Kelopak mata Jenna bergerak-gerak pelan. Menarik kesadaran mulai memenuhi dirinya.
“Singapore?”
“...”
Suara kuat itu menyelinap di antara kabut kantuk yang masih berusaha menyelubungi kesadarannya. Singapore? Sepertinya kata itu tidak terlalu asing untuk Jenna. Hingga kemudian ia tersentak sepenuhnya dan kelopak matanya terbuka sempurna.
Singapore?
Bukankah Daniel sedang pergi ke sana untuk mencari Liora.
Apakah Jerome sudah menemukan keberadaan Daniel?
“Kau tak punya batasan untuk menggunakan segala sumberdaya demi menemukan mereka, Max. Jangan menggunakan alasan tak bertanggung jawab yang menahanmu membawa mereka padaku.”
Jenna menggerakkan kepala, mencari asal suara. Sepertinya anak buah Jerome belum berhasil menemukan Daniel.
“LA?”
“...”
“Tinggalkan beberapa orang di sana untuk berjaga dan suruh yang lainnya ke LA. Kau harus mendapatkan s
“Aku tak butuh kabar buruk,” sentak Jerome siang itu ketika ponsel di meja bergetar dan ia langsung menjawabnya.“...”Jenna yang duduk di kepala ranjang tersentak pelan. Geraman Jerome memberitahu Jenna bahwa kabar buruk itu sudah dikatakan meski pria itu tidak membutuhkan. Sepertinya ini tentang Liora dan Daniel, yang tak kunjung ditemukan meski anak buah pria itu pergi ke LA.Satu-satuny keuntungan yang bisa Jenna manfaatkan dengan keberadaan Jerome di ruangan ini. Ia bisa memantau perkembangan pencarian Daniel dan Liora.Braakkkk ...Ponsel di telinga Jerome melayang ke meja kaca. Pecahan kaca berhambur di lantai, Jenna membekap mulut menahan jeritan kagetnya.“Kau senang, bukan?”Jenna menelan gumpalan ludahnya yang terasa berhenti di tenggorokan, lalu mengangkat wajahnya pada Jerome yang kini melangkah ke dekat ranjang. Dengan kegelapan yang melapisi setiap gurat di wajah pria itu.&ldq
Ketika mobil Jerome berhenti di halaman depan rumah pria itu yang luas, Jenna menatap kemegahan rumah besar tersebut dengan pandangan kosong. Akhirnya, dia kembali lagi ke rumah ini. Ke sangkar emasnya.“Turunlah,” perintah Jerome melihat Jenna yang hanya melamun setelah ia membukakan pintu mobil untuk wanita itu.Sejenak Jenna menatap tangan Jerome yang terulur sebelum menerimanya dan turun dari mobil. Ketika ia sudah berdiri dengan kedua kakinya, pria itu menarik pinggangnya hingga menempel di dada“Home sweet home,” gumam Jerome dalam bisikan berat di depan wajah Jenna. “Selamat kembali ke rumah kita, istriku.”Jenna merasakan desiran familiar setiap napas Jerome menerpa wajahnya. Posisi pria itu sangat dekat, nyaris tak berjarak. Membuat napasnya terhenti karena menahan degupan yang bertalu di dadanya. Sial, sudah cukup seluruh harga dirinya diinjak oleh Jerome. Jika Jerome tahu reaksi tubuhnya yang berada di luar k
Jenna menatap baju renang dengan tujuh warna pelangi di lemari yang disiapkan oleh Jerome dengan pandangan jijik. Semua modelnya tak lebih dari pakaian dalam. Dengan lubang di mana-mana seperti pakaian yang dibuat dari kain sisa. Meskipun begitu, Jenna tetap mengambil salah satu di bagian depan yang bisa dicapai tangannya. Rasanya semua pakaian itu sama saja. Kemudian ia membawanya masuk ke kamar mandi dan bergegas mengganti pakaiannya dengan kain tersebut.Sejenak, ia menyempatkan menatap tubuhnya di depan cermin wastafel dengan malu sebelum keluar. Kain itu begitu menempel di tubuhnya seperti kulit kedua. Membuat belahan dadanya terlihat begitu jelas, belum dengan tiga lubang di samping tubuhnya yang nyaris memamerkan kulit telanjang perutnya, juga tubuh bagian bawahnya dan seluruh kulit pahanya. Menghela napas panjang dengan penampilannya, Jenna mengambil jubah mandi untuk menutupi tubuhnya. Ia tak mungkin turun dengan pakaian seperti ini di hadapan para pelayan, kan.
