Semua Bab Terjerat Pesona Bodyguard : Bab 1 - Bab 10
163 Bab
The Superstar
Stadion Olimpiade Jamsil (Seoul – Korea Selatan)…Suasana di dalam gedung tampak begitu sibuk, setiap crew EO (Event Organizer) sibuk memeriksa persiapan untuk konser malam ini. Konser terakhir dalam rangkaian tur dunia yang diadakan di 26 kota di seluruh dunia. Tur dunia yang sungguh melelahkan. Tur yang memakan waktu sampai tiga bulan lebih!Aura Gracesyella Park, solois berusia 25 tahun yang berdarah campuran Indonesia Korea, sedang asyik bersenandung di dalam ruangan yang khusus disediakan untuknya. Memastikan vocal yang dimilikinya dalam kondisi prima. Aura ingin menyajikan penampilan terbaiknya. Penampilan yang tidak akan dilupakan oleh penggemarnya sebagai penutupan dari konser dunia yang diadakannya sejak beberapa bulan lalu.Dan setelah konser ini berakhir, Aura ingin liburan sejenak. Melepas penat dari segala macam persiapan konser yang menggila dan tidak ada habisnya. Belum lagi dengan latihan vocal dan tarian koreografi yang menguras tenaganya. “Nona, persiapan untuk gladi
Baca selengkapnya
Let's Party!
Gemuruh suasana konser terasa begitu luar biasa. Seolah dapat mengguncang dunia. Jeritan dan sorakan dari para penggemar bagaikan energy tambahan untuk Aura.“Encore! Encore! Encore!” teriak penggemar tanpa bosan, berharap dapat dikabulkan.Melihat penggemar yang tidak kenal lelah memberinya semangat dan berulang kali meneriakkan namanya membuat air mata Aura hampir menitik. Rasa haru menguasai hati. Inilah yang Aura harapkan saat pertama kali memutuskan terjun di dunia musik dan Tuhan mengabulkannya. Akhirnya Aura bisa menghibur banyak orang dengan lagunya.Meski awalnya sulit, tapi kini akhirnya Aura bisa membuktikan kalau dirinya berhasil! Cita-citanya tercapai meski harus melalui banyak hal.Permintaan penggemar begitu menggila membuat Aura tidak memiliki pilihan lain dan memutuskan untuk menyanyikan satu lagu tambahan, tanpa tarian yang disambut begitu meriah. Meski lelah, namun Aura puas karena sudah menyuguhkan penampilan terbaiknya malam ini. Penampilan yang bisa membuat pengge
Baca selengkapnya
The Trap
Aura berjalan menuju restroom dengan tubuh sedikit oleng akibat alkohol meski tidak parah, hendak mencuci tangan setelah melahap french fries yang berminyak. Sebenarnya sebagai penyanyi Aura harus menghindari segala jenis makanan dalam bentuk gorengan untuk menjaga kualitas suara, tapi karena setelah ini waktunya liburan jadi Aura pikir tidak masalah melanggar kebiasaannya sesekali. Toh hanya makan sedikit!Sedangkan di dalam sana semua orang masih asyik bercengkerama, bermain truth and dare sambil menenggak alkohol, termasuk Max yang awalnya hanya ingin minum sedikit namun ternyata selalu kalah dalam permainan hingga membuat pria itu hampir tumbang! Aura hanya bisa terkekeh saat melihat bodyguard yang biasanya tangguh ternyata tidak kuat minum banyak! Dan nyaris tidak sadarkan diri! Astaga!Aura mengeringkan tangan dan baru hendak kembali ke ruangan saat tubuhnya disenggol seseorang, untung orang tersebut dengan sigap menyangga tubuhnya! Jika tidak, Aura pasti akan langsung mencium l
Baca selengkapnya
The Virginity
Axel menoleh saat pintu kamarnya terbuka. Keningnya mengernyit bingung, bagaimana bisa wanita sewaannya datang secepat ini? Rasanya belum ada 15 menit yang lalu Axel menghubungi wanita yang siap sedia menyediakan jasa wanita malam langganannya!Dan bagaimana bisa wanita itu memiliki kunci untuk masuk ke kamarnya? Aneh!‘Mungkinkah wanita ini kebetulan berada di dekat sini? Bisa saja!’ batin Axel sambil melangkah mendekati wanita yang pandangan matanya tampak tidak fokus dengan pipi memerah, tanda kalau wanita itu dalam kondisi mabuk meski tidak parah.‘Apa benar wanita ini untukku? Tidak biasanya dia mengirim wanita mabuk!’Axel yang tidak ingin dipersalahkan langsung menghubungi nomor tadi, hendak memastikan terlebih dahulu.“Bagaimana? Wanitanya sudah sampai kan?” tanya wanita itu sebelum Axel sempat mengucapkan kata halo.“Jadi benar wanita ini darimu? Tapi kenapa dia mabuk?” “Ahh, hanya dia satu-satunya wanita yang tersisa malam ini, tidak ada yang lain lagi. Tidak masalah kan? La
Baca selengkapnya
I Lost It!
