Share

22. Alat Penyadap

"Putus? Apa maksud kamu? Kita putus? Heh ... jangan harap!" Linda berbalik badan meninggalkan Tangguh yang terdiam di tempatnya. Wanita itu berlari masuk ke dalam rumah sambil menangis. 

Hatinya hancur berkeping-keping mendengar penuturan Tangguh. Ia telah salah menilai pemuda itu selama ini. Linda mengira bahwa Tangguh berbeda dari pria di luar sana, tetapi tidak, Tangguh sama saja. Hanya bisa melukai hatinya setelah puas memakainya. Yah, pemuda itu memang tidak bisa disalahkan karena dialah yang menggodanya. 

Jika sekarang ada orang yang patut dipersalahkan, hanya dialah orang satu-satunya. Bukan Tangguh apalagi Steve. Linda menangis cukup lama di dalam kamar, hingga akhirnya memutuskan untuk memasukkan beberapa helai baju ke dalam tas jinjing. Ia mengirimkan pesan pada Steve.

'Pa, aku ke rumah ibu ya. Mungkin menginap dua hari. Tidak perlu dijemput, aku mau menenangkan diri.'

Send

Linda memesan taksi online. Lima menit berselang, sebua

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status