Alexa yang sedang membuang sampah keluar itu, langsung saja ditarik dengan seorang pria dengan cara paksa. Wanita itu memberontak dan meminta untuk dilepaskan. Namun pria yang sedang menariknya itu tak mendengarkan permintaan Alexa dan terus saja menarik Alexa agar menjauh dari pintu gerbang utama.
“Apa yang kau lakukan di sini? Aku sudah mengatakan padamu, jangan pernah datang ke sini! Lebih baik kau pergi sekarang!” Desis Alexa saat keduanya sudah saling berhadapan.
“Kau yang menghindar, kau tak membalas pesanku bahkan tak mengangkat panggilanku. Apakah kau sudah melupakanku? Kau sudah nyaman berada di sini? Kau ingin meninggalkanku begitu saja?” Tanya pria itu sama marahnya.
“Aku sibuk! Kau tau pekerjaanku juga tak mudah! Lagi pula aku sudah bilang jangan pernah menemuiku lagi! Aku tak mau bertemu denganmu! Jadi
“Ada apa dengan tanganmu? Apa ada yang menyakitimu? James yang melakukannya?” tanya Lucas dengan khawatir, Alexa menggelengkan kepalanya sambil merintih kesakitan. “Maafkan aku Alexa, aku tidak tahu tanganmu sakit.” Alexa menatap Lucas dengan sendu.“Kenapa kau tak pernah percaya padaku? Kenapa kau selalu saja bersikap kasar padaku? Apa kau tak bisa sedikit saja percaya padaku? Apa kau juga tak bisa bersikap lembut padaku sedikit saja? Apa kau benar-benar hanya ingin bercinta saja denganku? Kau bilang kau menyukaiku, apa begini caranya bersikap dengan seseorang yang kau sukai?” tanya Alexa dengan serius dan itu membuat Lucas jelas kaget. Karena tak biasanya Alexa bertanya seperti itu padanya.“Bukan seperti itu Alexa, kau jelas tahu aku benar-benar menyukaimu bukan hanya karena ingin bercinta denganmu. Aku tulus padamu, hanya saja aku tak s
"Alexa sudah?" tanya Lucas dengan suara beratnya dari balik tirai ruangan ganti yang berwarna hitam pekat membuat Alexa tersentak. Alexa segera membuka sedikit tirainya dan hanya menyembulkan kepalanya."Sebentar." jawab Alexa sambil tersenyum malu, hal ini tak seperti Alexa biasanya.Selama ini Alexa bersikap percaya diri bahkan menantang, tapi entah kenapa kini wanita itu bersikap malu. Hal itu membuat Lucas jadi penasaran dengan sikap Alexa. Apalagi wanita itu berusaha menutupi tubuhnya yang kini hanya terbalut lingerie."Kamu udah coba berapa lingerie?" tanya Lucas.“Tiga.” jawab Alexa membuat Lucas tertawa mendengar jawaban Alexa. Lucas langsung membuka tirai lebih lebar, lalu melangkah masuk kedalam ruang ganti dengan cepat dan menutup tirainya lagi.
Setelah beberapa hari menemani Lucas bekerja dan menghabiskan waktu bersama, akhirnya mereka kembali pulang. Begitu sampai di kediaman keluarga Lucas, mereka langsung saja di sambut dengan hadirnya Yaraline yang memang sudah menunggu kepulangan Lucas. Yaraline langsung saja menatap Alexa tak suka, karena wanita itu tahu jika Alexa pergi menemani Lucas.Namun Alexa tak peduli dengan tatapan tak suka Yaraline, sebaliknya wanita itu tersenyum penuh kemenangan menatap Yaraline. Wanita itu tak sama sekali takut dengan tatapan tajam Yaraline, karena baginya ia yang menjadi pemenangnya. Melihat reaksi Alexa membuat Yaraline jelas tak suka. Namun ia harus mengontrol dirinya karena ada Lucas di sana.“Hai, akhirnya kau pulang juga. Aku sudah menunggumu dari tadi.” Sambut Yaraline dengan ramah sambil bergelayut manja di lengan Lucas membuat Alexa melihat hal itu. Lucas melihat ke
Alexa berada di depan ruangan Calisto, mengetuk pintu tersebut lalu membukanya. Calisto tersenyum menyambut kedatangan Alexa, wanita itu menutup pintunya kembali dan berjalan mendekati Calisto yang sedang duduk di kursi kebesarannya itu.“Maaf, jika menunggu lama Tuan,” kata Alexa sambil membawa kopinya.“Tidak masalah, aku akan tetap menunggunya. Bawalah kesini.” Alexa mendekat dan meletakkannya di atas meja. “Kopinya sangat wangi, pasti rasanya sangat enak. Sama seperti yang membuatnya,” puji Calisto membuat Alexa tertawa.“Silahkan dinikmati Tuan,” kata Alexa mempersilahkan. Wanita itu berdiri di samping meja Calisto.“Baiklah aku akan mencobanya,” Calisto mengambil gelas tersebut dan mulai mencicipinya. “Enak, sesuai dengan yang kupikirkan,
“Kau membuatku kaget Lucas,” pekik Alexa.“Aku melihatmu keluar dari ruangan Daddy dan aku melihatmu menghela napas, apa yang terjadi sehingga kau seperti itu?” tanya Lucas menyelidik.“Tidak, aku tadi takut jika Tuan Calisto tahu tentang kita. Karena tadi Tuan Calisto bertanya bagaimana aku pergi denganmu kemarin dan bagaimana sikapmu padaku. Tak biasanya Tuan Calisto memanggilku, hanya itu saja. Aku lega ternyata tidak seperti yang kupikirkan,” jelas Alexa. Terlihat sekali wanita itu sangat gugup, sudah pasti ia harus berbohong tidak mungkin mengatakan yang sejujurnya pada Lucas tentang apa yang terjadi di dalam.“Benarkah? Kau sedang tak berbohong bukan? Kau terlihat sangat gugup.” Kata Lucas lagi memperhatikan.
James merasa kesal dengan percakapan yang terjadi saat sarapan tadi bersama dengan Calisto. Hal itu membuat perasaannya memburuk, pria itu kembali ke kamarnya untuk mengambil minuman miliknya. Walaupun masih pagi tetapi James merasa ia membutuhkannya untuk menenangkan pikirannya dan mengembalikan perasaannya kembali seperti sebelumnya.Pintu kamarnya terbuka membuat James diam-diam melangkah untuk mengetahui siapa yang berada di kamarnya. Dengan perlahan pria itu membukanya sedikit sampai tak berbunyi lalu melihat bahwa ternyata yang ada dikamarnya adalah Alexa sedang membersihkan tempat tidurnya.Wanita itu berada di atas tempat tidur James, sedang membersihkan tempat tidur pria itu dengan membelakanginya sehingga Alexa tak sadar jika James sedang berada di belakangnya melihatnya. Alexa sedang menungging sehingga rok yang digunakan oleh Alexa naik ke atas. Sehingga James dapat mel
