Home / Horor / Terjebak Gairah Siluman / 83. Bergantung pada Broto

Share

83. Bergantung pada Broto

Author: Lincooln
last update Last Updated: 2025-11-29 21:00:19

Jejak mereka meninggalkan kelembapan lantai hutan, menukar tanah basah dengan kerikil tajam yang berderak di bawah setiap langkah. Pepohonan yang tadinya rapat dan menjulang kini menipis, membuka jalan bagi langit yang lebih luas.

Lalu, mereka tiba-tiba berhenti. Di hadapan Wulan, terbentang sesuatu yang tak pernah terbayangkan dalam benaknya. Sebuah sungai hitam yang aneh, tidak mengalir, tidak beriak, hanya diam dan padat, mengular jauh ke kedua sisi hingga lenyap di tikungan.

Permukaannya yang kasar dan gelap memantulkan kilau matahari yang menyilaukan. Bau asing yang tajam dan pahit menusuk hidungnya, campuran dari asap dan sesuatu yang terbakar, membuatnya sedikit mual.

Tiba-tiba, monster besi berwarna merah melesat di atas sungai hitam itu dengan kecepatan yang mustahil, diiringi suara gemuruh yang memekakkan telinga.

Wulan terlonjak kaget, refleks meremas lengan Broto begitu erat hingga buku-buku jarinya me

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terjebak Gairah Siluman   101. Ujian

    Sofa kulit yang panjang itu terasa dingin di balik paha Wulan. Ia duduk tegak, kedua tangannya terkepal di pangkuan, merasakan setiap helaan napas berat dari dua pria yang mengisi ruangan bersamanya.Keheningan pasca pertemuan dengan William Sanjaya terasa lebih menekan daripada kebisingan kota di luar jendela apartemen yang menjulang tinggi.Di sebelahnya, Broto menyandarkan punggungnya yang lebar, jempolnya mengusap-usap tepi foto Sovia yang kini tampak kusam di bawah cahaya lampu yang temaram. Matanya menatap kosong ke depan, pikirannya jelas berada di tempat lain.Di seberang mereka, di kursi tunggal, Tagor duduk seperti sebuah patung granit. Diam, besar, dan mematikan. Namun, matanya tidak diam.Tatapannya yang kelam terpaku pada Wulan, sebuah pandangan tanpa kedip yang terasa seperti sentuhan fisik.Setiap detik, Wulan merasakan aliran hitam pekat dari pria itu. Aliran itu tidak lagi hanya sekadar aura, tetapi sudah menjadi sesuatu yang lebih nyata.Ia terasa seperti sulur-sulur

  • Terjebak Gairah Siluman   100. Case 2: Puteri yang hilang

    Dentuman musik jazz yang lembut dan aroma kopi panggang yang mahal menyelimuti meja mereka di sudut restoran. Di luar jendela, menara-menara kaca Jakarta saling berebut langit.Broto, dengan balutan blazer kasual di atas kaos hitamnya, tampak seperti pengusaha yang tengah menunggu rekan bisnisnya. Perutnya yang buncit sedikit menekan meja marmer yang dingin.Di seberangnya, Wulan adalah sebuah oase ketenangan yang mencuri perhatian.Blus tanpa lengan yang ia kenakan membiarkan bahunya yang mulus dan putih terekspos, sebuah kontras yang tajam dengan rambut hitamnya yang digelung rapi.Rok panjang berwarna putih gading jatuh hingga ke mata kakinya, menyembunyikan namun sekaligus menonjolkan keanggunan bentuk kakinya.Ia adalah perpaduan yang aneh dengan Broto yang besar dan kasar, sebuah keindahan yang dijaga oleh seekor binatang buas, dan seluruh ruangan merasakannya.Wulan mengangkat cangkir teh porselennya dengan gerakan yang anggun. Sambil menyesap cairan hangat beraroma melati itu,

