"Terima kasih sudah bersedia membantu untuk mengurus semua dokumen yang aku inginkan," ucap Mike pada Richard, salah satu temannya. Dalam ketidakberdayaannya, Mike patut bersyukur karena masih banyak teman- teman yang berdiri di sisinya. Meski banyak yang mengetahui kondisi Mike yang telah ditekan habis-habisan oleh anak buah Nader, namun Richard dengan berani menawarkan bantuan."Jangan sungkan, Mike." Richard menepuk bahu temannya. "Kita sudah lama saling mengenal dan kamu juga banyak membantuku selama ini. Saatnya aku yang membalas kebaikanmu."Setelah mendapatkan dokumen yang diinginkannya, Mike meminta pamit pada Richard. Hari itu, dia langsung menuju sebuah pemakaman. Mike berjalan menuju dua buah pusara yang masih baru. Di atasnya juga terdapat banyak taburan bunga yang masih terlihat segar. Sedangkan di tengah-tengah gundukan tanah, tampak wanita paruh baya berjongkok sambil memegang nisan putih bertuliskan nama Rafeeqa dan Reema."Bu Meta, saatnya pulang, hari sudah semakin
Tanpa sadar, Nader mencengkram gelas di tangannya hingga pecah tak berbentuk. Senada dengan warna darah di tangannya, mata pria itu juga memerah dan urat-urat di lehernya terlihat keluar menonjol.Nader marah sekaligus cemburu.Tak cukup sampai di situ, Heba kembali menambahkan gosip untuk memanas-manasi Nader agar semakin membenci Noura."Ibu sudah mengatakannya sejak awal jika Noura bukanlah wanita baik-baik," lanjut Heba dengan bersemangat. "Dia tidak pantas menjadi istrimu, karena selain menjalin hubungan dengan beberapa pria dalam satu waktu, wanita matre itu juga hanya mengincar hartamu saja!""Beberapa pria?" tanya Nader. Terkadang, dia masih ragu dan sulit untuk percaya."Ya, beberapa pria kaya yang dijadikan sebagai korbannya, dan ketika di penjara, dia masih saja melakukan hal yang sama. Noura pasti menjual tubuh hanya untuk menuntaskan birahinya saja yang kemudian berakhir hamil di dalam penjara," ungkap Heba berapi-api.Untuk meredam emosinya, Nader memilih diam dan membiar
"Temukan segera anak yang baru dilahirkan Noura!" Melalui sambungan telepon, Heba memberi perintah pada orang suruhannya. "Aku tidak mau tahu alasannya, begitu kalian mendapatkan anak itu, langsung habisi dan buang mayatnya tanpa meninggalkan jejak!" lanjutnya dengan nada yang paling kejam.Setelah menutup panggilan, Heba yang sedang berada di dalam kamar Rona menatap putrinya itu dengan wajah emosi. "Masih bisa bersikap acuh kamu?" Rona terlihat santai dengan urusannya, hiasan kukunya lebih penting daripada ikut campur dengan kepentingan ibunya. "Apa lagi yang harus aku lakukan, Bu? Bukankah anak itu masih merah dan dokter Mike sudah mengaku sendiri sebagai ayahnya? Jadi untuk apa membuang-buang waktu,ntenaga dan pikiran hanya untuk menyingkirkan anak yang baru lahir?" "Bodoh sekali kamu!" bentak Heba sembari menoyor kepala putrinya. "Dokter Mike hanya mengaku-ngaku saja sedangkan Nader sendiri yang mengatakan jika Noura masih perawan saat tidur bersamanya. Kamu tahu sendiri bahwa N
Noura meneliti setiap tulisan dalam berkas yang baru saja disodorkan Mike. Sebuah akta lahir dan juga dokumen lain yang bertuliskan nama putrinya. Angel ivanka Mbarki, sebuah nama yang pernah diungkapkan Noura pada Mike jika anak yang dilahirkannya adalah perempuan. Namun, tentang nama belakang anak itu, tidak pernah terlintas dalam pikiran Noura."Mbarki ....?" "Maaf, Noura, aku tidak meminta izin terlebih dulu sebelum memberi nama belakang keluargaku pada anakmu!" kata Mike, dia merasa bersalah setelah melihat ekspresi wajah Noura. "Kalau kamu keberatan, aku akan menggantinya!" "Tidak apa-apa, Mike." Noura tidak ingin mempermasalahkannya lagi. Toh, pria itu sudah melakukan yang terbaik untuknya. "Aku hanya penasaran dengan kepergian kalian. Kenapa kamu harus pergi, Mike?""Ada masalah dengan izin tinggal kami di negara ini. Secepatnya kami harus segera meninggalkan negara ini, tapi jangan khawatir, aku pasti bisa kembali untukmu. Kita pasti akan bertemu lagi," jelas Mike dan meras
"Noura, ada yang datang berkunjung untukmu!" Cupi memberitahu. "Melihat penampilannya, aku rasa pria itu adalah seorang pengacara," tambahnya."Pengacara ...?" Noura keheranan. Sembari mengulurkan kedua tangannya, dia bertanya lagi. "Siapa yang membawanya?"Setelah kepergian Mike, Noura seperti anak ayam kehilangan induknya. Dia sudah pasrah menjalani hukumannya. Bahkan Chelsea hanya sesekali datang mengunjunginya dalam beberapa bulan terakhir."Aku kurang tahu, mereka datang bertiga dan semuanya laki-laki," jawab Cupi."Cepatlah temui mereka!" Tanti menyemangati Noura. "Siapa tahu dokter Mike yang merekomendasikan pengacara baru untuk meringankan hukumanmu."Noura juga berharap demikian, tapi hati kecilnya justru berkata lain. Setelah beberapa bulan senyap tanpa kabar, bisa saja Nader kembali datang mencari masalah baru dengannya. Siang itu, Noura dibawa ke sebuah ruangan yang berbeda. Ada beberapa kursi dan sebuah meja persegi panjang di dalam ruangan itu. Di bawah tatapan sang peng
Bayi Angel menangis dengan kencang setelah Aida meletakkannya dengan kasar di atas lantai. "Diam kamu, bocah sialan!" marah Aida sembari menunjuk wajah bayi berusia delapan bulan itu. Dia memperlakukan anak yang tak berdosa itu layaknya orang dewasa. "Gara-gara kehadiran kamu, kami mengalami kerugian yang sangat besar. Anakku tidak hanya kehilangan pekerjaan, tapi kepercayaan dari rekan-rekan sejawat kami."Aida akan selalu marah dan menganggap bayi Angel sebagai pembawa sial. Dia turut membenci Angel karena kehadiran anak itu mengakibatkan banyak masalah, termasuk para wanita yang langsung menolak lamaran dari mereka.Pekerjaan Mike belum bisa dikatakan mapan hingga saat ini, ditambah lagi dia harus menyandang status baru sebagai seorang ayah tanpa pernikahan. Mana ada wanita yang mau menerima pria itu untuk dijadikan sebagai suami?Bayi Angel masih menangis saat Mike tiba di dalam rumah. Langkahnya yang panjang segera menuju anak malang itu. "Ibu, kenapa Ibu begitu tega pada bayi s
Senyum devil itu seketika mengembang di bibir Nader. "Kita berjumpa kembali, Noura," suaranya terdengar dingin menembus ulu hati. Sudah lama mereka tidak bisa bertemu secara langsung seperti ini. Nader tampak lebih antusias dalam pertemuan itu..Sementara Noura masih menutup mulutnya dengan rapat. Pandangannya juga lurus ke depan. Dia tidak tertarik dengan obrolan apapun karena sedikit kesalahan kata pasti akan memicu pertengkaran baru di antara mereka.Jarak antara Nader dan Noura hanya dipisahkan oleh meja di depan mereka. Karena Noura tidak kunjung membuka suara dan terkesan seperti mengabaikannya, Nader berjalan mengitari sisi meja, menuju ke arah Noura. Tiba-tiba pria itu bersikap agresif, seakan mereka masih memiliki hubungan yang baik.'Apa yang akan dia lakukan?' Noura berpikir yang bukan-bukan.Akibatnya, Noura pun refleks berjalan mundur. Namun, hanya beberapa langkah, dia terpaksa berhenti setelah mendengar perintah dari Nader."Berhenti di situ ...!" "Apa yang kamu ingink
Semua orang yang berada dalam ruangan itu sudah dewasa, tentu langsung paham dengan apa yang telah terjadi. Ketika mereka keluar, Nader dan Noura masih terlihat normal. Namun, saat kembali masuk, keduanya sudah tampak berbeda.Noura dengan bibir merah sedikit membengkak, memilih untuk diam dan menundukkan kepalanya. Sementara Nader lebih parah akibat bibir yang terluka, tapi belum ada konfirmasi apapun dari mulutnya."Apa yang kalian lakukan?" Malini masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Selama bersama dengan Nader, kesempatan untuk merasakan ciuman Nader belum pernah dia dapatkan. "Jadi ini alasan kenapa kamu menyuruh kami semua keluar? Agar kalian lebih leluasa untuk bermesraan?""Ini tidak bisa didiamkan," Rona ikut mengompori. "Aku akan adukan ini pada ibu.""Berhenti berpikiran yang bukan-bukan. Apa yang kalian lihat tidak seperti yang kalian pikirkan," Nader tidak bisa mengelak untuk tidak mengakui, maka dia memberi alasan seadanya. "Ini hanya sebuah ketidaksengajaan.