Share

BAB 117

Penulis: Kak Upe
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-06 23:16:41

Valerie dan Anne pun duduk di atas pasir yang terbentang luas sepanjang mata memandang.

“Kau ke mana saja, Valerie? Elka mencarimu bagai orang gila,” ujar Anne membuka pembicaraan dengan Valerie.

“Aku tidak ke mana-mana, Anne. Takdir saja yang tidak mengizinkan kami bersama... Makanya kami tidak pernah berjumpa,” jawab Valerie seadanya.

“Tapi kini takdir telah mempertemukan kalian kembali. Tak inginkah kau menjalin sesuatu yang pernah terputus dulu?” tanya Anne pada Valerie yang sudah dianggapnya sebagai iparnya sendiri.

“Aku tidak bisa, Anne,” jawab Valerie pelan.

“Kenapa?” kejar Anne cepat.

“Karena aku telah menikah, Anne... Takdir hidup kami sudah terpisah jauh,” ucap Valerie lirih. Bagaimanapun, Valerie dulu pernah membayangkan akan membangun istana kaca bersama dengan Elka. Tapi semua itu pastinya sudah tidak mungkin lagi.

“Menikah? Kau sudah menikah? Kapan, Valerie? Dengan siapa??” tanya Anne bertubi-tubi. Anne sangat terkejut mengetahui fakta ini.

“Apakah Elka sudah mengetahui
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   BAB 128

    “Kau!!! Apa yang kau lakukan di dalam, Zane? Kau sengaja menunggu aku di ruang ganti itu untuk mengintip aku ganti baju, ya?” omel Valerie begitu keluar dari ruang ganti pakaian, wajahnya merah padam antara marah dan malu.Zane yang berdiri tak jauh dari pintu hanya mengangkat tangan pelan, mencoba menenangkan. “Valerie… dengarkan dulu penjelasanku. Aku tidak pernah berniat seperti itu. Tadi aku sedang mengecek apa saja yang aku butuhkan untuk tidur di dalam sana,” jawabnya, suaranya tenang dan tatapan yang teduh.Tatapan itu..?? Valerie mengenalnya. Sejak kejadian di villa, Zane sering menatapnya seperti itu—lembut, dalam, seolah ingin menyampaikan sesuatu yang tak bisa diucapkan. Tidak seperti dulu, saat sorot mata Zane hanya berisi amarah dan kebencian. Valerie tahu, ada yang berubah. Tapi ia tidak ingin terlena. “Masih terlalu cepat,” bisiknya pada diri sendiri.Valerie melangkah menjauh, menuju tempat tidur. Hanya tempat itu yang cukup jauh untuk memberinya ruang dari Zane. Ia du

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   BAB 127

    Valerie membuka pintu kamarnya dengan pelan. Walaupun tidak berniat mencari keberadaan Zane, matanya secara refleks menyapu ruangan, melirik ke sana kemari. Tapi Zane tidak terlihat di dalam.“Apa dia mandi?” gumam Valerie, menutup pintu perlahan.Ia menajamkan pendengaran, mencoba menangkap suara air dari kamar mandi. Tapi tidak ada bunyi apa pun. Sunyi.“Tidak terdengar suara orang mandi…” bisiknya, melangkah menuju ruang ganti pakaian.“Heem… mungkin dia ke ruang kerjanya,” lanjut Valerie, mencoba menenangkan pikirannya. Mungkin Zane memang tidak kembali ke kamar, melainkan singgah ke ruang kerja terlebih dahulu.Tanpa ragu, Valerie masuk ke ruang ganti pakaian. Ia mengunci pintu dari dalam, seperti biasa, karena akan berganti pakaian. Ruangan itu seharusnya kosong. Ia tidak berpikir dua kali.Dengan gerakan cepat, Valerie mulai melepaskan pakaiannya satu per satu. Hanya penutup inti tubuhnya yang tersisa. Ia merasa aman, karena dia merasa sendiri di kamar itu.Namun satu hal yang

