Share

Tempat Baru

Sekitar lima jam perjalanan dengan moter, kami akhirnya sampai pada sebuah tempat, tempat paling eksotis menurutku selama beberapa hari di Kulstar ini. Bayangkan, rumah yang kami tempati saat ini, meskipun tidak terlalu besar, semua dindingnya berlapis emas, kuning mengkilap. Atapnya juga demikian, berbalut emas. Nampaknya bangunan ini hampir mirip dengan kelenteng orang Cina kebanyakan. Dominan dengan warna emas, tapi ini adalah emas asli, bukan pewarna yang mirip dengan emas.

Sepertinya kami sudah tidak berada di areal Kuil Damsaqie lagi. Kami sudah sangat jauh terbang tadi pagi menjelang siang dengan moter. Sekarang waktu hampir petang, lampu-lampu rumah mulai otomatis menyala. Waw, menambah indah bangunan yang tadinya hanya emas, sekarang menjadi emas menyala.

“Hai, anak-anak, ini adalah tempat terindah dalam hidupku. Tidak akan ada yang mengetahui tempat ini. Apalagi, kamera murahan buatan Dewan Keamanan tadi.” Kanisan berkata sambil tertawa lepas, sep

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status