Share

New Bodyguard

Author: Rachel Kim
last update Last Updated: 2023-06-07 17:33:02

Kantor agency…

“Terima kasih atas bantuanmu selama ini, Max. Meski aku sadar kalau ucapan saja tidak akan pernah cukup untuk mengungkapkan rasa terima kasihku padamu,” ucap Aura sambil memeluk Max dengan hangat. Pelukan persahabatan karena Aura sudah merasa begitu nyaman dengan Max.

“Jangan bilang seperti itu, Nona. Saya hanya melakukan tugas.”

“Memang, tapi tetap saja selama ini kamu sudah menjagaku dan melakukan tugasmu dengan sangat baik. Dan ini, aku ada sedikit hadiah untukmu. Anggap saja sebagai kado perpisahan dariku jadi tolong jangan menolaknya, okay?” ujar Aura mengiba membuat Max tidak memiliki alasan untuk menolaknya.

“Baiklah, saya akan menerimanya. Terima kasih, Nona.”

“Hmm… setelah ini jangan sampai lost contact, okay?”

“Tentu saja, Nona. Saya akan menerima telepon anda. Kapanpun anda menelepon,” ucap Max yakin membuat senyum Aura merekah lebar. Dirinya memang kehilangan seorang bodyguard handal, tapi setidaknya Aura tidak kehilangan teman terbaiknya!

“Oh dan jangan lupa, aku masih harus mengatur waktu agar dapat bertemu dengan istrimu, Max,” ucap Aura membuat Max menepuk keningnya dengan gemas, sadar kalau dirinya hampir melupakan hal sepenting itu.

“Untung anda mengatakannya, jika tidak saya pasti tidak ingat! Baiklah, saya akan bertanya pada istri saya secepatnya,” janji Max yang dijawab anggukan Aura.

“Aku akan tunggu kabar darimu.”

Sekali lagi, Aura memeluk Max dan berfoto sebagai kenang-kenangan sebelum akhirnya pria itu beranjak keluar dari ruangannya. Dan sekarang Aura hanya bisa bermain ponsel sambil bersenandung lirih, menunggu kehadiran bodyguard barunya.

Aura masih asyik dengan ponselnya saat pintu ruangan terbuka dan terdengar suara Kang Ji Hwan, managernya yang bawel namun baik hati.

“Ini boss kamu. Solois terkenal yang harus kamu jaga, jangan biarkan gadis ini lecet sedikitpun karena dia adalah asset paling berharga bagi kami!”

Itulah prolog yang diucapkan Ji Hwan pada bodyguard baru Aura. Prolog yang terdengar berlebihan di telinga Aura. Aura menoleh dan memasang senyum, tidak ingin memiliki kesan yang tidak menyenangkan dengan bodyguard barunya di hari pertama mereka bertemu. Namun sayang senyum Aura langsung pupus saat melihat siapa pria yang berdiri tegak di hadapannya. Pria yang menidurinya!

Ya Tuhan! Bagaimana bisa ada kebetulan yang seperti ini? Apakah dunia memang sesempit ini? Atau hanya Aura yang sedang kurang beruntung? Bagaimana sekarang? Apa tidak ada pria lain yang bisa menggantikan Max? Apakah harus pria ini?

Aura bimbang sesaat membuat Ji Hwan mengernyit heran dan terkekeh pelan, menyalah artikan keterdiaman Aura.

“Ae Ra-ya (kata ‘ya’ adalah panggilan akrab dalam bahasa Korea untuk orang yang lebih muda atau memang sudah kenal dekat), aku tau kalau bodyguard baru ini memang tampan, tapi bukan berarti kamu harus terpukau sampai seperti ini kan?” goda Ji Hwan membuat Aura meringis, sadar kalau managernya salah paham.

Tapi Aura juga tidak ingin meralatnya. Memang apa yang harus dikatakannya? Aura tidak mungkin menjelaskan kejadian yang sebenarnya pada sang manager kan? Pasti dirinya akan terkena masalah!

“Jangan bicara sembarangan, Oppa!” sungut Aura dan beralih menatap Axel, bersikap seperti tidak ada hal yang terjadi di antara mereka.

“Hi, seperti yang sudah diucapkan manager bawelku tadi, namaku Aura Gracesyella Park atau kalau di Korea ini mereka lebih sering memanggilku dengan nama Park Ae Ra meski aku lebih menyukai panggilan Aura,” ucap Aura cuek sambil mengangkat bahu.

