Tiga Belas Bulan Bersama

Tiga Belas Bulan Bersama

last updateHuling Na-update : 2025-06-23
By:  Love QitaOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
Hindi Sapat ang Ratings
5Mga Kabanata
14views
Basahin
Idagdag sa library

Share:  

Iulat
Buod
katalogo
I-scan ang code para mabasa sa App

"Cinta tidak pernah menjadi bagian dari kontrak itu, tapi mengapa hatiku justru tertawan?" Ketika Haikal Alvaro Mahendra, seorang CEO dingin dan ambisius, membutuhkan istri palsu demi warisan perusahaan, dia tak menyangka akan memilih Sania Maheswari gadis sederhana dengan beban hidup berat. Sebuah kontrak pernikahan dibuat. Tiga belas bulan, tanpa cinta, tanpa ikatan, hanya kesepakatan. Namun batasan mulai kabur saat kedekatan berubah menjadi rasa, dan drama masa lalu menghantui masa depan mereka. Mampukah perjanjian di atas kertas berubah menjadi cinta yang nyata?

view more

Kabanata 1

Bab 1. Pertemuan Tak Disangka

“Empat puluh delapan juta?” bisiknya lirih, nyaris tak percaya saat membaca laporan itu. Dia berdiri terpaku di depan lobby rumah sakit. Bahkan tangannya sampai gemetar memegang struk pembayaran.

Empat puluh delapan juta untuk biaya cuci darah, rawat inap, dan obat-obatan. Uang dari mana? Sementara di dompetnya hanya tersisa uang dua ratus ribu. Di rekening? Bahkan lebih miris.

Gadis itu bernama Sania Maheswari, berusia 21 tahun, seorang mahasiswi jurusan desain grafis di Universitas Tritunggal. Di umur yang baru menginjak dewasa, pundaknya sudah menanggung beban yang seolah lebih berat dark pada usianya. Meskipun kedua orang tuanya masih lengkap, namun ayahnya kini terbaring lemah dengan kondisi gagal ginjal kronis yang membuatnya harus berusaha memberikan pengobatan terbaik untuk ayahnya, apa lagi ibunya juga hanya ibu rumah tangga biasa yang tidak bekerja. Jadi, harapan satu-satunya hanyalah dirinya.

Dia mendongak, berusaha menahan tangisnya. Saat itu, baru menyadari bahwa seseorang berdiri tak jauh dari tempatnya. Seorang pria, berdasi hitam, mengenakan setelan jas hitam yang tampak basah sebagian karena gerimis. Dia tinggi, tegap dan wajahnya terlihat tidak asing.

Pria itu menatapnya sekilas. Tatapannya dingin seperti es, tapi juga tajam seperti orang yang sudah terbiasa mengendalikan banyak hal dalam hidupnya.

Sania buru-buru menyeka air mata di pipinya dan sedikit membungkuk. “Maaf Pak, saya ... saya menghalangi jalan, ya?” ucap Sania sedikit bergeser dari tempatnya berdiri.

Pria itu tidak menjawab. Hanya menoleh sebentar, lalu kembali menatap layar ponsel di tangannya. Tapi, beberapa detik kemudian, dia bersuara pelan, “Jika saya tidak salah, kamu mahasiswa Tritunggal, jurusan desain grafis?”

Sania terkejut. “Iya. Tapi, maaf... Bapak siapa, ya?” tanya Sania dengan ragu-ragu.

Pria itu memasukkan ponselnya ke dalam saku jas. “Saya ingat wajah kamu. Dua minggu lalu kamu presentasi dalam kompetisi desain logo CSR Mahendra Group.”

Mata Sania melebar, seketika dia menyadari siapa pria yang tengah berdiri di depannya saat ini. “Anda ... Bapak Haikal Mahendra? CEO....”

Sania tidak melanjutkan kalimatnya ketika pria itu sudah mengangguk singkat. Wajahnya tetap tenang dan nyaris tanpa ekspresi seperti sebuah patung.

Haikal Alvaro Mahendra, laki-laki berusia dua puluh delapan tahun, namun sudah menyandang predikat sebagai CEO termuda Mahendra Group. Konglomerasi besar yang menguasai banyak lini bisnis di negeri ini. Media menggambarkannya sebagai pria dingin, kejam dan ambisius, sekaligus jenius yang tak terkalahkan. Foto-fotonya kerap muncul di majalah bisnis dengan headline “pria emas generasi baru.” Namun, di balik ketampanan yang nyaris sempurna, ada jarak yang tak bisa ditembus siapa pun.

Haikal dikenal tak pernah melibatkan hati. Setiap langkahnya penuh kalkulasi. Dan hari ini, entah kenapa, Sania menjadi bagian dari perhitungannya.

Sania ingin menghilang seketika, andai dia bisa. Dia sadar betapa buruk penampilannya saat ini, rambut kusut, wajah sembab, pakaian sedikit basah oleh hujan. Berbeda jauh dari momen ketika dia tampil rapi saat presentasi dua minggu lalu.

