Share

Keajaiban Tak Terduga

“A, apa maksudmu?” Rinjani masih belum bisa menormalkan suaranya.

Di wajahnya, masih sangat tercetak rona keterkejutan yang teramat sangat. Bagaimana tidak, disaat ia sedang sendirian di dalam kediamannya, ia justru bertemu makhluk dengan rupa yang sangat menakutkan.

Ditambah, makhluk yang tidak tahu dari mana asalnya itu berkata bahwa rinjani akan dijadikan sebagai makanannya.

Mungkin jika yang berbicara adalah teman-temannya, sudah pasti gadis itu akan menganggapnya sebagai lelucon semata. Namun, kenyataannya sangat berbeda. Yang berada dihadapannya saat ini memang benar-benar bukan manusia.

Sampai saat ini, rinjani masih belum bisa menggerakkan tubuhnya walau hanya sedikit. Apalagi ia merasa kedua tangan dan kakinya sedang bergetar hebat. Keringat dinginpun mulai bercucuran dari beberapa bagian tubuhnya.

“Kamu telah ditakdirkan untuk menjadi makananku” akhirnya, ghanindra pun menjawab lagi pertanyaan yang keluar dari mulut sang calon mangsanya.

“Ta, tapi kenapa?” Gadis itu benar-benar tak habis pikir, kenapa harus ia yang mengalami nasib nahas ini.

Ghanindra pun menyeringai sebelum menjawab pertanyaan dari manusia tak berdaya dihadapannya, “Karena kamulah yang pertama kali masuk ke dalam gua itu.”

Segera, rinjani melayangkan ingatannya pada kejadian tadi siang dimana dirinya dan sarah memasuki sebuah gua misterius.

“Jangan-jangan. Ternyata suara yang kudengar di gua itu bukan khayalan semata,” gumam rinjani sambil membulatkan matanya.

Memang, semenjak masuk dari tempat tersebut, perasaan rinjani terus saja merasa tak enak. Bagai ada hal berbahaya yang mengintai, tapi dirinya tak tahu harus bagaimana menjelaskannya.

Apa hidupku akan berakhir disini?’ Batin gadis itu di tengah situasi menegangkan yang tengah dihadapi.

Sementara itu, ghanindra terus mempersempit jarak antara dirinya dengan rinjani. Melihat manusia yang tengah ketakutan dihadapannya, tak membuat makhluk itu iba. Justru ia merasa sudah sangat terbiasa melihat wajah ketakutan semua manusia saat berhadapan dengannya.

“Apa keinginan terakhirmu?” tanya ghanindra kepada rinjani.

Memohonlah. Dengan begitu, aku bisa langsung memangsamu wahai manusia.’ lanjutnya di dalam hati.

Ya, sebenarnya ghanindra tak bisa seenaknya memakan manusia, sebelum calon mangsanya itu mengajukan sebuah permintaan. Syarat yang diberikan oleh dewa tepat sebelum mengurungnya di dalam gua. Syarat yang merepotkan, namun ia tak bisa berbuat apapun dengan keputusan tersebut.

Tentu saja, ghanindra tak akan memberitahukan perihal syarat tersebut kepada siapapun. Karena jika ketahuan, maka manusia yang menjadi targetnya akan bisa lolos dari cengkeramannya.

Ia ingat, tiap menanyakan apa permintaan terakhir dari para korbannya, mereka pasti akan menjawab dengan jawaban yang sama. Yaitu meminta untuk dilepaskan dan membiarkan mereka hidup.

Memang benar, ghanindra akan mengabulkan permohonan tersebut. tapi itu hanya berlangsung sementara, karena hanya beberapa hari setelah itu, manusia tersebut pasti langsung menghilang. Alasannya, sudah pasti telah dimangsa oleh ghanindra.

“Aku… aku ingin…” Bibir rinjani yang bergetar mulai mengeluarkan kata-kata. Ia berpikir untuk meminta untuk dilepaskan dan dibiarkan hidup.

“Teruskan,” bibir ghanindra mulai menyeringai. Ia tak sabar untuk mendengar apa keinginan dari rinjani.

Jangan diteruskan,’ Secara mengejutkan, rinjani mendengar suara yang memintanya untuk tidak melanjutkan kata-katanya.

