Aku telah bekerja keras demi istriku dan keluarganya. Perlakuan buruk dari mertua dan ipar, aku abaikan. Bagiku kebahagiaan istriku adalah yang utama. Namun, dia justru berkhianat. Dia berselingkuh dengan atasanku! Itulah alasan mengapa aku sering ditugaskan keluar kota. Rupanya, mertua dan iparku tahu perselingkuhan itu, bahkan mendukung mereka untuk bersama. Istriku meminta bercerai, dan aku diusir begitu saja. Tapi, keajaiban terjadi. Kehidupan baru sebagai seorang taipan akan dimulai!
View More“Apa-apaan ini?! Keluar kalian berdua! Cepat keluar, sialan!”
Jack Hall memukul-mukul kaca mobil putih yang berhenti di halaman rumah, setelah melihat sang istri, Elena Moore, bermesraan dengan sang atasan.
Sebelumnya Jack sibuk membantu keluarga istrinya mendekor ruang tamu dengan aneka pita, bunga-bunga, dan balon warna-warni untuk merayakan entah. Dia yang pulang lebih awal dari dinas di luar kota, bahkan tidak diberi kesempatan untuk sekadar meletakkan koper di kamar atau mengganti baju.
Meski tidak yakin, Jack memilih berprasangka bahwa hiasan-hiasan di rumah adalah untuk memperingati hari ulang tahunnya. Itulah alasan Jack pulang lebih cepat, sebab ingin memberi kejutan kepada istri tersayang.
Siapa sangka, malah Jack yang sekarang dibuat terkejut, atau lebih tepatnya syok!
Elena dan Victor Exton, atasan Jack, terkesiap. Mereka tidak tahu kalau Jack sudah pulang. Dengan gugup keduanya turun dari dalam mobil.
“Sayang, ini tidak seperti yang kamu pikirkan.”
“Benar, Jack. Jangan salah sangka. Ini benar-benar tidak seperti yang terlihat. Aku bisa menjelaskan.” Victor ikut meyakinkan.
Dengan tangan bergetar Jack mengacungkan telunjuknya ke hadapan Victor. “Tutup mulutmu! Aku bisa melihat dengan jelas apa yang kalian lakukan tadi.”
“Jack, kamu salah paham. Victor hanya memberiku tumpangan. Dia hanya mengantarku pulang setelah belanja sendirian. Itu saja! Kami tidak melakukan apa pun yang tidak semestinya.”
Jack tertawa getir. “Itu saja? Oh, lalu apa yang barusan aku lihat? Pria ini memberikan napas buatan padamu yang sehat walafiat? Dan sebagai tanda terima kasih, kamu menjulurkan lidahmu? Cih! Kekonyolan macam apa yang coba kalian jelaskan?”
Elena merapatkan kedua bibirnya sebelum memegang lengan Jack. “Sayang ….”
“Singkirkan tanganmu!” Jack mendesis dengan sorot tajam pada istrinya yang menggeleng. “Aku tidak menyangka kamu melakukan ini. Saat aku bekerja keras untukmu dan keluargamu, kamu justru berselingkuh dengan atasanku? Kamu sudah tidak waras, Elena!”
Satu-satunya alasan Jack diam dan bertahan meski mendapat perlakuan buruk dari keluarga Elena adalah Elena itu sendiri. Dia tidak keberatan hidup bersama mertua dan ipar menyebalkan demi Elena. Hampir satu tahun menikah, mereka adalah suami-istri yang harmonis dan saling mencintai. Jack tidak menaruh curiga sebab Elena selalu bersikap sangat baik dan manis padanya. Tapi kali ini wajah asli istrinya terungkap.
Tidak terima disalahkan begitu saja, Elena membela diri. “Kamu tidak bisa melimpahkan semua ini padaku, Jack. Apa kamu tidak mengerti, ini semua salahmu.”
“Salahku?” Jack menunjuk dirinya sendiri.
“YA!” Elena menjawab lantang dan mantap. “Jika kamu berusaha sedikit saja untuk membahagiakan aku, pasti aku tidak akan mengkhianatimu.”
Jack tertawa sambil meletakkan kedua tangannya di pinggang. Tidak hanya sedikit usaha yang telah dia lakukan. Jack rela berhari-hari berada di luar kota, sering mengambil lembur, dan masih harus mengerjakan tugas-tugas rumah yang tidak masuk akal. Dia mengabaikan diskriminasi dari keluarga Elena, bahkan bersikap seolah semuanya adalah hal wajar.
Jadi, sebenarnya istrinya itu buta atau apa?
