Revenge

Revenge

By:  Crearuna  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
21 ratings
20Chapters
3.6Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

ꦲꦸꦫꦶꦥ꧀ꦲꦶꦏꦸ꧀ꦱꦢꦂꦩ꧀ꦤꦸꦩ꧀ꦥꦁ꧈ꦲꦗꦢꦸꦩꦼꦃUrip iku sak dermo numpang, ojo dumehHidup itu sekedar menumpang, jangan sokNasihat yang selalu diingat oleh Glagah setelah kematian Ratih Prana Jiwo, neneknya karena insiden penusukan oleh orang tak dikenal. Bulan madunya dengan Diara harus tertunda karena hal itu. Kemudian masalah semakin berkembang saat mereka menemukan fakta bahwa pelaku penusukan itu adalah orang tak pernah mereka duga. Petualangan mereka menguak pembunuhan itu membuat mereka menyadari bahwa keluarga adalah yang sangat berarti.

View More
Revenge Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Elang
pemuda yang tidak terduga
2022-02-21 23:14:01
0
user avatar
Ardalena
kerenn ini
2021-10-17 20:59:12
0
user avatar
SHAL SYALA
Nangkring terus kaaak
2021-10-11 20:33:16
0
user avatar
Teresia
😍😍😍😍😍
2021-07-19 13:57:04
0
default avatar
arunawintarta
lanjutkan thor
2021-06-16 01:14:41
0
user avatar
Kim Miso
wow ceritanya seru ka 😍😍 lanjuttt
2021-06-12 14:24:25
0
user avatar
WarmIceBoy
Hinocorokonya dooh
2021-06-12 02:26:10
0
user avatar
Veedrya
Aku sekip yg ada hanacarakanya huhuhu otakku g nyampe loh
2021-05-26 10:34:01
0
user avatar
athena_vivian
Ayoooo, Thoorrrr...dari judulnyaaaaa, mantaaffffffff
2021-05-19 06:01:17
0
user avatar
Lovembers
Kental banget budaya nya, sukaaa ❤️❤️❤️
2021-05-19 00:45:52
0
user avatar
Annisa Rahmat
Terus berkarya, kak. Semangat
2021-05-16 07:03:40
0
user avatar
Lathifah Nur
Misteri dan kearifan lokal? Sungguh perpaduan yang sangat menarik. Bakal ada mistisnya jg gak ya?
2021-05-15 20:46:17
0
user avatar
nura0484
suka sama ceritanya ❤️❤️
2021-05-15 18:25:02
0
user avatar
Annabella Shizu
Thriller, misteri & budaya jadi satu nih 😍 Terus berkarya, semangat!
2021-05-15 15:07:37
0
user avatar
Blue Leviatan
Keren nih pake bahasa Jawa 😍
2021-05-13 18:44:37
0
  • 1
  • 2
20 Chapters

Kebahagiaan Sesaat

 Glagah dan Diara sedang menikmati bulan madu mereka di Madla, Norwegia, tempat di mana mereka mengakui perasaan mereka masing-masing. Tempat di mana mereka menyatukan hati dalam kemelut yang melibatkan mereka. Bulan madu ini hadiah dari Bintang dan akomodasi di tanggung oleh Laut. Dua orang yang telah bersama mereka belakangan ini karena kemelut yang terjadi.“Aku tak menyangka kita akan kembali ke sini,” kata Diara saat mereka berada di restoran yang menjadi saksi pertautan hati mereka berdua.“Aku lebih tak menyangka kamu menjadi istriku sekarang,” balas Glagah membuat Diara cemberut.“Kenapa? Apa kamu tidak berencana untuk memperistriku?” omel Diara membuat Glagah tertawa.“Jangan tertawa!” sergah Diara“Maafkan. Aku tak tahan untuk tidak menggodamu, reaksimu selalu membuatku terhibur,” kata Glagah seraya memegang tangan Diara.“Gombal.” Diara masih mema
Read more

Kematian, Lagi

“Le, jangan menangis, semuanya terjadi karena ada sebabnya. Aku ingin bertemu Laut dan Glagah,” kata Ratih melihat semuanya menangis.Diara segera meraih ponselnya dan menghubungi Laut. Glagah kembali bersama dokter dan memeriksa Ratih. Glagah tak melepaskan lagi tangannya dari tangan Ratih.“Mas Laut, Nenek ingin bertemu,” kata Diara setelah teleponnya tersambung.“Baik Mas, kita tunggu.” Diara menutup sambungan dan bergabung di dekat ranjang.“Kondisinya sudah stabil, tetapi kita masih harus mengawasinya. Perdarahan sudah terhenti, tetapi karena lukanya dalam, jadi kemungkinan komplikasi dari operasi juga masih ada,” jelas dokter membuat mereka lega sekaligus waspada.“Terima kasih Dokter,” kata Darma membuat dokter mengangguk dan berlalu.“Nenek, Glagah di sini, harus bertahan ya,” kata Glagah seraya menciumi tangan Ratih.“Kamu ini,” kata Ratih sam
Read more

