Dari sekian banyaknya orang di dunia ini, Fina sangat bersyukur karena diberikan seoang adik perempuan yang tumbuh bersama. Ia adalah saudara, teman, dan juga sahabat terbaik yang hubungannya akan terus ada. Meskipun dahulu mereka lebih sering bertengkar dibandingkan baikannya, tapi semakin dewasa membuat mereka semakin akur sebagai saudara. Sedari dulu Fina juga tidak memiliki sahabat dekat yang apapun bisa ia ceritakan kepada orang tersebut. Fina tidak mudah percaya dengan orang lain. Tapi ia sangat bersyukur memiliki Safa yang selalu setia mendengarkan segala keluh kesahnya. Begitupun sebaliknya dengan Safa yang tidak pernah segan menceritakan semua kehidupannya kepada kakaknya. Perihal kedatangan orang tua Rama beberapa hari lalu. Fina sengaja tidak menceritakan hal tersebut kepada kedua orang tuanya. Ia tahu mereka pasti akan marah besar karena ia telah mengizinkan mereka masuk ke dalam rumahnya. Fina sadar betul bagaimana dulu Bapaknya sangat marah dan tidak ingin lagi bertemu
Lamaran, maaf kali ini bukan lamaran Fina dengan pasangannya. Melainkan lamaran adik Fina yang bernama Safa. Fina sangat bersyukur adiknya tersebut telah menemukan tambatan hatinya. Laki-laki baik yang insyaallah akan menjaga Safa dengan penuh tanggung jawab. Fina berharap keluarga adiknya kelak akan selalu dilimpahi kebahagiaan. "Kenapa deg-degan banget ya kak," ucap Safa sambil memegang dadanya. "Hmm yang bentar lagi jadi istri orang," balas Fina. "Masih juga lamaran, belum nikah," jawab Safa. "Tapi kakak bersyukur banget tau, kamu tuh udah diterima dengan baik loh sama keluarga Rio. Mereka semua datang untuk menyaksikan lamaran kalian berdua," ucap Fina sambil memegang tangan Safa. "Alhamdulillah, Allah mengirimkan laki-laki yang baik juga keluarganya yang menyayangi Safa juga kak. Tapi aku percaya, Kak Fina juga bakal dapetin mertua yang baik, yang jauh lebih baik dari sebelumnya," balas Safa. Safa tau bagaimana perasaan sang kakak saat melihat dirinya akan memasuki gerbang r
Fina merasa hidupnya tidak akan pernah tenang selama ada keluarga Rama yang terus mengusik keluarga kecilnya. Keputusan pengadilan surah resmi memberikan hak asuh anak kepada dirinya. Hanya saja keluarga Rama terus-terusan meminta agar anak-anaknya bisa ikut bersama mereka. Fina melarang hal tersebut, mereka bukan hanya ingin bermain dengan cucu nya lagi. Tapi mereka benar-benar meminta agar Ali dan Alfa ikut bersama mereka. Fina merasa bingung, entah dirinya yang bodoh atau mantan keluarganya tersebut yang tidak punya malu. Sudah jelas-jelas dahulu mereka membuang dirinya bersama anak-anaknya. Lantas mengapa sekarang berusaha untuk mengambil mereka. Apakah anak yang diberikan oleh menantu pertama belum cukup bagi mereka. Fina tidak habis pikir dengan cara pikir oarang-orang seperti Rama. "Kamu serahkan baik-baik Ali dan Alfa, atau saya ambil paksa mereka?" tulis pesan tersebut yang tidak lain berasal dari kontak yang ia beri nama mantan mertua. Fina hanya tersenyum sambil menggelen
Mengenai hubungan antara Fina dengan Denias, keduanya sudah sepakat untuk lanjut ke jenjang yang lebuh serius yaitu pernikahan. Keduanya sudah saling memperkenalkan pasangan kepada keluarga masing-masing. Fina sudah memperkenalkan Denias kepada keluarganya. Keluarga Fina menerima dengan senang hati. Sudah sepantasnya memang Fina membuka lembar baru dan menutup luka lama. Minggu ini Fina berencana untuk main ke rumah keluarga Denias. Kebetulan sore nanti di rumah Denias Denias sedang ada acara kumpulan kajian desa. Fina diminta datang oleh Ibu dari Denias untuk bantu-bantu sekaligus perkenalan. Ibu Marina yang merupakan Ibu dari Denias sudah beberapa kali mendengar cerita mengenai Fina, namun belum juga berkesempatan untuk bertemu. Maka dari itu acara tersebut ia jadikan momen untuk berkenalan dengan calon menantunya itu. Ibu Marina sangat senang mendengar putra nya ingin membangun rumah tangga lagi. Laki-laki itu sudah cukup lama menyendiri, menjadi kepala keluarga sekaligus mengurus
Akhirnya acara kumpulan rutin desa selesai dilakukan. Seharian ini Fina senang berada di rumah Denias. Entah mengapa ia merasa nyaman berada di dalam keluarga ini. Ia merasa hangat karena diterima dengan baik. Inilah yang selalu Fina harapkan dicintai oleh anaknya dan diterima oleh keluarganya. Belum menjadi keluarganya saja Fina sudah merasa sangat senang, bagaimana jika sudah menjadi bagian dari keluarga tersebut, pasti bahagiannya berlipat ganda. Selesai acara, Mega sibuk menghubungi kakaknya yang katanya sore ini mau video call dengan Fina. Tapi Mega belum berhasil juga terhubung dengan kakak pertamanya. Padahal siang tadi sudah sibuk pengen video call dengan Fina. Giliran sekarang ada waktu luang, kakaknya belum juga bisa dihubungi. "Lagian mau ngapain sih mbak, pake mau vc mbak Tari?" tanya Denias yang pusing melihat kakaknya berisik dengan ponsel. "Ya mau kenalan lah," jawab Mega. "Eh ini, bisa, Mbak," ucap Mega menyapa kakak nya di seberang sana. "Mana-mana Fina, pengen ke
Siang ini suasana rumah Fina menjadi ramai, karena kedatangan tamu dari keluarga Denias. Tujuan mereka yakni ingin menyambung silaturrahmi. Denias sudah mengenal dekat keluarga Fina. Begitupun Fina juga sudah kenal dekat dengan keluarga inti Denias. Kini ibu Denias yang sangat ingin berkenalan dengan keluarga Fina. Keluarga dari perempuan yang ia idamkan menjadi menantunya. Ibu Hana juga merasa senang dengan kedatangan tamu dari keluarga Denias. Ia bisa menilai keluarga Denias yang begitu tulus menyayangi putrinya. Keluarga seperti itu yang Hana idamkan menjadi rumah kedua bagi putrinya Fina. Sejak Fina mengenalkan Denias kepada dirinya dan suami, Hana sudah setuju dengan hubungan keduanya. Hana bisa melihat bagaimana baiknya Denias memperlakukan perempuan, ia akan merasa tenang jika Fina bisa bersanding dengan Denias. Begitupun dengan Bapak Yadi, ia bisa melihat keseriusan Denias dan tanggung jawabnya. Lain halnya dengan mantan menantunya dulu yang beda jauh dengan Denias. Yadi berh
Hari ini menjadi hari yang ditunggu-tunggu oleh Fina dan Denias. Setelah pertemuan keluarga beberapa bulan lalu, hari ini ditetapkan sebagai hari pernikahan mereka. Acara pernikahan dilangsungkan di rumah Fina, keduanya sepakat untuk menggelar acara yang sederhana. Akad dilangsungkan di rumah, dilanjutkan dengan temu keluarga pria dan resepsi sederhana.Fina sadar dengan status sebelumnya yang merupakan seornag janda. Ia malu jika harus mengelar pesta besar-besaran. Kali ini ia hanya ingin mempertemukan kedua keluarga besar saja, sebagai saksi hari bahagianya bersama Denias. Sedari pagi, Fina sudah siap dengan make up tipis serta gaun berwarna putih pemberian dari Denias. Kedua anaknya juga sudah rapi menggunakan baju seragam yang telah ditentukan untuk anak-anak.Fina merasa deg-degan sekalipun ini adalah pernikahannya yang kedua. Perasaannya masih sama seperti di pernikahannya yang pertama. Safa masuk ke dalam kamar Fina memberiyahukan bahwa calon mempelai pria sudah berada di depan
Setelah acara pernikahan yang mereka gelar secara sederhana di kediaman Fina. Hari ini sebelum seluruh anggota keluarga kembali pulang ke rumah masing-masing. Mbak Tari mengajak semuanya untuk liburan bersama. Beberapa ada yang memberikan usulan untuk pergi ke pantai, beberapa ada yang minta pergi ke wahana air saja yang lebih dekat. Keputusan terakhir yang mereka pilih untuk ke wahana air saja yang lebih dekat sehingga tidak buang waktu di jalan.Sejak hari kedua pernikahan, Fina memang tinggal di rumah Denias, mengingat keluarga besar masih berkumpul disana, Fina tidak ingin kehilangan momen berkenalan dengan keluarga barunya tersebut. Ia kini harus mulai membiasakan anak-anaknya untuk tinggal ikut bersamanya, terutama Alfa. Anak keduanya itu masih belum terbiasa jauh dengan sang nenek. Karena setiap hari waktunya lebih banyak dihabiskan bersama sang nenek dibandingkan dirinya."Nenek, Mama" rengek Alfa."Iya, besok kita ke rumah nenek ya, sayang," ucap Fina k