Share

Pertimbangan

Penulis: Ayu Duwiani
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-26 00:35:41

Polisi tidak memberikan waktu lagi, pembicaraan mereka hanya sampai di situ saja. Rachel tidak tahu harus berbuat apa lagi sejak itu. Ayah yang korupsi dan harus di penjara selama sepuluh tahun lamanya. Dan meninggalkan hutang sehingga membuat Rachel bekerja keras. Impiannya untuk bekerja di perusahaan terbaik setelah lulus kuliah menjadi pupus. Karena tuntutan hutang tiap bulan yang harus di bayar, dan lamaran pekerjaan belum juga di terima dari berbagai perusahaan, membuatnya harus bekerja seadanya. Tapi penghasilan pas-pasan untuk kebutuhan bahkan kurang.

“Sayang, aku sangat mencintaimu. Dan sudah beberapa bulan kamu menderita hidup sendiri dan serba kekurangan sejak ayah di penjara. Apa kamu mau kita menikah saja? Aku sekarang sudah siap,” ungkap Radit.

“Apa dengan kita menikah, bisa menyelesaikan masalah?”

“Aku ingin menikah dengan kamu karena ibadah. Karena tidak ingin juga melihat kamu hidup sendiri di rumah. Jika sudah bersama aku, setidaknya hidup kamu terjamin dan tidak sudah payah lagi kerja di luar. Biarkan aku yang kerja. Masalah hutang kamu, nanti biar aku lunaskan.”

“Tapi apa mama papa kamu setuju dengan hubungan kita, Dit? Soalnya selama ini kamu belum pernah bawa aku untuk kenalkan ke mereka.”

“Tenang saja kalau soal itu, besok kita ke sana. Aku langsung minta dengan mama papa restunya.”

“Tapi?”

“Tidak usah tapi, percayalah. Semua pasti akan baik-baik saja. Masalah hutang juga jangan kamu pikirin.”

“Baiklah, tapi sebelum kita ketemu mama papa kamu, aku minta tolong kita besuk ayah dulu di penjara. Kamu tidak keberatan kan?”

“Tentu tidak, bahkan itu yang harus aku lakukan. Aku harus ketemu ayah kamu untuk minta restu kita menikah.”

“Oke. Kalau begitu besok kita ke kantor polisi ya?”

“Iya, nanti aku jemput kita bareng ke sana.”

Setelah beberapa bulan ayah di penjara, tidak membuat Rachel melupakan selalu membuat makanan kesukaan ayah dan membawakan setiap membesuknya. Hari itu karena sudah janji dengan Radit, Rachel langsung menyiapkan makanan kesukaan ayah sekaligus untuk meminta restu.

“Bagaimana kabar Ayah?”

“Alhamdulillah, kabar Ayah baik kok. Kamu sendiri bagaimana?”

“Baik, Yah.”

“Oh iya, tumben datang dengan Radit?”

“Em, Yah. Langsung saja ya, sebenarnya di sini aku ingin menyampaikan niat baik aku. Jika Ayah mengizinkan, aku dan Rachel ingin menikah. Aku kemari ingin minta restu dari Ayah. Apakah Ayah mengizinkan?”

Ayah sedikit kaget tapi lega dengan kabar dan niat yang di lontarkan Radit. Karena dengan begitu, ayah di penjara dengan tenang sudah ada yang menjaga Rachel anaknya.

“Tentu.”

“Maksudnya, Yah?”

“Tentu sangat Ayah restu kan hubungan dan pernikahan kalian berdua. Dengan begitu Ayah bisa lega karena anak Ayah ada yang jaga selama Ayah di penjara.”

“Yang benar, Yah? Alhamdulillah. Kalau begitu nanti secepatnya juga aku akan persiapkan semuanya.”

“Tapi memangnya orangtua kamu sudah setuju dengan niat kalian ini?” tanya Ayah meyakinkan.

“Belum tahu, Yah. Kemarin ingin minta restu dulu dengan orangtuaku. Tapi, Rachel minta ketemu ayah dulu untuk minta restu.”

“Kalau mereka tidak setuju bagaimana? Kan kamu tahu sendiri kalau ayah seorang koruptor. Nanti orangtua kamu tidak merestui bagaimana?”

“Aku yakin, pasti mereka merestui hubungan kami kok, Yah. Karena bagaimana pun aku akan tetap mencintai putri Ayah ini.”

Rachel melepaskan senyum di bibirnya, karena bahagia mendengar Radit yang begitu mencintainya.

