Kenzo berpura-pura tidak mengenal Red Rose. Dia pun berkata dengan antusias, “Kota JC memiliki banyak tempat menarik yang banyak dikunjungi turis. Kalau kamu ke kota JC, maka harus pergi ke ….” Kenzo menyebutkan berbagai tempat.Setelah mengobrol sebentar, Red Rose tiba-tiba berkata, “Kamu tahu banyak juga! Kalau tidak, kamu jadi tour guide-ku saja!” Dia tersenyum lebar. “Kamu tidak boleh menolaknya!”Alis Kenzo bergerak sedikit, dan dia melihat ke arah Red Rose. “Tour guide?” Dia terdiam sebentar. “Apa ada bayarannya?”Red Rose membeku sesaat. Dia kira meminta Kenzo jadi pemandunya akan sangat mudah. Biasanya, orang akan langsung setuju tanpa syarat. Namun, Kenzo malah meminta bayaran!Red Rose tersenyum. “Kalau mau uang, bisa saja. Tapi, bukannya ada kompensasi lebih baik?”Kenzo membeku di tempat. Tak perlu orang cerdas untuk tahu apa maksud Red Rose. Hal itu membuat Kenzo sedikit kaget.Namun, di otak Kenzo, dia menganggap ini adalah kesempatan terbaik untuk dapatkan informasi men
“Semua gara-gara kamu, Kenzo! Kesialan, ketidakberuntungan, dan sekarang terulang lagi. Kamu yang harus membayar. Dasar menantu tidak berguna, tidak tahu terima kasih!”Kenzo Daidalos diam saja mendengar omelan mertuanya. Keduanya tengah berjalan-jalan di tengah jalanan mewah Highway Street, Edinburgh, dan ketika mereka sedang berada di Vas La Vagas, satu-satunya toko vas terkemuka di daratan Skotlandia, tak sengaja sang mertua, Gerald Latusia, menyenggol salah satu vas mahal berlapiskan emas dua puluh empat karat di sebagian besar sisinya.Tidak menyangka vas berlapiskan emas itu pecah jadi bagian-bagian kecil, Gerald langsung mengajak Kenzo keluar dari toko tersebut karena tidak ingin ganti rugi.Namun, pelayan toko segera mencegat mereka di pintu keluar. “Hei, Tuan, kamu harus ganti rugi untuk keseluruhan harga vas ini.” Seorang pelayan toko dengan balutan baju putih rapi dan rambut klimis keluar, menagih tanggung jawab Gerald. “Itu vas kebanggaan toko kami, hanya dibuat 15 saja d
“Diam saja kau, dasar menantu nggak tahu terima kasih! Udah dua tahun loh kamu jadi menantu, tapi apa? Jasamu aja nihil, sekarang malah ingin meninggikan diri. Nggak usah sok punya uang, deh! Percuma, bualanmu nggak akan dipercaya!”Pelayan toko langsung maju selangkah. “Ti-tidak. Ini bukan salah pria ini. Justru ayahmu yang memecahkannya dan malah melempar kesalahan ke pria yang tak bersalah. Ganti rugi sekarang atau ayahmu masuk penjara seumur hidup!?”Claudia mencari cek di dalam tas dan mengira-ngira berapa saldo yang dia miliki. Madame Anneth menelepon bendahara Latusia Developement dan menanyakan berapa sisa uang investasi yang dia tanam.Kenzo yang bisa saja melunasi kerugian Vas La Vagas sekejap mata, memilih diam.“Ehem.” Pelayan itu memberi kode agar keributan dapat diminimalisir dan dengan tatapan tajamnya ia sukses membuat Claudia dan Madame Anneth ketakutan. “9,6 miliar, harga yang cukup murah untuk ukuran CEO perusahaan mekanik sekelas Anda.”***“Aku yang salah, Anneth,
“Aku tidak peduli dengan urusan memimpin Daidalos. Yang terpenting sekarang, siapkan uang dan beli keseluruhan saham The Lyceum sebelum matahari terbenam!” Kenzo sudah benar-benar naik pitam.“Bahkan sebelum Anda beranjak keluar dari Highway Street, status The Lyceum sudah menjadi milik Anda.” Melvin menyunggingkan senyum di ujung telepon.“Oke, Kenzo, nanti sore kirimkan pasukanmu untuk menjemputku di depan Waverley Mall. Jam empat sore seperti biasa. Bawa mobil sedan biasa, jangan keluarkan Lamborghini ataupun Ferrari, aku tidak mau identitasku terungkap!”“Paham, Tuan. Tunggu saja, setelah ini The Lyceum akan berpindah tangan dan Claudia akan aman bersamamu. Aku yang menjamin.”Telepon ditutup.Dari kejauhan, ternyata Claudia sedari tadi memperhatikan Kenzo yang asyik berbicara dengan seseorang di depan telepon umum dekat Vas La Vagas. Tentu, dia tidak dapat mendengar perbincangan itu karena kaca mobil yang tertutup. Tapi, dari mimik yang dipancarkan Kenzo, sepertinya ia merencanak