Axel yang tidak kalah terkejut seperti Aura berusaha bersikap santai, tidak ingin membuat orang lain curiga. Tidak heran kalau dirinya tampak tidak asing dengan wajah Aura karena wanita itu memang sering hilir mudik di layar kaca, meski Axel tidak terlalu up to date dengan dunia entertainment.

Sekarang di dalam otak Axel berkelebat begitu banyak pertanyaan.

Bagaimana bisa wanita yang datang ke kamarnya adalah Aura, seorang solois terkenal?

Apa Aura memiliki pekerjaan ganda sebagai wanita panggilan?

Sepertinya tidak, apalagi kemarin adalah pertama kalinya bagi Aura. Axel tau karena dirinya lah yang mengambil kegadisan Aura malam itu!

Tapi jika tidak, bagaimana bisa mucikari itu mengirim Aura untuk melayaninya?

Namun untuk apa? Tidak mungkin Aura kekurangan uang kan?

Sebagai solois terkenal yang hampir setiap album dan lagunya booming, tidak mungkin faktor ekonomi yang menjadi penyebabnya! Atau Aura terjebak di dalam dunia pros-titu-si yang biasanya merupakan hal wajar di dalam dunia entertainment? Bisa saja kan?

Tapi tidak mungkin juga, karena jika terjebak dalam dunia pros-titu-si harusnya Aura sudah tidak virgin lagi! Namun nyatanya sampai malam itu Aura masih tersegel! Sungguh, Axel pusing memikirkan kebetulan yang terjadi di hadapannya ini.

Axel menggeleng pelan, masih begitu takjub dengan kebetulan ini hingga suara Aura yang jernih menerpa telinganya, memperkenalkan diri.

“Saya Axel Xavier, bodyguard baru anda mulai hari ini,” jawab Axel mencoba professional.

“Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik,” harap Aura sambil mengulurkan tangan.

“Mohon bantuan anda, Nona.”

Axel membalas uluran tangan Aura sambil membungkuk, memposisikan diri sebagai seorang bodyguard.

Bukan sebagai pria yang telah mengambil kegadisan boss barunya!

Aura menoleh ke arah Ji Hwan dan bertanya santai,

“Apa aku ada jadwal lain hari ini?”

“Rasanya tidak ada. Bukankah kamu sendiri yang bilang ingin liburan panjang setelah konser selesai? Maka dari itu aku sengaja mengosongkan jadwalmu! Aku tidak ingin dimarahi olehmu lagi seperti dulu,” balas Ji Hwan mengingat masa lalu dimana Aura meluapkan kekesalannya karena liburan panjang yang gadis itu idamkan harus gagal akibat keteledoran Ji Hwan dalam menyusun jadwal pekerjaan.

Aura terkekeh pelan saat Ji Hwan kembali mengingat masa itu, masa dimana dirinya masih seorang remaja labil. Jadi wajar kan kalau Aura bersikap sedikit menyebalkan? Tapi sekarang berbeda, Aura sudah dewasa dan lebih bisa mengontrol emosinya. Tidak meledak-ledak seperti dulu!

“Good! Aku ingin bersantai dan bermalas-malasan!”

“Silahkan saja. Pergunakanlah waktumu sebaik mungkin. Agency memberimu waktu untuk berlibur selama satu bulan, jadi manfaatkan baik-baik, okay?”

“Okay! Kalau begitu sekarang aku pulang dulu. Jika tidak ada keperluan mendesak tolong jangan menghubungiku, paham? Aku tidak ingin diganggu!” tegas Aura membuat Ji Hwan meringis kecil. Perintah dan sindiran Aura gabung jadi satu di telinganya.

“Siap, Boss!”

Aura melambaikan tangan, meninggalkan Ji Hwan dan juga Axel yang masih termangu dengan pikiran menerawang.

Ji Hwan menatap Axel dan bertanya bingung,

“Kenapa kamu masih di sini? Kamu harus selalu berada di samping Ae Ra agar tidak ada fans yang mencelakainya!” tegur Ji Hwan membuat Axel tersadar akan tugasnya dan langsung berlari menyusul Aura.

“Biar saya yang mengemudi, Nona,” ucap Axel sambil mengulurkan tangan, meminta kunci mobil dari tangan Aura. Wanita itu ragu sejenak sebelum akhirnya menyerahkan kunci mobilnya pada Axel, lagipula pria itu sekarang adalah bodyguardnya.

Bukankah dulu Max juga seperti itu? Mengemudikan mobil Aura kemanapun, jadi kenapa kali ini Aura harus merasa ragu? Itu memang tugas Axel kan?

