Share

Bab 3

Penulis: Natasha
"Popok anak kita basah nggak?" tanya seorang pria.

Wajah Solana sontak tersipu. "Coba kulihat."

Solana membuka popokku untuk memeriksa. "Nggak kok, dia nggak pipis."

"Ah!" teriak Solana tiba-tiba. Kemudian, dia melemparkanku ke ranjang rumah sakit.

Aku sontak menangis. Pria itu segera mendekat dan menggendongku, lalu menghibur, "Jangan takut. Ada Ayah di sini."

Kemudian, pria itu menoleh dan membentak Solana, "Gimana saja kamu ini? Masa melempar anak sendiri?"

Solana buru-buru menunjuk wajahnya dan berujar, "Dia pipis di wajahku."

"Bayi kecil seperti ini memang nggak bisa mengontrol diri. Masa kamu juga nggak bisa? Gimana kamu jadi ibu kalau begini? Gimana kalau anak kita terluka? Aku nggak tenang kalau kamu yang jaga anak!" hardik pria itu.

Ekspresi Solana sontak dipenuhi kesedihan dan kekesalan. "Aku juga nggak sengaja."

Wajah pria itu menjadi masam. Dia berucap dengan dingin, "Mulai hari ini, aku blokir kartumu. Kamu harus belajar cara menjaga anak. Kamu nggak boleh ke mana-mana. Jangan cuma tahu belanja!"

Aku menoleh menatap wajah suram pria itu, lalu menatap Solana yang seperti ingin menangis. Seketika, aku merasa sangat senang dan tertawa gembira.

Ternyata ayahku ini adalah jagoan! Aku tidak menyangka Solana akan dikekang oleh suaminya seperti ini. Menghamburkan uang saja tidak boleh sembarangan.

Bagaimanapun, saat kuliah dulu, Solana paling tidak bisa diatur. Sekarang, bukankah roda kehidupan berputar?
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Terlahir Kembali di Rahim Perundung   Bab 16

    Ketika membuka mataku kembali, aku mencium bau disinfektan. Aku menggerakkan tubuhku dengan tidak nyaman.Sepertinya gerakanku membangunkan Pedro. Dia membuka matanya yang merah. Ketika melihatku bangun, Pedro langsung menekan bel untuk memanggil dokter. "Kamu baik-baik saja?"Aku menggeleng, mencoba untuk menyingkirkan rasa pusing di kepala. "Aku baik-baik saja. Gimana Fredy? Apa dia dipenjara? Gimana Solana?""Solana terluka parah dan lumpuh. Fredy menabrak jembatan. Tangannya terluka. Dia sudah dibawa ke kantor polisi. Dia memelukmu dengan erat, makanya kamu nggak cedera. Kamu cuma mengalami syok dan terluka sedikit," jelas Pedro.Aku agak terkejut mendengarnya. Aku tidak menduga Fredy akan menabrak jembatan untuk bunuh diri. Untungnya, dia masih hidup dan bisa menerima hukumannya.Sebenarnya aku sudah membuat persiapan untuk mati. Namun, bagaimana dengan Fredy? Pria ini terus mengira dirinya mencintaiku, tetapi tindakannya malah bertolak belakang. Mungkin di momen genting itu, dia

  • Terlahir Kembali di Rahim Perundung   Bab 15

    Mobil melaju di jalan tol. Aku duduk di pangkuan Fredy, sedangkan Solana duduk di samping kursi pengemudi.Aku berusaha keras mengulur waktu. Pada akhirnya, mobil polisi datang. Aku yang melapor polisi setelah melihat ada yang aneh dengan rute yang diambil Rudy.Lantaran panik, Fredy langsung memukul Pedro hingga jatuh pingsan, lalu membawaku dan Solana masuk ke mobil.Di tengah kegelapan, Fredy terkekeh-kekeh dan berucap, "Solana, kamu kejam sekali. Kuberi kamu begitu banyak kesempatan, tapi kamu malah begini. Hebat sekali."Sekujur tubuh Solana bergetar. "Kak, aku sudah sangat patuh. Aku membawanya keluar sesuai yang kamu instruksi. Tolong jangan menyulitkanku lagi."Fredy tertawa dan berujar dengan suara rendah, "Kamu memang nggak bisa apa-apa. Aku juga nggak bakal menyulitkanmu lagi."Sesaat kemudian, aku tiba-tiba mendengar seruan dan merasakan angin kencang berembus masuk. Ketika membuka mata, aku melihat Solana didorong dari mobil!"Ah!" teriakku terkejut. Aku tahu Fredy ini gil

  • Terlahir Kembali di Rahim Perundung   Bab 14

    Orang-orang yang sibuk menyanjung Pedro pun mundur. Mereka berdiri di sekitar dan tersenyum menatap Fredy seperti menatap badut.Pedro terkekeh-kekeh. "Jangan sembarangan bicara kalau nggak ada bukti. Aku pengusaha jujur."Fredy makin murka. "Berhenti berakting! Kamu jelas-jelas tahu ada makam besar di bawah tanah itu! Kamu malah menawar supaya aku bangkrut!"Pedro tersenyum mencela. "Kenapa memangnya kalau aku tahu ada makam besar di bawah sana?""Cih! Kamu tunggu saja pembalasanku! Aku bakal membuatmu setengah mati!" ancam Fredy.Setelah keributan ini berakhir, menurut rencana kami, Solana akan menyerahkanku kepada Fredy. Solana tiba-tiba merasa cemas. "Nggak bakal ada masalah yang terjadi, 'kan?""Semua bakal baik-baik saja," jawabku dengan tenang.Segera, aku diserahkan ke pelukan seseorang. Aku tahu orang ini adalah Fredy, tetapi tetap berpura-pura tidur."Solana, permainan apa yang kamu mainkan?" tanya Fredy yang terus menatapku, seolah-olah ingin membongkar semua rahasia. Sekuju

  • Terlahir Kembali di Rahim Perundung   Bab 13

    Solana menanggung penyiksaan setiap hari. Tanpa disadari, aku sudah berulang tahun tiga kali. Sekarang usiaku sudah 3 tahun.Pada musim dingin, aku mengambil permen dan bersandar di pinggir jendela sambil menikmati pemandangan di luar.Solana mengenakan piama tipis dan sandal. Di tengah angin dingin, dia mencuci pakaian dan menggosok sepatu dengan tubuh gemetaran.Penampilannya ini terlihat sungguh menyedihkan, persis saat dia menggunting selimutku dan menyuruhku bersujud padanya di tengah salju dengan tubuh telanjang.Tentunya, aku sudah memberi pelajaran kepada para anteknya. Ada yang bangkrut, ada yang dipecat. Hasil ini membuat kebencianku mereda.Namun, Fredy masih seperti bom waktu yang bisa meledakkanku kapan saja.Suatu hari, Keluarga Wiguna mendapat pesta undangan. Pedro berpesan kepada Solana, "Kamu ibu Lucia. Kamu harus menjaganya."Solana bertatapan denganku. Terlihat kebencian dan ambisi pada tatapan kami, serta tekad kuat. Ini karena kami sudah mencapai kesepakatan. Asalk

  • Terlahir Kembali di Rahim Perundung   Bab 12

    Di ruang kerja, Fredy tersenyum tipis sambil menatap. "Bianca, jangan bersandiwara lagi."Aku pura-pura meringkuk dengan polos dan ketakutan. "Papa, aku takut."Pedro mengernyit dengan wajah murung. Dia menegur, "Apa maksudmu?"Fredy tergelak sebelum berkata, "Pedro, kamu sangat cerdas. Kamu nggak merasa putrimu dirasuki roh?""Apa yang kamu katakan? Langsung saja ke intinya." Ekspresi Pedro tetap terlihat tenang."Solana bilang ada roh lain di tubuh putrimu. Itu adalah wanita penggoda yang bereinkarnasi," jelas Fredy."Omong kosong apa yang kamu katakan? Sekarang sudah zaman apa, masa masih percaya hantu. Kenapa kamu nggak bilang adikmu yang kerasukan?" cela Pedro setelah terkekeh-kekeh."Putriku mewarisi kecerdasanku. Ini wajar. Sementara itu, adikmu seperti orang gila setiap hari. Aku seharusnya membawanya ke rumah sakit jiwa sejak awal."Fredy seperti tidak mendengar ucapan Pedro. Dia menjadi makin berminat. Sambil menatapku, dia berucap, "Kamu benaran cuma anak kecil biasa? Kamu B

  • Terlahir Kembali di Rahim Perundung   Bab 11

    "Hantu! Hantu!" Solana memelotot sambil mundur dan akhirnya menabrak kue delapan tingkat yang disiapkan Pedro untukku.Solana duduk di atas kue. Tiba-tiba, dia memegang pisau kue. Dia menyeka krim di wajahnya, lalu menatapku dengan terkekeh-kekeh dan hendak menikamku.Semua orang terperanjat melihat adegan ini. Ketika pisau itu sudah dekat denganku, Pedro sontak melindungiku di pelukannya. Punggung Pedro pun tergores dan berdarah."Papa. Huhuhu ...." Setelah memanggil dengan ringan, aku menangis tersedu-sedu.Nenekku menendang Solana, lalu ikut menangis. Tangisanku ditambah tangisan Nenek, membuat seluruh vila menjadi sangat kacau.Pedro merasa lega melihatku baik-baik saja. Tanpa peduli pada rasa sakit di tubuhnya, dia langsung menggendongku dan menoleh memelototi Solana.Saat berikutnya, Pedro berucap dengan lantang, "Solana, kita bakal cerai! Beraninya kamu melukai putriku!"Solana sontak menangis. Dia menjelaskan dengan panik, "Sayang, aku nggak sengaja. Tolong percaya padaku. A ..

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status