Alexa Barnes tinggal di sebuah rumah yang menjadikannya sebagai pelayan rumah. Alexa mau tidak mau harus melakukannya karena suatu hal. Ia pikir bekerja menjadi seorang pelayan akan mudah. Namun ternyata ia salah ketika berhadapan dengan Lucas Howard, karena ia harus melakukan hal yang tak seharusnya. Alexa yang memang pada dasarnya sudah nakal, kini semakin menikmati perannya. Apa yang dilakukan oleh Alexa dan alasan apa yang membuatnya harus menjadi seorang pelayan?
View More“Apa kau yakin mau bekerja sebagai pelayan di rumah ini?” Tanya Olivia Howard dengan tak yakin.
Olivia Howard memang sedang mencari pelayan untuk di rumahnya, karena pelayan sebelumnya sedang cuti selama tiga bulan. Maka itu Olivia harus mencari penggantinya agar ada yang mengerjakan pekerjaan tersebut. Pelayan yang di miliki Olivia memang tidak hanya satu, tetapi semuanya sudah mempunyai bagian-bagian tertentu.
“Saya yakin nyonya.” Jawab Alexa dengan yakin.
Sama sekali tidak ada keraguan di dalam diri wanita itu ketika ingin menjadi seorang pelayan di rumah besar yang ada di hadapannya saat ini. Saat mendapat informasi bahwa dibutuhkan seorang pelayan, tanpa pikir panjang Alexa langsung saja datang ke rumah tersebut untuk mencalonkan diri.
“Kau sangat tidak cocok jadi seorang pelayan, apa kau yakin seorang pelayan? Kau sangat tak cocok menjadi pelayan.” Ucap Olivia jujur. Wanita paruh baya itu menilai Alexa Barnes yang ada di hadapannya. Alexa menggunakan dress pendek yang hanya menutupi setengah paha putih miliknya. Dengan dress yang ketat sehingga membuat lekuk tubuh Alexa tercetak jelas. Sepatu hills yang dikenakannya semakin menunjukkan kaki jenjang milik Alexa.
“Ya aku yakin, aku baru saja pulang dari sebuah acara. Maaf kalau aku tidak membuat nyonya merasa nyaman.” Olivia jadi merasa bersalah karena seolah sudah meremehkan Alexa, bahkan menilai wanita itu dengan sangat jelas dari atas sampai bawah.
“Maaf, aku tidak bermaksud apa-apa. Aku hanya ingin memastikan saja, karena jujur kau sangat tidak cocok ada di pekerjaan ini. Tapi kalau kau emang bisa menjadi seorang pelayan baiklah, aku bisa menerimamu bekerja. Aku akan lihat bagaimana kau bekerja nanti, mengenai pekerjaan akan di beritahu nanti dengan kepala pelayan di rumahku. Pakaianmu akan datang besok, untuk saat ini kau bisa menggunakan pakaian yang ada. Untuk pakaian juga akan dijelaskan nanti, sekarang kau boleh masuk. Apa barangmu sudah di bawa?” Alexa dengan cepat menganggukkan kepalanya.
“Sudah nyonya, sebagian masih ada di depan. Aku akan membawanya ke dalam, terima kasih sudah menerimaku bekerja di sini.”
“Oke, aku harap kau bisa bekerja dengan baik dan tidak mengecewakanku. Untuk yang lainnya aku akan memberitahumu nanti, aku akan mengenalkanmu dengan kepala pelayan supaya kau bisa membawa barangmu. Ester,” Panggil wanita paruh baya itu dengan sedikit keras. Tak berapa lama wanita paruh baya yang hampir mirip dengan Olivia datang dengan sedikit berlari.
“Iya nyonya?” Tanya wanita paruh baya bernama Ester itu.
“Dia akan menjadi pelayan untuk sementara, tolong beritahu di mana kamarnya. Kasih tahu semua pekerjaan apa yang dilakukannya dan bagaimana aturan kita di rumah ini. Aku bisa mempercayakannya padamu bukan?”
“Baik nyonya.” Jawab wanita paruh baya itu dengan cepat. “Ayo silahkan ikut.” Alexa mengikuti kepala pelayan tersebut menuju kamarnya.
