Beranda / Urban / Tergoda Pesona Ibu Mertua / Bab 84. Hati yang sepi

Share

Bab 84. Hati yang sepi

Penulis: Galaxybimasakti
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-04 17:04:33
Aku duduk di meja makan, aroma rendang buatan Mama Siska menggoda, tapi suasana malam ini terasa berat. Mama Siska, yang biasanya ceria dan penuh cerita, kini pendiam, hanya menunduk menyendok nasi. Matanya menghindari pandanganku, dan setiap gerakannya terasa dingin, seperti dinding tak terlihat yang memisahkan kami. Tiara dan Nayla, sebaliknya, ngobrol ceria, tertawa tentang drama Korea yang mereka tonton tadi siang.

“Bang, kamu harus lihat episode terbarunya, seru banget!” kata Nayla, matanya berbinar.

Aku tersenyum kecil, menimpali seadanya, tapi pikiranku hanya pada Mama Siska. Aku kembali teringat kejadian tadi, dia berlari di pasar dengan wajah datar, melihatku memeluk Alicia, terus menghantui pikiranku. Salah paham itu pasti menyakitinya, dan aku benci diriku karena tidak langsung mengejar. Aku ingin menjelaskan, dan mengatakan jika aku dan Alicia tidak ada hubungan apa-apa, tapi Tiara dan Nayla di meja membuatku terkurung dalam diam.

“Ma, rendangnya enak banget,” kataku, be
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 244. Rahasia Tiara terbongkar

    Benda itu melesat masuk begitu dalam, Tiara memang agak hiper juga jadi dia menikmatinya. Tiara masih belum tahu siapa pria yang sedang membobol gawangnya, tapi semakin benda itu bergerak cepat membuat Tiara mendesah. Pakaian Tiara mulai di buka satu persatu, hingga tubuh putih mulusnya kontras dengan warna kulit mereka. Ya.... Tiara masih belum sadar jika dia sedang dinikmati oleh dua orang pria sekaligus yaitu Pak Bambang dan Pak Jamal.Pak Jamal berada di posisi belakang Tiara, yang sedang menggoyang bagian intinya. Sementara Pak Bambang di depan, ia menikmati buah dadanya yang montok. "Rezeki nomplok nih, untung aja malam ini gua pengen ke rumah," ucap Pak Jamal, di sela-sela goyangannya.Suara Pak Jamal, membuat Tiara sadar dan membuka matanya. Ia terkejut, melihat Pak Bambang berada di depannya."Abang,..." nada suaranya terkejut, lalu menengok ke belakang. Pak Jamal menyeringai lebar, "Hi sayang," Seketika Tiara melepaskan diri, tapi Pak Jamal menahannya dengan kuat. Tenagan

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 243. Lila hilang dan Tiara dengan kerja pertamanya

    Tiba di Pianemo, mereka mendaki anak tangga kayu menuju viewpoint terkenal. Perjuangan mendaki di bawah matahari terik terbayar saat mereka sampai di puncak. Pemandangan Pianemo menakjubkan: gugusan pulau karst kecil di tengah laut biru turquoise, dikelilingi karang warna-warni yang terlihat jelas melalui air jernih. Langit cerah dengan awan tipis menambah keindahan.“Ini seperti surga!” seru Claire, memeluk Mike.Raka dan Siska berfoto berdua, bergandengan tangan dengan latar pemandangan laut. Nayla dan Tom berfoto bersama secara diam-diam, tapi Lila, yang tak ingin kalah, terus mencuri perhatian dengan pose dramatis.Mereka juga menikmati kuliner lokal di warung terapung dekat Pianemo, menyantap ikan kerapu bakar dengan sambal dabu-dabu dan kelapa muda segar. Tom dan teman-temannya terus merekam, mengunggah konten ke Instagram dan TikTok, membuat pengikut mereka iri dengan keindahan Raja Ampat. Paman George, meski ikut berfoto, tetap menjaga jarak dari Raka dan Siska, hanya berbinca

