Share

Kejutan Buat Caca

Rani tentu tidak tinggal diam. Semua beban itu menjadi rasa bersalah juga dihati bumil. Dia mengusap perut ratanya perlahan, menimbang, menatap gawai berwarnanya. Yang juga baru dia beli kemarin. Apakah Venca akan mau menerima teleponnya? 

Kontak nama adiknya masih ada, tersimpan manis. Memang semua kenangan dengan adiknya itu manis dihati Rani entah apakah Venca merasakan hal yang sama. 

Perlahan dia menekan nomornya, setelah subuh, Tara masih mendengkur pelan. Rani memberanikan diri menghubungi adik angkatnya itu. 

"Hallo, Ca? Tolong jangan ditutup dulu," pinta Rani tulus dan lembut.

Tentu saja, Venca detak jantungnya tak beraturan saat menerima telepon itu. Hanya termangu, dia tidak mampu bergerak sama sekali mendengar suara kakaknya.

"Ada apa?" Akhirnya hanya kata itu yang ke luar dari mulutnya. 

"Kamu baik-baik saja 'kan, Ca? Mbak khawatir enggak dengar kabar dari kamu."

"Baik
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status