Share

104. Terpojok

Author: Blue Rose
last update Huling Na-update: 2025-07-22 23:02:29
Hari ini berbeda. Hari ini adalah hari Regan seharusnya berada bersama keluarganya. Hari di mana ia harus menghadiri acara penting sebagai pewaris dari keluarga yang memiliki perusahaan besar.

Dan karena keputusannya menemani Bella seharian kemarin, ia terlambat satu hari. Harusnya sudah dimulai dari kemarin.

Siangnya, di rumah utama keluarga besar Regan—sebuah bangunan mewah bergaya kolonial dengan taman luas dan kolam renang pribadi ayahnya, menunggunya di ruang kerja yang sunyi.

Regan datang satu jam lebih awal dari jadwal yang diminta, berharap bisa menenangkan suasana. Namun wajah sang ayah tetap dingin.

"Kamu udah di Jakarta dari kemarin, kan? Tapi kamu tidak datang ke rumah ini," ucap Tuan Wirya tanpa melihat wajah anaknya. Ia menutup folder laporan, lalu mengangkat pandangan.

"Maaf, Pi. Aku ada urusan mendesak."

"Urusan mendesak itu bernama Bella, aku tahu." Tuan yang berkuasa itu berdiri, berjalan pelan ke arah jendela. "Sebagai pewaris, kamu bukan hanya punya tan
Blue Rose

Semoga suka ヾ(❀╹◡╹)ノ゙❀~ Kasih ulasannya jangan lupa

| Like
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   166. Melintasi Kegelapan

    Malam semakin larut. Api unggun telah padam, hanya tersisa bara merah yang sesekali berkilau ditiup angin. Para peserta satu per satu kembali ke kamar penginapan yang disediakan panitia. Suasana pantai yang semula riuh kini hanya menyisakan debur ombak dan suara jangkrik dari pepohonan sekitar.Deva berjalan sendirian di sepanjang lorong kayu penginapan. Wajahnya tegang. Sejak sore, sejak pembicaraannya dengan Mila, pikirannya tak pernah berhenti berputar. Ia tahu, waktunya tidak bisa ditunda lagi. Jika ia sungguh-sungguh ingin berjuang untuk Mila, maka hal pertama yang harus ia lakukan adalah menyelesaikan hubungannya dengan Keyla.Ia tidak ingin lagi ada status yang menggantung, tidak ingin Mila terus merasa terikat oleh “perjodohan” yang sudah lama menjadi belenggu.Deva berhenti di depan pintu kamar Keyla. Napasnya teratur, tapi dalam dadanya bergejolak hebat. Ia mengangkat tangan, hendak mengetuk, tapi tiba-tiba langkahnya tertahan.Dari dalam kamar, terdengar suara samar. Awalny

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   165. Mungkinkah Aku?

    Malam acara gatering tiba. Udara malam di tepi pantai mulai menusuk lembut ke kulit. Angin laut berhembus membawa aroma asin dan lembab, bercampur dengan bau kayu kering yang terbakar. Api unggun di tengah lingkaran sudah menyala besar, menari-nari ke langit malam dengan lidah api oranye yang menjilat potongan kayu. Cahaya itu memantulkan wajah-wajah penuh tawa, juga beberapa tatapan yang menyimpan rahasia.Semua orang duduk melingkar, sebagian di atas tikar, sebagian lagi di pasir dengan kaki terbenam setengah. Gelas plastik berisi minuman ringan berpindah dari tangan ke tangan. Ada suara gitar akustik yang dipetik ringan, menemani suara deburan ombak di belakang.Malam itu seolah sengaja diciptakan untuk kebersamaan, tapi bagi Mila… malam itu justru jadi jebakan emosi.“Baik, sekarang kita bikin acara bebas!” seru salah satu panitia dengan nada riang. “Siapa pun boleh tampil! Mau nyanyi, stand-up, baca puisi, joget kocak—pokoknya hibur kita semua. Nanti yang paling menghibur akan d

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   164. Ternyata Mereka Juga Nyata