Suara seorang wanita yang tak tahu dari mana asalnya. Tapi suara tersebut sangat jelas terdengar. Sama persis seperti saat dirinya mendengar suara perut yang kelaparan yang bersumber dari ghanindra.

Rinjani mengedarkan pandangannya ke segala arah. Mencari-cari apakah akan ada makhluk lain yang akan muncul. nyatanya, tak ada tanda apapun disana.

“Kenapa kau diam? Teruskan! apa keinginan terakhirmu?” Ghanindra terus mendesak rinjani, agar mengatakan permohonannya.

Seakan tak mendengar perintah ghanindra, gadis itu sama sekali tak menghiraukan suara yang menggema di ruangan tersebut. Dirinya malah sibuk mencari dari mana suara wanita itu berasal.

Makhluk tersebut mulai kehilangan kesabarannya. Ia dengan cepat mendekati dan mencengkeram kedua bahu rinjani. Saking kencangnya cengkeraman tersebut, sehingga gadis itu merasa kesulitan bernafas.

“CEPAT KATAKAN…!” Kini, suara ghanindra benar-benar sangat keras, membuat rinjani kembali memusatkan pandangannya pada siluman dihadapannya.

Aku nggak bisa bernafas’ batin rinjani.

“Kenapa kamu terus memaksaku mengatakan apa keinginanku heh? DASAR SILUMAN!” Entah keberanian mana yang tiba-tiba merasukinya, hingga gadis itu dengan sangat lancar melancarkan makian.

“Kamu membentakku? Beraninya kamu yang hanya manusia biasa.” Ghanindra mengayunkan sebelah tangannya ke arah rinjani.

Melihat hal itu, rinjani yang tak bisa melawan hanya bisa menutup matanya dengan cepat.

Keajaiban pun terjadi, tatkala tangan besar ghanindra hampir mendarat di tubuh rinjani. Sinar berwarna hijau yang sangat terang muncul dari dalam tubuh gadis itu. Bersamaan dengan munculnya cahaya itu, rinjani merasa tubuhnya menghangat. Rasa takut yang tadinya mendera seakan hilang tak tersisa. Seakan ia tengah didekap oleh sesuatu yang membuatnya merasa aman dari ancaman apapun.

Sedangkan ghanindra, ia pun melepaskan cengkeramannya dan terpental jauh ke sudut ruangan.

Uhuk… uhuk…” rinjani jatuh tersungkur sambil memegangi dadanya. Mengambil udara sebanyak-banyaknya karena dirinya baru saja bisa bernafas dengan bebas.

“Cahaya ini, jangan-jangan.” Ghanindra merasa pernah merasakan situasi yang sama, dimana ia akhirnya terkurung di dalam gua yang memuakkan.

Benar saja, tak lama setelah itu. Muncul sosok wanita dari dalam diri rinjani yang pernah membuat dirinya terluka hanya dengan bermodalkan batu berbentuk runcing.

“Ternyata benar dugaanku. Ini adalah ulahmu” ghanindra menatap tak percaya. “Kenapa kamu bisa muncul dari manusia itu? Jangan bilang kalau kau…” Lanjutnya, namun dengan cepat kalimatnya dipotong oleh sang wanita.

“Ya, dugaanmu benar. Aku adalah leluhur dari gadis ini.” Sosok wanita yang mengenakan pakaian tradisional. Wajahnya sangat mirip dengan rinjani.

Sekali lagi, saat ghanindra melihat rinjani. Ia merasa tak asing dengan gadis itu. Akhirnya, rasa penasarannya pun terjawab dengan munculnya sosok leluhur yang ternyata pernah berhadapan dengannya.

“Hahaha… Ternyata takdir itu sangat lucu. Tak ku sangka akan bertemu dengan keturunanmu disini. Jika dahulu aku tidak bisa memangsamu, tapi tidak bagi keturunanmu. Lihatlah bagaimana aku akan membalaskan dendamku, karena kamulah aku mendapatkan hukuman ini.”

“Aku pikir, ribuan tahun berlalu, kamu akan berubah. Nyatanya aku salah. Bukan aku yang menyebabkan dirimu dihukum, tapi karena ketamakanmu sendiri ghanindra!” ucap wanita itu sambil sesekali melihat ke arah rinjani yang masih terduduk tak berdaya.

“DIAM KAU!”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status