“Kamu terlalu miskin untuk membelikanku barang-barang branded, makan di restoran mewah, tinggal di rumah megah. Aku akui kamu memang pekerja keras dan rajin. Tapi Jack, kenyang saja tidak cukup. Bisa beli baju dan sepatu saja tidak berarti apa-apa. Aku menderita harus menahan diri untuk keluar dengan teman-temanku karena apa yang aku miliki tidak cukup berkilau.”
Elena mengeluh lagi, “Kamu selalu bekerja dan bekerja, tapi tidak ada hasilnya. Aku tahu pasti, meski kamu menghabiskan seluruh hidupmu untuk bekerja, kamu tidak akan bisa memberikan kemewahan sekecil apa pun, sebab kamu hanya sales, Jack. Kamu ada atau tidak di sisiku, tidak mengubah keadaan, aku tetap harus bersabar dan bersabar. Maaf ya, tapi aku tidak sebodoh itu hingga menghabiskan hidupku yang berharga dalam kemiskinan.”
Jack menunduk sejenak tanpa menghapus senyum getir di wajahnya. Di bawah sana, dia melihat sepasang sepatu usang membungkus kakinya. Membeli sepatu baru jelas tidak akan menghabiskan gajinya, tapi Jack tidak melakukan itu demi Elena.
“Konyol.”
Mendengar gumaman bawahannya, Victor bereaksi, “Jack, tidak semestinya kamu menyalahkan Elena atas kegagalanmu dalam menjadi seorang suami. Elena hanya mencari sosok pria yang bisa diandalkan, bisa memenuhi keinginannya, dan pastinya bisa membuatnya bahagia. Kamu bahkan tidak memiliki satu pun dari ketiganya. Bukan salah istrimu jika malah mendapatkan hal itu dariku. Jika ada yang harus disalahkan dari semua ini, ya jelas itu kamu!”
“Sangat benar!” sahut Ibu mertua Jack. Entah sejak kapan dia dan yang lainnya berdiri di depan pintu rumah, mengawasi yang terjadi. Ibu mertua mendekat untuk memaki, “Pria miskin, seharusnya kamu berterima kasih pada Victor karena sudah memberikan apa yang tidak bisa kamu berikan pada Elena. Dia dengan suka rela menggantikan tanggung jawabmu sebagai suami, menantu, bahkan ipar!”
Jack tertawa keras sambil menggelengkan kepala. “Apa Ibu berbicara seperti itu supaya aku membenarkan perselingkuhan Elena dengan pria berengsek ini?”
“Jack! Jaga ucapanmu!” Ibu mertua membentak dengan suara sangat keras. “Aku tidak akan membiarkan siapa pun menghina calon suami putriku!”
Kedua alis Jack bertaut, “Bagaimana bisa Elena memiliki calon suami saat aku masih menjadi suami sahnya?”
“Kalau begitu, kalian berpisah saja!” Ayah mertua berbicara dengan entengnya.
"Ide bagus, Paman! Aku yakin, Elena tidak sudi punya suami pengangguran." Victor menggeser pandangannya ke Jack. "Ya Jack, kamu benar. Aku memecatmu secara tidak hormat detik ini juga, TANPA PESANGON."
Victor berjalan mendekat pada Jack untuk berbisik, "Itulah akibatnya karena kamu berani menghinaku."
Jack mengepalkan tinju selagi rahangnya gemeretak. Matanya memerah, menatap Victor nyaris tanpa berkedip.
Victor tertawa mengetahui Jack tidak bisa berbuat apa-apa. Dia berbalik, menghampiri Elena. Sambil menggenggam kedua tangan Elena, Victor berkata, “Elena Moore, apa kamu bersedia menikah denganku?"
“Sialan, apa-apaan ini?! Berani sekali kamu melamar istriku di hadapanku?!”
Mata Victor menantang Jack. Dia menarik salah satu ujung bibirnya, memutar bola mata sebelum berkata, “Bukankah kalian akan bercerai? Wajar bukan sebagai pacar yang baik, aku mengajak Elena menikah? Elena sangat luar biasa, tidak ada pria yang tidak tergoda melihatnya.”
“Pacar?!”
“Ya! Elena dan Victor sudah tiga bulan berpacaran. Memangnya untuk apa pernak-pernik dekorasi yang kamu pasang di ruang tamu tadi? Jelas itu untuk acara pertunangan mereka!” kata kakak ipar sambil melotot pada Jack.
