author-banner
Lincooln Lilis
Author

Novels by Lincooln Lilis

Terjebak Gairah Siluman

Terjebak Gairah Siluman

Wulan bukanlah gadis biasa. Sejak kecil, ia hidup dalam bayangan misteri. Tanpa tahu siapa ayah dan ibunya, dia hanya dibesarkan oleh kehangatan Ningsih, ibu angkatnya. Namun, kehangatan itu berubah menjadi bara api pembalasan dendam ketika Wulan tepat berusia 20 tahun. Di suatu malam yang mengerikan, Ningsih terbunuh di antara kegelapan pekat di hutan larangan. Wulan merasa bersalah karena merasa Ningsih mati karena dirinya, dan meminta bantuan Mbah Broto, dukun sakti yang ada di kaki Gunung Halimun, tidak jauh dari desanya. Mbah Broto menjanjikan Wulan kekuatan untuk memburu sang dedemit, namun dengan satu syarat yang sangat mahal. Dia harus menyerahkan tubuhnya kepada dukun bejat itu. Bukan sebagai pemuas nafsu, tetapi sebagai alat untuk menjalankan tugas-tugas kotornya yang berkaitan dengan alam gaib dan dunia manusia. Wulan terpaksa menggunakan setiap inci pesonanya, setiap lekuk tubuhnya, untuk mengumpulkan tumbal dan harta yang diperlukan Mbah Broto dalam ritual-ritualnya yang sesat. Ia tidur dengan para penguasa, menjerat pejabat korup, dan menghisap energi pria-pria lemah demi memperkuat Mbah Broto. Setiap sentuhan, setiap desahan yang ia berikan adalah harga yang ia bayar untuk selangkah lebih dekat menuju taring sang dedemit. Ia menjadi boneka yang sempurna, pelayan nafsu dan ambisi sang dukun, namun bara dendamnya tetap menyala terang. Kecantikan dan kemolekan Wulan menjadi umpan yang lezat, dan lama-kelamaan, Wulan mulai menikmati perannya. Apakah dia akan kelak larut di dalamnya, dan lupa niat balas dendamnya?
Read
Chapter: 7. Gairah terpendam
"HAHAHA"Tiba-tiba tawa Broto meledak, serak dan berat, mengguncang tubuh tambunnya hingga dipan kayu yang mereka duduki berderit. Tawa itu terdengar seperti ejekan kasar pada kepasrahan Wulan yang baru saja terucap.Wulan tersentak, rasa terhina menyengat pipinya lebih panas dari air mata."Kau pikir aku lelaki tua bejat yang hanya menginginkan tubuhmu?" Broto menyeka sudut matanya yang berair karena tawa, tatapannya merendahkan."Kau pikir aku serendah itu?"Wulan menunduk, jemarinya meremas kain jariknya dengan gugup. Ia tidak tahu harus berpikir apa."Dengar," Broto mencondongkan tubuhnya, aroma kemenyan dari pakaiannya kembali menguar pekat. "Tubuhmu ini… terlalu berharga. Terlalu mubazir jika hanya digunakan untuk kenikmatan sesaat. Itu pemborosan."Ia menatap Wulan lekat-lekat, matanya yang kecil kini berkilat-kilat dengan kegairahan yang berbeda, bukan nafsu, melainkan ambisi."Menyerahkan tubuhmu bukan berarti kau akan melayaniku di atas ranjang ini. Bukan. Ini jauh lebih bes
Last Updated: 2025-10-13
Chapter: 6. Penyerahan diri
Balas dendam. Kata-kata itu membekukan air mata Wulan seperti embun membeku di daun pagi. Sebuah tujuan yang menyala-nyala di dalam rongga dadanya, sebuah pelampiasan untuk amarah yang membara dan luka yang menganga lebar seperti bekas sayatan."Bagaimana caranya?" bisiknya, penuh harap dengan suara serak yang gemetar, seolah membawa desahan terakhir dari arwah sang ibu."Aku bisa membantumu," Broto tersenyum tipis, senyum serigala yang menyembunyikan taring di balik bibir tipisnya. Di dalam hatinya, ia bersorak penuh kemenangan karena Wulan menarik umpannya."Aku bisa membuatmu lebih kuat dari mereka. Aku bisa memberimu kekuatan untuk memburu mereka yang telah membantai ibumu di depan matamu.""Aku mau, Mbah." Wulan menatapnya dengan tekad yang baru terbentuk, keras seperti baja yang telah dipanaskan di perapian dendam. Wajahnya yang basah oleh air mata kini mengeras, seolah dipahat dari batu granit kebencian."Lakukan apa saja. Aku mau membalas mereka.""Bagus." Broto menepuk lututn
Last Updated: 2025-10-13
Chapter: 5. Menyulut dendam
