Jangan lupa baca cerita baru author, yaPeringatan : KHUSUS 21+ Di bawah umur sebaiknya melipir. Mengandung adegan dewasa dan kekerasan, TETAPI yang berharap menemukan adegan ena-ena dan eksplisit sebaiknya menjauh sebelum harapan kalian runtuh. Blurb : Anne Lucas, dengan kecantikannya yang begitu memesona berhasil menarik perhatian seorang Luciani Enzio. Supermiliader, filantropis, aktivis dan tak lupa predikat bujangan paling diagungkan di lingkungan sosial atas. Segala macam pujian dipersembahkan oleh semua orang untuk pria itu. Tetapi Anne tak pernah terkecoh dengan semua topeng pria itu yang digunakan untuk menjilat kedua orang tuanya demi restu mereka untuk menikahkan Anne dengan Luciano. Ia tahu, di balik kesempurnaan Luciano. Pria itu tak lebih dari pria tua mesum yang berengsek. Segala cara ia lakukan untuk merobek topeng dan menunjukkan pada dunia wajah Luciano yang sebenarnya. Termasuk menghancurkan tubuhnya yang berhasil menarik pria itu. Tetapi, semua rencananya ta
Suara ketukan pintu yang keras membangunkan Jenna dari tidurnya yang baru saja terlelap. Jenna memaksa matanya terbuka. Menyalakan lampu nakas dan turun dari tempat tidur. Dalam perjalanannya menuju ruang tamu, ketukan keras itu berubah menjadi gedoran penuh ketidaksabaran.“Siapa?” tanya Jenna dari dalam sebelum memutar kunci.“Aku.”Jenna mengenali suara familiar tersebut dan langsung membuka pintu. Ia terkejut menemukan kakak kembarnya muncul di depan pintu, di tengah malam seperti ini.“Liora?” Jenna melihat tas bepergian kecil di tangan kanan wanita itu serta wajah kosong Liora. “Ada apa?”Liora tak menjawab, wanita itu langsung memeluk Jenna. Ada kelegaan dan harapan yang tersirat di wajahnya yang tidak disadari oleh Jenna.“Masuklah.” Jenna mengambil tas di tangan Liora dan membawa wanita itu masuk. “Kau ingin minum?”Liora menggeleng. “Aku i
“Tidaaakkkk!!!”Jenna tersentak kaget mendengar suara jeritan dari samping tubuhnya yang begitu memekakkan telinga. Ia bangun terduduk dengan keras, melihat Liora yang sudah duduk dengan wajah horor dan basah oleh keringat. Juga berlinang air mata. Melihat itu, Jenna dengan sigap memeluk sang kakak. Mengelus kepala Liora dengan lembut berusaha menenangkan gemetar yang menyerang tubuh itu.“Sshhhh ... semua baik-baik saja, Liora.”Liora semakin terisak, kepalanya bergerak ke kanan dan kek kiri dengan kalut. “Dia tahu, Jenna. Dia tahu aku mengkhianatinya. Dia menyuruh orang-orang itu memerkosaku sebelum membunuhku. Aku sangat takut.”Mata Jenna terpejam. Mulai bertanya-tanya apakah Jerome memang seburuk itu? Hingga membuat seseorang mengalami mimpi buruk seperti ini. “Shh, Aku di sini. Itu hanya mimpi.”Liora menarik dirinya. Air matanya yang bercucuran tak bisa berhenti. Kedua tangannya memegang pundak
Liora memeluk Jenna, raut penuh penyesalan memenuhi wajahnya. “Kau tak pantas menangisi pria itu seperti ini, Jenna,” bisik Liora. Mengurai pelukannya lalu menghapus air mata Jenna.“Dua tahun kami bersama,” gumam Jenna pelan. Dan semua berakhir begitu saja.“Aku tahu. Tapi kau harus menguatkan diri.”Jenna memejamkan mata, menghentikan tangis yang masih menggelitik ingin menghambur keluar. Namun, bayangan Juna dan wanita itu yang telanjang bersama di atas tempat tidur malah semakin jelas di benaknya. Keduanya yang saling mencumbu, saling menyentuh dengan penuh hasrat. Jenna menggigit bibir bagian dalamnya dan membuka mata. Kali ini tak ada tatapan luka tersirat di bola mata hitam itu, digantikan tatapan penuh tekad yang kuat. “Aku akan membantumu.”“Hah?” Liora melongo.“Aku akan menggantikan tempatmu.” Ya, dengan luka yang masih menganga basah di dadanya. Jenna butuh waktu se
