Share

Bab 14.

Kuku tajam Weni melukai pipi Hara. "Saya tidak akan tinggal diam. Saya akan memisahkan kamu dengan anak saya. Dan jangan harap kamu mendapat harta. Satu peserpun saya tidak akan memberikannya!" ujar Weni tepat di wajah Hara. 

Para pekerja tak ada yang berani melerai. Meski merasa kasihan, mereka tak mampu berbuat apa-apa. Mereka takut oleh Weni. 

Jari-jari besar dengan warna kulit putih kecokelatan memegang tangan Weni dan melepaskan cengkramannya atas dagu Hara dengan kasar. "Cukup, Ma! Dia istri Ardhan. Seharusnya Mama tidak bersikap kasar seperti ini!"

Tubuh Hara gemetar saat Ardhan memeluknya. Tangis Hara bahkan sudah tak bersuara. Suaranya tercekat karena ketakutan yang ia rasa. 

"Berani kamu Ardhan sama Mama? Anak durhaka kamu!" geram Weni atas tingkah anaknya barusan. Karena selama ini Ardhan tak pernah sekasar itu padanya. 

"Mama yang sudah keterlaluan. Sudah cukup selama ini Ardhan diam atas tingkah Mama terhadap keluar

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status