“Baiklah, Ayah doakan semoga hubungan kalian bahagia sampai kakek nenek ya? Ayah tidak bisa memberikan banyak hal. Ayah hanya bisa minta tolong jaga anak Ayah.”

“Baik, Yah. Aku pasti akan jaga Rachel.”

Menjadi tahanan bukan hal yang Ayah inginkan. Tapi karena kecerobohan dan butuh uang membuatnya harus lakukan hal tersebut. Menyesal pun sudah tidak ada gunanya, tapi yang sangat dia sayangkan adalah meninggal kan anak satu-satunya hidup sendiri di luar tanpanya lagi. Maka dari itu, Ayah mengizinkan Radit untuk menjaga Rachel.

“Ma, Pa, kenalkan ini Rachel pacarku. Kita sudah lumayan lama menjalin hubungan tapi baru kali ini aku berani bawa Rachel kemari.”

“Hai, Om, Tante!” Rachel meraih tangan kedua orang tua Radit. Dan di sambut hangat dan senyuman.

“Cantik,” ujar mama. “Kelihatan anak yang baik dan sopan. Kamu tidak salah pilih dia, Dit,” sambungnya. Lalu papanya juga hanya menyambut dengan senyum hangat.

“Terima kasih, Ma. Oh iya, sekalian saja mumpung Mama Papa di sini aku ingin katakan sesuatu sama kalian sekaligus minta restu sama Mama Papa untuk mengizinkan kami menikah.”

“Tunggu? Menikah? Apa kamu sudah yakin, Dit?” tanya Mama.

“Iya, Radit. Keputusan menikah bukan perkara hal yang mudah. Kamu harus cukup siap untuk menjalani rumah tangga nanti. Dan yang terpenting calon kamu juga berasal dari keluarga baik-baik. Bibit bebet bobot itu sangat perlu. Papa tidak mau sembarangan dalam memilih menantu,” jelas Papa sedikit membuat Rachel semakin tegang dan keringat dingin. Jika kedua orang tua Radit mengetahui latar belakangnya, mungkin dia akan di tolak mentah-mentah. Rasa kaku dan ingin segera pulang, Rachel tidak yakin hal itu akan berhasil dia lalui. Namun kenyataannya dia duduk diam di sofa sudah tidak dapat berkutik lagi. Apa pun jawaban dan pendapat mereka nanti harus dia terima walau pun menyakitkan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Terikat Perjanjian   Gagal

    “Sebenarnya ini kesempatan aku untuk melukai mas Joe. Tapi tidak mungkin aku ke sana bawa anak ini. Lalu jika aku tertangkap, dan aku masuk penjara, siapa yang akan urus anak ini?” Bella terus bicara dengan diri sendiri di dalam kamar sembari menenangkan anaknya yang sedikit rewel.“Ada apa, Bel? Kenapa dengan anak kamu. Kok sejak tadi rewel saja?” Ucap mama dari luar kamar.“Tidak apa-apa kok, Ma. Mungkin dia sedikit kangen dengan Ayahnya saja. Ini lagi tenang kan, sebentar lagi juga tidur.” Sahut Bella beralasan.“Ssttttttt...!!!” Bella berusaha mendiam kan anaknya dengan telunjuk jarinya. Mama pun sudah tidak bertanya-tanya lagi.

  • Terikat Perjanjian   Ternyata Mandul

    “Tidak mungkin aku katakan itu sekarang pada Joe. Apa lagi sekarang dia lagi sekarat di rumah sakit. Tapi kasihan, dia juga menjadi korban perselingkuhan. Memang benar-benar kurang ajar Bella. Tidak tahu diri!” Rachel menggerutu sendiri dalam kamarnya. Sembari menunggu kabar selanjutnya tentang keadaan Joe sekarang.“Nanti ada saatnya, pasti akan aku katakan kebenarannya. Aku tidak peduli lagi dengan mas Radit. Tapi di sisi lain, Joe juga harus tahu semua suatu saat nanti,” gumamnya lagi.*** Keadaan di rumah sakit mama, papa dan juga Bella sedang berlari cepat untuk segera menuju ruangan di mana Joe di rawat. Sesampainya di ruang rawat kondisi sangat mengejutkan. Joe yang sudah t

