Share

[S2] Dilema

last update Huling Na-update: 2025-04-03 19:27:12
Talita cemberut dan pura-pura marah. "Siapa yang iri? Aku cuma gak nyangka aja kalau akhirnya Nilam bisa nikah sama si bos. Soalnya, selama ini dia kelihatan kayak orang yang terlalu serius buat urusan cinta."

Nilam tertawa mendengar komentar Talita. "Iya sih, awalnya aku juga gak yakin bakal sampai di titik ini. Tapi ternyata, Pak Jean memang orang yang gak bisa aku lepaskan."

Rina menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum. "Ya ampun, Nilam. Aku jadi makin gak sabar buat lihat pernikahan kalian. Bakal jadi momen yang luar biasa."

"Amin! Aku juga berharap semuanya lancar," jawab Nilam dengan penuh harap.

"Kebayang deh kalau kalian nikah terus punya anak, pasti anaknya bakal cakep-cakep," Rina menaruh tangannya di pipi, membayangkan keluarga kecil Nilam membuat ia seketika tersenyum.

"Mba bisa aja." Nilam terlihat malu. "Btw, ini undangannya. Kalian beneran harus datang loh ya! Hukumnya wajib!" ucap perempuan itu sambil menggeser dua undangan itu ke arah mereka.

Sementara it
CH. Blue Lilac

Halo kakak-kakak readers tercinta, othor di sini mau ngucapin Minal Aidzin Walfaidzin, mohon maaf lahir dan batin. Maaf kalo cerita othor masih banyak kurang, ga sesuai sama keinginan readers dan lainnya. Semoga kedepannya othor bisa bikin cerita yang lebih baik lagi đŸ˜đŸ˜‡đŸ«°

| 16
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Mila Marliani
Minal Aidin Walfaidin ka Thor
goodnovel comment avatar
Karminah Bae
minal aidzin walfaidzin kak Thor, kak tmbah donk bab nya
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Sakit Mendadak

    Gedung tempat Jean dan Nilam bekerja sudah mulai ramai. Pegawai lalu-lalang dengan dokumen di tangan, beberapa sibuk menyesap kopi sambil berdiskusi pelan. Suasana profesional namun hangat terasa di seluruh sudut ruangan.Seperti biasa, Nilam sibuk membuatkan suaminya secangkir kopi dan membawanya menuju ruangan direktur utama—ruangan milik suaminya. Rutinitas yang tidak pernah bisa ia lewatkan.Hari itu, Nilam mengenakan setelan pastel lembut, rambutnya disanggul rapi. Riasannya natural, membuat wajahnya terlihat segar dan elegan.Sesampainya di depan pintu, ia mengetuk pelan sebelum masuk. “Pak CEO” sapa Nilam sambil tersenyum, mencoba bersikap formal walau sudah hafal betul siapa yang ada di dalam.Jean duduk di balik meja kerjanya, tetapi tak seperti biasanya. Bahunya merosot sedikit, matanya agak sayu, dan cangkir kopi yang biasanya sudah tandas, kini terlihat masih sisa separuh.Nilam mengerutkan dahi. “Sayang?” tanyanya pelan, nada bicaranya tampak khawatir.Jean mengangkat kep

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Mandi Bareng

    Setelah Jean menurunkan Nilam di sofa, ia sempat duduk di sampingnya sambil melepas dasi dan membuka kancing atas kemejanya. Ia menoleh ke arah istrinya yang masih rebahan dengan mata terpejam, blazer dan sepatunya saja masih belum dilepas.Dengan sabar, Jean berlutut di depan Nilam. Tangannya perlahan membuka sepatu istrinya, satu persatu. Ia mengusap lembut punggung kakinya sebelum melepas stoking yang membungkus betis jenjang itu.Nilam membuka mata pelan dan menatap suaminya yang kini sibuk membantu merapikan bajunya. "Sayang? Gak usah repot-repot. Aku bisa lepas sendiri nanti,” gumamnya setengah sadar.Jean tersenyum, lalu melepaskan kancing blazer Nilam dengan hati-hati dan menggantungnya di sandaran kursi. “Tapi aku lebih suka direpotin sama kamu daripada gak ngapa-ngapain."Nilam tertawa kecil. "Bukannya apa, kalau kamu bantuin aku terus, yang ada aku malah makin manja.""Gunanya aku nikah sama kamu kan untuk itu. Manjain kamu."Perempuan itu memperhatikan suaminya yang begitu

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Terjebak Macet 21+

    Setelah mampir ke warung sate favorit mereka—Jean dan Nilam pun pulang dengan perut kenyang. Perjalanan pulang dimulai dengan celotehan Nilam mengenai rasa bumbu sate yang gak pernah berubah.Namun, kebahagiaan itu mulai diuji ketika mobil mereka berhenti total di jalan utama. Lampu merah? Bukan. Kecelakaan? Nggak juga. Tapi lalu lintas seperti membeku tanpa alasan jelas alias MACET tanpa sebab."Ini kenapa sih? Kenapa gerak sama sekali dari tadi?" keluh Nilam sambil menyandarkan kepala ke jok.Jean melirik kaca spion. “Mungkin ada penutupan jalan. Atau ada Presiden yang lewat
” candanya.“Nyebelin." Nilam melipat tangannya di dada. "Aku udah capek banget, ini punggung udah gak bisa diajak kompromi. Pengen rebahan," keluh Nilam.Jean tertawa kecil. "Sabar, Sayang... Namanya juga Jakarta."Nilam hanya mendengus, tangan memainkan jendela mobil naik-turun, lalu mengambil ponselnya, scroll sebentar, lalu bosan lagi. “Aku tuh benci banget ama kemacetan kayak gini. Buang-buang waktu."Jean

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Patner Terbaik

    "Aku suapin ya? Ayo aaa..."Jean memundurkan kepalanya. Bukannya mau nolak. Tapi, Nilam sendiri kan belum makan. "Kamu gak makan juga?""Aku makan habis kamu," balas perencanaan itu dengan alis berkerut. Agak dongkol karena Jean gak langsung buka mulut.Jean terkekeh kecil melihat ulah istrinya. “Aku berasa kayak bocah."“Bukan bocah Pak Jean sayang,” sahut Nilam sambil menyendokkan potongan ayam dan nasi ke arah mulut Jean. "Ini namanya win-win solution. Otak kerja, mulut pun kerja. Ya kan?”Menghela nafas, pria itu pun membalas, "Oke deh. Terserah kamu aja sayangku." Jean membuka mulutnya dengan patuh. “Enak,” komentarnya sambil mengangguk. “Ayamnya empuk banget.”“Ya iyalah, masak istri hebat kamu pilih makanan sembarangan?” Nilam tersenyum bangga.Di sela-sela suapan dan suara keyboard yang masih sesekali diketik Jean, suasana jadi terasa hangat. Bukan hanya karena makanan, tapi karena kebersamaan itu sendiri—meski sebentar, tapi penuh makna.“Omong-omong, Qila sekarang lagi apa y

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Tega Gak Tega

    Udara masih sangat sejuk saat keluarga kecil itu bersiap. Matahari baru saja muncul dari balik bukit, menyebarkan cahaya hangat ke halaman rumah Bu Mala. Burung-burung terdengar bersahut-sahutan, seolah ikut menyemangati hari pertama Qila di sekolah barunya.Qila mengenakan seragam barunya—kemeja putih bersih dan rok kotak-kotak merah yang masih terlihat kaku. Rambutnya dikepang rapi dua sisi dan dihias jepit rambut pink, dan sepasang sepatu barunya berkilau di bawah sinar pagi.Di punggungnya, tas biru muda yang kemarin ia pilih dengan semangat tampak pas melekat, siap menemani petualangan barunya.“Deg-degan nggak, Sayang?” tanya Jean sambil membetulkan kerah baju Qila.“Sedikit,” jawab Qila jujur, “Tapi aku juga gak sabar pengen cepet-cepet ketemu temen baru!”Jean tersenyum, lalu mencium kening putrinya. “Itu semangat yang bagus."Mereka berangkat bersama dengan mobil, Bu Mala ikut mengantar. Di sepanjang perjalanan, Qila sibuk membolak-balik jadwal sekolahnya sambil sesekali bert

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Persiapan Ke Bandung

    Jean tersenyum kecil, lalu mencondongkan tubuhnya lebih dekat ke arah Qila. Ia mengangkat satu jari, seolah menyampaikan aturan penting. “Papa setuju kamu ikut program itu, Qila
 asal— kamu pilih salah satu dari dua syarat ini,” ucapnya dengan nada tegas tapi penuh kasih. Qila menatap ayahnya dengan mata membulat penasaran, menanti lanjutannya dengan penuh semangat. “Satu,” Jean mengangkat jari telunjuknya, “kamu harus dijemput dan diantar setiap hari oleh Papa, atau kalau Papa nggak bisa, Pak Surya yang antar." Qila sempat mengangguk kecil, mencoba membayangkan hari-harinya di tempat baru dengan Papa atau Pak Surya menjemputnya. Tapi sebelum dia sempat menjawab, Jean mengangkat jari kedua. “Dua... kalau kamu harus nginep di sana, maka Mama atau Oma akan ikut tinggal nemenin kamu di sana selama program itu berlangsung. Minimal sampai kamu betul-betul nyaman.” Wajah Qila langsung berbinar. “Beneran, Pa?” serunya. "Jadi Papa ngijinin Qila pergi dengan syarat itu?" Jean menganggu

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status