Jack tertawa getir menatap semua orang satu per satu. Rahangnya mengeras mengingat bahwa dalam tiga bulan terakhir, dia selalu ada tugas dinas ke luar kota setiap minggunya.
“Jack, asal kamu tahu, jika bukan karena Victor, perceraian kita pasti sudah terjadi sejak lama. Aku sudah memberimu kesempatan, tapi kamu tetap saja menjadi pecundang.”
Elena membuka pintu mobil Victor untuk mengambil sesuatu. Dia menyodorkannya pada Jack. “Ini berkas perceraian kita. Semestinya aku memberikan ini padamu minggu depan. Tapi, karena kamu sudah tahu yang sebenarnya hari ini, ya baguslah. Lebih cepat bercerai denganmu akan semakin baik.”
Mata Jack menatap lekat map berisi dokumen perceraian itu. Kenangan manis selama menikah dengan Elena terlintas begitu saja.
[Ding!]
[Host telah ditemukan! Sistem Kekayaan Super akan segera terpasang!]
“A-apa?” Jack tidak mengerti tentang ucapan yang ada di kepalanya.
Dia bahkan tidak tahu siapa yang berbicara. Namun sesudah itu, Jack merasa ada sesuatu yang menjalar ke seluruh tubuhnya, memacu detak jantung, dan membuat darahnya berdesir cepat.
Jack merasa sesak napas, dadanya turun naik, wajahnya memerah dan terasa panas. Dia merasa seperti akan meledak hingga tubuhnya menjadi kejang-kejang.
[Pemasangan selesai. Selamat Tuan Jack Hall, sekarang anda menjadi Host dari Sistem Kekayaan Super. Sebagai salam perkenalan, saldo 100 juta dolar berhasil ditambahkan ke akun bank anda.]
Jack diam. Walau dia tahu alasan orang-orang itu bersikap demikian, dia tidak bisa berterus terang. "Mungkin karena kamu sangat cantik," jawab Jack sambil menunjukkan barisan giginya yang putih.Emma mendengus. "Kamu mulai lagi." Ia lalu turut tersenyum, "Tapi ini bagus. Artinya, jika aku diterima bekerja di sini, aku berada di lingkungan orang-orang yang sangat menghargai dan menghormati orang lain.""Itu benar. Sekarang, fokus saja pada wawancaramu, dan berhenti memikirkan hal lain.""Kamu benar. Aku harus fokus agar kesempatan berharga ini tidak terlewat begitu saja.""Pergilah, aku akan menunggu di sini." Jack duduk di kursi.Emma merapatkan bibir. "Apa kamu yakin akan menungguku di lobi? Um, aku belum tahu berapa lama waktu yang diperlukan untuk interview. Aku khawatir membuatmu menunggu terlalu lama." Dia duduk di samping Jack.Dengan santai Jack menjawab, "Tidak masalah. Aku bisa berkeliling jika bosan.""Tapi...""Jangan cemas. Aku sudah dewasa. Aku tidak akan tersesat."Sebu
Saat memasuki halaman gedung Redwave Group, Emma dibuat terpukau dengan kemegahan dan arsitektur bangunan itu. Sebelumnya ia hanya melihat dari luar, rupanya dari dalam area terlihat lebih bagus dari yang ia bayangkan. Ia turun dari skuter masih dengan tatapan terkesima, menyisir sekitar. Jack yang baru turun dengan sigap membantu melepas helm dari kepala Emma setelah melepas helmnya sendiri."Aku mendadak gugup." Emma memegang dadanya yang berdebar. Darahnya seperti mengalir lebih cepat, terpacu oleh detak jantung yang kian kencang."Bagus!"Kedua alis Emma turun, menoleh dengan lemas dan bertanya, "Apanya yang bagus?""Penampilanmu." Jack menjawab dengan semangat.Emma melipat bibirnya sambil menoleh ke arah lain, pipinya bersemu merah lantaran Jack tersenyum memujinya."Jangan menggodaku," ucapnya manja, "Aku serius, rasanya benar-benar gugup."Jack tertawa kecil, memandang Emma dalam-dalam. "Aku juga serius. Kamu benar-benar..." Ia menghentikan ucapannya.Emma menunggu dengan ti
