Suara pintu kamar terbuka dan membuat gadis cantik itu menoleh, menatap siapa yang baru saja membuka pintu kamarnya. Dia adalah Norma-Ibunya. Wanita paruh baya itu berjalan mendekat ke arahnya sembari membawa nampan berisi makanan dan juga segelas teh hangat."Ibu!" panggil Lala dengan lembut, ibunya itu menaruh nampan berisi makanan dan minuman di atas nakas samping ranjang lalu ikut duduk di samping putri cantiknya."Aku mimpi buruk!" cetus Lala, Norma mengernyitkan dahinya beberapa detik lantas mengangguk mengerti, putrinya pasti masih syok dengan kejadian penembakan di pesta pernikahannya. "Aku mimpi menikah dengan pria jahat dan kejam! Aku benar-benar tidak suka dengan mimpi itu, itu adalah mimpi terburuk yang pernah datang saat aku tidur. Mimpi menikah dengan pria mafia kejam lebih menyeramkan di bandingnya dengan mimpi bertemu dengan setan!" sambungnya dengan bicara yang di buat tragis. Apa Lala menganggap pernikahannya dengan Revan itu hanya mimpi?"Gak baik ngomongin kejeleka
"Ini apa?" tanya Revan sembari menunjuk salah satu menu sarapan pagi ini yang sudah di siapkan oleh Lala. Gadis itu menoleh ke arah suaminya lalu menjawabnya dengan santai. "Sup bayam!" balasnya dengan ketus. "Terus, ini apa?" tanya Revan lagi, kali ini ia menunjuk dua potong ikan rebus yang berada tepat di hadapannya. "Ikan salmon rebus." jawab Lala dengan cepat. "Lha ini apa?" Lala memutar bola matanya dengan jengah, Revan ini ternyata banyak tanya, dan hal itu sukses membuatnya kesal bukan main. "Kamu itu banyak nanya ya, kalau mau di makan saja. Kalau tidak ya sudah, gak usah di makan." ucap Lala dengan jengkel. "Ketus banget sih, sama suami sindiri." balas Revan tak kalah kesal dengan dirinya. "Kamu bisa masak gak sih, sebenarnya?" tanya Revan lagi. Lala yang awalnya sudah siap untuk menyantap menu masakannya beralih pada suaminya, menatapnya dengan datar lalu tersenyum miring. "Kamu ngeremehin masakan aku? Cepat di makan dan rasain sendiri." ucap Lala yang membuat Revan
Pagi harinya Lala dan Revan kembali ke kediaman Revan yang megah, sekarang mereka berdua tengah berada di dalam mobil dengan kebisuan yang memyelimuti ke duanya. Hingga akhirnya Revan berdehem pelan untuk memecahkan keheningan. "Khem!"Hanya suara deheman, Revan sesekali melirik ke arah istri cantiknya yang tengah sibuk menatap luar jendela mobil, menikmati pemandangan jalan raya yang pagi ini terlihat sangat ramai dengan lalu lalang kendaraan. Revan meraup wajah tampannya dengan kesal, ini adalah rasa rumit yang pertama kalinya ia alami. Ia sudah sering pacaran, mengencani wanita dan berurusan dengan kaum hawa tersebut, tapi Lala adalah wanita pertama yang membuatnya seperti ini. Tergila-gila dengan wajah cantiknya, terbuai dengan bibir mungilnya dan kecanduan akan tubuhnya. Bahkan sifat istrinya ini berbeda dengan para kebanyakan wanita yang pernah ia kencani sebelumnya, keras kepala, pemberani dan juga luar biasa. Dengan gerakan pelan Revan menggeser posisi tubuhnya mendekat ke
Lala mengepalkan ke dua tangannya dengan sangat erat, menahan emosinya agar tak keluar saat ini juga saat melihat Revan suaminya di peluk oleh wanita lain. "Honey, aku kangen banget sama kamu." tutur wanita bernama Jessica tersebut usai melepaskan pelukannya pada tubuh tegap Revan. "Kok, kamu ada di sini?" tanya Revan sembari sesekali melirik ke arah Lala yang berada di sisinya. Terlihat jelas di mata Revan, saat ini Lala tengah menahan sesuatu yang sangat teramat besar. Ke dua tangannya mengepal dengan kuat di tambah lagi dengan ke dua matanya yang mulau berkaca-kaca. Satu pertanyaan muncul dalam otak cerdiknya, apa Lala cemburu? "Aku kangen kamu," ungkap Jessica dengan raut wajah yang bahagia. Dan untuk ke dua kalinya, ia kembali memeluk tubuh Revan dengan sangat erat. Lala yang sudah muak melihatnya lantas berjalan menjauh, namun baru saja ia melangkah lengannya sudah di tahan oleh Revan yang sukses membuat langkahnya terhenti lalu menoleh ke arahnya. "Mau ke mana?" tanya Reva
Revan mengetuk-ngetuk pintu kamar di mana yang ada di dalam kamar itu ada Istri cantiknya. "Sayang, buka pintunya. Sayang dengerin penjelasan aku dulu. Sayang," bujuk revan pada Lala, namun istri cantiknya itu belum juga membuka pintu kamar.Revan lalu mengambil kunci cadangan dan membuka pintunya, tak lupa Revan juga menutup kembali pintunya namun tidak ia kunci.Revan melihat Lala tengah berbaring tengkurap di ranjang king size yang berada di kamar itu. Suara isakan tangis terdengar di telinganya sukses membuatnya mengulum senyum kecil. Revan sedikit merasa senang melihat Lala menangis karena melihatnya dengan perempuan lain, itu artinya istri cantiknya tersebut sudah mulai cemburu dan mulai memiliki perasaan padanya, namun di sisi lain Revan juga tidak tega melihat wanita yang mulai ia cintai menangis karena nya. Revan lalu berjalan menghampiri Lala dan duduk di tepi ranjang.Revan mengelus punggung istrinya dengan lembut, berharap wanita itu merasa nyaman dan menghentikan tan
Pagi menjelang, Pakaian mereka berserakan di lantai. Seorang wanita cantik tengah menatap mereka dengan tatapan marah. Matanya melotot dan kedua tangannya mengepal dengan sangat keras. Wanita itu adalah Jessica, Jessica benar-benar sangat cemburu saat melihat pria yang sangat di cintainya tengah memeluk wanita lain dengan keadaan mereka yang sedang telanjang bulat. Ia sangat paham betul, apa yang tengah mereka lakukan semalaman hingga matahari terbit mereka masih enggan untuk bangun. Senyuman licik menghiasi bibir sexy Jessica, wanita itu melangkahkan kakinya dan menaiki ranjang dan ikut berbaring dengan Lala dan Revan. Sebuah ide cemerlang muncul di otak cantiknya, Jessica beranjaj menindih dan memeluk tubuh polos Revan yang masih tertutup selimut tebal.Merasa tubuhnya berat, Revan lalu membuka matanya perlahan. Saat matanya sudah sepenuhnya terbuka, orang yang pertama ia lihat adalah wajah cantik istri yang sangat ia cintai.Revan merasakan pergerakan di atas tubuhnya lalu bang
Lala tak henti-hentinya tersenyum senang tatkala dirinya sekarang berada di sebuah pusat perbelanjaan terbesar di kota. Netranya terus saja menatap takjub ke sembarang arah, melihat banyaknya toko yang menjual berbagai jenis barang serta lalu lalang banyaknya orang yang berkunjung. "Awas!" pekik Revan reflek saat tubuh Lala terhuyung akibat bertabrakan dengan orang yang tengah berjalan berlawanan arah dengannya. Dengan cepat Revan menahan pinggang Lala agar istri cantiknya tersebut tidak jatuh di lantai yang keras. Usai menahan pinggang Lala, dengan posesifnya Revan langsung memeluk tubuh istrinya dengan sangat erat. "Jalannya hati-hati," tegur Revan pada Lala yang saat ini berada dalam pelukannya. Istrinya itu mengangguk pelan lalu mendongakkan kepalanya menatap ke arah wajah tampan suaminya. Netra ke duanya bertemu, Lala tersenyum lebar sedangkan Revan justru menatapnya dengan dingin. "Aku terlalu senang," ucap Lala dengan lembut. Revan luluh, ia menundukkan sedikit kepalanya aga
Lala membaringkan tubuhnya di atas ranjang hotel, seperti yang di katakan Revan sebelumnya, walaupun mereka hanya berkeliling mall, mereka akan menghabiskan malam di hotel sebagai syarat honeymoon abal-abal yang tengah mereka lakukan. "Capek," keluh Lala sembari memeluk bantal yang berada di sampingnya. Revan yang baru saja melepas baju yang melekat di tubuhnya ikut berbaring di samping istrinya lalu menoleh dan menatap Lala dengan senyum yang merekah. "Capek teriak?" sindir Revan lalu tertawa pelan. Lala menoleh ke arahnya lalu tersenyum sinis. "Kamu juga tadi teriak," kali ini gantian Lala yang menyindir lengkap dengan senyuman yang tak kalah sinis dengan suaminya. Revan diam, skakmat dengan ucapan sang istri lalu mulai berpikir bagaimana caranya mengalihkan pembicaraan mereka, karena jujur ia sangat malu saat ia berteriak keras tadi saat di bioskop. "Kamu juga sama takutnya aku tadi, teriaknya kenceng banget ya ampun!" pekik Lala lalu tertawa dengan keras. Revan hanya bisa pasr