“Direktur Bella, kenapa Anda bela dia? Bukankah, petugas teller sudah menjelaskan jika kartu yang dibawa pria miskin itu tidak bisa dideteksi. Artinya, dia bukan nasabah di bank ini, kan? Kenapa, kenapa Anda bela pengemis dekil seperti dia? Jika Anda tidak percaya, Anda bisa tanya ke petugas teller yang tadi mengecek kartu milik Kenzo.”Bella, tanpa suara, menoleh ke gadis yang duduk di pojokan. Hanya dengan tatapan mata, gadis itu langsung gemetar, berkata terbata-bata.“Ma-maaf, Direktur, barusan saya sudah cek semua, bahkan sampai dua kali. Tidak ada satu pun data yang muncul setelah aku scan chip di kartunya. Ini, saya ada histori pengecekan kartu pria itu. Hasilnya, tetap sama, unidentified.”“Saya saksi mata,” sergah Minnie.“Kartunya tidak bisa diidentifikasi. Dan, karena dia datang hanya membuat gaduh dengan salah satu nasabah premium kita, saya suruh satpam mengusir dia.”“Oh, jadi kamu yang menyuruh satpam? Oke. Setelah ini, jangan pernah memanggilku dengan sebutan direktur.
“Bagaimana dengan kawasannya?” tanya Davin.“Setiap tamu atau penghuni Heaven Garden diwajibkan menggunakan pakaian rapi karena kawasan tersebut menjunjung tinggi kerapian dan elegansi pakaian.”“Ah, sialan, aku sudah dekat dengan lokasi. Kenapa kamu baru bilang sekarang?”Melvin terkekeh. “Aku kira, kamu ketiduran pagi tadi. Jadi, aku sengaja meneleponmu pukul tujuh. Ternyata, dugaanku salah.”“Lalu, aku harus bagaimana?”“Tidak masalah. Coba saja masuk, mereka pasti mengenalimu. Atau mungkin, mereka lupa denganmu karena tiga tahun belakangan, kamu menghilang begitu saja.”Lima menit menunggu di depan gerbang masuk, akhirnya datang lelaki yang beranama Kuncoro, pemilik sekaligus pewaris sah semua aset kekayaan Heaven Garden.“Selamat datang, Tuan, saya Kuncoro, saya akan memandu Tuan memilih rumah dan villa yang ada di sini. Ngomong-ngomong, bagaimana kriteria rumah atau villa yang Tuan inginkan?” Kuncoro menyambut mereka dengan sangat sopan.“Mmm, mungkin aku lihat-lihat dulu,” jawa
Kuncoro mengambil ponsel, lantas menelepon tiga perwira yang berjaga di gerbang depan. “Ada dua orang mencurigakan, menggunakan kacamata hitam dan topi baseball abu-abu. Cepat datang ke sini, aku dalam bahaya!”Merasa dipermalukan, Kenzo membanting sebuah kartu hitam tepat di depan muka Kuncoro.“Ka-kartu ini…”Kenzo coba membiarkan Kuncoro berkicau. Dia tidak mau menunjukkan siapa dia sebenarnya. Yang dia inginkan hanya membeli villa ini, lalu pulang dan istirahat sejenak.Namun, hal ini tidak bisa dibiarkan lebih lama lagi.Kuncoro semakin menghina Kenzo, bahkan tak segan menyebutnya miliarder papan bawah yang tidak bisa bersanding dengan anggota Klan Perak atau Elit X.Merasa tidak senang dengan hinaan Kuncoro, Kenzo mengeluarkan dompet, lalu membanting kartu hitam dengan simbol elang di atasnya.Plak!Kartu itu membungkam Kuncoro, dia tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tubuhnya gemetar hebat melihat sepuh emas yang ada di bagian kiri bawah kartu.“An-Anda Legume Magician yang dulu m
“Ini sudah deal, kan?” tanya Kenzo lagi.“Ma-maaf, Tuan,” Kuncoro sadar dan langsung menjabat tangan Kenzo. “Sekarang Heaven Garden sudah menjadi milik Anda. Semua sertifikat dan surat kepemilikan sudah saya balik nama, disahkan langsung oleh notaris pribadi saya.”“Senang berbisnis denganmu, Kuncoro, kamu sangat ramah.”“Kehormatan tertinggi bisa berbisnis dengan Anda, Tuan.”Kenzo pamit pada Kuncoro, dia harus mengemasi barang-barangnya sebelum matahari terbenam.Selang beberapa menit setelah Kenzo pergi, seorang lelaki tampan berjas hitam sepatu brand terkenal, mendatangi Kuncoro bersama kekasih dan calon mertuanya.Lelaki itu tidak lain adalah Steve Rockshaw, dia datang ingin membeli villa Heaven Garden setelah salah satu perusahaan ayahnya mendapat deal tender dengan nilai lumayan fantastis.Tujuan Steve Rockshaw ingin membeli villa itu, tidak lain, untuk dijadikan rumah tempat tinggalnya bersama Claudia, sekaligus jadi tempat perencanaan resepsi nikah mereka.Tapi, semua itu, ha
Tuan Besar Lionel selalu menguatkan idealisnya kalau Daidalos tidak boleh bersekutu dengan serikat miliarder apapun. Bahkan, untuk sekedar menjalin kerja sama atau jalinan rapat resmi, sang jenderal tetap enggan melakukannya.“Klan itu tak ubahnya sampah yang menindas orang-orang miskin. Mereka memang yang terkaya di negeri ini, tapi kekayaan mereka tidak ada apa-apanya dibanding Daidalos.”“Daidalos harus berdiri sendiri. Tidak butuh sokongan dana siapapun. Tidak pula bergantung pada relasi dan kerja sama serikat di luar organisasi.”“Kuasa kita mutlak, tidak bisa diganggu gugat!”Kata-kata Tuan Besar Lionel saat memimpin rapat besar lima tahunan Daidalos kala itu, membuktikan bahwa Daidalos adalah bos yang sesungguhnya.Jika Tuan Besar Lionel sudah bertitah, semua anggota Klan Perak dan Elit X harus menurutinya, tidak peduli apa yang terjadi.Kuncoro yang sudah mengetahui hal tersebut, tidak berani memantik api dengan membocorkan identitas Kenzo di hadapan Keluarga Rockshaw dan Kelu
Keesokan harinya, Kenzo mendapat telepon dari Kuncoro pasal kedatangan istrinya bersama laki-laki lain. Dia hanya mengangguk, dan tertawa begitu saja.Saat sedang asyik berbincang dengan Steve, telepon lain masuk. Dari Damar, supervisior di tempat kerja Kenzo yang dulu.Hampir dua minggu Kenzo tidak masuk kerja. Dan, di tempat kerjanya, dia selalu jadi perbincangan hangat. Apalagi, dulu saat masih jadi suami kontrak di silsilah Keluarga Latusia, pria itu tergolong pekerja paling giat dan sesekali mendapat penghargaan pegawai teladan.Hanya dengan itu Kenzo bisa memuaskan keinginan Claudia, walau hanya sejumput pasir dari segala keinginan hedon gadis itu.“Kenzo, kamu itu bodoh atau apa? Ini sudah dua minggu. Gajimu bulan ini sudah kami bayarkan separuhnhya, tapi separuh sisanya, masih ditahan bos karena kamu nggak pernah masuk kerja sejak pergi dari rumah istrimu. Kemari, sebelum kami mendatangi istrimu untuk minta pertanggung jawaban!”Kenzo menghela nafas berat. “Tenang saja, aku ke
Seperti yang diketahui para pelanggan karaoke, gadis itu hampir tiap minggu memenangkan sesi fotografi bertemakan naturalitas dan elegansi yang diadakan salah satu tabloid terkemuka di kota JC.Nama Althea Mirajane dikenal sebagai blasteran yang tidak pernah gagal dalam hal kecantikan. Hampir semua endorse pakaian, make up, dari berbagai genre dan merk, dia lahap. Dan, tentu, semua omset penjualan naik minimal 200 persen.Namun, anehnya, Mira tetap bekerja di Majesty Karaoke. Dia masuk dua minggu setelah Kenzo bekerja di sini. Entah dia bertahan karena Kenzo, atau ada alasan lain. Tidak ada yang tahu.Tanpa mendatangi ruang supervisior, Kenzo langsung pergi ke kamar A1 tempat dia menyimpan seluruh pakaian.Menjelang pukul satu, tidak ada gangguan sedikitpun. Pria kekar itu hanya berjalan mengelilingi Majesty Karaoke sampai bosan. Terkadang dia minum kopi, terkadang juga menyandarkan diri di dekat kamar mandi, melihati pemuda-pemudi nongkrong sambil mabuk-mabukan.Tapi, baru saja Kenzo
Sekejap kemudian, direktur utama Majesty Karaoke datang.“Ada apa ini?”Kenzo langsung menyuarakan pembelaan.“Lapor, Pak Direktur, saya mendapati Mira dilecehkan dan saya harus melaksanakan tugas sebaik mungkin. Tak pandang bulu, tidak peduli walau itu atasanku sendiri. Saya sudah melaksanakan tugas dengan sangat baik.”“Apa yang sudah dia lakukan padamu?” Pak Nanang Robby bertanya pada sang supervisior.“Lihat tanganku, merah karena dia! Pecat saja, dia tidak pantas bekerja di sini.”“Tidak bisa begitu!” Kenzo kembali membela Mira.“Peraturan tetap peraturan. Profesionalitas selalu dinomor-satukan di tiap pekerjaan. Meski itu atasan sendiri, aku tidak bisa membiarkan dia berlaku sesuka hati!”Pak Nanang Robby tertawa sangat keras, disusul pembelaan dari Pak Yanto.“Cukup, Anak Muda, omong kosongmu lebih baik kamu sampaikan kepada pegawai-pegawai rendahan yang lain. Membual itu mudah, tapi mencari kepercayaan orang lain sangat susah. Lihat, apa direkturmu lebih percaya aku atau buala