“Kau membatalkan pertemuan penting hanya untuk mengurusi urusan semacam ini? Kau benar-benar telah berubah, Jerome.”“Aku tak butuh komentarmu, Monica.” Jerome bangkit berdiri sambil menyarungkan kembali pistolnya. Kemudian pria itu menangkap dan menarik lengan Jenna bangun dari simpuhan. Menjauhkan wanitanya dari tubuh pria sialan itu. “Singkiran dia,” pintahnya pada anak buahnya. Yang bergegas mengangkat tubuh tak berdaya itu menyingkir dari pandangannya dalam hitungan detik.“Hapus air matamu, Jenna. Jangan terlihat menyedihkan hanya karena pria lain yang bukan suamimu. Aku terlalu pecemburu, termasuk jika harus membagi perhatianmu dengan siapa pun itu,” sergahnya pada Jenna yang masih terisak pelan dengan tubuh tangan bergetar.Jenna menghapus air matanya dengan punggung tangan, seolah kembali bernapas karena Jerome tidak jadi memecahkan kepala Mike. Dan meskipun ia tak yakin Mike sudah mati apa belum.&
Terlalu banyak sentuhan yang diberikan oleh Jerome, terlalu banyak pula kenikmatan yang tak pernah mampu Jenna tampung. Sekuat apa pun kepalanya berkutat untuk menolak, pada akhirnya tubuhnya selalu pasrah dalam kenikmatan yang Jerome hadiahkan. Tubuhnya merespon pria itu dengan sangat sensitif. Membawanya dalam pusaran gairah yang belum pernah ia selami sekaligus terasa begitu familiar.Ya, hanya Jerome lah satu-satunya pria yang mengenalkannya akan kenikmatan yang membuatnya seperti melayang. Merasakan detik puncak kenikmatan yang terasa begitu panjang. Yang membuatnya sudah tak bisa berkata-kata lagi akan kenikmatan yang ia rasakan.Jerome membuatnya kelelahan, menguras habis tenaganya tetapi di saat yang bersamaan pria itu selalu berhasil memuaskannya. Setelah pria itu berhenti menggerakkan tubuh Jenna dan keduanya mencapai puncak bersamaan, kepala Jenna terkulai di pundak Jerome. Dadanya dan dada Jerome yang menempel naik turun oleh napas mereka yang terengah.
Siang itu, saat pelayan memberitahu bahwa pelatih renangnya sudah datang. Jenna tak langsung beranjak dari tempat duduknya meskipun majalah di pangkuannya pun tak juga menarik. Setelah beberapa saat, ia baru pergi ke ruang ganti untuk mengganti pakaiannya dengan pakaian renang. Dan ia sudah mengambil salah satu pakaian kurang bahan itu secara sembarangan ketika tiba-tiba ide itu muncul begitu saja. Jenna memilah-milah di antara helaian tersebut dan memutuskan memakai bikini. Yang jelas hanya menutupi dada dan pangkal pahanya.Berusaha terlihat setenang mungkin saat menggantinya di depan cermin, mengabaikan CCTV yang ada di sudut kamar mandi. Ia tahu Jerome mungkin saja mengawasinya, atau pria itu sedang sibuk rapat. Jenna tak terlalu peduli apa yang sedang pria itu lakukan, tapi ia tahu pria itu pasti akan melihat rekamannya. Sekarang ataupun nanti.Saat Jenna turun ke lantai satu, pelayan yang berpapasan dengannya membelalak terkejut dan langsung menundukkan pandangan
“Tidak ada.” Jerome menggelengkan kepala, tatapan matanya terlihat geli dengan kepucatan di wajah Jenna. “Aku sendiri tidak tahu apa yang Liora lakukan hingga kau rela menukar hidupmu yang sederhana dan penuh ketenangan dengan kekacauan yang dibuatnya di sini.”Jenna pun dibuat bertanya-tanya. Kenapa kakaknya meminta maaf tentang Juna.“Tapi ...” Jerome sengaja mengulur kalimatnya. “Aku curiga itu ada hubungannya dengan mantan kekasihmu itu.”Jenna mulai menyusun ingatannya. Kehidupannya yang penuh ketenangan, Liora datang meminta tolong, patah hatinya ketika melihat Juna berselingkuh, dan semua itu mengantarnya ke dalam jeratan Jerome. Mengikat lehernya pada pernikahan mereka.Atau ...‘Apakah Juna tak benar-benar mengkhianati hubungan mereka?’‘Apakah semua ini hanya rekayasa Liora yang mendorong dirinya untuk memenuhi permohonannya?’Pertanyaan yang tiba-tiba m
Jenna membanting jubah handuknya ke keranjang pakaian kotor. Bibirnya menggerutu tak jelas sambil berjalan ke bawah shower. Menyalakan shower dan langsung mengguyur tubuhnya dengan air dingin. Berharap air dingin itu bisa meredakan panas mendidik di otaknya.Merasa sangat kesal dengan emosi yang begitu berapi-api memenuhi dadanya. Yang secara terang-terangan berselingkuh di depan matanya. Pria itu melarangnya berpakaian seksi di depan pria lain, tetapi bisa seenaknya menikmati wanita seksi mana pun. Sungguh keterlaluan.Kemudian Jenna menyadari kekesalannya yang terlalu berlebihan. Memukul ringan kepalanya, mengingatkan diri tak seharusnya merasa sekesal ini jika Jerome melirik wanita lain. Bukankah itu artinya bagus, Jerome tidak lagi perlu peduli padanya. Jerome bisa membuatnya terbebas jika perhatian pria itu dialihkan oleh wanita lain.Hanya saja, apakah pria itu akan membuangnya setelah mendapatkan pengganti tubuhnya? Lagi-lagi bayangan ketika Jerome membua