“Anda ingin pergi kemana, Nona?” tanya Axel setelah dirinya berada di balik kemudi dan Aura sudah duduk manis di kursi belakang.

“The garden of morning calm,” ucap Aura lirih.

Ya, Aura ingin menenangkan diri sejenak dari hiruk pikuk keramaian kota, apalagi ini hari biasa dimana umumnya tidak terlalu banyak pengunjung. Aura berharap ketenangan bisa membuat hati dan pikirannya lebih rileks.

“Baik, Nona,” balas Axel patuh meski sedikit heran karena pilihan Aura yang berbeda jauh dengan tebakan awalnya. Axel pikir Aura akan bersantai dengan pergi ke salon, berbelanja gila-gilaan atau hal lain yang sering dilakukan oleh wanita pada umumnya, tapi siapa yang menyangka kalau Aura malah minta diantar ke taman yang jauh dari keramaian? Aneh!

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terjerat Pesona Bodyguard    Bonus Chapter

    Miles Xavier menatap sekeliling dengan malas. Sejak dulu, lebih tepatnya sejak dirinya beranjak dewasa, Miles paling malas menyandang nama besar keluarga Xavier. Bukannya apa, karena setiap orang pasti mendekatinya karena ada maksud terselubung! Bukan karena tulus ingin berteman dengannya!Tapi mau bagaimana lagi? Miles tidak mungkin bisa memilih mau lahir di keluarga mana kan? Tuhan lah yang menentukan! Dan lagi bukannya Miles tidak bersyukur bisa menjadi bagian dari keluarga Xavier, hanya saja Miles merasa bebannya begitu berat! Begitu juga sekarang saat semua teman kuliah menatap ke arahnya dengan tatapan memuja, penuh kepalsuan. Miles benci melihatnya! Tapi mau bagaimana lagi? Papanya, Axel Xavier, memintanya untuk kuliah di sini! Di Jakarta! Sebagai anak, Miles hanya bisa menurutinya kan? Miles tidak ingin menjadi putra pembangkang!Miles tidak ingin membuat mama Aura sedih.Miles mengabaikan sekitar, enggan berinteraksi. Biarkan saja orang mengiranya sombong, itu jauh lebih b

  • Terjerat Pesona Bodyguard    The Ending

    “Lio!” pekik Aura senang dan langsung memeluk pria yang nyaris menjadi suaminya! Axel ingin menarik Aura, tapi mengurungkan niatnya. Bagaimanapun juga itu adalah masa lalu, Axel yakin kalau Aura tidak memiliki perasaan apapun lagi pada Lionel. Jadi ya sudah, biarkan saja! Axel percaya pada istrinya sendiri!Lionel menoleh, beralih menatap Axel yang masih menggendong putranya.“Hei, apa kabar?”“Sangat baik! Bagaimana denganmu sendiri?”“Aku juga sangat baik!”Pandangan Lionel beralih menatap Miles dan Aurora bergantian.“Well, aku tidak menyangka kalian sudah memiliki dua anak! Keluarga kecil kalian semakin lengkap!” kelakar Lionel.“Tentu saja! Lalu bagaimana denganmu? Apa sudah menemukan pengganti Aura?” ejek Axel membuat Aura berdecak sebal. Bagaimana bisa Axel mengungkit masa lalu? Dasar suami menyebalkan! “Tentu saja sudah, sebentar lagi akan kuperkenalkan pada kalian!” Axel dan Aura saling pandang, tidak sabar ingin melihat wanita yang pada akhirnya berhasil mencuri hati Lio

  • Terjerat Pesona Bodyguard    Berikan Aku Benihmu Sekarang!

    Axel menghampiri Aura yang sedang membuat teh di dapur dan memeluknya dari belakang membuat wanita itu memekik kaget! Sudah dua hari mereka bicara seadanya dan Axel tidak betah! Axel merindukan Aura yang cerewet dan bercerita banyak hal padanya! Bukan Aura yang mendiamkannya seperti ini!Axel sadar kalau tuduhannya beberapa malam lalu memang keterlaluan, hanya saja sebagai seorang pria, Axel memiliki ego yang cukup tinggi kan? Tidak heran saat Aura tidak menjawab permintaan maafnya, Axel tidak berusaha lagi. Ralat, belum berusaha lagi. Berharap Aura memulai pembicaraan lebih dulu, tapi sampai 2 hari dirinya menunggu, Aura masih tetap bungkam! Terpaksa, Axel yang maju duluan!“Hei, kamu masih marah sama aku?” Aura menghela nafas dalam. Sepeninggalan mama Erika tadi, Aura sudah memikirkannya.Ucapan mama Erika memang benar, tidak seharusnya Aura mengkhawatirkan hal yang belum tentu terjadi. Axel saja sudah berusaha menekan rasa takutnya, masa Aura tidak bisa melakukan hal yang sama? B