“Kenzo, kemana saja kamu?” bentak seorang perempuan dengan nada dari ujung telepon, membuat setiap telinga yang mendengar langsung minder dan ingin menutup diri. “Pembantu kurang ajar, berani-beraninya keluar tanpa izin!”Melvin menatap Kenzo dengan pandangan penuh selidik, sedikit jengkel karena majikannya diperlakukan secara tidak hormat.“Siapa yang berani berbicara setinggi itu padamu, Tuan?” Melvin bertanya dengan lembut sambil sedikit berbisik, “Madame Anneth atau Claudia?”Kenzo hanya meletakkan telunjuk di mulutnya, menyuruh Kenzo diam sejenak sampai percakapan itu selesai.“Sorry, Madam. Ada urusan penting yang harus aku selesaikan.” Kenzo mencoba untuk jujur kepada Madame Anneth meskipun ia tahu omongannya tidak akan dipercaya.“Hey, urusan katamu? Jangan sok sibuk!” Madame Anneth kembali meninggikan suaranya diiringi tertawa mengejek. “Urusan seperti apa yang dijalani gembel sepertimu. Mencuri jam tangan, ataukah menggoda perempuan di jalanan?”Kenzo hanya diam tanpa membal
Sepuluh menit sebelum kedatangan Kenzo dan Melvin di kantornya, Colin sudah sangat kesal karena rencananya yang selama ini ia susun digagalkan oleh dua orang yang dia anggap sebagai kuman.Colin mengincar Claudia, tapi tidak berniat untuk mencintainya.Dia hanya mengincar tubuh indah wanita itu. Claudia berparas sangat anggun, hingga pada waktu itu ia yang baru saja menjabat sebagai CEO The Lyceum ikut terpukau.Banyak orang menginginkan jadi pendamping Claudia, tapi semua ditolak oleh Josh, kakeknya yang sekaligus founder Josh Development, perusahaan mekanik ternama di Skotlandia. Hingga pada suatu saat, Josh memilihkan seorang lelaki untuk dinikahkan dengan Claudia.Seorang pria tanpa asal-usul yang jelas, tidak punya pekerjaan tetap, juga miskin. Dia adalah Kenzo.“Ah, sialan! Kenapa harus ada lelaki bernama Kenzo itu? Sudah mengambil Claudia, kini ia ingin mengambil The Lyceum? Aku tidak boleh diam!”“Aaarggh!” Colin menggebrak meja, membuat beberapa kertas di atas meja itu melaya
Ellen yang khawatir dengan keadannya, buru-buru turun mengikuti langkah Robin. Dia langsung menatap Kenzo, tentu dengan pakaian yang sedikit terbuka. Disusul Colin, mereka bertiga turun melalui lift khusus petinggi.Harap-harap cemas Ellen mendekati Kenzo, siapa tahu laki-laki itu akan tergiur dengan kemolekan tubuhnya. Dia hanya bisa pasrah. Kini, dinasti Colin di perusahaan runtuh. Kaisarnya sekarang adalah Kenzo Daidalos.Sebaliknya, Kenzo tidak tergoda sama sekali. Dia menoleh ke arah Melvin, lantas kembali mengalihkan pandangannya ke mata Ellen.“Dan kamu, Nona cantik,” Kenzo menunjuk ke arah Ellen yang kemeja biru dongkernya masih sedikit terbuka di bagian atas, kira-kira dua kancingnya tidak terkait satu sama lain. “Kamu bisa tetap berada di sini.”Colin mengerang pelan, menumpahkan amarahnya yang tidak bisa terungkap dengan kata-kata. Meskipun dapat uang puluhan juta dollar setelah proses akusisi The Lyceum, dia tetap tidak menyukai Kenzo karena telah merebut Claudia.“Nona El
Kenzo tahu, Rika adalah pemimpin Keluarga Latusia sekaligus mantan suami Josh. Mereka bercerai ketika Josh memilih Kenzo jadi suami. Rika sama sekali tidak setuju akan keputusan itu.Apa yang diucapkan Rika sudah seperti titah bagi orang-orang di keluarga Latusia. Dan, baru saja titah itu keluar: dia harus menceraikan Claudia.“Maaf, Nek, tapi aku tak akan menceraikan Claudia,” ucap Kenzo, akhirnya.Ruangan seketika begitu hening. Kenzo baru saja menentang sang pemimpin Keluarga Latusia.“APA KATAMU!?” bentak Rika, sambil memelototi Kenzo.Naik pitam, wanita tua itu melempar sebuah piring kaca di dekatnya ke arah Kenzo. Potongan kue di piring itu mendarat di wajah Kenzo, membuat wajahnya itu tertutup selai cokelat dan foam vanilla kue.Dan bukan hanya itu, piring kecil itu pun menghantam pipi Kenzo, meninggalkan luka gores di sana. Pecahan piring itu kemudian terserak di lantai.“Kamu pikir kamu siapa, hah? Berani-beraninya kamu membantahku!” bentak Rika lagi.Kenzo tak membalas. Dia