Haikal menyipitkan mata, seperti membaca pikiran gadis di depannya. “Kamu menang saat itu. Sayangnya divisi CSR memutuskan tidak jadi melanjutkan proyeknya.”

Sania menunduk. “Saya tahu, tidak apa-apa, Pak. Memang belum rezeki saya. Terima kasih karena sudah mengingatnya.” Sania merasa sedikit tersanjung.

Keheningan kembali hadir. Hanya suara hujan yang terdengar semakin deras. Sania menggenggam map tagihannya lebih erat, lalu membungkuk sekali lagi dan bersiap pergi.

Namun, langkahnya tertahan saat suara berat Haikal kembali terdengar. “Kamu membutuhkan uang, bukan?” tanya Haikal tiba-tiba.

Sania berhenti, tenggorokannya tercekat. “Maaf?” gumamnya pelan.

Haikal menatap lurus. “Saya tidak asal menebak. Terlihat dari ekspresi wajahmu saat membaca struk dan dari sorot matamu yang berkaca-kaca. Meskipun begitu kamu tidak menangis histeris, artinya kamu orang yang bisa mengendalikan diri,” terang Haikal.

Sania berusaha tersenyum sopan. “Benar, Pak, dan saya akan mencari cara untuk mendapatkan uang yang saya butuh kan, bagaimanapun itu,” sahut Sania.

“Saya bisa membantu.” ucap Haikal tiba-tiba, menawarkan bantuan untuk Sania.

“Maaf, Pak, tapi saya tidak mau menerima belas kasihan,” sahut Sania langsung menolaknya.

Haikal mengangkat satu alisnya. “Siapa bilang aku akan memberimu uang tanpa syarat?”

Sania menatap pria itu penuh waspada. “Apa maksudnya?”

Haikal menyilangkan tangannya. “Menikah denganku," jawab Haikal dengan ekspresi datar.

Jantung Sania nyaris melompat keluar. “Apa?! Apa saya tidak salah dengar?”

“Pernikahan kontrak hanya tiga belas bulan. Kamu tinggal bersamaku, berpura-pura jadi istri di depan publik dan keluargaku. Setelah itu, kita akan bercerai. Aku akan membayarmu cukup banyak hingga ayahmu bisa berobat dengan layak,” ucap Haikal.

Sania terpaku. Tawaran itu terasa seperti cuplikan drama.

“Kenapa saya?” tanyanya, nyaris berbisik.

Haikal menatapnya tajam, tapi bukan dengan amarah. Justru sangat tenang.

“Mungkin hanya kebetulan dan saya rasa, kamu cukup pintar untuk tidak bertanya hal bodoh. Kamu butuh uang dan aku butuh istri sebelum tanggal ulang tahunku bulan depan agar aku bisa mendapat hak waris perusahaan. Wanita lain terlalu banyak drama. Aku butuh seseorang yang tidak akan berharap lebih.”

Sania memeluk map di dadanya. Tawaran itu terdengar gila dan tidak masuk akal. Tapi, juga terlalu nyata untuk diabaikan.

“Hidup saya bukan drama, Pak. Saya tidak terbiasa dengan permainan seperti ini.”

Haikal merogoh saku jas, mengeluarkan kartu namanya dan menyerahkannya pada Sania.

“Kamu punya waktu 24 jam untuk berpikir. Kamu bisa menelepon jika setuju dan datanglah ke alamat ini. Kontraknya akan siap.”

Sania menatap kartu itu dengan tangan gemetar.

“Dan satu hal lagi,” kata Haikal sambil berbalik.

Sania mendongak.

Haikal menatap lurus ke arah mata gadis itu, untuk pertama kalinya menunjukkan sesuatu yang lebih dalam dari sekadar dingin, sebuah kehampaan yang entah kenapa terasa sangat akrab.

“Aku tidak percaya cinta. Jadi, kamu jangan pernah berharap aku akan mencintaimu!”

Lalu, pria itu melangkah pergi, meninggalkan aroma parfum mahal dan kebisuan panjang yang menggantung di udara.

Sementara Sania berdiri diam, menatap kartu nama itu, selembar kertas kecil yang mungkin akan mengubah seluruh hidupnya.

Tangannya gemetar saat meraih ponsel dari saku tasnya, matanya masih menatap nama di kartu itu seolah sedang menggenggam dua pilihan, harga diri atau ayahnya yang sekarat.

“Apa aku benar-benar harus menjual diriku demi Ayah?” bisiknya nyaris tak terdengar.

Di saat pikirannya melayang jauh, tiba-tiba ponselnya bergetar. Sebuah panggilan masuk, Sania melihatnya cepat dan menjawabnya.

“Halo?”

Terdengar suara di seberang sana panik.

“Sania! Kamu di mana? Cepatlah ke ruangan! Ayahmu ... Ayahmu tiba-tiba kejang!”

Palawakin
Susunod na Kabanata
I-download

Pinakabagong kabanata

Higit pang Kabanata

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Mga Comments

Walang Komento
5 Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status