    Suasana di tepi pantai itu mendadak hening. Angin berembus lembut, hanya debur ombak yang terdengar bersahutan. Mila menatap Winona, masih dengan mata sembab setelah menangis. “Jadi… kita bertiga sama-sama sadar?” suara Mila bergetar, masih sulit percaya dengan kenyataan yang baru saja terbuka. Winona mengangguk pelan, lalu menatap laut dengan pandangan kosong. “Iya, Mil. Kita sama-sama pernah… terjebak di dunia novel itu. Bedanya, aku udah tahu sejak awal kalau semua itu bukan mimpi. Dan sejak aku balik ke dunia nyata, aku sadar satu hal, meski kita di sini, faktanya nggak ada yang berubah.” Mila menelan ludah. “Maksud kamu…?” “Baik aku maupun Bang Deva…” Winona menoleh sekilas pada Deva, lalu kembali ke arah Mila, “…kami berdua tetap dijodohkan. Sama persis kayak pola yang ada di novel. Hanya saja perannya beda. Regan dan Sheryl nggak ada lagi, tapi nama kami di dunia nyata masih terikat hal yang sama, perjodohan itu.” Deva hanya menghela napas berat, seolah tak ingin membahas l

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   163. Sheryl?

    Sepeninggal Andin, Mila duduk termenung. Hatinya tidak benar-benar tenang. Kata-kata perempuan itu terus menggema, tapi lebih dari itu, suara teman-teman sekamarnya pun masih mengiris-iris pikirannya. Kenapa semua ini harus terjadi padaku? Mila menatap laut biru di kejauhan, matanya sayu. Sejak awal ia hanya ingin bekerja dengan baik, menikmati momen gathering, dan mungkin… membiarkan hatinya sedikit terbuka pada Edric. Namun kenyataannya, setiap kali ia mencoba merasakan kebahagiaan, selalu ada bahaya yang menimpa. Apa memang salahku kalau aku merasa nyaman dengan Edric? Kenapa seolah-olah seluruh dunia menolak kebahagiaan itu? Di tengah kebimbangannya, pesan masuk dari Jihan, sahabatnya yang bekerja di divisi berbeda. “Mil, aku tau ini berat, tapi aku harus kasih tau kamu sesuatu. Hati-hati banget sama salah satu teman sekamar kamu. Ada gosip di kantor, dia anak salah satu pemilik saham. Katanya dulu pernah terlibat kasus kriminal. Bukan cuma bully… tapi sampai menghila

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   162. Jangan Deket-deket

    Mila mengalami keseleo sehingga tidak bisa berjalan. Meski kata dokter hanya cedera ringan dan tidak sampai patah tulang, tetap saja itu cukup mengganggu. Setiap kali menapak, rasa nyeri menjalar ke pergelangan kakinya. Hal itu membuat Edric terus berada di sisinya, membantu setiap langkah kecil yang ia coba lakukan. Mila sendiri masih tidak percaya dengan apa yang barusan menimpanya. Ia tidak ingin langsung menuduh, tetapi ada sesuatu yang aneh. Tadi, saat terjatuh, ia jelas merasakan ada kaki yang “menghalangi” jalannya. Namun, siapa pemilik kaki itu? Ia tidak bisa memastikan. Yang paling dekat dengannya justru adalah teman satu timnya—orang yang seharusnya mendukung, bukan menjatuhkan. Mila menelan ludah. Hatinya masih diliputi rasa tak percaya. Kenapa mereka tega? ••• Setelah acara lomba selesai dan Mila dibawa ke kamar untuk istirahat, malamnya ia terbangun karena suara bisikan dari teman-teman sekamarnya. “Akhirnya dia cedera juga,” suara itu terdengar jelas di telinga Mil

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   161. Lomba yang Lucu

    Lapangan hijau di Ubud sudah dipenuhi suara riuh. Semua karyawan bersemangat mengikuti rangkaian lomba. Panitia sudah menyiapkan berbagai perlombaan khas tujuhbelasan, mulai dari lomba bakiak, joget balon, kelereng, lomba karung, hingga lomba memasukkan paku ke dalam botol. Udara pagi yang sejuk membuat semangat mereka semakin membara. “Baik, lomba pertama adalah Joget Balon!” seru MC. Edric maju ke depan bersama pasangan lombanya, salah satu staf HRD. Mereka harus menahan balon di antara dahi sambil berjoget mengikuti irama dangdut remix. Suasana pecah. Semua orang bersorak melihat Edric yang biasanya sangat cool, kini harus menggoyang pinggulnya dengan ekspresi kaku. Wajahnya sudah memerah karena malu. “Hahaha! Pak Edric, jangan tegang begitu!” teriak salah satu peserta dari pinggir lapangan. MC juga meledek Edric yang hari ini terlihat berbeda, harus menurunkan wibawanya. Banak karyawan yang tak mau melewatkan moment itu dan mengambil video agar bisa dijadikan kenang-kenangan

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status