Share

CHAPTER 7

Happy reading semua!!!

Aphrodite berjalan tergesa-gesa menuju ruang latihan bawah tanah yang jaraknya lumayan jauh dari mansion utama milik Atland dan Aphrodite tersesat ketika mencari ruang latihan tersebut hingga di bantu oleh salah satu pengawal.

Bagaimana Aphrodite tidak tersesat ketika letak ruang latihan yang dituju Aphrodite berada di bawah tanah dan juga sangat tidak terlihat jika tidak diperhatikan dengan baik.

Atland menatap datar Aphrodite seolah-olah berkata kalau dia harus mendekat kearah Atland dan Aphrodite mengerti tatapan itu dan mendekati Atland.

Aphrodite melangkah mengikuti Atland yang sudah berjalan kearah samsak. “Apakah kau akan melatihku boxing?”Atland hanya menatap datar Aphrodite karena pertanyaannya sangat tidak bermutu menurut Atland.

Aphrodite mengerucutkan bibir tanpa sadar karena Atland tidak menjawab pertanyaannya padahal Aphrodite hanya ingin berbasa-basi dengan Atland. “Dasar gunung es.” Atland tersenyum tipis mendengar gerutuan Aphrodite yang berkata seperti. Atland seperti kembali kemasa dimana Aphrodite mengatasinya gunung es karena tidak menjawab pertanyaannya.

Atland mengkode Aphrodite untuk berdiri didepan samsak. “Bodoh,”kata Atland dan kembali menarik Aphrodite untuk memakaikan sarung.

Aphrodite tidak sadar karena terus mendumel dalam hatinya tentang sikap Atland yang selalu seperti gunung es sehingga Aphrodite tidak menggunakan pelindung tangannya. Aphrodite bahkan hanya diam saja ketika Atland membantunya untuk memakasi pelindung tangan.

Setelah tersadar beberapa detik Aphrodite memberikan tinjuannya pada wajah Atland yang di tangkis baik oleh Atland.

“Apakah kau baru saja mengatai ku bodoh?” tanya Aphrodite sambil bercakak pinggang dan menatap tajam Atland walaupun sebenarnya Aphrodite hanya bergurau karena situasi yang menurutnya sangat mencekam ini. Atland hampir melebarkan senyum bodohnya ketika menatap Aphrodite yang saat ini sangat menggemaskan.

“Hanya kau yang berani melakukan hal ini padaku. Setelah selesai latihan bersihkan seluruh lantai tiga tanpa bantuan siapapun,” Kata Atland dengan matanya yang memandang tajam ke arah Aphrodite.

“Apakah kau gila?! Bagaimana aku bisa membersihkan seluruh lantai tiga seorang diri?” Wajah datar Atland berubah menjadi emosi ketika Aphrodite mengatainya gila. Aphrodite yang merasa suasana mencekam langsung menatap ke arah Atland yang memasang wajah emosi.

Aphrodite menelan ludahnya susah payah ketika Atland terus melangkah kearahnya dan membuatnya terpojok ke tembok.

“A-apa yang kau lakukan? Menjauhlah aku tidak ingin orang salah paham dengan kedekatan kita yang ambigu ini.”Atland tidak habis pikir dengan tingkah Aphrodite yang semakin berani padanya padahal saat ini Aphrodite dalam keadaan yang terpojok.

“Setelah menyelesaikan hukumanmu berdiri didepan pintu ruang kerjaku jika kau tidak mengindahkan perkataanku maka aku tidak segan-segan menghukummu lebih kejam lagi.”

Aphrodite langsung mengangguk tanpa sadar ketika suara datar Atland masuk kedalam gendang telinganya.

Atland melepaskan Aphrodite dari kukungannya dan membuat Aphrodite menarik napas berulang kali karena ketika Atland mengukung dirinya Aphrodite merasa pasokan udara di sekitarnya menepis.

Aphrodite berulang kali memukul samsak dengan fokus tetapi Atland selalu menganggu fokusnya dengan memegang pinggangnya dan memposisikan tubuhnya dengan benar. “Fokus,” kata Atland di telinganya dan membuat tubuhnya meremang tanpa sadar.

Apalagi jari Atland yang langsung menyentuh perut datarnya yang tidak terhalang kain karena Aphrodite hanya menggunakan baju olahraga yang menunjukkan perut ratanya.