"Kalian keterlaluan," desis Emma tak habis pikir. Napasnya menjadi pendek-pendek lantaran dadanya terasa sesak. Apa yang terlontar dari mulut Victor dan Elena seperti polusi yang mencemari sekitar."Aku hanya bercanda. Tolong jangan diambil hati." Victor memegang pundak Jack. Jack melirik ke arah tangan Victor yang lancang. Victor sempat membiarkan tangan itu tetap di sana beberapa saat. Tapi kemudahan tatapan tajam dan intens dari Jack, tanpa disertai sepatah kata pun, membuat hatinya ciut juga.Ketika Victor menarik tangannya kembali, dengan cepat Jack mengusap-usap bekas tangan Victor di pundaknya.'Kurang ajar! Dia kira tanganku ini tai?' Pelipis Victor berkedut. Meski Jack masih tidak mengatakan apapun, gesture yang ditunjukkan seperti menjelaskan bahwa tangan Victor telah mengotori pundak Jack.Lantas Victor mengangkat dagunya. Dengan kesombongan penuh dia menarik jasnya. "Hari ini adalah hari yang baik untukku. Aku akan menemui Tuan Filantropi di gedung Redwave Group untuk me
Jawaban Jack membuat Emma tertawa senang. Orang yang tiba-tiba muncul dan bersikap arogan memang tampak seperti orang yang sudah kehilangan akalnya. Senyum Jack menjadi lebih lebar mendengar tawa Emma yang renyah."Jack, bilang saja kalau kamu malu 'kan pada calon suamiku? Kami duduk manis di dalam mobil mewah, tidak kepanasan, tidak bau debu dan keringat, sedangkan kamu pergi kemana-mana masih dengan skuter rongsokmu. Menyedihkan!"Mata Emma terbuka lebar. Dia tidak menyangka. "Dia tahu namamu?""Jangankan nama, isi dompet tua Jack, bahkan seberapa usang celana dalamnya pun aku tahu. Haha!"Jack melempar tatapan tajam pada wanita yang ada di samping pengemudi mobil arogan. Sedangkan Emma menutup mulutnya dengan tangan mendengar ucapan si wanita yang sangat tidak pantas."Elena sayang, kamu membuat mantan suamimu marah lagi. Bagaimana jika nanti dia merajuk dan tidak mau datang di pesta pernikahan kita? Siapa yang akan membantu para pelayan untuk mengelap piring dan sendok? Dan siapa
Jack memejamkan mata. Ia menyiapkan diri seandainya Emma meluapkan kekecewaan dan kekesalan karena selama ini merasa dibohongi. Setidaknya di sana ada Laura yang bisa menjadi saksi bahwa sebenarnya semua bermula dari kesalahpahaman."Itu benar! Sekarang Jack sudah bekerja sebagai pelayan di The Groove Spot. Maksudku, sebelum menjadi pelayan, apa Jack memang suka berbagi apa saja pada orang lain?"Jack membuka dan mengerjapkan mata. Wajahnya tampak kaget, tapi juga lega mendengar ucapan Emma. Ia menahan senyumnya.Tapi tidak demikian dengan Laura. Ekspresi wajahnya semakin kesulitan. Kerutan di keningnya menjadi lebih banyak.Laura tidak mengerti mengapa seorang konglomerat seperti Tuan Hall harus menjadi pelayan di tempat karaoke. Dengan suara pelan dan ragu-ragu dia berkata, "Tapi..."Tidak ingin semuanya menjadi rumit, Jack segera menyela, "Nona Kills, um, aku rasa kami harus pergi sekarang. Ini pertama kalinya bagi Emma pergi ke gedung Redwave Group. Dia harus tiba di sana lebih aw
Jack memasukkan jari-jarinya ke sela-sela jari Emma. Adegan itu persis seperti saat mereka hendak memasuki The Foot Locker."Sudah aku katakan, aku yang akan membayarnya. Kamu jangan cemas."Emma menurut, melangkah mengikuti Jack sambil sesekali menghela napas panjang. Dia masih bingung dan khawatir, tapi genggaman tangan Jack cukup menenangkan hatinya.Jack membuat Emma duduk di kursi tunggu. "Sebentar ya, aku akan segera kembali." "Tolong jangan menyia-nyiakan uangmu. Masih belum terlambat untuk pergi sekarang. Jika kamu menjelaskan pada mereka baik-baik, aku rasa mereka akan mengerti. Itu mungkin sedikit menyebalkan, tapi, sepatu-sepatu itu masih utuh tanpa sedikitpun kerusakan. Mereka bisa menjualnya lagi kepada pengunjung lain."Ucapan panjang dari Emma dibalas Jack dengan singkat, "Aku mengerti."Jack pergi ke meja kasir sendiri. Dia tidak mau membuat Emma terkejut lantaran dia akan melakukan pembayaran menggunakan kartu hitam. Beberapa minggu lalu, personal asistennya mengirim
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments