Share

Chapter 05 | Kecemburuan Naresh

Penulis: Els Arrow
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-29 17:43:04

Clara memilih berbelanja beberapa bahan masakan dan juga makanan ringan untuk menjamu Mama mertuanya, wanita cantik itu pergi dengan berjalan kaki. Clara menuju supermarket seberang rumahnya seorang diri, tidak mungkin juga ia akan meminta bantuan suaminya

Saat ini, ia tengah memilih beberapa sayur dan juga daging, dirinya sudah berangan-angan akan memasak banyak menu. Pasti Mama mertuanya akan sangat senang. Entah karena terlalu asyik memilih sayur atau bagaimana, sehingga ia tidak sengaja menyenggol seseorang di sampingnya.

"Maaf, maaf ... Saya nggak lihat," ucapnya refleks.

"Clara, kamu belanja di sini juga?"

Clara sontak menegakkan kepalanya saat mendengar suara bariton yang sangat di kenalinya itu. Netranya tak ayal melebar saat melihat Kenzie berdiri di depannya.

"Eh, Ken. Maaf aku nggak sengaja nyenggol tadi."

"Iya, nggak papa. Kamu sama siapa?"

"Aku sendirian, Mama Anne mau datang ke rumah dan nanti aku mau masak besar. Kamu kesana saja kalau nggak sibuk."

"Sebenernya aku pengen banget, tapi aku harus buru-buru pulang. Ini tadi di suruh adik aku beliin bahan-bahan buat bikin salad."

Clara tertawa kecil, "kamu penyayang banget, ya, sama adik kamu. Pasti dia seneng banget punya Kakak baik kayak kamu, Ken."

"Ah, dia doang yang seneng. Sukanya nyuruh-nyuruh aku beliin ini itu."

Clara semakin tergelak, dalam pandangan Kenzie melihat Clara tertawa adalah sebuah anugrah. Laki-laki tampan itu memang mengagumi wanita yang sudah menjadi istri sepupunya ini. Sayang sekali Naresh malah menyia-nyiakannya.

"Kamu kenapa nggak sama Naresh, Cla?" Kenzie kembali bertanya sembari meneruskan kegiatannya memilih sayuran.

"Mas Naresh lagi bersih-bersih kamar buat Mama Anne."

"Oh, gitu," jawabnya singkat.

***

Menit berlalu...

Kenzie dan Clara sudah selesai dengan belanjaannya, keduanya berjalan bersama menuju kasir. Saat tiba waktunya membayar, laki-laki itu meminta kasir untuk memasukkan tagihan Clara ke kartunya.

Awalnya Clara menolak karena ia merasa tidak enak hati. Namun karena Kenzie yang terus memaksanya, akhirnya ia menerima. Berulang kali wanita itu mengucapkan terima kasih, ia sungguh merasa tidak enak hati.

"Ayo sekalian aku antar pulang, Cla."

"Nggak usah, Ken. Tinggal nyebrang gitu aja, kok."

"Kali ini aku maksa lagi, Cla, dan kamu harus mau."

Clara menghela nafas lirih, "ya sudah. Aku jadi banyak berhutang sama kamu jadinya."

"Ngomong apa, sih? Santai aja nggak usah kayak gitu, kita sudah berteman lama 'kan?"

Clara lantas mengangguk. Jujur saja ia memang menyukai sifat baik Kenzie, laki-laki itu tidak pernah membedakan saat berteman. Bahkan dengan dirinya yang berekonomi pas-pasan.

Dengan telaten Naresh membantunya menaikkan barang belanjaan ke dalam bagasi mobil, selanjutnya ia lantas duduk di samping Kenzie. Mobil itu mulai bergerak pelan, dan tidak butuh waktu lama akhirnya mereka tiba di kediaman Naresh.

Clara bergegas turun dan mengambil barang belanjaannya, begitu pula dengan Kenzie yang sigap membantu. Tanpa keduanya sadari, sedari tadi Naresh mengawasi mereka dari balik kaca jendela. Pandangannya tidak suka dengan rahangnya yang mengetat sempurna seolah menahan emosi.

"Dari mana kalian?!" tanya Naresh saat kedua orang itu baru saja memasuki rumah.

"Mas, aku tadi belanja di supermarket depan dan nggak sengaja ketemu sama Kenzie. Dia bantuin aku bawa barang belanjaan."

"Nggak sengaja apa memang janjian, Cla?!"

"Nggak sengaja, Mas. Aku saja nggak tahu ada Kenzie di sana."

"Masuk! Aku nggak suka kamu dekat dengan laki-laki lain."

"Naresh, aku sama Clara..."

"DIAM!" sentaknya, "aku nggak bicara sama kamu, Kenzie!"

"Mas, jangan marah-marah kayak gitu."

"Aku bilang masuk, Clara! Kamu harus dengar apa kata suami!"

Clara masih tidak bergeming, ia masih mematung di sana menatap Naresh yang nampak kesetanan.

"MASUK SIALAN!" sentaknya sekali lagi yang sontak membuat Clara terhenyak kaget.

Wanita itu masuk ke dalam rumah dengan bulir air mata yang luruh di pipinya. Siapapun pasti akan sakit hati melihatnya, bayangkan saja ia di bentak di hadapan orang lain oleh suaminya sendiri.

"Naresh..."

Bugh!

Sebuah bogeman mentah mendarat sempurna di perut Kenzie, Naresh tidak peduli bahwa Kenzie adalah sepupunya.

Bugh!

Lagi, Naresh meninju wajah tampan itu hingga membuat hidung mancungnya berdarah. Laki-laki itu lalu mencengkeram erat pipi Kenzie dan menatapnya sengit.

"Sekali lagi aku lihat kamu dekat sama Clara, aku akan jadi malaikat mautmu!"

Kenzie tidak menjawab, ia menatap Naresh dengan mata memerah menahan rasa nyeri di perut dan wajahnya.

"Jangan memandangku seperti itu atau aku akan mencongkel matamu! Kau paham?! Jangan berani-beraninya dekati Istriku, Ken!"

"KAU PAHAM, SIALAN!" sentaknya sekali lagi dan langsung mendorong tubuh Kenzie sampai terjerembab ke tanah.

Brakkk!

Naresh menutup pintu dengan kasar, nafasnya terengah-engah. Laki-laki mendudukkan dirinya di ruang tamu. Entah apa yang dia rasakan, kenapa hatinya seperti tidak rela melihat Clara dengan laki-laki lain? Dan apa tadi? Ia menyebut Clara sebagai istri?

Oh, tidak! Ini pasti karena efek kelelahan setelah membereskan barang-barangnya. Dirinya tidak mungkin cemburu. Yeah, dirinya membenci Clara dan ini adalah karena ia tidak mau melihat Clara bahagia dengan laki-laki lain.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Terjebak Pernikahan Kontrak dengan Pewaris Tampan   Chapter 114 | Ikhlas — End

    Paris, Prancis."Aku tidak bisa menunggu lagi, Ray. Aku harus pulang!""Kondisimu sudah stabil?""Bahkan aku sudah merasa sehat dari satu minggu yang lalu."Seorang lelaki berbadan besar itu tak ayal terkekeh mendengar jawaban sahabatnya tersebut. Akhirnya ia memutuskan mengantarkan sahabatnya ke Bandara pagi ini."Jangan lupa hubungi aku kalau kau sudah sampai, Naresh," ucapnya."Aku akan langsung menghubungimu. Terima kasih atas bantuannya," jawab Naresh seraya memeluk erat tubuh besar Raymond.Yeah! Setelah kejadian kebakaran itu Naresh mengalami luka bakar lumayan parah dan juga benturan yang membuatnya tidak sadarkan diri. Sedangkan Raymond juga mengalami luka bakar, tetapi masih tergolong ringan. Itulah yang membuat Raymond berinisiatif membawa sahabatnya ke Prancis.Naresh mengalami koma selama satu Minggu, lelaki tampan itu meraih kesadarannya pada Minggu kedua, dan itu bertepatan saat Clara meninggalkan Italia. Makanya Raymond masih menahan sahabatnya.Namun, Raymond tetap me

  • Terjebak Pernikahan Kontrak dengan Pewaris Tampan   Chapter 113 | Rindu Menyiksa

    Clara menuju ruang meeting bersama dengan Anne, kedua wanita berbeda usia itu sepakat untuk melantik petinggi perusahaan yang baru. Sebenarnya ini adalah tugas Naresh, tetapi lagi-lagi Clara yang harus melakukannya.Beberapa kali wanita cantik itu tampak menghela napas. Bohong kalau ia tidak rapuh. Justru saat ini hatinya sudah hancur berkeping-keping, dan kepingannya pula yang menusuknya hingga berdarah-darah."Kamu baik-baik saja, Cla?" tanya Kenzie yang turut hadir dalam rapat ini."Iya," jawab Clara, singkat."Kalau dulu, mungkin aku akan mengatakan kamu harus mengikhlaskan Naresh dan mulailah menata hidup baru denganku. Namun, sekarang ... aku ingin mengatakan kamu harus kuat. Jika kamu percaya Naresh akan kembali, maka tidak ada yang mustahil. Semesta pasti mendengar doamu, Cla. Dan setiap doa pasti dikabulkan. Jika bukan sekarang, berarti nanti."Clara mengulas senyum tipis. Lelaki yang sempat membuatnya trauma ini sudah berubah menjadi lebih baik. Bahkan beberapa minggu lalu K

  • Terjebak Pernikahan Kontrak dengan Pewaris Tampan   Chapter 112 | Fakta Tentang Clara

    Clara menyembunyikan alat tes kehamilannya di dalam tas, kemudian ia lekas keluar kamar guna mencari Hilda. Beruntung pengawalnya itu masih duduk di ruang tamu. "Hilda ...."Wanita itu terperanjat saat melihat Nona-nya sedang berlari menuruni tangga. "Hati-hati, Nona!" ucapnya dan langsung menghampiri Clara."Kenapa wajahmu?" tanya Clara."Saya khawatir kalau Nona jatuh.""Ah, kamu ini. Sudah, ayo antarkan aku ke rumah sakit."Hilda membelalakkan mata."Nona sakit?!" tanyanya dengan nada serius."Ish! Apaan, sih?! Sudahlah nggak usah banyak tanya. Lebih baik kamu cepat siapkan mobil, mumpung Mama lagi tidur.""Baik, Nona," sahutnya dan lantas berlari menuju parkiran.Clara yang melihatnya tak ayal tersenyum, meskipun hanya senyuman tipis. Karena wanita cantik tentu juga memikirkan kondisi janinnya. Kasihan kalau ikut stres.•Beberapa menit kemudian, Clara sudah sampai di rumah sakit. Ia langsung menuju Dokter Kandungan tanpa ditemani oleh Hilda. Sengaja, karena wanita cantik itu be

  • Terjebak Pernikahan Kontrak dengan Pewaris Tampan   Chapter 111 | Kehidupan Baru

    Keadaan berubah gaduh saat beberapa Polisi kembali masuk ke dalam restoran, sementara Clara sudah tidak sadarkan diri. Namun, Hilda dengan sigap memberitahukan kepada teman-temannya untuk segera mencari jawaban atas cincin itu.Clara membuka mata dan mendapati bahwa dirinya sedang terbaring di kamar hotel. Perlahan wanita cantik itu berusaha menegakkan tubuhnya, sesekali netranya menelisik ke sekeliling."Hilda ...!"Hening! Sama sekali tidak ada jawaban."Hilda ...!" Clara kembali berteriak lebih lantang.Sekejap kemudian pengawal wanitanya itu masuk kamar dengan napas terengah-engah dan langsung menuju ke dekatnya."Ada apa, Nona? Ada sesuatu yang Anda butuhkan?""Bagaimana pencariannya? Apa ada titik terang?!" tanyanya dengan raut penuh harap."Maaf, Nona. Mereka mengatakan belum mendapatkan apa-apa," jawabnya dengan kepala menunduk."Apa?! Dari tadi masih belum mendapatkan apa-apa?! Sebenarnya kalian bisa bekerja tidak?!"Hilda semakin dalam menundukkan kepalanya. Sementara Clara

  • Terjebak Pernikahan Kontrak dengan Pewaris Tampan   Chapter 110 | Barang Bukti

    Clara terbangun dengan kepala yang masih terasa pusing, bola mata coklatnya mengedar ke sekeliling, dan hanya menemukan Hilda yang duduk di samping ranjangnya. Wanita cantik itu menekan sisi pelipis dengan sebelah tangan, sekejap kemudian tangisnya kembali meledak saat teringat Naresh."Nona, apa ada yang sakit? Sebentar, saya akan panggilkan Dokter.""Aku mau suamiku, Hilda."Deg!Hilda yang tadinya hendak beranjak, langsung mendudukkan dirinya di kursi, tangannya menggenggam erat lengan Clara."Para bodyguard dan kepolisian sudah mencari Tuan Naresh dan Tuan Raymond, tapi kebanyakan korban tidak dikenali, Nona. Saat ini mereka sedang menunggu hasil DNA, dan semoga saja Tuan Naresh tidak termasuk salah satu korban. Semoga Tuan Naresh selamat," ucap Hilda berusaha menenangkan."Tapi kemana perginya suamiku kalau dia masih selamat, Hilda?!""Nona, besok kita akan mencari tahu. Ini masih gelap, dan mereka berjanji subuh nanti hasil DNA korban sudah keluar. Jika tidak ada yang cocok den

  • Terjebak Pernikahan Kontrak dengan Pewaris Tampan   Chapter 109 | Insiden

    Matahari tepat berada di atas kepala, Clara melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya, dan jarumnya menunjukkan pukul setengah dua belas. Pesawat yang ia dan Naresh tumpangi baru saja mendarat di Bandara.Naresh dan Clara langsung menuju mobil yang menjemputnya, keduanya langsung dibawa ke sebuah hotel yang terletak di kawasan ellite pusat kota. Hotel bintang lima ini berdiri menjulang di tengah-tengah hiruk pikuk dan gemerlapnya Ibu kota Italia.Yeah! Negara itu menjadi tujuan bulan madu mereka. Clara sudah membayangkan akan mengunjungi banyak tempat wisata dan tempat bersejarah. Ia juga ingin mencoba banyak restoran pasta bersama suaminya."Mau istirahat sekarang?" tanya Naresh.Clara menggeleng. Ia lantas menghempaskan tubuhnya ke kasur empuk berwarna putih itu dan memejamkan matanya sejenak."Aku nggak capek, kok, Mas. Lagian aku tadi udah tidur di pesawat.""Yakin? Atau kamu mau bercinta?" Naresh langsung mengungkung tubuh mungil itu, hal itu tak ayal membuat Clara ter

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status