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   BAB 126

    Supercar McLaren P1 berwarna kuning-hitam itu meluncur mulus ke area parkir luar mansion keluarga Hardata. Mesin mendengkur pelan, elegan, sebelum akhirnya berhenti sempurna.“Heemm... sini aku bantu,” ujar Zane sambil mencondongkan tubuh ke arah Valerie, tangannya terulur untuk membuka seatbelt Valerie.“Tidak perlu. Aku bisa melepaskan ini sendiri,” jawab Valerie cepat, sedikit panik.Ia tidak ingin berada dalam jarak yang terlalu dekat dengan Zane. Sepanjang perjalanan tadi saja jantungnya sudah berdentum tak karuan, terutama saat melihat betapa cool-nya Zane menyetir. Apalagi waktu parkir mundur tadi—auto meleleh Valerie dibuatnya.“Tapi aku memaksa,” balas Zane, tak peduli dengan penolakan Valerie. Tangannya tetap menanggalkan seatbelt Valerie.“Deg...” Jantung keduanya seolah saling menyapa dalam diam.“Ehm... terima kasih,” ucap Valerie cepat, nyaris terbata.Saking gugupnya, Valerie lupa bahwa pintu mobil Tama itu terbuka ke atas, bukan ke samping.“Ke atas...” ujar Zane pelan

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   BAB 125

    Sepanjang perjalanan itu, tak satu pun dari Valerie dan Zane yang berinisiatif membuka pembicaraan. Keduanya hanya diam, tenggelam dalam pikiran masing-masing, ditemani alunan lagu cover dari Tama. Ya, adik Zane itu memang hobi meng-cover lagu dan merekamnya. Bahkan Tama memiliki studio musik pribadi di mansion keluarga mereka.Perlahan, suara Tama mulai menghipnotis Valerie dan Zane. Lagu yang diputar adalah “Someone You Loved”—dinyanyikan dengan suara lembut dan penuh emosi khas Tama. Liriknya mengalir, menyentuh ruang-ruang sunyi dalam hati mereka.I need somebody to heal, somebody to know, somebody to have, somebody to hold... I let my guard down, and then you pulled the rug...Alunan itu membawa mereka kembali ke momen di tepi laut, saat mereka bicara hati ke hati di bawah langit senja.#Flashback OnZane berdiri tepat di depan Valerie, menatap mata bening milik wanita yang kini berstatus istrinya. Ia ingin meraih tangan Valerie, tapi Valerie justru menarik tangannya menjauh.Zan

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   BAB 124

    "Valerie, aku undur diri dulu," ucap Anne sambil mencium pipi kiri dan kanan Valerie dengan hangat."Zane, Belvan... aku duluan," tambahnya, melambaikan tangan sebelum berbalik."Elka, ayo..." ajak Anne pada sepupunya, yang masih berdiri mematung.Elka melangkah pelan, lalu menepuk pundak Belvan. "Aku duluan, Belvan," katanya, tanpa sedikit pun menyapa Zane."Valerie, aku duluan. Sampai jumpa lagi," ucap Elka, mengulurkan tangan untuk berjabat."Ya... sampai jumpa lagi," jawab Zane, mengambil alih dan menyambut jabatan tangan Elka dengan wajah yang jelas tak ramah.Elka menggenggam tangan Zane sekuat tenaga, dan Zane, tentu saja, tidak tinggal diam. Ia balas genggaman itu dengan kekuatan yang sama. Otot-otot tangan mereka menegang, mata saling menatap tajam, seolah sedang bertarung dalam diam.Semua orang yang menyaksikan hanya bisa geleng-geleng kepala. Tingkah Zane dan Elka benar-benar seperti bocah yang berebut mainan."Kalau kau sudah selesai, Elka, maka segera susul aku," ujar An

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   BAB 123

    "Anne... bagaimana keadaan Tama?" tanya Belvan, suaranya pelan namun penuh perhatian."Dia akan segera membaik," jawab Anne, singkat, nada suaranya tenang tapi lelah."Anne, terima kasih," ucap Valerie, menatap Anne dengan tulus."Anytime, Valerie," balas Anne, senyumnya tipis namun hangat.Dari kejauhan, mereka melihat sosok yang tak asing berjalan mendekat. Frendi Dedusto muncul bersama beberapa temannya, wajahnya masih bonyok, sisa dari perkelahian semalam."Wah... pantas saja aku tidak melihat kalian di pesta. Ternyata kalian semua berkumpul di sini," Sapa Frendi, mencoba terdengar santai meski senyumnya terlihat canggung.Matanya sempat melirik Valerie, namun cepat berpaling begitu menyadari Elka dan Belvan berdiri di dekatnya. Ia tahu batas. Atau setidaknya, ia mencoba mengingatnya."Dan... Anne, kenapa kau tidak terlihat di pesta semalam?" tanya Frendi, berusaha terdengar ramah.Anne menatapnya sebentar, lalu menjawab dengan tenang, "Aku hanya datang untuk healing dengan caraku

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status