Aroma minyak sereh dan akar-akaran kering yang menusuk hidung adalah hal pertama yang menyambut kesadaran Wulan.Namun, itu bukan bau tanah dan embun pagi di gubuknya. Bukan pula aroma singkong rebus yang biasa disiapkan Ningsih.Wulan membuka mata perlahan. Pandangannya kabur, menangkap siluet langit-langit dari anyaman bambu yang menghitam oleh jelaga, berbeda dari atap rumbia di rumahnya.Ia berbaring di atas dipan kayu yang keras dan dingin."Di mana aku?" Pikirannya masih berlapis kabut tebal, berat dan lengket.Ia mencoba duduk, merasakan nyeri di sekujur tubuhnya, setiap goresan di lengan dan kakinya perih seperti baru terjadi.Lalu, sekelebat bayangan melintas di benaknya. Kegelapan hutan. Akar-akar yang melilit. Jeritan.Sebuah kepala.Mata yang terbelalak menatapnya dari tanah."Mbok…"Kata itu keluar dari bibirnya dalam bisikan serak, dan seketika itu juga, bendungan di dalam dirinya pecah.Kabut di kepalanya tersingkap oleh badai kengerian yang menyapu tanpa ampun.Ia dudu
Last Updated: 2025-10-13
Chapter: 4. Hutan Larangan 2
Mbah Broto. Nama itu bergema di benak Wulan yang kalut. Dukun berperut buncit itu.Pikiran Wulan melayang ke beberapa hari yang lalu. Tubuhnya menggigil karena masuk angin, dan Ningsih memanggil Mbah Broto untuk memijatnya. Lelaki tambun itu datang dengan aroma minyak kelapa dan kemenyan yang pekat."Buka sedikit kainmu, Nduk. Biar anginnya keluar," perintahnya dengan suara berat.Wulan menurut ragu. Ia berbaring miring, menyingkap kainnya hingga memperlihatkan perutnya yang rata. Mata Mbah Broto yang kecil seolah membesar, menatap tajam pusarnya, lalu naik ke lekuk rusuknya di bawah payudaranya yang terbungkus kebaya.Jemarinya yang besar dan berminyak mulai menekan titik-titik di punggungnya. Pijatannya kuat, terasa hingga ke tulang. Tapi kemudian, tangannya mulai berkelana.Jari-jarinya meraba-raba area di bawah ketiaknya, terlalu dekat dengan sisi payudaranya. Telunjuknya menari-nari di sekitar pusarnya, seolah sedang mempermainkan sesuatu."Di sini banyak anginnya," gumamnya, tap
Last Updated: 2025-10-13
Chapter: 3. Hutan Larangan 1
Dua puluh tahun adalah usia yang matang. Bagi pohon mangga, ia adalah waktu untuk berbuah paling lebat. Bagi Wulan, ia adalah puncak dari sebuah mahakarya alam yang tak tersentuh.Lekuk tubuhnya kini tak lagi sekadar janji, melainkan sebuah pernyataan. Pinggulnya membulat penuh, dadanya yang padat membusung menantang di balik kebaya tipisnya. Setiap langkahnya adalah tarian pinggul yang membuat para lelaki di desa menelan ludah dengan susah payah.Ia menjadi pemandangan yang menyiksa sekaligus memabukkan. Para pemuda yang dulu mengejeknya kini hanya berani menatap dari kejauhan warung kopi, bisik-bisik mereka terdengar seperti desis ular di semak-semak.Para lelaki beristri akan mencuri pandang saat ia melewati sawah, lalu buru-buru menunduk saat tatapan sayu Wulan balas menatap mereka.Bahkan para kakek yang giginya sudah tanggal pun akan berhenti mengunyah sirih, mata mereka yang keruh mengikuti siluet Wulan hingga hilang di tikungan jalan.Kecantikan itu menjadi tembok yang lebih t
Last Updated: 2025-10-13
Chapter: 2. Kembang Hutan
Tahun-tahun berlalu seperti aliran sungai di belakang gubuk; kadang deras, kadang tenang, namun selalu bergerak maju.Wulan tumbuh, merekah seperti kuncup bunga di pagi hari. Namun, kecantikannya yang mekar justru menjadi duri bagi dirinya sendiri.Wajah ovalnya berhias rambut hitam bergelombang dan sepasang mata sayu di bawah alis yang rapi. Bibirnya yang semerah saga selalu terkatup rapat, menyimpan dunia yang tak seorang pun di desa itu bisa masuki.Di bawah pohon nangka yang rindang, suara tawa anak-anak lain memecah udara siang yang panas. Mereka bermain gobak sodor di tanah lapang yang berdebu.Wulan hanya berdiri di kejauhan, memeluk lututnya di atas akar pohon yang menonjol.Ia ingin bergabung. Ia ingin merasakan telapak kakinya menari di atas garis kapur, merasakan adrenalin saat menghindari sentuhan lawan, dan tawa kemenangan saat berhasil menerobos benteng terakhir."Wulan, ayo main!" Suara salah satu anak laki-laki, Dodo, memanggilnya.Wulan mengangkat kepalanya, matanya y
Last Updated: 2025-10-13
You may also like
YOU AND US
YOU AND US
Horor · Nyaon
3.2K views
ARWAH CINTA PENASARAN
ARWAH CINTA PENASARAN
Horor · Rara Shasha
3.0K views
Jerat Pemikat
Jerat Pemikat
Horor · Maey Angel
3.0K views
Rawon Daging Ayah Mertua
Rawon Daging Ayah Mertua
Horor · Fatimah humaira
2.9K views
Rumah Kos Berhantu
Rumah Kos Berhantu
Horor · Queen Rachma
2.8K views
RANJANG BERDARAH
RANJANG BERDARAH
Horor · Dwrite
2.8K views
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status