“Ini masih pagi James dan kau mau minum? Apa aku tak salah mendengarnya?” tanya Alexa memastikan, James menggelengkan kepalanya.“Kau tak salah dengar Alexa, aku memang ingin minum denganmu. Aku sedang ada masalah, maka itu aku membutuhkan pelarian. Maaf aku sudah bersikap tak baik padamu, itu semua karena aku sedang punya masalah. Kau mau menemaniku?” tanya James dengan pelan.“Baiklah, aku akan menemanimu. Aku akan mengambilkan gelas untukmu,”“Untuk kita Alexa,” koreksi James. “Aku ingin kau juga ikut minum denganku, sudah lama kita tak minum bersama.”“Baiklah, aku akan mengambil gelas untuk kita,” Alexa segera keluar dari kamar James setelah mengatakan itu.Begitu sampai diluar Alexa menghembuskan
“Lakukanlah denganku Lucas, aku menginginkamu. Aku mau kau masuk ke dalamku, nikmati aku. Tolong berikan aku kehangatan itu, aku sangat menginginkan milikmu,” Lucas tertawa sambil memperbaiki celananya.“Kau sudah lihat bukan, jika kejantananku tak bereaksi apa-apa untukmu. Kau mau terus memaksanya? Aku sudah merasakan vaginamu, kupikir itu sangat tidak enak. Tidak sempit, bahkan payudaramu tak enak sama sekali. Sepertinya kau harus mengoperasinya lagi, karena hasilnya tak begitu memuaskan. Aku bisa menilainya,” ejek Lucas. Tangan Yaraline mulai mengepal, ia tak terima dengan perkataan Lucas yang sedang merendahkannya itu.“Sikapmu menggodaku seperti ini, semakin aku tahu kau ternyata sangat jalang. Sudah berapa pria yang kau lakukan seperti ini? Apakah begini caramu menggoda seorang pria? Sudah berapa banyak pria yang kau minta untuk mau tidur denganm
Rasa yang sama seperti tadi dia mengulum tangan Sergio. Dirinya kembali menurunkan tangannya masuk ke dalam liang intinya dan mencari cairan tersebut dan kembali mengeluarkan tangannya lalu menjilatinya kembali.“Enak?” tanya Mario yang sudah berbaring di sisi kiri Yaraline.Yaraline mengangguk dan terus melakukan hal tersebut berulang kali. Mario meremas kedua payudara Yaraline bergantian dan mengulum putting bagian kiri Yaraline sambil memilin putting payudara Yaraline yang sebelah kanan.Yaraline kembali mendesah dan mengerang kenikmatan. Beruntung kali ini mulutnya tidak lagi di bungkam seperti tadi. Sergio ikut berbaring di sisi kanan dan menyamping ikut mengulum putting payudara Yaraline yang sebelah kanan.“Akhhh.. Tuann… Ini sungguh luar biasa,” racau Yaraline mengangkat
Suara tercekat Yaraline terus terdengar. Matanya terbelalak dengan lebar merasakan denyutan luar biasa di bawah sana. Ingin sekali rasanya Yaraline mendesah dan mengerang dengan kuat. Namun Mario menahan kepalanya agar dirinya tidak melepaskan kuluman mulutnya.Hingga Yaraline tidak dapat lagi menahan getaran di bawah sana. Denyutan bibir intinya begitu kuat. Tangannya memegang dengan kuat pinggang Mario. Air matanya mengalir.“Eugkkk.. Ukhhh,” suara Yaraline yang terdengar ketika melepaskan orgasme pertamanya.Kakinya bergetar dengan hebat. Namun Sergio yang tidak membiarkan Yaraline menikmati orgasmenya langsung berdiri dan menurunkan kaki Yaraline. Dilebarkan kaki Yaraline dan memasukkan batangnya di liang inti Yaraline yang sudah banjir oleh cairannya.“Eughhh.”
Badan Yaraline terhempas di tepi ranjang yang empuk. Dibiarkannya Yaraline menangkup tubuhnya yang gemetar ketakutan. Dimana melihat kedua pria tersebut membuka semua pakaian yang mereka kenakan hingga tidak ada sehelai benang pun yang terlihat di tubuh mereka.Mario menarik kaki Yaraline hingga tubuhnya terhempas. Diangkatnya kedua kaki Yaraline dan ditekuknya lalu di buka kedua paha Yaraline dengan lebar membuat Yaraline meringis kesakitan.Sedangkan Sergio sudah naik ke atas ranjang dan menarik tangan Yaraline hingga membuat dirinya bangun terduduk dengan paksa. Sergio menarik rambut belakang Yaraline hingga wajahnya mengadah ke atas melihat Sergio. Hingga mulutnya terbuka karena mengerang kesakitan.“Eughh, Ukhhh,” sesak Yaraline ketika mulutnya sudah penuh mengulum milik Sergio yang belum tegap sempurna sampai membesar di dalam
“Tempat apa ini? Kau gila membawaku ke tempat seperti ini?” teriak Yaraline marah.Yaraline hendak kabur, tapi kedua pengawal dengan sigap menahan Yaraline.“Lepaskan aku!” teriak Yaraline dengan histeris.Dirinya kini di tarik dengan kasar oleh pengawal Lucas yang bernama Mario dan Sergio.“Aku sudah membawanya Hana,” kata Lucas pada Hana yang baru saja keluar dari dalam sebuah ruangan.Wanita paruh baya dengan pakaian glamor itu menatap Yaraline dengan seksama. Senyum kemenangan menghiasi bibir wanita bernama Hana itu.“Sangat menarik,” puji Hana membuat Lucas tertawa dengan keras.“Aku ingin kau memberikannya pelajaran yang setimpal. Kau bisa menjualnya atau sepertinya aku ingin memberikan hadiah kepada kedua bodyguardku yang setia ini. Bagaimana sebelum kau jual, biarkan mereka mencicipinya?” tanya Lucas sambil menaik turunkan alisnya.“Terserah padamu saja, aku akan mengikuti apa yang kau inginkan,” jawab Hana.“Baiklah, aku akan menyerahkannya padamu. Aku pastikan kau tak akan me
“Kenapa ketakutan seperti itu?” tanya Lucas sambil mendorong pintu tersebut terbuka.“Kenapa kau ada di sini? Bagaimana kau tahu tempat ini?” tanya Yaraline panik.“Kenapa? Takut sedang menyembunyikan buronan ya?” tebak Lucas sambil tertawa semakin membuat Yaraline ketakutan.“Apa maksudmu?” tanya Yaraline dengan terbata.Lucas tak menjawab, pria itu menilai penampilan Yaraline dan tertawa mengejek. Yaraline melihat ada James serta empat bodyguard Lucas ada di belakang.“Kalian habis bercinta?” tebak Lucas lagi.“Bercinta? Dengan siapa?” tanya Yaraline sambil berpura-pura tak paham.“Bisa-bisanya kalian bercinta di saat seperti ini. Kalian benar-benar sangat gila, kalian luar biasa sekali. Kalian memang sangat cocok, sekarang kau paham ‘kan kenapa kau tak pantas bersanding denganku? Karena kau wanita jalang,” ejek Lucas.“Apa maksudmu? Aku benar-benar tak paham,” elak Yaraline.“Gunakanlah bajumu dengan layak, jangan seperti ini. Apa kau tak malu berpakaian seperti ini di depan pria la
Mata Calisto yang berhadapan langsung dengan kewanitaan tebal milik Yaraline langsung memasukkan wajahnya di dalam sana. Suara seruput terdengar memenuhi ruangan tersebut.“Ahhhh…!” pekikan nikmat Yaraline terganti dengan jeritan luar biasa karena calisto turut memasukkan dildo di dalam liang kewanitaannya.“Ohhh! Gila! Ini sangat nikmat! Aku bisa gila!” racau Yaraline menggila.Ketika Yaraline memainkan dildo tersebut keluar masuk di liang kenikmatannya sambil mengulum benda terkecil di dalamnya. Yaraline membungkam mulutnya dengan tongkat milik Calisto yang sudah ereksi sempurna.Yaraline juga berusaha memberikan pelayanan terbaiknya untuk Calisto. Pria itu bahkan sampai menutup matanya merasakan permainan mulut Yaraline yang sangat luar biasa. Namun kembali terhenti ketika Yaraline kembali menjerit.“Oughhh! Akhhhh! Aku mau keluar! Faster please!”Yaraline terus meracau di depan batang milik Calisto. Pria itu mengikuti keinginan Yaraline dan mempercepat Gerakan dildonya dan menjila
