Share

Permintaan Maaf George

Setelah mengurung diri di dalam kamar, akhirnya suasana hati Olivia sudah cukup tenang. Terlihat hari sudah mulai gelap, ia pun kemudian membuka pintu kamarnya dan berniat mencari George di ruang tamu. Saat hendak berjalan ke ruang tamu, Olivia mendapati George tengah tertidur di atas sofa besar di sana.

“Jangan tidur di sini, pintu kamar sudah aku buka,” ujar Olivia lemas.

George yang mendengar suara kekasihnya itu langsung bangkit dari sofa.

“Bagaimana aku bisa tidur sehabis melihatmu menangis?” jawab George lirih sambil memandang wajah Olivia.

“Aku minta maaf ya , sayang, aku akan berusaha untuk menerima keadaan ini dan mencoba untuk menjadi seorang ayah yang baik,” sambung George pelan.

Olivia seakan tersentuh mendengar ucapan dari kekasihnya itu. Ia kemudian ikut duduk di sofa dan memeluk George dengan erat. “Aku memaafkanmu, tapi mohon jangan kecewakan aku lagi,” ucap Olivia di pelukan George. George begitu tenang dan lega ketika permintaan maafnya diterima oleh kekasihnya itu.****

Singkat cerita, Shasha terkejut saat melihat ponselnya. Ia mendapati pesan teks yang dikirim Olivia, lalu tanpa basa-basi Shasha langsung bergegas menuju rumah George untuk memastikan keadaan sahabatnya itu.

Shasha tiba di rumah Olivia dengan rasa cemas.

“Olivia! Olivia!” teriak Shasha dari balik pintu rumah George.

Mendengar teriakan sahabatnya, Olivia segera pergi membukakan pintu untuk Shasha.

“Shasha! Aku sangat merindukanmu,” ucap Olivia sambil memeluk Shasha dengan erat.

Mereka berdua pun akhirnya masuk ke dalam rumah dan mengobrol di sofa ruang tamu.

“Bagaimana keadaanmu? Apa dia sudah kasar padamu? Atau mencelakaimu?” tanya Shasha panik.

“Tenang Sha, aku baik-baik saja seperti yang kamu lihat sekarang,” jawab Olivia menenangkan.

“Coba ceritakan padaku apa yang sebenarnya terjadi,” pinta Shasha yang masih terlihat cemas.

Olivia pun mencertiakan semua urutan kejadian yang ia alami saat sedang bertengkar dengan George.

“Aku tidak ingin membuatmu semakin berpikir, hanya saja kamu harusnya lebih berhati-hati sedari awal jika ingin menjalin hubungan dengan orang,” ucap Shasha menasehati sahabatnya yang tengah hamil muda itu.

“Aku paham, namun kali ini sepertinya dia bersungguh-sungguh untuk menerima bayi ini,” jawab Olivia lembut.

Di tengah obrolan mereka itu, tiba-tiba George datang sembari membawa barang belanjaan.

“George! Apa yang kamu bawa?” tanya Olivia penasaran.

“Wahhh! Sepertinya memang terlihat bersungguh-sungguh ya,” sambung Shasha.

Shasha dan Olivia melihat barang-barang bayi, ada di tas belanjaan yang di bawa George.

“Aku membeli semua peralatan bayi ini untuk anak kita nanti, sekaligus menjadi permintaan maafku kepada Olivia,” sahut George sambil melirik ke arah kekasihnya.

Rasa cemas yang dirasakan Shasha saat itu seketika hilang dan merasa lega karena melihat usaha dari George.

Shasha bangkit dari sofa sambil merapikan pakaiannya.

“Baiklah, semua sudah beres! Aku kembali pulang ya, ada janji dengan seseorang,” ujar Shasha kepada sepasang kekasih yang tengah melihat belanjaan bayi itu.

“Apa kamu akan bermain malam ini?” tanya Olivia menggoda.

“Kamu tahu aku, banyak pria yang akan aku tiduri malam ini,” jawab Shasha sembari bersiap untuk keluar dari rumah George.

Olivia pun melambaikan tangannya dan memberikan kecupan untuk sahabatnya itu. Shasha berjalan keluar dari rumah George itu.***

Setelah perginya Shasha, Olivia dan George membongkar semua peralatan bayi yang sudah George beli sebagai permintaan maafnya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status