  • Terjerat Pesona Bodyguard    Berikan Aku Anak Kedua

    Dua tahun kemudian…Aura sedang membaca majalah di tangannya saat Axel merebutnya tanpa izin. Aura mendelik, kesal karena kesenangannya terganggu, padahal dirinya baru saja bersantai setelah putranya tidur dengan susah payah!“Kembalikan majalahku, Axel!”“Apakah majalah ini jauh lebih menarik daripada suamimu sendiri?” tanya Axel setengah merajuk membuat Aura berdecak. Sadar kalau Axel sudah dalam mode manja dan ingin diperhatikan! Sepertinya Aura memiliki dua putra jika seperti ini!“Baiklah, jadi kamu mau apa?” tanya Aura mengalah.Axel tersenyum lebar dan berbaring di pangkuan Aura yang sedang berselonjor nyaman di atas ranjang. Aura membelai rambut Axel seperti sedang membelai rambut si kecil. Axel menikmati sentuhan Aura dan mengeluh pelan,“Aku ingin bermanja-manja denganmu! Akhir-akhir ini pekerjaanku dan pekerjaanmu sama sibuknya dan aku merasa frekuensi kebersamaan kita berkurang banyak. Aku ingin menebusnya!” aku Axel.“Baiklah, tidak masalah.”Mereka asyik berbincang hingg

  • Terjerat Pesona Bodyguard    Kesempatan Kedua

    Enam bulan kemudian…Ini adalah hari istimewa bagi Aura karena tepat pada hari ini Aura akan melakukan comeback dan kembali menyapa penggemar dengan lagu barunya, apalagi ini dilakukan bertepatan di hari ulang tahunnya! Usul dari Ji Hwan.Aura meremas kedua tangannya, merasa gugup. Kali ini tidak ada Axel karena pria itu masih sibuk dengan pekerjaannya sendiri. Sejak dua bulan lalu Axel sudah resmi mengambil alih perusahaan Xavier karena papa Charles memutuskan pensiun dini. Hendak menikmati hari tua. Melancong ke berbagai negara tanpa beban, seperti yang dilakukan orangtua Aura.“Hei, apa kamu gugup?” tanya Ji Hwan sambil menyodorkan minuman kesukaan Aura.“Sangat! Rasa gugupnya sama seperti aku melakukan debut dulu!” keluh Aura.“Tenangkan diri. Fokus saja dengan lagumu. Jangan pikirkan apapun.”“Hmm… thanks, Oppa!” Kini Aura tampil di atas panggung, duduk di sebuah kursi dengan gitar di tangan. Aura memetik senar membuat alunan indah mulai terdengar. Kali ini memang bukan lagu up

  • Terjerat Pesona Bodyguard    Pernikahan Penuh Gairah

    Bibi Choi menyambut kedatangan Aura dengan sumringah. Ya, Aura memutuskan untuk kembali ke rumahnya sementara waktu ini. Rasanya lebih nyaman tinggal di rumah daripada apartemen dan untungnya Axel tidak mempermasalahkannya.Aura memeluk bibi Choi dengan sayang yang dibalas pelukan hangat.“Anda baik-baik saja kan, Nona?”“Tentu saja, Bi!”Pandangan bibi Choi beralih pada Axel yang berdiri di samping Aura sambil mendorong stroller (kereta bayi) dimana si kecil, Miles Xavier, masih asyik terlelap. Putranya memang tukang tidur! Di dalam pesawat pribadi keluarga Xavier pun, si kecil lebih sering terlelap! “Apa kabar, Bi?” sapa Axel dan langsung memberi pelukan hangat.Bagaimanapun Axel sudah menganggap bibi Choi sebagai orang terdekatnya. Di saat semua orang sibuk memaki dirinya, hanya bibi Choi yang menerima kehadirannya, membantu Axel untuk menjaga Aura, bahkan tidak pernah mengkritiknya sama sekali!“Seperti yang kamu lihat sendiri, bibi sangat baik,” balas bibi Choi.“Syukurlah. Aku

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status