Terjerat Cinta Siluman Pemakan Manusia

Terjerat Cinta Siluman Pemakan Manusia

Oleh:  Byul  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 Peringkat
16Bab
557Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Kruyuuukkk Rin : "Makan aku!." Ghanindra : "Aku tidak mungkin memakan orang yang kucintai walau aku sendiri harus mati." Ghanindra, seorang siluman pemakan manusia yang dikutuk oleh dewa karena ketamakannya dengan mendiami suatu gua di dalam pegunungan. Tiap 10 tahun sekali ia baru boleh keluar untuk mencari satu orang untuk dijadikan makanan dengan syarat Ghanindra harus mengabulkan permintaan dari calon korbannya. Ribuan tahun berlalu hingga zaman modern ini, datanglah seorang gadis bernama Rinjani. Rinjani yang sedang mendaki gunung bersama teman sekantornya, berlari mencari tempat berteduh akibat hujan deras yang tiba-tiba turun. Disana ia melihat gua yang cukup besar, tanpa menaruh curiga sedikitpun gadis itu langsung memasukinya. Awalnya Ghanindra ingin memakan Rinjani, tapi tak disangka setelah sekian waktu dihabiskan bersama, siluman yang tamak itu justru jatuh cinta dengan mangsanya sendiri. Apakah kisah cinta mereka berdua akan berakhir bahagia atau justru mereka harus saling mengikhlaskan karena terhalang oleh dua dunia yang berbeda?

Lihat lebih banyak
Terjerat Cinta Siluman Pemakan Manusia Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Byul
aku kembali dengan cerita baru. ikuti terus karena bakal buat perasaan kalian layaknya rollercoaster. cerita ini akan up tiap hari senin, rabu n jum'at. doakan authornya sehat terus y biar lancar mikirnya......
2023-01-16 19:45:50
1
16 Bab
Kutukan Dewa
1000 TAHUN YANG LALU“Tolong, tolong!!” Seorang wanita muda berlari dengan kecepatan seadanya akibat kedua kakinya yang tengah terluka. Tanpa memakai alas kaki, wanita itu terus berlari tak peduli dengan medan berat yang bisa menambah luka di sekujur tubuhnya. Ia menuruni pegunungan terjal usai mencari beberapa ranting kayu untuk keperluan sehari-hari. Wajahnya pucat seperti sedang dikejar oleh sesuatu. Terus berlari sambil sesekali melihat ke belakang untuk memastikan jika ia bisa lepas dari kejaran makhluk yang menakutkan.Zaman dahulu tidak seperti sekarang, dimana masih belum banyak penduduk yang bermukim. Sekuat apapun berteriak, tidak ada orang yang mendengarnya. Apalagi wanita itu masih ada didalam hutan, sehingga kemungkinan bertemu dengan manusia lain akan sangat tipis.Wanita itu terus berlari sekuat tenaga menghindari kejaran dari makhluk yang dikenal dengan siluman penunggu gunung yang gemar memakan manusia. Itulah kepercayaan yang dipercaya oleh para penduduk di kaki gunu
Baca selengkapnya
Kruyuuk
MASA KINI“Tolong diperhatikan. Jika setelah sampai di atas, neng berdua bertemu dengan persimpangan jalan, jangan ambil arah kiri!” Peringatan yang disampaikan oleh pengurus desa untuk seluruh pendaki yang mencoba menaiki gunung di desa tersebut.Tak terkecuali kepada dua orang pendaki wanita bernama rinjani dan sarah. Ya, mereka berdua adalah sepasang sahabat yang ingin menikmati salah satu keindahan alam yang tercipta. Begitulah cara mereka berdua menghabiskan liburan untuk melepas penat akibat tuntutan pekerjaan sehari-hari.“Memangnya kenapa pak?” Rasa penasaran pun hinggap di benak rinjani. Walau ia tahu, ada beberapa gunung yang dikeramatkan. Namun, peringatan yang didengar tetap saja membuat gadis itu bertanya-tanya.“Jalan itu sudah lama terputus, lagipula jalannya terjal dan ada jurangnya. Jadi demi keselamatan, kalian harus ingat apa yang saya sampaikan tadi ya. Jangan sampai dilanggar!” Sebagai penduduk asli, tak mungkin ia dengan gamblangnya memberitahukan jika di gunung
Baca selengkapnya
Menampakkan Diri
Rinjani memasukkan kunci dan memutarnya agar pintu apartemennya dapat terbuka. Ia sudah tidak sabar lagi untuk segera merebahkan tubuhnya di atas kasur miliknya, yang selama ini telah menjelma menjadi tempat ternyaman dirinya. Walau baru ditinggal selama dua hari, tapi entah kenapa rinjani merasa sangat rindu dengan suasana tenang yang ada di kamarnya.Baru saja masuk dan menutup pintu, rinjani segera mengeluarkan ponselnya yang sebelumnya ia simpan di saku celana. Sambil berjalan ke arah kamar, ia terlihat mengetikkan beberapa kata pada benda pipih tersebut.“Aku udah sampai di rumah ni.” Dengan lincahnya, jari jemari rinjani bermain di ponsel miliknya. Sesampainya di apartemen pribadinya, rinjani pun segera mengabari sahabatnya sarah dengan mengirim satu pesan pada gadis itu. Padahal, tas ransel miliknya saja masih belum ia letakkan.Setelah pesan itu terkirim, barulah gadis itu meletakkan ranselnya tepat di samping kasur. Entahlah, rasanya pendakian kali ini terasa sangat berbeda.
Baca selengkapnya
Keajaiban Tak Terduga
“A, apa maksudmu?” Rinjani masih belum bisa menormalkan suaranya.Di wajahnya, masih sangat tercetak rona keterkejutan yang teramat sangat. Bagaimana tidak, disaat ia sedang sendirian di dalam kediamannya, ia justru bertemu makhluk dengan rupa yang sangat menakutkan.Ditambah, makhluk yang tidak tahu dari mana asalnya itu berkata bahwa rinjani akan dijadikan sebagai makanannya.Mungkin jika yang berbicara adalah teman-temannya, sudah pasti gadis itu akan menganggapnya sebagai lelucon semata. Namun, kenyataannya sangat berbeda. Yang berada dihadapannya saat ini memang benar-benar bukan manusia.Sampai saat ini, rinjani masih belum bisa menggerakkan tubuhnya walau hanya sedikit. Apalagi ia merasa kedua tangan dan kakinya sedang bergetar hebat. Keringat dinginpun mulai bercucuran dari beberapa bagian tubuhnya.“Kamu telah ditakdirkan untuk menjadi makananku” akhirnya, ghanindra pun menjawab lagi pertanyaan yang keluar dari mulut sang calon mangsanya.“Ta, tapi kenapa?” Gadis itu benar-be
Baca selengkapnya
Kamu Siapa?
“Sekarang, cepat pergi dari sini. atau kamu mau bernasib seperti seribu tahun yang lalu?”Ghanindra menggertakkan giginya. Cahaya yang keluar dari pusaka berbentuk batu itu masih terpancar dengan terangnya. Membuat makhluk itupun berpikir ulang untuk melawan.“kali ini kalian boleh menang. Tapi aku tidak akan menyerah begitu saja. Ingat itu!!” Kalimat tersebut diikuti dengan menghilangnya sosok siluman penghuni gua bernama ghanindra.Situasi mencekam kembali damai, seolah kejadian yang dialami rinjani barusan merupakan khayalan belaka. Tapi, setelah melihat sosok perempuan yang sedang tersenyum ke arahnya, rinjani sadar jika itu adalah kenyataan.“Sekarang kamu sudah aman” ucap wanita yang keluar dari tubuh rinjani. “Sekarang, kamu bisa berdiri.”‘Tapi, lututku rasanya tak ada kekuatan sedikitpun.’ Batin rinjani merutuk.Tanpa mengubah posisinya semula, rinjani pun bertanya, “Apa benar yang tadi kamu katakan?”“Bahwa kamu adalah keturunanku? Iya, itu memang benar.”“Siapa namamu?” Tan
Baca selengkapnya
Keberanian Vs Nekat
“Kamu nggak apa-apa?” Secepat kilat, Sarah berlari ke arah sahabatnya.“Iya, aku nggak apa-apa kok.” Rinjani kembali tersadar akan lamunannya dan melepaskan dirinya dari dekapan sang pria misterius nan rupawan.“Terima kasih banget ya. Kalau bukan karena mas, pasti teman saya ini sudah jatuh ke jalanan.” – Sarah.Melihat posisi Rinjani yang berada di trotoar, sudah pasti gadis itu akan langsung terhempas tepat di badan jalan jika tadi tak sempat diselamatkan oleh pria tersebut.“Bukan apa-apa. Lain kali, jaga tubuhmu baik-baik. Karena aku tak mau melihatmu rusak sedikitpun.”Sarah mengerutkan keningnya lalu menatap bergantian antara sahabatnya dan pria di hadapannya. “Kalian sudah saling kenal?”“Iya.” jawaban singkat yang keluar dari mulut Rinjani dengan raut wajah terlihat tak menyukai pertemuan tersebut.“Ayo, pergi dari sini!” Rinjani menarik tangan Sarah, sampai-sampai sahabatnya tak sempat berbicara apapun lagi.Dengan langkah cepat, kedua gadis itu meninggalkan Ghanindra sendir
Baca selengkapnya
Chapter 7 - Orang Pintar
“Hahaha…” Ghanindra tertawa terbahak-bahak. Kedua tangannya menyeka kepalanya hingga ke belakang. Bukannya mengesankan, pemandangan tersebut malah terkesan menakutkan.“Berani-beraninya wanita itu memberitahukan rahasiaku.” Lanjutnya.“Jadi, lebih baik kamu urungkan niatmu untuk memakanku. Karena sampai kapanpun, aku nggak akan memohon apa-apa darimu!.”Ghanindra mendengus, “Memangnya, apa alasan para dewa itu sampai mengurungku? Kalau bukan karena aku adalah makhluk yang paling kejam yang pernah ada. Jangan yakin dulu kalau kamu akan lolos begitu saja, wahai manusia!”Rinjani menelan ludahnya, seringai yang terlihat dari wajah siluman di depannya benar-benar membuatnya ketakutan. Tapi, dengan sekuat tenaga, gadis itu menahan agar perasaannya tak terlihat sedikitpun.Benar, yang ia hadapi saat ini bukan sekedar preman pasar. Tapi makhluk berusia ribuan tahun dan terkenal dengan kebengisannya.Setelah mengatakan hal itu, dalam hitungan detik tubuh Ghanindra menguap bagai tertiup angin.
Baca selengkapnya
Chapter 8 - POV Ghanindra
“Manusia kali ini benar-benar merepotkan. Seharusnya, dia langsung saja meminta permohonan. Toh, ia tahu kalau masa hidupnya sudah tidak lama lagi.” Aku memperhatikan dari atap gedung tempat Rinjani bekerja.“Percuma saja kamu meminta pertolongan. Karena tak ada siapapun yang dapat membantumu untuk lepas dari takdir yang sudah terjalin antara kita berdua.”Yah, untuk sementara ini aku memutuskan untuk memperhatikan apa yang akan gadis itu lakukan. Sama seperti para mangsaku sebelumnya, ia sangat bertekad untuk bisa lepas dariku. Sampai-sampai dia mencari tahu apapun tentangku. Usaha yang tak pernah dilakukan oleh mangsa-mangsaku sebelumnya.Walau tak bisa dipungkiri, hal itu karena bantuan dari leluhurnya. Siapa lagi kalau bukan wanita yang menyebabkan diriku terkurung di dalam gua. Tapi, semua itu jadi membuatku sedikit tertarik. Aku jadi seperti hewan buas yang memainkan mangsanya sebelum benar-benar membunuhnya.Tak terasa, bibirku terangkat membentuk sebuah seringai. Aku sudah ta
Baca selengkapnya
Chapter 9 - Makhluk Lain
“Sebuah kehormatan bisa bertemu dengan anda, wahai Ghanindra.” Sesosok wanita muncul dari arah belakang Ghanindra.Dengan mengenakan pakaian tradisional yang didominasi oleh warna hijau dan dengan cara berjalannya yang anggun, wanita itu berjalan mendekatinya. Walau berasal dari kegelapan, tapi Ghanindra dapat melihat dengan jelas bahwa wanita itu memiliki paras yang rupawan.“Selama ini saya hanya mendengar tentang anda. Dan, saya pikir, kabar tersebut tak berlebihan.” Lanjutnya.Ghanidra sama sekali tak merespon sapaan tersebut. Hingga akhirnya, wanita itu tepat berada dibelakangnya dan menundukkan wajahnya sedikit sebagai tanda penghormatan.“Sepertinya ada yang sedang anda inginkan. Jika berkenan, bolehkah saya membantu?” Mata cantik nan tajamnya melihat ke arah kediaman Mbah Marno.“Tidak perlu.” Tanpa menoleh sedikitpun, Ghanindra menjawab dengan nada datar.Senyum wanita itupun tak pernah lepas, “Sebagai penguasa tempat ini, saya hanya ingin memberikan yang terbaik untuk tamu t
Baca selengkapnya
Chapter 10 - Menghilangnya Sang Sahabat
Pagi kembali menyapa. Dalam tidurnya, Rinjani merasa tubuhnya seakan dibelai oleh hangatnya sinar matahari yang menerpa dirinya. Ia pun perlahan bangkit dan melihat jam yang menempel di dinding kamarnya. Ya, sekarang sudah waktunya bersiap untuk kembali beraktifitas. Padahal, Rinjani merasa baru beberapa jam yang lalu memejamkan matanya.Tapi tak ada waktu untuk mengeluh. Toh, keputusan untuk menemui Mbah Marno semalam adalah keputusannya. Justru, ia harus berterima kasih kepada sahabatnya karena dengan ikhlas mau mengantarkan dirinya walau ditengah malam dan berada ditengah hutan pula.Seperti biasa, ia mulai merapikan dirinya. Bersiap untuk berangkat menuju tempatnya bekerja. Rinjani tersenyum di depan cermin yang tidak terlalu besar setelah memastikan jika pakaian yang dikenakan dan riasan yang menempel pada wajahnya telah melekat sempurna.“Perfect!” Rinjani melenggang keluar dari apartemennya.Hari ini, gadis itu memutuskan untuk menggunakan kendaraan umum. Entah kenapa, hari ini
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status