Share

41. Hampir Ketahuan

Inara mencebik kesal. Ah suaminya itu memang tak mudah ditebak. Inara bangkit menuju dapur meninggalkan sang suami yang masih tertawa. 

"Dasar, bisa-bisanya dia--"

"Eheeemm! Jangan menggerutu di belakangku, Sayang!"

"Mas kamu kok kesini? Cepat sana temani dedek bayi lagi. Kasihan sendirian."

"Aku lagi ingin bersamamu," sahutnya cuek.

Inara terdiam. Sementara Harshil menghela nafas panjang. "Inara, apa kau tahu, aku merasa terganggu dengan kehadirannya."

Inara terdiam. Apakah salah kalau dia merawat anak itu? Anak yang tidak tahu asal usulnya dari mana. Dia melirik sekilas menatap ke arah Harshil yang masih saja tak setuju dengan keputusannya. 

"Aku tak ingin kebersamaan dan perhatianmu terbagi, Inara. Kita bawa saja anak itu ke panti asuhan ya."

Hening, yang terdengar hanya suara pisau dan talenan yang beradu. Inara masih sibuk mengiris bumbu untuk makan siang. Sementara mulutnya terdiam walaupun telinga

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status