“Bangun ... Sayang.”Kelopak mata Jenna bergerak pelan, sementara kesadaran perlahan memenuhi raganya. Satu kecupan yang mendarat di kening seketika menyentakkan Jenna dari kesadaran. Tubuhnya melompat kaget, menatap pria asing di sampingnya. Ingatan Jenna segera mengambil alih keterkejutannya. Liora, penerbangan, Jerome.“Apa aku mengagetkanmu?” Jerome mengulurkan tangan menyelipkan rambut Jenna ke balik telinga.“Sedikit.” Jenna mengusap wajahnya dan mendesah pelan. Ia tertidur di pundak Jerome.“Kita sudah sampai. Apa kauingin menunggu sejenak untuk menghilangkan pusingmu?”Jenna menatap keluar mobil. Mobil memasuki sebuah halaman gedung yang luas. Di kanan kiri jalan masuk gedung ada taman bunga. Menuju sebuah air mancur tinggi tepat di depan pintu utama gedung.Luxury ApartmentJenna membaca monumen kecil di tengah air mancur. Ah, ya. Ini apartemen tempat Liora tinggal. 280
Esok harinya, Jenna berdiri tercengang menatap gaun pengantin yang terpajang di manekin di hadapannya. Gaun itu dari bahan satin, terkesan lembut dan berkilau. Jatuh ke lantai dengan sangat anggun. Hanya saja, yang begitu menarik perhatian Jenna adalah model bagian atasnya, yang ia yakin akan mempertontonkan dada dan punggungnya.Sekali lagi menyumpahi Liora yang menjatuhkan pilihan itu gaun pengantin itu. Lengannya memang panjang sampai di tiga perempat lengannya, tapi gaun itu memiliki belahan dada yang sangat pendek, dan punggung yang sangat rendah. Kenapa tidak sekalian telanjang saja? maki Jenna dalam hati.“Masuklah ke ruang ganti, mereka akan membantumu mengenakannya.” Tangan Jerome yang menyentuh pinggang Jenna mendorong lembut wanita itu untuk melangkah maju.Jenna mengangguk, berharap Jerome tak menyadari kekakuan langkahnya ketika menghilang di balik tirai tinggi berwarna putih.Tak hanya gaun pengantin itu saja, ternyata branya pun
Ternyata Daniel lebih berani dari yang Jenna pikir. Ketika pesta pernikahan usai dan ia diarahkan Jerome untuk naik ke kamar pria itu yang sudah dihias layaknya kamar pengantin baru -dengan kelopak bunga mawar merah bertaburan di ranjang, dan hiasan bunga di mana-mana-, dan Jenna tengah berdiri di depan cermin untuk untuk menanggalkan gaun pengantinnya, tiba-tiba pintu kamar Jerome terbuka dan Daniel menyelinap masuk.“Apa yang kaulakukan di sini?” Jenna segera menaikkan kerah gaun pengantinnya dan menutup bagian dada dengan kedua tangan. Sungguh lancang sekali pria itu masuk tanpa mengetuk pintu. Bagaimana jika saat itu ia sudah setengah melepaskan pakaiannya.Daniel melangkah mendekat dengan senyum melengkung licik di kedua sudut bibirnya. Begitu Jenna sudah berada dalam jangkauan tangannya, ia menarik pinggang wanita itu menempel di tubuhnya dan sudah menundukkan wajah untuk mencuri ciuman di bibir Jenna.Jenna memalingkan muka, membuat bibir Dani
Seluruh tulang Jenna rasanya remuk redam. Ia sering mendengar, malam pertama adalah malam yang sangat indah. Tidak demikian yang Jenna rasakan. Hanya ada rasa sakit yang seolah membelah tubuhnya, meski Jerome melakukannya dengan sangat perlahan dan penuh kelembutan. Dan ia pun tak menangkis niat pria itu yang bersungguh-sungguh membuatnya memiliki kesempatan menikmati pengalaman malam pertama tersebut.Sentuhan pria itu dipenuhi cinta, yang sayangnya bukan untuknya. Dan membuat Jenna tak habis pikir, ketololan jenis apa yang membuat Liora mencampakkan pria segentle ini untuk Daniel. Ia bahkan tak bisa melihat kelebihan Daniel dibandingkan dengan Jerome sedikit pun selain kesombongan pria itu yang berhasil menusuk Jerome dari belakang.Semua cinta Jerome seolah dilimpahkan hanya untuk Liora seorang, dan memang itu yang dikatakan oleh Liora.Khilaf, itu dalih yang dikatakan oleh Liora.Jenna bangkit terduduk dengan gerakan sehati-hati mungkin setelah menyin