Share

Bab 7: Saling Mengenal dengan Nenek

Mendengar dia bertanya seperti itu, He Chunhua baru sadar akan sikapnya, dia buru-buru berkata: "Tidak kenal, hanya saja banyak yang bernama Zhaodi, membuatku teringat gadis lain yang bernama Zhaodi juga."

"Benar, Zhaodi, Zhaodi, berharap mempunyai banyak adik!" Jiang Xi tersenyum getir.

Menurut pengalamannya membaca novel online selama bertahun-tahun, kebanyakan yang bernama Zhaodi adalah pemeran figuran atau pemeran pendamping.

He Chunhua kembali bertanya tentang nama keempat adiknya, lalu memperkenalkan anak-anaknya kepada Jiang Xi.

Dua anaknya bernama Zhaoyang dan Xuyang, dua-duanya bermakna matahari baru terbit. Anak pertama berusia 12 tahun, anak kedua berusia 8 tahun.

Karena berasal dari ibukota, mereka merasa memiliki derajat lebih tinggi. Dengan acuh tak acuh, mereka mengabaikan Jiang Xi dan adik-adiknya yang berpenampilan sederhana dengan baju penuh tambalan.

He Chunhua merasa agak canggung, ini karena didikan dari pemilik asli tubuhnya.

Cerita dalam novel ini, pemilik asli tubuh ini adalah ibu kandung mereka, jadi sangat memanjakan mereka, sehingga mereka tumbuh menjadi anak yang nakal.

Tidak hanya tidak berbakti, mereka juga membiarkannya menua sendirian, sehingga memiliki masa tua yang suram. 

Namun dia yakin bisa memperbaiki pemikiran kedua anaknya.

Dia juga merasa simpati terhadap Jiang Zhaodi yang merupakan pemeran figuran dengan kehidupan penuh penderitaan. 

Setelah berbicara dengan He Chunhua, Jiang Xi merasa bahwa dia tidak seperti yang digambarkan dalam novel. Dia berbicara dengan jelas, ramah dan sedikit seperti nenek.

Ramah?

Menggunakan kata "ramah" untuk menggambarkan He Chunhua, Jiang Xi merasa sedikir lucu dengan dirinya sendiri. 

Mungkin karena dia sangat merindukan neneknya, He Chunhua memiliki nama yang sama dengan neneknya, itu sebabnya Jiang Xi memiliki kesan yang baik terhadap He Chunhua.

Setelah menggelengkan kepala dan membuang pikirannya, mereka lalu melanjutkan perjalanan. 

Beruntung, mereka sampai di desa selanjutnya tepat pada waktu makan.  

Asap masakan naik dari setiap rumah, aroma makanan menyelimuti udara membuat setiap orang merasa lapar. 

Xiaoshitou menarik nafas sedalam-dalamnya, "Wangi sekali!"

"Xiaoshitou, hapus air liurmu." Kata Maimiao, namun air liurnya juga mengalir keluar.

Xuyang memegang perutnya, "Jangan berbicara lagi, perutku sudah sangat lapar sekali. Mama, mari kita meminta makanan!"

Zhaoyang menatapnya dengan tajam, "Sekarang kamu tidak malu meminta makanan?"

"Tidak malu, tidak malu, yang penting bisa mengisi perut." Xuyang hanya ingin makan, makan yang paling penting.

Yuanbao menyeringai sambil bertanya, "Kenapa kamu memanggil 'mama', bukan 'ibu'?"

"Kamu kolot sekali, siapa yang memanggil 'ibu', di kota semuanya memanggil 'mama'." Xuyang berkata dengan nada menghina.

He Chunhua memarahinya, "Xuyang, jangan bicara begitu, 'ibu' dan 'mama' sama artinya. Mulai sekarang, jangan membedakan antara kota dan desa, cepat minta maaf ke Yuanbao!"

Xuyang menggerutu pelan, "Aku tidak melakukan kesalahan, mengapa harus minta maaf!"

He Chunhua dengan wajah serius mengatakan, "Minta maaf!"

Xuyang melihat He Chunhua serius, dengan enggan dia mengucapkan, "Maaf."

Yuanbao kaget, kemudian dengan kikuk berkata, "Tidak...Tidak apa-apa."

Xuyang mengatupkan bibirnya dan tidak berkata apa-apa lagi.

He Chunhua menghela nafas, merasa bahwa mendidik anak adalah tugas yang berat. Dia mengelus kepala Xuyang, "Sayang, bersikaplah ramah kepada orang lain, dengan bergitu kamu bisa memiliki lebih banyak teman."

Xuyang: "....."

Jiang Xi mendengar cara bicara yang membuatnya merasa akrab, lalu terperangkap dalam pikirannya. Dia ingat cerita dalam novel, He Chunhua juga selalu merendahkan orang desa dan sering bertengkar dengan suaminya karena hal itu.

Sekarang kepribadian He Chunhua tidak sesuai dengan novel, cara dia mendidik anak sama dengan cara nenek mendidiknya. Apakah ini berarti He Chunhua juga sudah bukan yang asli?

Berdasarkan pengalaman Jiang Xi selama bertahun-tahun membaca novel untuk menganalisis situasi. Menurutnya, orang yang memiliki nama yang sama paling mudah melakukan perjalanan waktu.

Meskipun He Chunhua yang sekarang hanya berusia 20 tahun lebih, Jiang Xi tidak menyingkirkan kemungkinan bahwa dia adalah neneknya.

Semakin dipikir, semakin merasa semangat. Dia dengan menerka-nerka berkata: "Bibi, apakah lebih baik saya mengubah nama menjadi 'Jiang Xi' akan menjadi lebih baik ya?

He Chunhua terkejut, "Ap.....apa, Jiang Xi?"

Mendengar nama cucunya, dia tiba-tiba merasa air mata mengenang di matanya. Mengasihani cucunya yang meninggal bersamanya dalam gempa bumi.

Tunggu sebentar, bagaimana Jiang Zhaodi bisa tahu tentang Jiang Xi? Apakah mungkin....

Apakah Jiang Zhaodi di depan saya bukanlah yang asli, melainkan cucunya sendiri?

Dia segera menarik Jiang Xi, memegang tangannya dengan sangat gembira, "Apakah kamu lahir pada 6 Juni?

Mata Jiang Xi sudah merah, dia sangat yakin bahwa ini adalah neneknya, karena Jiang Zhaodi lahir pada 1 Januari. Dia pernah membicarakan hal itu dengan neneknya secara khusus. Tanpa suara, dia mengucapkan, "Nenek."

He Chunhua menangis tersedu-sedu, "Kamu juga datang, sangat bagus."

Keduanya menangis dalam satu pelukan. Mereka merasa kehilangan satu sama lain, tetapi mereka bertemu kembali di dunia yang berbeda. Mereka merasa begitu bahagia sampai meneteskan air mata.

Enam anak menatap satu sama lain dengan heran, tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Tiba-tiba perut Mibao mengeluarkan suara, dia malu sambil menggaruk-garuk kepala, "Kakak, ayo kita cari makanan!"

Jiang Xi segera menyeka air matanya dengan lengan bajunya, "Ayo kita pergi."

Nenek juga terlahir kembali, bagus sekali.

Zhaoyang menarik He Chunhua ke samping, "Mama, kenapa begitu dekat dengan mereka? Aku lihat mereka kotor dan rambutnya kusut, mungkin ada kutunya!"

He Chunhua mengerutkan kening, "Apa yang membuatmu berpikir keadaan kita lebih baik dari mereka! Semua orang dalam kesulitan, jadi jangan merendahkan orang lain."

Zhaoyang: "......."

Zhaoyang merasa ibunya berbeda dari sebelumnya dan dia merasa heran.

He Chunhua kemudian mendekati Jiang Xi lagi dan dengan suara kecil berkata, "Xiao Xi, ketika nenek sampai di sini, semua barang sudah dirampok, tidak ada yang tersisa. Mungkin kalian juga sudah tidak punya makanan, kita bisa pergi ke desa untuk meminta sesuatu, setidaknya bisa mengisi perut kita."

Jiang Xi bertanya dengan pelan, "Apakah nenek mempunyai tangan emas?"

"Jangan bicara tentang itu. Nenek sudah diberikan pergingatan sejak awal tentang akan terlahir kembali di tahun 60an, jadi menimbun begitu banyak barang, tetapi ternyata tidak membawa apapun!" He Chunhua merasa sedih saat mengingat hal itu.

Jiang Xi tersenyum, "Nenek jangan khawatir, aku memberitahumu, jangan terlalu terkejut ya. Semua barang yang nenek simpan ada di sini. Perkebunan dan perternakan keluarga kita sekarang telah menjadi ruang ajaib."

He Chunhua tidak percaya, "Benarkah?"

Jiang Xi menganggukkan kepala dengan serius, "Semua ada di sini, sampai catatan nenek tentang pengobatan tradisional juga ada."

He Chunhua menutupi mulutnya dengan gembira, berusaha menekan rasa gembira di dalam hatinya dan berkata dengan pelan, "Bagus, benar-benar bagus. Nenek merasa sangat gembira karena semua barang ada di ruang ajaibmu. Awalnya nenek merasa sangat sedih karena tidak membawa serta semua barang yang telah disiapkan, tetapi sekarang nenek merasa lega."

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status