Ting tong ting tong“Calisto?” pekik Yaraline terkejut melihat kedatangan Calisto. “Kenapa kau bisa ada di sini?” tanya Yaraline lagi yang sangat terkejut.“Ternyata benar kau ada di sini, aku tak salah,” kata Calisto sambil tertawa lalu masuk begitu saja sebelum dipersilahkan.Yaraline benar-benar terkejut lalu melihat keluar untuk memastikan tak ada orang yang melihatnya. Lalu menutup pintu dan menyusul Calisto yang sudah duduk di sofa.“Bagaimana bisa kau ada di sini? Bukankah kau ada di penjara?” tanya Yaraline penasaran.“Kenapa? Kau tak senang aku ada di sini? Kau lebih senang aku ada di penjara?”“Bukan seperti itu, aku hanya terkejut saja. Aku penasaran bagaimana bisa kau datang ke sini. Bagaimana kau bisa kabur? Lalu kau ke sini naik apa? Apa ada yang melihatmu?” tanya Yaraline secara beruntun.“Kau jelas tahu itu bukanlah tempatku. Orang pertama yang akan ku datangi sudah pasti kau, karena aku hanya punya kau saja. Aku membutuhkanmu, aku bahkan merindukanmu. Apa kau tak mera
“Aku punya kabar baik dan buruk,” kata James yang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan Lucas.Lucas yang sedang bekerja terkejut dengan hadirnya James yang datang tiba-tiba. James lansgung saja duduk di depan Lucas dan menatap pria itu dengan serius.“Kabar apa?” tanya Lucas penasaran.“Kau ingin mendengar kabar yang mana? Kabar baik atau kabar buruk?” tanya James balik.Lucas menghela napasnya kasar melihat tingkah adiknya yang masih sempat bermain seperti itu padanya.“Kabar buruk,” jawab Lucas.“Oke, Daddy kabur. Tapi mereka lagi berusaha buat cari Daddy sekarang,” kata James memberitahu.Mendengar hal itu Lucas tidak terkejut, pria itu tersenyum simpul dan menyandarkan punggungnya kesandaran kursi.“Aku sudah menduganya, aku yakin dia akan berusaha untuk melarikan diri. Tenang saja, aku tahu dia ada di mana. Nanti kau ikut saja denganku untuk menangkapnya langsung. Aku tahu di mana tempat persembunyiannya,” tegas Lucas. “Jadi apa kabar baiknya?” tanya Lucas penasaran.“Mungkin kau akan
Alexa akhirnya sudah kembali pulang dari rumah sakit. Sejak keluar dari rumah sakit Alexa tak lagi bertemu dengan Lucas. Dengan adanya Edward bersamanya membuat ia tak bisa bertemu dengan Lucas.Saat di rumah sakit Lucas terus saja datang dan menemaninya. Alexa merasakan nyaman yang luar biasa saat bersama degan Lucas. Ia tak bisa pungkiri bersama dengan Lucas membuat keadaannya jauh lebih baik. Kali ini Alexa merindukan Lucas. Sudah beberapa hari ini keduanya tak bertemu.“Aku mau pergi sebentar melihat kerjaan, apa kau tak masalah di rumah? Apa kau mau ikut?” tanya Edward pada Alexa yang baru saja duduk itu.Alexa menggelengkan kepalanya dan tersenyum simpul.“Pergilah, aku ingin istirahat di rumah saja,” jawab Alexa.“Baiklah, kalau kau butuh sesuatu katakan padaku.”Alexa menjawab Edward dengan anggukan kepala saja. Edward berpamitan dan mencium puncak kepala Alexa, lalu pergi. Alexa menghidupkan televisi yang ada di depannya untuk mencari tontonan yang menarik.Tapi tak ada satupu