“Ini kamar yang akan kau gunakan.” Alexa langsung menilai kamar tersebut, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil juga. Cukup nyaman untuk di tinggalin sendiri bahkan ada kamar mandi di dalam juga. Kamarnya juga sudah mengunakan pendingin ruangan.
“Tempatnya bagus, terima kasih Ester. Kau bisa memanggilku Alexa.” Wanita itu mengulurkan tangannya pada wanita tersebut.
“Salam kenal Alexa.” Balas kepala pelayan itu ramah. “Silahkan bereskan barangmu, aku akan mengenalkanmu dengan yang lainnya dan akan memberitahu tugasmu. Aku akan menunggumu di belakang.” Kepala pelayan tersebut pergi meninggalkan Alexa sendiri.
Satu hal yang langsung dilakukan oleh Alexa adalah membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur yang ada di dalam kamarnya itu. Menurutnya tempat tidurnya juga tidak terlalu buruk, ia berharap bisa bertahan bekerja di tempat tersebut untuk sementara. Tak butuh waktu lama untuk Alexa membereskan barangnya, karena setelah itu ia segera menemui Ester di dapur.
“Tugasmu membersihkan kamar yang ada di atas.” Kata Ester setelah memperkenalkan Alexa dengan pelayan yang lain. “Mulai dari pakaian, tempat tidur dan semuanya. Semua kamar yang ada di atas menjadi tanggungjawabmu. Kau juga akan menyiapkan meja setiap makan, baik itu sarapan, makan siang dan makan malam. Hanya menyiapkan saja dan membawa makanan ke meja makan untuk yang lainnya ada yang lain menyiapkannya. Setelah selesai kau juga yang mengerjakannya, cukup mudah bukan?” Tanya Ester.
“Mudah, aku berpikir pekerjaanku akan sangat banyak. Terima kasih Ester sudah memberitahuku, apa aku bisa keluar izin keluar?”
“Apa kau mau keluar sekarang?”
“Tidak, aku hanya bertanya. Mungkin tidak hari ini, apa bisa?”
“Boleh, syaratnya pekerjaanmu sudah selesai. Kau bisa meminta izin padaku dan jangan pulang terlalu malam, dalam satu minggu kita bisa keluar dua kali. Lebih dari itu tidak bisa, apa kau paham?” Alexa menganggukkan kepalanya. “Ada lagi yang ingin kau tanyakan?”
“Untuk saat ini itu saja, mungkin nanti aku akan bertanya kembali.”
“Untuk pakaian kita akan pakai seragam setiap hari senin sampai kamis, untuk hari lainnya kita menggunakan pakaian bebas. Silahkan berpakaian sesuka hatimu, nyonya memberikan kita kebebesan.”
“Baik, aku mengerti. Aku melihat ke atas boleh?”
“Boleh, silahkan.” Alexa pamit dan pergi ke atas guna melihat tempat yang akan menjadi bagiannya itu.
***
Alexa tidak bisa tidur, karena memang ia tak terbiasa tidur dengan cepat. Wanita itu ingin mengambil gelas di dapur karena ingin meminum whisky yang dimilikinya. Alexa memang membawanya dan menyembunyikan di dalam kopernya, dengan begitu ia berharap akan bisa tidur setelah meminumnya.
Keadaan di luar sudah gelap karena lampu sudah di matikan. Selain itu jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari, maka itu Alexa harus tidur karena ia harus bangun lebih bagi dari pada biasanya karena harus bekerja. Dengan perlahan tapi pasti Alexa sampai di dapur dan langsung mengambil gelas. Namun saat ia hendak ke kamar, ia mendengar pintu depan di ketuk.
Alexa melangkahkan kakinya untuk membuka pintu depan, satu hal yang dipikirkan oleh Alexa siapa tahu penjaga keamanan yang ada di depan. Siapa lagi yang membuka pintu kalau bukan dirinya? Saat pintu terbuka, Alexa langsung dikagetkan dengan seorang pria yang hendak jatuh dengan cepat Alexa menahan pria itu agar tidak jatuh.
“Kenapaaaaa kenapa kauu pergiii, kenapa kau meninggalkanku?” Racau pria itu yang sudah di dalam pelukan Alexa. Pintu di tutup dengan menggunkaan kaki Alexa.
“Tuan, apakah kau mabuk?” Tanya Alexa memastikan, tanpa ditanya jawabannya sudah jelas ada. Bau alkohol yang menyengat jelas terasa. “Ayo tuan ke kamar.” Alexa berusaha membantu pria tersebut, walaupun sebenarnya Alexa tidak bisa melihat jelas pria itu sekarang. Alexa menuntun pria tersebut ke sofa terdekat.
Saat pria itu berdiri tegak untuk membuka tuxedo miliknya barulah Alexa bisa melihat dengan jelas. Kini Alexa tahu siapa pria yang ada di hadapannya. Pria itu bernama Lucas Howard anak pertama dari Olivia Howard. Setelah berhasil membuka tuxedo tersebut Lucas kembali mendekati Alexa dan menilai wanita itu dari atas sampai bawah. Tanpa pikir panjang Lucas menempelkan bibirnya di bibir milik Alexa.
Dengan perlahan Lucas melumat bibir Alexa. Wanita itu ingin meronta untuk dilepaskan, tetapi ia kalah dengan tenaga Lucas yang sangat kuat. Padahal Lucas mabuk namun masih mempunyai tenaga yang kuat. Hisapan kuat di bibir Lucas, membuat Alexa tanpa sengaja membuka mulutnya. Kesempatan itu tidak Lucas biarkan begitu saja. Ia segera memasukkan lidahnya dan menjelajahi seisi mulut Alexa. Kini Alexa sudah duduk di sofa dan tangan Lucas berada di sofa menahan tubuhnya.
"Ahh," Ciuman Lucas sangat memabukkan bagi Alexa, sehingga membuat Alexa tanpa sengaja mendesah karena kehabisan pasokan oksigen. Awalnya Alexa kaget, namun ia tak bisa menghindar bahwa ciuman yang diberikan Lucas padanya cukup memabukkan baginya. Hal itu membuat Alexa lupa siapa Lucas dan siapa dirinya yang sebenarnya.
“Bagaimana? Apakah semuanya sudah berjalan sesuai dengan rencana?” tanya Lucas pada James di balik telepon yang saat ini sedang digenggamnya sambil melihat sebuah rumah megah yang ada di depannya.“Sudah, aku bisa mengirimkanmu videonya. Mungkin kau juga bisa datang ke sini,” kata James dibalik telepon.“Aku percaya kau sudah menyelesaikannya dengan baik. Jangan mengecewakanku James,” tegas Lucas. “Pastikan semuanya sampai tuntas jangan ada yang terlewat, setelah itu serahkan dia. Pastikan dia tak akan bisa kabur untuk selamanya,” tegas Lucas lagi sebelum mematikan panggilan tersebut.“Baik,” jawab James cepat.Setelah itu Lucas mematikan panggilan tersebut dan kembali melihat rumah tersebut. Rumah yang menjadi tempat berteduh sementara bagi wanita yang dicintainya. Ada wanita yang sangat ia inginkan di dalam sana. Kali ini Lucas tak akan melepaskan Alexa begitu saja untuk pria lain. Tak akan pernah ia biarkan ada pria lain yang memiliki wanita serta anaknya.Setelah yakin, Lucas turu
Rasa yang sama seperti tadi dia mengulum tangan Sergio. Dirinya kembali menurunkan tangannya masuk ke dalam liang intinya dan mencari cairan tersebut dan kembali mengeluarkan tangannya lalu menjilatinya kembali.“Enak?” tanya Mario yang sudah berbaring di sisi kiri Yaraline.Yaraline mengangguk dan terus melakukan hal tersebut berulang kali. Mario meremas kedua payudara Yaraline bergantian dan mengulum putting bagian kiri Yaraline sambil memilin putting payudara Yaraline yang sebelah kanan.Yaraline kembali mendesah dan mengerang kenikmatan. Beruntung kali ini mulutnya tidak lagi di bungkam seperti tadi. Sergio ikut berbaring di sisi kanan dan menyamping ikut mengulum putting payudara Yaraline yang sebelah kanan.“Akhhh.. Tuann… Ini sungguh luar biasa,” racau Yaraline mengangkat
Suara tercekat Yaraline terus terdengar. Matanya terbelalak dengan lebar merasakan denyutan luar biasa di bawah sana. Ingin sekali rasanya Yaraline mendesah dan mengerang dengan kuat. Namun Mario menahan kepalanya agar dirinya tidak melepaskan kuluman mulutnya.Hingga Yaraline tidak dapat lagi menahan getaran di bawah sana. Denyutan bibir intinya begitu kuat. Tangannya memegang dengan kuat pinggang Mario. Air matanya mengalir.“Eugkkk.. Ukhhh,” suara Yaraline yang terdengar ketika melepaskan orgasme pertamanya.Kakinya bergetar dengan hebat. Namun Sergio yang tidak membiarkan Yaraline menikmati orgasmenya langsung berdiri dan menurunkan kaki Yaraline. Dilebarkan kaki Yaraline dan memasukkan batangnya di liang inti Yaraline yang sudah banjir oleh cairannya.“Eughhh.”
Badan Yaraline terhempas di tepi ranjang yang empuk. Dibiarkannya Yaraline menangkup tubuhnya yang gemetar ketakutan. Dimana melihat kedua pria tersebut membuka semua pakaian yang mereka kenakan hingga tidak ada sehelai benang pun yang terlihat di tubuh mereka.Mario menarik kaki Yaraline hingga tubuhnya terhempas. Diangkatnya kedua kaki Yaraline dan ditekuknya lalu di buka kedua paha Yaraline dengan lebar membuat Yaraline meringis kesakitan.Sedangkan Sergio sudah naik ke atas ranjang dan menarik tangan Yaraline hingga membuat dirinya bangun terduduk dengan paksa. Sergio menarik rambut belakang Yaraline hingga wajahnya mengadah ke atas melihat Sergio. Hingga mulutnya terbuka karena mengerang kesakitan.“Eughh, Ukhhh,” sesak Yaraline ketika mulutnya sudah penuh mengulum milik Sergio yang belum tegap sempurna sampai membesar di dalam
“Tempat apa ini? Kau gila membawaku ke tempat seperti ini?” teriak Yaraline marah.Yaraline hendak kabur, tapi kedua pengawal dengan sigap menahan Yaraline.“Lepaskan aku!” teriak Yaraline dengan histeris.Dirinya kini di tarik dengan kasar oleh pengawal Lucas yang bernama Mario dan Sergio.“Aku sudah membawanya Hana,” kata Lucas pada Hana yang baru saja keluar dari dalam sebuah ruangan.Wanita paruh baya dengan pakaian glamor itu menatap Yaraline dengan seksama. Senyum kemenangan menghiasi bibir wanita bernama Hana itu.“Sangat menarik,” puji Hana membuat Lucas tertawa dengan keras.“Aku ingin kau memberikannya pelajaran yang setimpal. Kau bisa menjualnya atau sepertinya aku ingin memberikan hadiah kepada kedua bodyguardku yang setia ini. Bagaimana sebelum kau jual, biarkan mereka mencicipinya?” tanya Lucas sambil menaik turunkan alisnya.“Terserah padamu saja, aku akan mengikuti apa yang kau inginkan,” jawab Hana.“Baiklah, aku akan menyerahkannya padamu. Aku pastikan kau tak akan me
“Kenapa ketakutan seperti itu?” tanya Lucas sambil mendorong pintu tersebut terbuka.“Kenapa kau ada di sini? Bagaimana kau tahu tempat ini?” tanya Yaraline panik.“Kenapa? Takut sedang menyembunyikan buronan ya?” tebak Lucas sambil tertawa semakin membuat Yaraline ketakutan.“Apa maksudmu?” tanya Yaraline dengan terbata.Lucas tak menjawab, pria itu menilai penampilan Yaraline dan tertawa mengejek. Yaraline melihat ada James serta empat bodyguard Lucas ada di belakang.“Kalian habis bercinta?” tebak Lucas lagi.“Bercinta? Dengan siapa?” tanya Yaraline sambil berpura-pura tak paham.“Bisa-bisanya kalian bercinta di saat seperti ini. Kalian benar-benar sangat gila, kalian luar biasa sekali. Kalian memang sangat cocok, sekarang kau paham ‘kan kenapa kau tak pantas bersanding denganku? Karena kau wanita jalang,” ejek Lucas.“Apa maksudmu? Aku benar-benar tak paham,” elak Yaraline.“Gunakanlah bajumu dengan layak, jangan seperti ini. Apa kau tak malu berpakaian seperti ini di depan pria la
