Home / Romansa / Terjerat Pesona Mama Temanku / "Coli pake foto Sarah" Provokasi Anton

Share

"Coli pake foto Sarah" Provokasi Anton

Author: Risya Petrova
last update Last Updated: 2025-07-15 21:39:53
Adit membaca ulang pesan itu perlahan. Matanya menyipit. Jemarinya menggantung di atas keyboard. Ia terdiam cukup lama, bahkan sampai layar laptopnya berubah ke mode login dan lampu backlit mulai redup.

Kepalanya penuh dengan kemungkinan. Kata-kata Yuli sangat disengaja. Ia ingin menciptakan rasa penasaran. Menggoda dengan setengah rahasia. Tapi juga menjebak.

‘Tanpa Sarah, pastinya.’ Kalimat itu lebih dari sekadar sindiran. Kalimat jujur, seperti pernyataan perang. Langsung menargetkan Sarah. Dan jika Yuli memang sudah sebegitu beraninya, artinya ia sudah merasa kuat. Sangat kuat. Jadi dia benar-benar punya backingan yang sangat berkuasa sekarang?

Adit menghela napas dalam. Ia bisa saja membalas ketus. Bisa saja melapor ke Sarah sekarang juga. Tapi ia tahu permainan seperti ini tidak bisa dilawan dengan emosi.

Ia berpikir.

Kalau Yuli memang punya backingan kuat, bisa jadi dia sedang dijadikan pion dalam permainan yang lebih besar. Mungkin bukan sekadar ingin menjatuhkan Sarah. Mu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Tersudut

    Suasana lantai tujuh MIMPI MEDIA yang biasanya tenang di pagi hari, tapi pagi ini berubah jadi mencekam.Adit yang sejak tadi sudah menahan amarahnya, akhirnya meledak. Pukulan keras mendarat di rahang Anton, membuat pria itu terhuyung dan kursinya jatuh terguling. Suara hantaman begitu keras, disusul dengan suara jeritan kaget dari Giska, Erni, dan tiga karyawati lain yang baru datang."ADIT! GILA LU!" jerit Giska sambil bangkit berdiri."Hentikan! Hentikan, Dit!" Erni berteriak, mencoba mendekat, tapi tubuhnya gemetar.Anton tersungkur ke lantai. Mulutnya mengucurkan darah dari sudut bibir, namun pria itu bangkit berdiri perlahan, wajahnya merah padam karena marah. "GUE NGGAK AKAN DIAM! LO MAU MAIN KERAS?!"Didin, Galih, dan Jeri yang duduk di kursi kerja masing-masing, tak jauh dari mereka segera melompat bangun, berlari untuk merelai."Dit! Cukup, Dit!" teriak Didin, memegangi tangan Adit yang sudah mengepal lagi.Galih dan Jeri masing-masing menahan kedua bahu Adit dari sisi kana

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   "Coli pake foto Sarah" Provokasi Anton

    Adit membaca ulang pesan itu perlahan. Matanya menyipit. Jemarinya menggantung di atas keyboard. Ia terdiam cukup lama, bahkan sampai layar laptopnya berubah ke mode login dan lampu backlit mulai redup. Kepalanya penuh dengan kemungkinan. Kata-kata Yuli sangat disengaja. Ia ingin menciptakan rasa penasaran. Menggoda dengan setengah rahasia. Tapi juga menjebak. ‘Tanpa Sarah, pastinya.’ Kalimat itu lebih dari sekadar sindiran. Kalimat jujur, seperti pernyataan perang. Langsung menargetkan Sarah. Dan jika Yuli memang sudah sebegitu beraninya, artinya ia sudah merasa kuat. Sangat kuat. Jadi dia benar-benar punya backingan yang sangat berkuasa sekarang? Adit menghela napas dalam. Ia bisa saja membalas ketus. Bisa saja melapor ke Sarah sekarang juga. Tapi ia tahu permainan seperti ini tidak bisa dilawan dengan emosi. Ia berpikir. Kalau Yuli memang punya backingan kuat, bisa jadi dia sedang dijadikan pion dalam permainan yang lebih besar. Mungkin bukan sekadar ingin menjatuhkan Sarah. Mu

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Lanjut ciuman di ruang kerja Sarah

    "Astaga ... mikirin semua ini bikin kepalaku mau pecah," gumam Adit pelan.Tanpa sadar, langkah mereka berdua sudah sampai di depan ruang kerja Sarah. Suasana lantai 7 masih sepi, hanya terdengar suara AC dan derit lift dari kejauhan.Sarah membuka pintu ruangannya, dan Adit ikut masuk begitu saja.Begitu pintu tertutup, Adit langsung menarik Sarah dalam pelukan erat. Sarah terkejut, tapi tak menolak. Justru ia balas memeluk tubuh Adit, menenggelamkan wajahnya di dada bidang pria itu.Mereka saling berpelukan sejenak, tak ada kata, hanya suara napas yang menyatu. Lalu Adit mencium bibir Sarah. Lembut, perlahan, namun dalam. Seolah ia ingin menghapus jejak kemarahan yang tadi masih menempel di hati Sarah karena Yuli.Sarah membalas ciumannya. Tangannya terangkat, menyentuh wajah Adit, mengelus pipinya yang sedikit kasar karena belum bercukur. Bibir mereka semakin melumat, dekapan mereka semakin erat, tak ada sekat. Bahkan Adit bisa merasakan bulatan lembut yang menekan dadanya. Sedan

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Orang dalam

    Tawa ringan Sarah dan Adit masih bergema lembut di lorong lantai 7 MIMPI MEDIA. Wajah mereka sumringah, senyum mereka tak bisa ditahan. Momen kebersamaan pagi ini terasa seperti embun sejuk di tengah gurun.Mereka pikir belum ada siapa pun di kantor sepagi ini. Biasanya gedung masih kosong sebelum jam 08.00. Tapi langkah mereka terhenti mendadak.Seorang perempuan berdiri di tengah lorong, tepat di depan mereka. Bersedekap, dengan senyum sinis tersungging di bibir tipisnya. Eyeliner menukik tajam menghias di sudut matanya.Yuli.Dengan blouse krem pas badan dan rok pensil hitam yang terlalu formal untuk gaya biasanya, Yuli tampak seperti sedang mempersiapkan konfrontasi. Rambutnya dikuncir kuda tinggi, riasannya lebih tegas dari biasa.“Pagi Bu Sarah … pagi Adit,” sapa Yuli dengan suara manis yang palsu. “Kalian begitu kompak dan serasi ya. Izin cuti hampir barengan, dan sekarang masuk kerjanya barengan juga. Sekarang Bu Direktur dan Adit si tim kreatif yang kadang merangkap jadi IT,

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Ciuman basah di lift - Sarah & Adit

    Setelah proses administrasi yang cukup memakan waktu karena tak ada satu pun dari mereka membawa kartu identitas, akhirnya Bela bisa dirawat di UGD Rumah Sakit Harapan Insan. Hardian yang akhirnya menyerahkan KTP-nya untuk jaminan. Adit dan Tigar, masih dalam kondisi bingung dan gelisah, hanya bisa berdiri di luar ruang gawat darurat sambil mengamati dari balik kaca.Paramedis membawa Bela ke dalam ruang perawatan. Perempuan itu masih belum sadarkan diri, dan dokter jaga mulai memeriksa tekanan darah serta memberikan cairan infus."Kita gak bisa lama-lama di sini, Dit," kata Tigar, memecah keheningan. "Besok Hardian pasti kuliah. Kamu juga udah masuk kerja lagi kan, ditambah kuliah malem juga. Aku juga besok pagi harus berangkat kerja juga. Lagian Bela udah ditangani tim medis. Biarkan mereka yang ngurus. Kita titipin aja si Bela sama perawat.”Adit hanya mengangguk. Matanya sembab karena terlalu lama menahan emosi aneh yang ia sendiri tak tau apa itu. Ada rasa bersalah, takut, dan k

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Memakaikan baju perempuan bugil

    Malam terus merambat turun, dan suasana kamar kos Bela seperti membeku. Ketiga pemuda itu berdiri kaku di sekeliling ranjang, menatap tubuh Bela yang masih tak bergerak di balik selimut.Keringat dingin mengalir di pelipis mereka.Bukan karena suhu udara, tapi karena tekanan situasi yang tak biasa ini.Tigar yang sedari tadi lebih banyak diam, akhirnya angkat suara.“Sebetulnya ya … makein baju ke cewek itu bisa dibilang pengalaman paling menyenangkan buat cowok,” ucapnya sambil terkekeh gugup. “Tapi nggak tau kenapa, feeling aku sekarang nggak enak banget. Gak tau kenapa … bukannya seneng atau excited. Tapi ini aku kok malah takut ya ….”Adit melirik Tigar tajam. “Aku juga gak mau, Gar. Bukan karena jijik. Aku nggak bermaksud menghina Bela. Dia cantik kok ... Tapi karena … kalau salah gerak, aku bisa masuk penjara, aku nggak mau dikira pemuda pembegal kehormatan … dan deket-deket dengan Bela ... gak tau kenapa bikin kepala ku pusing. Mual. Apa lagi kalau dia pas sadar terus langsung

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status