Kehidupan, Harus Tetap Berjalan

Pemakaman Ratih Prana Jiwo berlangsung khidmat, tak banyak undangan, karena Laut sangat mengantisipasi keadaan.Semua anggota keluarga bahkan belum tahu tentang karangan bunga ganjil itu.Mereka kini berkumpul di ruang tengah, membicarakan langkah selanjutnya, karena kasus ini masih dalam penyelidikan.“Paman, Bibi, sebenarnya aku tak ingin mengatakan ini sekarang. Akan tetapi, aku rasa, semua harus tahu akan hal ini.” Kata Laut membuka percakapan.“Apa maksudmu?” tanya Glagah.“Ayo ikut aku.” Laut beranjak menuju gudang di sebelah rumah.Karangan bunga anggrek hitam dan mawar merah itu mulai terlihat layu, tapi tulisan jawa itu masih terbaca.Sari menutup mulutnya. Glagah tampak geram. Darma menghela napasnya berat. Sementara Diara, kebingungan dengan reaksi semua orang, dia tak bisa membaca aksara jawa itu. Tapi, melihat semua orang tampak tak suka, membuat Diara berpikir, pasti tulisan itu mengan
Read more

Hallo

Glagah terbangun saat matahari menyusup dari balik tirai. Dia melihat Diara masih terlelap. Dengan pelan, dia beranjak bangun dan segera mengambil laptopnya. Semalam ada notifikasi email masuk dengan prioritas tinggi. Selamat malam,Ini file dari hasil audit PT. Daya Cipta, ada beberapa catatan merah yang perlu digaris bawahi. Tolong di kroscek.Hormat saya,SastraSebuah file disertakan dan Glagah harus membukanya.Sastra adalah salah satu tim auditor anonim Prana Jiwo, dan keakuratannya tidak perlu lagi diragukan.Glagah mengetahuinya dari Laut yang selalu mengandalkan Sastra untuk audit perusahaan besar. Glagah mengikuti instingnya sebagai Prana Jiwo yang selalu berpikir kritis, penuh perhitungan dan jangka panjang.“Apakah ada hal penting? Sehingga kamu tak membangunkanku?” tanya Diara seraya memeluk Glagah dari belakang.“Hm .... Ada lapor
Read more

Siapa? Yang Mana?

Bintang memasuki ruangan di mana Laut, Glagah dan Diara menunggu.“Maaf, lama menunggu. Ada klien yang insist, dan menyebalkan,” keluh Bintang seraya duduk di kursi.“Mas Bintang bisa kesal juga?” tanya Diara menggoda.“Menurutmu?” Bintang melayangkan pandang sinis, membuat Diara terkekeh.“Besok, aku akan memberimu banyak pekerjaan,” ancam Bintang membuat Glagah tertawa, Diara mati kutu kini.“Belum ada perkembangan apa pun tentang kasus Nenek,” desah Laut membuat ketiga orang itu menoleh padanya.“CCTV pasar tak melihat sesuatu yang mencurigakan. Bibi bahkan tak melihat pelakunya karena ramainya orang di pasar saat itu,” lanjut Laut membuat Glagah mendesah.“Sepertinya, orang ini mempunyai dendam tersendiri kepada kalian, apalagi dengan karangan bunga yang kamu perlihatkan kemarin,” kata Bintang.“Benar, dia bahkan membisikkan kata &lsqu
Read more

Aku Tak Akan Terpengaruh

Selang berapa lama setelah Bintang dan Diara pergi, seseorang mengunjungi Gita. Sepertinya mereka berselisih waktu hingga tak saling bertemu.“Nona Gita, masih betahkah dirimu di sini?” tanyanya, membuat Gita mengerutkan dahinya. Dia tak mengenal orang ini.“Siapa Anda?” tanya Gita mencoba bersopan santun.“Tak perlu kamu tahu siapa aku, di sini kutawarkan sesuatu untukmu. Aku, bisa mengeluarkanmu dari sini, tanpa syarat.” Orang itu tersenyum pada Gita yang kebingungan.“Tanpa syarat? Untuk kepentingan apa?” selidik Gita tak percaya.“Bagus. Ternyata sedikit darah Prana Jiwomu masih aktif.” Orang itu terkekeh, semakin membuat Gita penasaran.“Aku akan mengeluarkanmu, tanpa syarat. Aku menjamin itu. Aku hanya tak ingin melihatmu menderita sendirian dalam kegelapan. Pikirkan. Aku akan kembali untuk beberapa hari lagi,” kata orang itu, kemudian berpamitan pada Gita yang mas
Read more

Kekuatan

Seseorang sedang menyesap kopinya dalam-dalam. Pertemuannya dengan Gita hari ini sedikit menemui masalah. Gita sedikit sulit untuk diyakinkan.“Apa aku harus terang-terangan mengatakan, bahwa aku adalah adiknya?” Dia menatap lekat pemandangan di depan kafe itu.“Tapi bila aku mengatakannya sekarang, dia mungkin tak menyukaiku,” gumamnya.Dia mengetuk-ngetukkan jarinya ke meja dengan gelisah. Kepercayaan dirinya sirna. Menguap. Dunia tak semulus yang dibayangkannya.Kemudian dia menghubungi seseorang.“Apa yang harus kita lakukan sekarang?” Tanyanya begitu sambungan telepon direspons seseorang.“Kita harus merunduk. Jangan tergesa. Lakukan sesuai dengan rencana.” Kata-kata orang di seberang sana membuatnya bertambah gundah.Dia semakin tak tahu harus bagaimana, dendamnya yang membara ingin segera dituntaskan, tapi seseorang malah membuatnya harus menahan diri.Dia bukan orang yang
Read more

Strategi

Diara menerima pesan Glagah untuk langsung ke rumah aman.“Ada apa Di?” tanya Bintang melihat Diara mengernyitkan dahinya.“Ehm ... ini kata Glagah kita mau pindah ke rumah aman lagi.” Diara menunjukkan layar ponselnya.“Itu pasti ulah Laut. Aku juga mau ke sana saja, biar rame.” Bintang kemudian mengingat saat mereka sama-sama menghuni rumah aman.“Mas Bintang kan harus nemenin Pak Hardjo,” sergah Diara.“Papa tidak butuh temen, dia sudah banyak temen di rumah,” kata Bintang.“Kita pulang bareng, besok kita langsung ke lembaga pemasyarakatan,” kata Bintang membuat Diara mengangguk lesu.“Kamu gak suka pulang bareng aku?” goda Bintang.“Ih Mas Bintang, bukan gitu. Memangnya Mas Laut kenapa sih menyuruhku dan Glagah untuk tinggal di rumah aman lagi? Kan kasihan Ayah sama Ibu di rumah sendirian,” omel Diara seraya mengikuti langkah pan
Read more

Serangan Balik

Diara terbangun dan mendapati Glagah tak ada di sampingnya, tapi bau harum makanan yang menguar membuat Diara sadar kalau Glagah sedang memasak. Membuatnya menghela nafas lega. Pikiran buruknya kadang membuatnya berpikir yang aneh-aneh. Mengingat hari ini dia harus menemani Bintang ke lembaga pemasyarakatan, membuatnya bangkit dan ke kamar mandi dengan segera.Sementara Glagah sibuk menyiapkan sarapan. Anton membantunya, walau lebih banyak merepotkan sebenarnya.Nasi goreng ikan jambal tersedia pagi itu untuk sarapan. Laut dan Bintang yang sudah rapi berjajar di meja makan.“Diara mana?” tanya Bintang saat tak melihat Diara.“Mungkin sedang bersiap, Mas,” jawab Glagah seraya membagikan nasi ke goreng ke piring masing-masing.“Aku di sini,” kata Diara dengan tergesa menduduki kursinya.“Cepat di makan, Mas Bintang sepertinya sedang terburu-buru,” bisik Glagah membuat Diara menatap Bintang.
Read more

Siapa Dia?

Begitu sampai di rumah, Laut bahkan meninggalkannya dan masuk.Glagah dengan tergesa menutup pintu dan mengikuti Laut.“Ada apa Le?” tanya Darma melihat Laut begitu tak sabar.“Apakah, Paman tahu lingkaran pertemanan atau sosialisasi dari Wi--, eh Ibu,” kata Laut tak jadi menyebut Wita karena tatapan tajam Sari.“Kenapa?” tanya Darma penasaran.“Ada seorang perempuan, lebih muda dari Gita, memiliki mata khas bulat, dan dia menjamin kebebasan Gita tanpa penjelasan apa-apa. Aku curiga dia ada hubungannya dengan penusukan Nenek,” papar Laut.“Aku tak pernah lagi berhubungan dengan Wita setelah kejadian dia meninggalkan ayahmu. Dia seolah menghilang ditelan bumi. Apalagi waktu itu Ayah dan Ibu sepakat untuk mengumumkan kematiannya,” kata Darma.“Dia tak mempunyai banyak teman. Bahkan bisa di bilang, Nawang adalah satu-satunya teman dekatnya,” lanjut Darma.&ldq
Read more
DMCA.com Protection Status