Axel terbelalak kaget saat mendengar raung kesakitan Aura, terlebih lagi wajah gadis itu mengernyit menahan sakit! Astaga! Dengan jantung berdebar Axel menarik adik kecilnya dan mengumpat pelan. Darah. Shittt! Siapa yang menyangka kalau wanita yang disodorkan padanya malam ini masih perawan?Damnn! Sekarang harus bagaimana? Berhenti? Tidak mungkin! Miliknya sudah begini tegang masa iya harus berhenti? Bisa sakit kepala atas dan bawah nanti! Tapi Axel juga tidak tega saat melihat Aura masih meringis kesakitan!Antara gairah dan akal sehat berperang di dalam diri Axel, namun pada akhirnya tetap gairah yang memenangkan perdebatan itu!“Aku tidak peduli! Aku sudah membayarmu, jadi aku akan tetap melakukannya!” putus Axel dan kembali melu-mat bibir merah Aura, hendak menahan pekik kesakitan yang pastinya akan kembali terlontar saat adik kecilnya menyeruak masuk untuk yang kedua kalinya ke dalam milik Aura!Aura meronta, hendak melepaskan diri, tapi percuma. Tenaga wanita sejak dulu tidak pe
Baca selengkapnya
Unexpected Encounters
‘Bagaimana bisa ada dua kunci di saku jaketku?’ pikir Aura heran, namun dirinya tidak sempat berpikir terlalu lama, takut pria itu keburu terbangun.Maka masih dengan rasa heran Aura berjalan mengendap-ngendap keluar kamar. Dirinya baru bisa bernafas lega saat pintu kamar di belakangnya sudah tertutup rapat. Tergesa, Aura kembali ke kamarnya sendiri masih dengan otak berpikir keras.Kunci kamar 2522 dan 1828. Kamar 2522 adalah kamar pria tadi, tapi bagaimana bisa kunci kamarnya ada di dalam saku jaket Aura? Siapa yang memasukkannya? Kapan? Dan apa maksudnya? Apa memang ingin sengaja menjebak Aura? Dan kurang ajarnya jebakan itu berhasil! Karena Aura sadar kalau dirinya sudah kehilangan kegadisannya.Selain rasa sakit di area sensitifnya, bercak darah di atas ranjang juga menjadi bukti nyata kalau kegadisannya telah direnggut oleh pria tadi. Aura sempat melihatnya meski hanya sekilas! Sedangkan kamar 1828 memang adalah kamar Aura, dimana kopernya masih tergeletak manis di dalam sana. A
Baca selengkapnya
New Bodyguard
Kantor agency…“Terima kasih atas bantuanmu selama ini, Max. Meski aku sadar kalau ucapan saja tidak akan pernah cukup untuk mengungkapkan rasa terima kasihku padamu,” ucap Aura sambil memeluk Max dengan hangat. Pelukan persahabatan karena Aura sudah merasa begitu nyaman dengan Max.“Jangan bilang seperti itu, Nona. Saya hanya melakukan tugas.”“Memang, tapi tetap saja selama ini kamu sudah menjagaku dan melakukan tugasmu dengan sangat baik. Dan ini, aku ada sedikit hadiah untukmu. Anggap saja sebagai kado perpisahan dariku jadi tolong jangan menolaknya, okay?” ujar Aura mengiba membuat Max tidak memiliki alasan untuk menolaknya.“Baiklah, saya akan menerimanya. Terima kasih, Nona.”“Hmm… setelah ini jangan sampai lost contact, okay?”“Tentu saja, Nona. Saya akan menerima telepon anda. Kapanpun anda menelepon,” ucap Max yakin membuat senyum Aura merekah lebar. Dirinya memang kehilangan seorang bodyguard handal, tapi setidaknya Aura tidak kehilangan teman terbaiknya!“Oh dan jangan lupa
Baca selengkapnya
Be Myself
