Share

95. Tertekan

Author: Blue Rose
last update Huling Na-update: 2025-07-18 22:48:24

Bella meminta izin ke toilet. Di dalam bilik, ia berdiri di depan cermin. Menghapus air mata. Mengatur napas. Menenangkan wajah agar tak terlihat kacau. Tangannya memeras tisu basah, membersihkan eyeliner yang luntur. Ia tidak boleh lemah. Tidak di depan mereka.

Ia memakai make up lagi dengan secantik mungkin agar terlihat tak terjadi apa-apa sebelumnya.

Ketika ia kembali, Sheryl mengajaknya makan. "Kebetulan Tante Yola ngajak makan bareng juga. Kita satu meja aja, ya?"

Bella menoleh, ragu. Tapi sudah terlambat. Yola melambai riang dari meja restoran. Ingin rasanya menolak, ttapi ia masih mempertimbangkan perasaan Sheryl. Bagaimanapun Sheryl juga calon keponakan Yola yang harus menghormatinya.

"Lu mau?"

Sheryl berpikir sejenak, "gue gak masalah. Tapi kalo lo gak nyaman, kita makan di tempat lain."

"Oke. Aku gak papa kok."

Ia tak mau jadi orang egois, masalahnya dengan Yola bukan tanggungjawab Sheryl. Sheryl tak perlu menanggung bebannya hanya karena ia tak nyaman dengan Yo
Blue Rose

Sheryl sama Bella emang kadang ngomongnya campuran aku-kamu dan elo-gue, maklum baru merasa bestie mereka(⁠✿⁠^⁠‿⁠^⁠)

| Like
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   99. Berusaha Positif Thinking

    BELLA, KAMU TIDAK MEMPERHATIKAN PERINGATANKU YA? "HAH!!!" Bella terbangun dengan kaget ketika menemui mimpi aneh. Bisikan mengerikan itu terus menekannya di dalam mimpi, seolah ia memang harus bertanggungjawab pada sesuatu. Taoi ia tak melakukan kesalahan apapun. "Kenapa lu, Bell?" tanya senuah suara. Bella baru ingat ada Sheryl yang menginap di apartemen. Sheryl juga terbangun karena Bella terbangun dengan heboh. "Lu ngapa tidur di sofa, malah gue yang tidur di kasur sendirian?" gerutu Sheryl. "Gue lupa naik semalam." "Oh gitu, tidur lagi yuk!" Bella menggeleng. "Gue mau beli bubur ayam dulu di depan, kalo nanti bisa pergi dia." "Emang gak mangkal." "Enggak. Tukang bubur keliling. Duluan ya!" Bella menyambar cardigan-nya sebelum akhirnya pergi dengan baju tidur dan sendal jepit itu. Saat Bella membeli bubur ayam itu, seseorang tiba-tiba memanggilnya. "Bell!" Bella menoleh dan mendapati Yasha yang baru datang, ia sepertinya juga akan beli bubur ayam. "Eh Yasha,

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   98. Keluarga Formalitas

    Kasus antara Alex dan Jessica rupanya tak kunjung usai. Gosip tentang kehamilan Jessica masih membuat hidup Sheryl tidak tenang. Ia jadi lebih sering mengeluh, bahkan sampai datang ke kantor Bella hanya untuk makan siang sambil curhat. Bella mendengarkannya dengan sabar, meberi saran jika diminta, dan tak pernah menolak kehadiran Sheryl yang kini makin sering berada di sekitarnya.Terkadang, jika benar-benar sedang tak punya kegiatan, Sheryl ikut membantu pekerjaan Bella. Meski bantuannya tak seberapa, kehadiran Sheryl cukup membuat suasana kerja Bella jadi lebih ringan. Sheryl juga merasa lebih tenang di dekat Bella, apalagi sejak Regan pergi ke luar negeri. Ia tahu Bella sedang merasa kehilangan, meskipun tak pernah diucapkan secara langsung.Sahabat-sahabat Sheryl sedang sibuk dengan dunia barunya di perkuliahan. Beberapa bahkan sudah punya pacar dan lebih memilih menghabiskan waktu dengan pasangan masing-masing. Sheryl pun hanya memiliki Bella sebagai tempat pelarian.Malam itu, s

