Share

37. Surat Wasiat

Siang hari yang terik mendadak mendung, titik-titik air hujan itu turun begitu saja walau di ujung barat sana ada sinar mentari yang memancar.

Rasanya ia ingin sekali menjenguk ke makam kakeknya, andai saja kondisinya tak begini. Ia pun tak tahu entah sampai kapan dia akan bersembunyi.

"Mas, sudah dong sedihnya. Kamu harus tetap kuat. Air mata takkan mengubah apapun. Kita berdoa saja untuk kebaikan bersama."

Harshil mengangguk. Sejak kecelakaan itu, ia memang menjadi pribadi yang pesimis. Seolah duka selalu menyelimutinya.

"Kita fokus dengan apa yang ada di hadapan kita sekarang. Mulai semuanya dari bawah."

Harshil mengangguk lagi, meraih pipi istrinya dan dibelainya dengan pelan. "Iya, terima kasih ya. Kamu benar-benar penguatku sekarang."

"Gimana kakimu, Mas? Apa masih terasa nyeri."

"Ya, sedikit. Kadang masih terasa nyeri."

"Pelan-pelan, nanti juga akan cepat sembuh, Mas."

"Ini semua berkat bantuan dan d

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ruce Cendana
cerita nya bagus kak tapi ko ga bisa di buka ya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status