Satu jam kemudian…Aura menyusuri area taman yang begitu luas, tampak menenangkan. Ini adalah tempat yang tepat bagi Aura untuk melarikan diri meski hanya sejenak. Setelah berjalan cukup jauh, barulah Aura memilih duduk di salah satu kursi yang ada di sisi kolam. Menatap kolam yang terlihat indah di matanya.Selama itu pula hanya ada hening, tidak ada perbincangan apapun antara Axel dengan Aura, seolah mereka berusaha menutup kejadian yang terjadi dua malam lalu. Axel hanya berdiri di dekat Aura, menjaganya. Sedangkan Aura juga tampak sibuk dengan pikirannya sendiri, mengabaikan keberadaan Axel.Hingga ponsel Aura berdering memecah keheningan membuatnya terlonjak kaget.“Halo? Ya, Ma?” Senyum Aura merekah lebar saat mendengar suara mamanya di seberang sana. Sudah lebih dari tiga bulan Aura tidak sempat bertemu dengan mamanya, hanya berkomunikasi melalui ponsel akibat terlalu sibuk mengurus segala macam persiapan konser. Tidak heran kalau dirinya begitu merindukan sang mama.Apalagi Au
Baca selengkapnya
The Enemy
Aura meninggalkan Axel yang masih terpaku di ruang tamu. Denting ponsel membuat Axel tersadar dan membuka pesan yang masuk. Dari Aura. “Pulanglah. Besok tidak perlu datang karena aku tidak akan pergi kemanapun.”Itu pesan dari Aura. Entah apakah benar wanita itu memang tidak ingin pergi atau sengaja menghindar dari Axel karena kejadian malam ini? Bisa jadi kan?“Baik, Nona.” Hanya itu jawaban yang bisa Axel berikan. Memangnya apalagi? Axel tidak mungkin bersikeras datang jika tidak diperlukan kan? Terpaksa Axel pulang dengan hati kacau balau. Meski hanya sedetik, tadi Axel sempat melihat raut sedih terpancar di wajah Aura dan hal itu membuat Axel diserbu oleh rasa bersalah. Tapi jika dipikir kembali hal itu bukan salah Axel sepenuhnya kan? Aura yang datang ke kamarnya malam itu dan mucikari juga bilang kalau Aura adalah wanita yang memang disediakan untuknya! ‘Aku harus mencari tau bagaimana bisa Aura datang ke kamarku!’ putus Axel dan langsung menghubungi sang mucikari yang langsu
Baca selengkapnya
Crazy Idea
Keesokan paginya…Aura menjalani harinya seperti biasa. Bangun tidur, mandi, sarapan dan langsung mengurung diri di studio musiknya, berharap dapat menciptakan lagu baru. Tapi hasilnya nihil! Jangankan lagu baru, pikiran Aura malah semakin kacau balau! Kurang ajar!Aura begitu sulit berkonsentrasi, otaknya penuh dengan Axel dan ucapan pria itu semalam. Ucapan yang membuat jantung Aura langsung mencelos takut.Hamil? Astaga! Aura tidak pernah berani membayangkan hal seperti itu! Dirinya belum siap! Bahkan mendengarnya saja terasa mengerikan! Masih banyak hal yang harus Aura raih dalam hidupnya. Aura tidak ingin kehadiran seorang anak di saat yang tidak tepat membuat rencana hidupnya jadi buyar!Beda halnya dengan Axel yang sudah berada di depan rumah Aura. Dalam pakaian biasa yang terlihat jauh lebih santai. Hari ini dirinya datang bukan sebagai bodyguard, tapi sebagai pria biasa yang ingin membahas hal pribadi. Hal apalagi jika bukan soal perkara beberapa malam lalu?Axel menekan bel p
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
17
DMCA.com Protection Status