Beranda / Romansa / Terjerat Pesona Mama Temanku / Aku suka di atas (bagian dua)

Share

Aku suka di atas (bagian dua)

Penulis: Risya Petrova
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-23 21:25:21

Sarah yang terduduk di atas Adit, menghadap ke arah pemuda itu.

Suara desau dan gerakan pinggulnya yang perlahan tapi pasti membuat Adit merasa semakin bergelora dan membuat miliknya mengembang maksimal di dalam milik Sarah.

Sarah merasa penuh. Tangannya sedikit mencengkeram baju Adit.

Lalu menjambak nakal rambut Adit yang sedikit gondrong itu.

“Sarah … aku ingin kamu menjadi milikku sepenuhnya,” bisik Adit lagi.

“Aku juga ….” Sarah membalas kalimat Adit dengan bisikan juga. Tepat di depan daun telinga Adit yang kini mulai berwarna merah. Ia lalu mengulum lembut cuping itu.

Adit mendesah. Kedua tangannya kini meremas bokong Sarah yang sintal, yang terduduk di atas pangkuannya itu.

Sekitar nyaris sepuluh menit mereka bermain pangku-pangkuan akhirnya klimaks pun terjadi.

Adit dan Sarah sama-sama tersenyum lega. Lalu mereka saling menatap. Adit mencium bibir Sarah lembut dan penuh perasaan. “Aku sayang kamu,” katanya jujur. “Aku merasa lebih baik sekarang,” lanjutnya berbisik, matanya
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Maaf

    Damar menatap Adit dengan wajah mengeras, lalu melangkah pelan mendekat. Suara langkah sepatunya menggema di lantai keramik, seperti palu penghakiman yang menghantam saraf Adit. Tapi Adit yang merasa berada di pihak yang benar, sama sekali tidak bergeming. Ia tetap berdiri di samping ranjang Sarah, dengan bahu tegak dan rahang mengeras. Netra mereka saling menantang.“Keluar dari sini,” desis Damar, matanya menyipit tajam.Adit mengangkat dagunya. “Kamu menyuruhku keluar agar bisa menghabisi Sarah?” tanyanya lugas.Suasana kamar mendadak sunyi senyap, seperti suara waktu mendadak terhenti.Raut wajah Damar langsung berubah. Tertangkap basah atau sedang memainkan lakon korban, tak ada yang tahu. Tapi yang jelas, alisnya terangkat tinggi. “Apa maksudmu?” balasnya dengan nada nyaris tercekik. Ia melirik Sarah, seolah bertanya—apa-apaan ini?Sarah menatap lurus ke arah Damar, mata sayunya tak gentar. “Tadi … saat mobil yang aku tumpangi bersama Hardian terbalik … aku sadar.” Suaranya par

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Hawa neraka

    Damar menginjak pedal gas lebih dalam. Mobilnya melesat di jalanan seperti peluru malam yang menembus gelap. Lampu jalan hanya terlihat sebagai garis-garis buram di sisi kaca. Keringat dingin membasahi pelipisnya meskipun AC menyala.Pikirannya kalut. Wajah Hardian terus membayang. Putra semata wayangnya—alasan utama ia menerima permintaan kedua orang tuanya, menikahi Sarah belasan tahun yang lalu. Ia rela menikahi wanita yang tidak ia cintai sepenuh hati, hanya demi mendapatkan keturunan. Dan sekarang … satu-satunya harta paling berharga dalam hidupnya, terluka karena kecerobohan dan ego butanya sendiri.‘Kenapa aku terlalu percaya sama si brengsek Arya itu?! Kenapa aku anggap ini cuma kecelakaan kecil?!’Mobilnya nyaris menabrak trotoar saat menikung di persimpangan. Damar membanting setir, memaki pelan, lalu kembali fokus. Ia tidak peduli melanggar batas kecepatan atau lampu merah. Yang penting, ia harus segera sampai ke rumah sakit.Begitu tiba di pelataran Rumah Sakit Harapan Ins