Mata Calisto yang berhadapan langsung dengan kewanitaan tebal milik Yaraline langsung memasukkan wajahnya di dalam sana. Suara seruput terdengar memenuhi ruangan tersebut.“Ahhhh…!” pekikan nikmat Yaraline terganti dengan jeritan luar biasa karena calisto turut memasukkan dildo di dalam liang kewanitaannya.“Ohhh! Gila! Ini sangat nikmat! Aku bisa gila!” racau Yaraline menggila.Ketika Yaraline memainkan dildo tersebut keluar masuk di liang kenikmatannya sambil mengulum benda terkecil di dalamnya. Yaraline membungkam mulutnya dengan tongkat milik Calisto yang sudah ereksi sempurna.Yaraline juga berusaha memberikan pelayanan terbaiknya untuk Calisto. Pria itu bahkan sampai menutup matanya merasakan permainan mulut Yaraline yang sangat luar biasa. Namun kembali terhenti ketika Yaraline kembali menjerit.“Oughhh! Akhhhh! Aku mau keluar! Faster please!”Yaraline terus meracau di depan batang milik Calisto. Pria itu mengikuti keinginan Yaraline dan mempercepat Gerakan dildonya dan menjila
Ting tong ting tong“Calisto?” pekik Yaraline terkejut melihat kedatangan Calisto. “Kenapa kau bisa ada di sini?” tanya Yaraline lagi yang sangat terkejut.“Ternyata benar kau ada di sini, aku tak salah,” kata Calisto sambil tertawa lalu masuk begitu saja sebelum dipersilahkan.Yaraline benar-benar terkejut lalu melihat keluar untuk memastikan tak ada orang yang melihatnya. Lalu menutup pintu dan menyusul Calisto yang sudah duduk di sofa.“Bagaimana bisa kau ada di sini? Bukankah kau ada di penjara?” tanya Yaraline penasaran.“Kenapa? Kau tak senang aku ada di sini? Kau lebih senang aku ada di penjara?”“Bukan seperti itu, aku hanya terkejut saja. Aku penasaran bagaimana bisa kau datang ke sini. Bagaimana kau bisa kabur? Lalu kau ke sini naik apa? Apa ada yang melihatmu?” tanya Yaraline secara beruntun.“Kau jelas tahu itu bukanlah tempatku. Orang pertama yang akan ku datangi sudah pasti kau, karena aku hanya punya kau saja. Aku membutuhkanmu, aku bahkan merindukanmu. Apa kau tak mera
“Aku punya kabar baik dan buruk,” kata James yang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan Lucas.Lucas yang sedang bekerja terkejut dengan hadirnya James yang datang tiba-tiba. James lansgung saja duduk di depan Lucas dan menatap pria itu dengan serius.“Kabar apa?” tanya Lucas penasaran.“Kau ingin mendengar kabar yang mana? Kabar baik atau kabar buruk?” tanya James balik.Lucas menghela napasnya kasar melihat tingkah adiknya yang masih sempat bermain seperti itu padanya.“Kabar buruk,” jawab Lucas.“Oke, Daddy kabur. Tapi mereka lagi berusaha buat cari Daddy sekarang,” kata James memberitahu.Mendengar hal itu Lucas tidak terkejut, pria itu tersenyum simpul dan menyandarkan punggungnya kesandaran kursi.“Aku sudah menduganya, aku yakin dia akan berusaha untuk melarikan diri. Tenang saja, aku tahu dia ada di mana. Nanti kau ikut saja denganku untuk menangkapnya langsung. Aku tahu di mana tempat persembunyiannya,” tegas Lucas. “Jadi apa kabar baiknya?” tanya Lucas penasaran.“Mungkin kau akan
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments