. Dengan tangan gemetar, Laura mengambilnya dan membuka isinya. Matanya melebar saat melihat foto-foto di dalamnya. Itu adalah foto dirinya bersama seseorang dari masa lalunya—seseorang yang seharusnya sudah tidak ada dalam hidupnya."Bagaimana kau mendapatkan ini?" suaranya bergetar, campuran antara marah dan ketakutan.Pria itu tersenyum tipis. "Aku punya sumberku sendiri. Dan aku yakin, kau tahu bahwa seseorang sedang mengincarmu."Laura menelan ludah. Dia tahu persis siapa yang dimaksud pria itu. Sosok yang seharus
Last Updated: 2025-04-03
Chapter: Konflik Memuncak dan Kejutan yang Tak TerdugaLaura merasa jantungnya berdetak kencang saat melihat seseorang dari masa lalunya muncul tiba-tiba di depan pintu apartemennya. Pria itu berdiri dengan wajah serius, seolah membawa kabar buruk yang akan mengubah segalanya. "Kita perlu bicara," katanya dengan nada mendesak.Sementara itu, di tempat lain, Arya dan Reza sedang mencoba menghubungi Laura setelah menyadari ada sesuatu yang aneh dengan pesan yang dikirimkannya sebelumnya. Liam yang biasanya ceria juga terlihat lebih serius. "Aku nggak suka firasat ini," gumamnya sambil menggenggam ponselnya erat.Di dalam apartemen, Laura menatap pria itu dengan perasaan campur aduk. "Kenapa kamu di sini? Aku pikir kita sudah selesai bertahun-tahun lalu," katanya dengan suara bergetar.Pria itu, yang ternyata adalah mantan kekasih Laura yang menghilang tanpa jejak, menghela napas panjang. "Aku tahu aku banyak salah, tapi aku kembali karena ada sesuatu yang harus kau tahu. Ini tentang keluargamu… tentang ayahmu."Kata-katanya langsung membuat
Last Updated: 2025-04-02
Chapter: BAYANGAN MASA LALUMalam semakin larut, tetapi suasana justru semakin tegang. Napasku memburu, pikiranku berputar cepat. Aku tidak pernah menyangka akan bertemu dengannya lagi—seseorang yang seharusnya sudah lama menghilang dari kehidupanku.Dia berdiri di sana, bersandar santai di pintu belakang ruangan ini, seakan kedatangannya adalah hal yang wajar. Senyumnya tipis, nyaris seperti ejekan.“Lama tidak bertemu, Laura,” suaranya tenang, tapi dingin.Aku menelan ludah. “Kenapa kau di sini?”Dia tidak langsung menjawab. Malah, dia melangkah maju dengan perlahan, membuat jantungku berdebar lebih kencang. Reno dan Arya sudah bersiap siaga di sampingku, siap melakukan apa pun jika keadaan memburuk.“Kau tahu, aku selalu tertarik melihat bagaimana kau berkembang setelah semua yang terjadi,” katanya sambil menatapku tajam. “Aku hanya ingin melihat sendiri apakah kau masih sekuat dulu… atau justru lebih lemah.”Aku mengepalkan tangan. “Aku tidak punya waktu untuk permainanmu.”Dia tertawa kecil. “Permainan? Ah,
Last Updated: 2025-04-01
Chapter: Konflik baru Malam itu, udara terasa lebih dingin dari biasanya. Langit hitam pekat tanpa bintang, seakan menyembunyikan sesuatu yang tak ingin terlihat. Di dalam ruangan yang remang, suasana penuh ketegangan.Laura menatap seseorang di depannya dengan napas memburu. Sosok itu tersenyum samar, tatapannya sulit ditebak."Kau pasti tak menyangka akan bertemu denganku di sini, bukan?" suara baritonnya terdengar begitu akrab, tapi ada sesuatu yang janggal di baliknya.Laura menelan ludah. "Kenapa kau ada di sini? Apa maumu?"Sosok itu hanya menghela napas, lalu berjalan mendekat dengan langkah perlahan. Setiap langkahnya bergema di ruangan yang sepi.Di saat bersamaan, di tempat lain, Reno berlari menerobos lorong sempit, mencoba mencari Laura. Ada firasat buruk yang mengusiknya sejak tadi. Jantungnya berdebar kencang, dan tanpa sadar, tangannya mengepal erat.Sementara itu, di dalam ruangan, Laura berusaha tetap tenang meskipun pikirannya berkecamuk. Sosok itu kini berdiri di hadapannya, menyodorkan
Last Updated: 2025-03-31