“Jangan pernah memakai baju kurang bahan seperti ini lagi di mansionku.”Aphrodite langsung menganggukkan kepalanya tanda setuju karena tidak ingin Atland semakin menghukumnya dan juga karena tidak ingin Atland menyentuhnya lagi.

Mereka menghabiskan dua jam lebih hanya untuk berlatih dan Aphrodite merasa sangat kehausan karena berlatih tanpa henti. Aphrodite langsung meneguk air mineral di botolnya dengan brutal dan sampai mengalir di lehernya.

Atland memalingkan wajahnya ketika melihat cara minum Aphrodite yang mengundang sesuatu di dirinya untuk bangun.

“Jangan lupa untuk menjalankan hukumanmu,” Kata Atland dan berlalu dari hadapan Aphrodite yang langsung menggeram kesal tetapi tidak bisa melampiaskan emosinya karena takut dengan tatapan tajam Atland.

Dames mengerutkan keningnya ketika melihat wajah Atland yang memerah seperti terbakar dan berjalan dengan langkah panjang kekamarnya. “Apakah tuan sedang marah atau sakit?” Dames bermonolog didalam hatinya.

Aphrodite langsung menjalankan hukumannya karena Aphrodite ingin beristirahat nantinya tanpa harus memikirkan hukuman yang diberikan Atland padanya. Aphrodite mengepel lantai dengan kasar dan sesekali menghentakkan kakinya seperti anak kecil.

Kalau seperti ini Aphrodite seperti bukan dirinya yang seperti biasa yaitu cuek dan dingin dengan sekitar.

Setelah hampir dua jam lebih membersihkan lantai tiga Aphrodite tertidur di lantai karena merasa sangat kelelahan. Padahal lantai tiga sangat bersih dan tidak ada abu tetapi Aphrodite tetap menjalankan hukumannya dengan benar walaupun sesekali mendumel kesal.

“Huff badanku terasa sangat remuk sekali. Aku ingin pulang saja ke panti karena di sana aku hanya makan dan tidur. Aku jadi merindukan panti,” Kata Aphrodite dengan nada sedih walaupun kemarin dia sempat berbicara dengan ibu panti tetapi dia sangat merindukan tempat tinggalnya itu.

Sedangkan Atland sedari tadi memandang cctv yang ada di lantai tiga tanpa beranjak sama sekali dari kursi kebesarannya dan tanpa sadar Atland tersenyum tipis melihat Aphrodite yang mendumel kesal dan mengepel lantai dengan kasar.

Bunyi ketukan pintu membuat Atland menggeram marah karena kesenangannya di ganggu. “Permisi tuan,” kata Dames sambil melangkah masuk dan saat itu juga Dames merasa suasana ruangan kerja Atland yang sangat mencekam. “Maaf menganggu waktumu tuan tetapi aku sudah mendapatkan sedikit keanehan didalam biodata milik Aphrodite,” kata Dames sambil menyodorkan sebuah map yang berisikan data diri Aphrodite.

Dames menghabiskan waktunya semalaman untuk mencari data diri Aphrodite dan Dames yakin ada sesuatu yang disembunyikan sehingga biodata Aphrodite sangat sulit untuk didapat.

Atland menaikkan alisnya sebelah ketika melihat ada yang ganjal dari biodata Aphrodite. “Aku yakin seseorang ingin menutup informasi Aphrodite dengan sangat baik,”kata Dames lagi dan Atland menyandarkan tubuhnya di kursi sambil mengetuk meja kerjanya.

“Dia memiliki tatoo yang mirip dengan seseorang yang aku kenal tuan tetapi aku lupa siapa yang memiliki tatoo tersebut,”

“Rupanya ada seseorang yang ingin bermain-main denganku,” kata Atland dengan smirk yang muncul di bibirnya dan bahkan sekarang Atland kembali menatap Aphrodite dengan tatapan yang tak biasa ketika melihat Aphrodite berdiri didepan ruang kerjanya dengan wajah cemberut.

Mansio Atland memang dibuat dengan sangat canggih bahkan untuk ukuran CCTV pun dibuat dengan sangat rapi dan juga mengelebaui musuh sehingga banyak sekali orang-orang yang ceroboh kalau mansion Atland tidak memiliki CCTV.

Atland hanya tidak ingin kecolongan dan membuat orang-orang bisa membobol CCTVnya di kemudian hari dan hal itu tentu terasa sangat merepotkan.

“Tuan aku mohon padamu untuk tidak menghukum Aphrodite karena kita belum mengetahui motif apa yang dia lakukan sehingga nekat masuk kedalam mansion ini,” kata Dames dengan nada sedikit memohon dan hal itu membuat Atland menatap Dames dengan tatapan tajam.

“Apakah kau ingin membela wanita itu?” tanya Atland dengan nada datar tetapi tidak dengan tatapan tajam matanya bak elang yang sedang mencari mangsa.

“Tidak tuan tentu saja tidak,” kata Dames dengan panik dan membuat Atland menatapnya semakin datar. “Kau tidak perlu mengatur ku,” Kata Atland dan membuat Dames menelan ludahnya dengan susah payah.

“Baik tuan, maaf untuk kelancanganku,” kata Dames dengan nada menyesal. Atland tidak menanggapi perkataan Dames dan menatap Aphrodite yang mulai terkantuk-kantuk didepan pintu ruang kerjanya. Atland tidak akan melepaskan Aphrodite dengan mudah jika Aphrodite ketahuan mengkhianati kebaikannya.

Atland tidak akan menghukum Aphrodite seperti musuh-musuhnya seperti biasa tetapi Atland mempunyai hukuman yang sangat menarik untuk Aphrodite.

Dames yang melihat tuannya sedang menatap Aphrodite dengan tatapan tak biasa langsung merasa cemas dan berharap Aphrodite akan baik-baik saja karena dirinya sendiri tidak bisa menebak apa yang akan dilakukan Atland kepada Aphrodite.

“Tuan besok Dipta dan Arvies akan kembali karena mereka telah menjalankan misi dengan baik,” kata Dames dan Atland tentu saja sudah mengetahui kabar itu tetapi Dames adalah tangan kanan Atland yang dimana dia harus tetap memberitahukan apapun informasi kepada Atland tuannya.

Atland menganggukkan kepalanya dan mengibaskan tangannya untuk Dames keluar dari ruangannya.

“Dames bisakah kau meminta tuan untuk meringankan hukumanku?” tanya Aphrodite dengan nada memelas karena kedua kakinya sangat sakit saat ini apalagi dia sudah cukup kelelahan saat ini.

“Kau bisa meminta langsung kepada tuan jika kau berani,” kata Dames dan membuat Aphrodite mengerucutkan bibirnya dan Dames mengulum senyumnya ketika melihat Aphrodite yang sangat cantik dengan wajah cemberutnya.

Tak lama kemudian pintu terbuka dan menampilkan Atland yang sedang menatap mereka dengan tatapan datar. “Masuk,” kata Atland yang ditujukan pada Aphrodite dan mau tak kau Aphrodite melangkahkan kakinya kedalam ruangan kerja Atland.

“Duduk disana dan temani aku bekerja,”kata Atland dan membuat Aphrodite bersemangat kembali karena secara tidak langsung dia mendapat sedikit jatah untuk beristirahat sejenak.

Tak terasa waktu berlalu dengan cepat dan Atland mengurut pelipisnya yang cukup pening ketika selesai membaca seluruh laporan keuangan untuk perusahaannya yang lain. Mata Atland mengarah pada tubuh mungil yang sudah tertidur dengan lelap di atas sofa.

Atland melangkah ke arah Aphrodite dan menyingkirkan beberapa helaian rambutnya dan Atland duduk di atas meja dan menatap Aphrodite dengan intens.

“Siapa kamu?” Kata Atland pelan dan menatap tatoo yang ada dileher Aphrodite.

Atland mengelus tatoo itu dengan pelan dan sekujur tubuhnya merinding merasakan kulit halus Aphrodite saat ini. “Aku akan membawakan neraka yang tidak pernah kau bayangkan jika kau adalah salah satu yang menyusup kemari,” kata Atland dengan suara datarnya.

Bersambung…

Haii terima kasih udah baca chapter ini dan maaf yah kalau chapter ini agak lebih panjang dari chapter yang lainnya hehehe

Jangan lupa tinggalin jejak dengan vote dan komentar yahhh

Salam hangat Mrs Styles ^_^

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status