  • Terjebak Gairah Siluman   99. Menghisap gairah

    Bunyi kunci yang diputar di pintu depan memecah keheningan malam apartemen. Wulan, yang tengah duduk di sofa dengan kaki terlipat, seketika menegakkan punggungnya.Ia melompat berdiri, senyumnya terkembang saat pintu terbuka dan sosok Broto yang ia kenal melangkah masuk."Mbah!"Ia berlari kecil dan langsung menghambur ke dalam pelukan pria itu. Broto tertawa, lengannya yang kuat melingkari pinggang Wulan, mengangkatnya sedikit dari lantai.Namun, tawa dan kelegaan Wulan membeku saat matanya menangkap sosok yang berdiri menjulang di belakang Broto, mengisi seluruh kusen pintu.Tagor.Udara di sekelilingnya seolah menjadi berat dan dingin. Aura hitam pekat yang menguar dari tubuh besar dan kekar itu terasa seperti tekanan fisik, mencekik napas Wulan dan membuat bulu kuduknya meremang.Codet lebar yang mengoyak pipi hingga ke ujung bibirnya seolah menyeringai, bahka

  • Terjebak Gairah Siluman   98. Kenikmatan di mobil

    Rasa takluk yang ia pasang adalah kunci yang membuka gerbang nafsu pria itu. Sepanjang langkah mereka melintasi lobi mal yang dingin menuju pintu keluar yang megah, tangan pria itu tidak pernah lepas dari tubuh Wulan.Awalnya sebuah sentuhan sopan di punggung bawahnya, yang dengan cepat berubah menjadi usapan yang lebih berani, jemarinya menekan lekuk pinggangnya yang terbalut kain span hitam.Wulan tidak menepis. Ia justru melakukan hal yang sebaliknya. Ia merelakan tubuhnya sedikit limbung, menyandarkan kepalanya dengan manja di bahu pria itu yang kokoh.Aroma parfum mahal dan tembakau ringan menyergap indranya. Ia merasakan otot bahu pria itu menegang karena terkejut, sebelum akhirnya rileks dalam kepuasan."Kamu tidak takut dengan saya?"Bisikan berat itu terdengar tepat di samping telinganya."Kenapa harus takut?"Balasan Wulan sama lirihnya, diwarnai nada polos yang membuat pria itu terkekeh pelan. Ia sengaja merapatkan tubuhnya, menekan sisi payudaranya ke lengan pria itu.Blus

  • Terjebak Gairah Siluman   97. Jebakan mahal

    Keesokan harinya, Wulan memasuki arena yang sama sekali baru. Lantai marmer yang mengilap di bawah kakinya memantulkan cahaya lampu kristal, menggantikan aspal retak dan debu pasar.Udara yang ia hirup sejuk dan beraroma parfum mahal, sebuah dunia yang jauh dari bau keringat dan asap rokok kretek. Ia telah menaklukkan kekasaran pasar; kini ia harus menjinakkan kehalusan pusat perbelanjaan mewah di jantung kota.Pengalaman di Tanah Abang memberinya satu pelajaran penting: gairah di kalangan pekerja kasar itu seperti api terbuka, mudah disulut dan cepat berkobar.Di sini, di antara butik-butik ternama dan restoran-restoran elegan, gairah adalah bara yang tersembunyi di balik topeng profesionalitas, harga diri, dan ketakutan akan penilaian.Memanennya membutuhkan keahlian yang berbeda.Pakaiannya hari ini adalah cerminan dari strategi barunya. Sebuah blus putih tanpa lengan dengan kerah yang jatuh lebar dan rendah. Potongannya yang sengaja dibuat sedikit menggantung memperlihatkan seiris

  • Terjebak Gairah Siluman   96. Pemangsa yang dipermainkan

    Penyerahan dirinya adalah sinyal. Erangan parau yang tertelan bising pasar itu adalah sebuah undangan yang mereka terima dengan buas.Tubuh Wulan yang lemas, yang bersandar sepenuhnya pada pria di belakangnya, bukan lagi tanda kelelahan, melainkan tanda takluk.Kemenangan kecil ini memabukkan mereka, mengubah mereka dari sekumpulan individu menjadi satu kawanan serigala yang telah mengepung mangsanya."Sudah lemas dia, bang."Suara serak di belakangnya berbisik lagi, kini ada nada kemenangan yang tak terselubung. Lengannya yang melingkari pinggang Wulan mengencang, menariknya lebih rapat."Jangan di sini terus. Orang bisa lihat. Bawa ke pojok sana. Lebih aman."Sebuah suara lain menimpali dari samping, suaranya rendah dan penuh perhitungan. Wulan merasakan sebuah dorongan lembut namun tegas dari belakang.Ia tidak melawan.Kakinya yang masih gemetar melangkah mengikuti arah dorongan itu, seolah ia boneka tali yang kendalinya telah direbut. Mereka menggiringnya, sebuah gerakan kolektif

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status