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 242. Menuju Raja Ampat

    “Bisa, Pak,” jawab Tiara, suaranya penuh semangat. “Saya siap kerja sekarang juga.”Pak Bima mengangguk. “Bagus. Marni, tolong panggil Susi, kasih tahu tugasnya ke Mbak Tara.”Marni memanggil Susi, pelayan senior berusia 40-an. Susi membawa Tiara ke ruang pelayan di lantai bawah, di mana ia diberi seragam: kemeja putih, rok hitam, dan celemek biru tua.Susi memperkenalkan Tiara pada 20 pelayan lain, pria dan wanita, yang bekerja di berbagai lantai. “Ini Tara, pelayan baru di penthouse,” kata Susi. Semua menyapa ramah, tapi Tiara hanya tersenyum tipis, fokus pada rencananya.Susi menjelaskan tugasnya yaitu menyapu, mengepel, membersihkan kamar, mengganti seprai, dan menyiapkan makanan jika diminta. Dan mungkin karena sekarang Mr Henri ada di sini, jadi akan pasti masak setiap hari.Tiara ditugaskan di penthouse, tempat keluarga Dupont tinggal. Hari itu juga, ia mulai bekerja, membersihkan ruang tamu besar dengan sofa kulit dan jendela kaca menghadap kota. Meski ia benci pekerjaan pelay

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 241. Diterima kerja

    Malam itu, saat Tiara sedang memainkan ponselnya, sebuah pesan masuk dari nomor tak dikenal:[Mbak Tara, selamat, Anda diterima kerja di apartemen Dupont. Besok pukul 09.00 datang dengan pakaian rapi untuk bertemu Pak Bima.]Tiara tersenyum lebar, hatinya melonjak kegirangan. Rencananya untuk menyelinap ke kehidupan keluarga Dupont akhirnya membuahkan hasil. Ia memutuskan untuk mengurus pengunduran diri dari kafe nanti, karena pekerjaan di sana sudah lama membuatnya tidak betah gaji kecil dan pelanggan yang sering menyebalkan.Setelah membersihkan makeup penyamarannya dengan micellar water dan tisu basah, ia memeriksa rambut palsu dan kacamatanya, lalu tidur dengan pikiran penuh rencana.Pagi hari, pukul 06:30, Tiara terbangun oleh ketukan keras di pintu kosannya. Ia membuka pintu dengan wajah mengantuk, mendapati Ibu Wulan, pemilik kosan, berdiri dengan tangan di pinggang.“Tiara, mana uang kosan? Katanya mau bayar kemarin! Dari kemarin aku ke sini, kamu nggak ada!” bentak Ibu Wulan,

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 240. Gairah di rumah kosong

    Tiara menelan ludah, melihat ukurannya yang cukup besar. Tiara merasa ragu untuk membukanya, tapi Pak Bambang mengangguk tersenyum agar segera membukanya.Secara perlahan, Tiara membukanya hingga menyembulah benda pusakanya pada wajah Tiara yang membuatnya terkejut.Pak Bambang tersenyum puas, "Aku sayang buka mulutmu, nikmati punya Abang."Tiara mulai menggenggam benda pusakanya, ukurannya sama seperti punya Raka tapi yang ini ada tiga tasbih di batangnya dan banyak urat. Tiara mulai membuka mulutnya, ukurannya yang besar jadi hanya bisa masuk sebagian saja. Karena Pak Bambang sudah sangat bernafsu, ia menekan kepalanya sampai benda pusakanya melesat masuk dalam sampai ke kerongkongannya."Uuoookkk," Tiara mulai muntah tapi Pak Bambang menahannya, hingga air liurnya menetes di lantai."Ayo sayang, buka mulutmu lebar-lebar! Ayo terus telan makin dalam, nikmati sayang, kamu suka kan?" tangan Pak Bambang menekannya cukup lama, hingga mengeluarkannya dan Tiara bisa bernafas lega."Pelan

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 239. Menaklukan Pak Bambang

    Tiara sudah sibuk mempersiapkan diri untuk pertemuan penting dengan Pak Bambang sore nanti. Ia memutuskan untuk tidak menghapus makeup penyamarannya agar tak membuang waktu untuk berdandan ulang. Ia juga memeriksa rambut palsunya, memastikan jepitannya kuat agar tidak lepas, dan menyemprotkan setting spray pada wajahnya untuk menjaga makeup tahan lama. Tiara ingin penyamarannya tetap sempurna, tanpa celah yang bisa membongkar identitas aslinya sebagai mantan istri Raka.Untuk pertemuan dengan Pak Bambang, Tiara sengaja memilih pakaian yang lebih mencolok namun tetap sesuai dengan image “Tara Wijaya”, gadis polos yang sedikit genit. Ia memilih dress bodycon berwarna navy dengan potongan ketat yang menonjolkan lekuk tubuhnya, namun panjangnya sampai lutut agar tidak terlalu vulgar. Dress itu memiliki detail renda di bagian dada, menambah kesan seksi tapi elegan. Ia memadukannya dengan high heels hitam setinggi 5 cm untuk menonjolkan postur tubuhnya, dan jaket tipis abu-abu untuk menyeim

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status