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   97. Dilema Sendiri

    Kalung. Kalung yang dulu ia lihat saat di rumah sakit. Tapi sekarang... kalung itu memancarkan cahaya samar yang menari di permukaan logamnya. Seolah memberi sinyal. Seolah memanggil sesuatu. Bella menelan ludah, tangannya gemetar saat hendak menyentuh kalung itu. Tapi sebelum jari-jarinya menyentuh liontinn tersebut, terdeangar suara ketukan ringan. Dan tak lama kemudian, pintu kamarnya terbuka. Regan masuk dengan langkah tergesa. "Bella, aku—" Ia tak sempat melanjutkan. Pandangan Bella membuat langkah Regan terhenti. Perempuan itu menatapnya seolah melihat hantu. Matanya membelalak, wajahnya pucat. Regan menyipitkan mata. "Kamu kenapa?" Bella masih menatapnya tanpa suara. Ia perlahan melirik ke arah laci, dan secepat ia membukanya... cahaya itu menghilang. Kalung itu kembali biasa. Tak ada cahaya. Tak ada pancaran aneh. Hanya logam diam yang tergeletak di tempatnya. Bella mengatupkan bibir, bingung harus berkata apa. Sesuatu dalam dirinya ingin menceritakan apa yang barusa

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   96. Bersinar

    Keesokan paginya, sinar matahari menembus tirai kamar Sheryl. Suasana masih sepi, bahkan terlalu tenang untuk dua hati yang semalam sempat dibanjiri emosi. Bella membuka matanya perlahan, lalu menoleh ke arah Sheryl yang duduk menyandar di kepala ranjang dengan wajah serius, seakan menyimpan sesuatu."Gue kepikiran, Bel," kata Sheryl pelan. "Soal obrolan kita semalam. Tentang cowok-cowok itu."Bella duduk tegak, menyimak. Meskipun masih mengantuk, ia masih bisa menangkap apa yang Sheryl katakan. Sheryl pun menoleh ke arahnya dan berkata dengan lebih mantap, "Situasiku mungkin iya. Gue datangnya setelah ada Jessica di hidup Alex. Tapi Om Regan beda. Om udah lebih dulu sama lo daripada gue sama Alex. Dan Alex udah lebih dulu sama Jessica."Bella mengelus tangan Sheryl pelan, seakan ingin menurunkan suhu emosi yang mulai naik. "Iya, gue tahu. Tapi Yola lebih penting buat bisnis Regan daripada gue. Lo mungkin kalah dari sisi waktu, tapi gue kalah dari sisi kasta."Sheryl terdiam, bibirny

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   95. Tertekan

    Bella meminta izin ke toilet. Di dalam bilik, ia berdiri di depan cermin. Menghapus air mata. Mengatur napas. Menenangkan wajah agar tak terlihat kacau. Tangannya memeras tisu basah, membersihkan eyeliner yang luntur. Ia tidak boleh lemah. Tidak di depan mereka. Ia memakai make up lagi dengan secantik mungkin agar terlihat tak terjadi apa-apa sebelumnya. Ketika ia kembali, Sheryl mengajaknya makan. "Kebetulan Tante Yola ngajak makan bareng juga. Kita satu meja aja, ya?" Bella menoleh, ragu. Tapi sudah terlambat. Yola melambai riang dari meja restoran. Ingin rasanya menolak, ttapi ia masih mempertimbangkan perasaan Sheryl. Bagaimanapun Sheryl juga calon keponakan Yola yang harus menghormatinya. "Lu mau?" Sheryl berpikir sejenak, "gue gak masalah. Tapi kalo lo gak nyaman, kita makan di tempat lain." "Oke. Aku gak papa kok."Ia tak mau jadi orang egois, masalahnya dengan Yola bukan tanggungjawab Sheryl. Sheryl tak perlu menanggung bebannya hanya karena ia tak nyaman dengan Yo

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   94. Kamu Hanya Pelarian, Bella

    Malam itu, Regan baru saja menelepon Bella, memberi tahu bahwa ia tak bisa menemuinya malam ini karena harus menjalani makan malam dan agenda jalan berdua dengan Yola, tunangannya. "Aku minta maaf, Bel. Ini bagian dari... kompromi kami. Dia minta malam ini jadi malam 'kita'. Aku harus pura-pura menjadi pasangan baik di depan umum." Bella terdiam di ujung telepon. Ada jeda panjang sebelum akhirnya ia menjawab, "Gak apa-apa. Dia tunangan kamu, dia lebih berhak." Kalimat itu mengiris hati Regan. "Jangan ngomong gitu. Kamu tahu aku—" "Aku cuma simpanan, Regan," potong Bella dengan suara yang terdengar lembut namun dingin. "Aku gak punya hak buat cemburu." Regan ingin membantah, tapi Bella buru-buru mengakhiri percakapan. Ia tahu, jika lanjut, suaranya mungkin akan bergetar. Ia tak ingin terdengar lemah. Tak lama setelah itu, Sheryl menghubunginya. "Bella, ayo temenin aku ke mall. Aku butuh keluar. Please, jangan nolak. Aku butuh temen sekarang." Bella sempat ragu. Tapi d

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status