  • Terikat Perjanjian   Bau Perselingkuhan

    “Non Rachel, non tidak apa-apa kan?” Bibi menempelkan kupingnya dan memastikan keadaan Rachel yang menangis terisak-isak di dalam kamarnya. Tidak sengaja bibi melewati kamar Rachel dengan suara tangisan. Ketika di tanya bibi, tak sepatah kata pun di ucapkan Rachel. Bibi terus bertanya untuk memastikan keadaan Rachel.“Kenapa, Bi?” Tiba-tiba Radit di belakang mengejutkan bibi yang sedari tadi kuping dan pipinya menempel pintu kamar.“Ini Den, dari tadi Non Rachel menangis gak berhenti. Bibi takut dia kenapa-kenapa, dan pintu terkunci.”“Coba biar aku yang tanya, Bi.” Radit mengganti kan posisi bibi berdiri di depan pintu lalu bertanya dengan Rachel. Memang benar, suara tangisan tak henti-hentinya di dalam. Terdengar seperti sangat pilu yang sedang di alami.“Jangan-jangan Non Rachel ingin melahirkan, Den?” tanya Bibi lagi.“Kalau memang dia ingin melahirkan, tidak mungkin dia ha

  • Terikat Perjanjian   Apa Peduliku?

    “Apa peduliku, kenapa juga aku masih memikirkan tentang parfum itu. Kalau memang Mas Radit selingkuh, ya biarkan saja. Toh dia juga tidak peduli dengan aku.” Rachel berusaha menguatkan kembali dirinya sendiri ketika mengingat hal tersebut. Namun dia seperti orang linglung dan kebingungan. Terkadang dia merasa curiga, bahkan bisa saja tidak peduli sama sekali.“Tapi kenapa aku hati aku merasa cemburu ya? Padahal semua itu juga percuma aku pikirkan. Ah, entah lah.” Rachel menghempaskan tubuhnya di tempat tidur.“Nak, kamu yang sabar ya sayang. Kamu harus tetap bertahan. Sebenarnya ibu sudah tidak tahan tinggal di sini. Tapi ibu tidak punya uang untuk biaya melahirkan kamu nanti. Semua ini demi kamu sayang. Seperti apa pun nanti kamu, ibu akan selalu menyayangi kamu. Biarkan saja Ayah dan kakek nenekmu tidak mengakui kamu, tapi ada ibu yang akan selalu ada untuk kamu sayang.” Tidak terasa air mata Rachel menetes bergulir membasahi pipi

  • Terikat Perjanjian   Bau Aroma Parfum Menyengat

    Usia kandungan Rachel kini sudah memasuki delapan bulan. Artinya, hanya menunggu waktu satu bulan lagi dia akan segera melahirkan. Karena semua orang akan mengusirnya ketika nanti sudah melahirkan, tidak membuat Rachel sedih. Bahkan waktu itu lah yang dia tunggu-tunggu untuk segera keluar dari rumah yang seperti neraka.“Bau parfum siapa ini?”Tidak seperti biasa, kali ini Rachel ingin mencuci baju kerja Radit yang kotor di bak baju kotor. Namun dia menemukan keganjalan dengan mencium bau-bauan parfum yang berbeda atau memang dia tidak pernah beli sama sekali. Wangi ciri khasnya seperti parfum wanita.“Ini seperti parfum wanita,” lagi-lagi Rachel terus mencium bau wangi itu. Tiba-tiba dia teringat akan sesuatu.“Bukannya wangi aroma ini pernah aku cium di dalam rumah ini, tapi apa mungkin Mas Radit punya wangi parfum ini ya? Coba aku cek dulu deh.”Karena penasaran, Rachel mencoba untuk mencari kebenaran bau itu.

  • Terikat Perjanjian   Mendekam di Balik Kamar

    Hari terus berlalu, dan bulan berganti bulan. Meski sudah ada pembantu baru di rumah, tidak membuat Rachel untuk bermalas-malasan. Dia ingat akan pesan ibunya semasa masih hidup dulu. Bahwa ketika nanti di rumah mertua, kaya atau pun miskin, dia tidak boleh berleha-leha. Karena bagaimana pun, wanita adalah kunci keharmonisan rumah tangga. Jika menjadi istri atau pun menantu harus tetap rajin agar tidak di nilai pemalas. Lagi pula karena kehamilan Rachel sudah masuk tujuh bulan, dia harus banyak bergerak agar membantu mudahnya persalinan nanti. Tapi, semenjak kehamilan Rachel. Tak seorang pun yang peduli pada kandungannya. Sehingga dia tidak pernah periksa keadaan kandungannya. Meski pernah mencuri waktu untuk keluar, namun dia tidak di perbolehkan. Alasan mertuanya adalah, tidak mau sampai kalau para tetangga Rachel sedang hamil.Jadi, kegiatan Rachel hanya berdiam diri di rumah dan sesekali membantu pekerjaan pembantunya.“Non Rachel, ini Bibi buatkan jus untuk

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status