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Ini salahku

    Adit berdiri dengan napas memburu, wajahnya pucat pasi. “Ini … ini mobilnya Sarah dan Hardian, Gar!” serunya, menunjukkan layar ponselnya pada Tigar. Tangannya gemetar, matanya membelalak memandang potret kabur mobil hitam yang ringsek parah di bagian kanan depan.Tigar yang duduk di sebelahnya langsung menyambar ponsel Adit dan memperbesar gambar. Ia mengangguk cepat. “Iya, bener. Ini mobilnya Sarah. Liat tuh platnya—itu pasti dia!”“Kita harus ke rumah sakit sekarang!” Adit langsung beranjak, mengambil jaketnya dan mencari kunci motor yang biasanya ia letakkan di laci bawah televisi.“Masalahnya ke rumah sakit yang mana, Dit?” Tigar bertanya sambil ikut berdiri, berusaha tetap tenang di tengah kepanikan.“Biasanya korban kecelakaan langsung dibawa ke rumah sakit terdekat.” Adit menyambar kunci, lalu memandang Tigar tajam. “Rumah Sakit Harapan Insan dong?”“Bisa jadi,” balas Tigar.Adit langsung melempar kunci motornya ke arah Tigar. “Kamu yang bawa! Aku gak fokus.”Spontan Tigar men

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Sekarat

    Pelipis Sarah terasa panas, darah mengalir perlahan menuruni wajahnya. Ia berusaha membuka mata meski kelopak terasa berat, dunia berputar dan matanya kabur. Bau besi, bensin, dan asap memenuhi udara. Tubuhnya terjepit di balik sabuk pengaman, dada sesak, tapi ia masih sadar.“Hardian …,” gumamnya pelan, mencoba menoleh ke samping.Putranya bersandar tak bergerak, kepalanya terkulai ke sisi jendela yang retak, darah merembes dari pelipis kirinya.“Hardian …!” seru Sarah lagi, kali ini lebih keras dari sebelumnya. Suaranya serak, parau. Ia mencoba menggoyang tubuh anaknya dengan sisa tenaga yang ia punya, tapi hanya sedikit gerakan dari tangannya yang mampu menjangkau.Tak ada sahutan.“Please jawab Mama, Nak ... Hardian ....”Tangis Sarah pecah. Pandangannya buram karena air mata dan darah. Ia merasa putus asa, tubuhnya sakit, tapi rasa takut akan kehilangan anaknya jauh lebih menyesakkan dari pada semua luka fisik yang ia alami.Lalu … tiba-tiba terdengar suara derap langkah.Samar.

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Kecelakaan nahas

    Mobil hitam yang dikemudikan Sarah meluncur pelan melewati jalan kompleks, menembus malam yang mulai mendingin. Di kursi penumpang depan, Hardian bersandar santai, sesekali melirik ke luar jendela yang memantulkan cahaya dari lampu-lampu jalan. Adit dan Tigar baru saja melambaikan tangan mereka dari teras kosan, dan senyum mereka masih terpatri di ingatan.“Sebenernya … ada yang pengin aku tanyain, Ma.” Suara Hardian tiba-tiba memecah keheningan.“Hm?” Sarah mengerling sekilas, fokus pada jalan, namun mendengar sepenuh hati.“Sebenernya ada apa sih, Ma, antara Adit dan Bela?”Sarah tak langsung menjawab. Ia menelan ludah, lalu memejamkan mata sesaat sebelum kembali menatap jalan. Pertanyaan itu terasa seperti ranjau: salah menjawab, akan meledakkan rahasia yang begitu rapuh.“Kenapa nanya gitu?” balasnya pelan.“Karena … aku sering lihat Adit seperti orang yang terbebani banget. Bahkan saat dengar nama Bela aja, ekspresi dia langsung berubah.”Sarah menarik napas panjang, menahan gejo

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Aku suka di atas (bagian dua)

    Sarah yang terduduk di atas Adit, menghadap ke arah pemuda itu. Suara desau dan gerakan pinggulnya yang perlahan tapi pasti membuat Adit merasa semakin bergelora dan membuat miliknya mengembang maksimal di dalam milik Sarah.Sarah merasa penuh. Tangannya sedikit mencengkeram baju Adit. Lalu menjambak nakal rambut Adit yang sedikit gondrong itu.“Sarah … aku ingin kamu menjadi milikku sepenuhnya,” bisik Adit lagi.“Aku juga ….” Sarah membalas kalimat Adit dengan bisikan juga. Tepat di depan daun telinga Adit yang kini mulai berwarna merah. Ia lalu mengulum lembut cuping itu.Adit mendesah. Kedua tangannya kini meremas bokong Sarah yang sintal, yang terduduk di atas pangkuannya itu.Sekitar nyaris sepuluh menit mereka bermain pangku-pangkuan akhirnya klimaks pun terjadi.Adit dan Sarah sama-sama tersenyum lega. Lalu mereka saling menatap. Adit mencium bibir Sarah lembut dan penuh perasaan. “Aku sayang kamu,” katanya jujur. “Aku merasa lebih baik sekarang,” lanjutnya berbisik, matanya

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status