Beranda / Young Adult / Ternyata Tuan Muda / Bab03 ( Kembali Seorang Diri )

Share

Bab03 ( Kembali Seorang Diri )

Penulis: Lentera Senja
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-25 21:00:35

Setelah semua yang terjadi, Samuel akhirnya kembali seorang diri. Dikeluarkan dari universitas, di campakkan oleh orang yang ia pikir masih bisa di harapkan membuatnya begitu terpukul. Apalagi keduanya terjadi di hari yang sama.

"Kenapa hidupku harus seperti ini? Tidak bisakah takdir berpihak padaku sekali saja? Benar, andai aku bisa sedikit lebih kaya. Aku pasti tidak akan di perlakukan seperti ini." gumam Samuel, kemudian berjalan menyusuri jalan di bawah sinar rembulan menuju hotel dimana ia mengambil kerja paruh waktunya.

Setibanya di sana, Samuel meletakkan ranselnya di ruangan khusus pegawai hotel kemudian berganti pakaian dengan pakaian waiters.

"Andai aku tau siapa diriku, mungkin itu akan sedikit lebih baik. Dari pada aku hidup begini, tanpa aku tau siapa diriku dan siapa keluargaku sebenarnya." ucap Samuel menghadap cermin toilet yang menampakkan wajahnya sendiri.

"Samuel Adams, siapa dirimu sebenarnya?" tanya Samuel pada dirinya sendiri kemudian menghela nafas lalu pergi untuk melakukan pekerjaannya.

Setelahnya Samuel pergi menuju dapur hotel untuk mengambil beberapa hidangan pesanan pengunjung hotel atau orang-orang yang hanya sekedar bersantai di cafe hotel La Daviella.

"Samuel, kenapa kau baru datang. Kau seharusnya datang lebioh awal, kami semua dari tadi sudah sibuk dengan pelanggan dan kau baru datang?" tanya seorang pria berpakain koki.

"Ma-maaf, aku ada keperluan tadi." jawabnya.

"Apa keperluanmu itu lebih penting dari pekerjaannmu di sini. Tidak berguna!" makinya sambil menggebrak meja.

"Jacky sudah! Bisakah kau tidak mempermasalahkan ini? Kita sedang sibuk, tapi kau justru ingin memperbesar masalah yang tidak penting. Kau memiliki waktu sebanyak itu ya?" tanyanya pada Jacky.

"Alice bisakah kau berhenti membela orang tidak berguna itu?" tanya Jacky.

"Kau! Dasar pembuat onar. Sam, lebih baik kau antarkan ini ke kamar 409. Pemilik pesanan ini sudah menunggu dari tadi. Jangan lewat tangga dan lewatlah lift, agar kau bisa lebih cepat!" pinta Alice.

"Siapa yang mengizinkanmu menggunakan lift, jangan gunakan lift sebelum aku mengizinkannya!" tolak Jacky.

"Itu lift umum dan siapapun bisa menggunakannya. Kau siapa melarang orang menggunakan lift di hotel ini? Pemilik juga bukan, Samuel lebih baik kau segera pergi dan jangan mengulur waktu. Jangan dengarkan anjing yang sedang menggonggong ini!" pinta Alice pada Samuel yang mengangguk kemudian melangkah pergi.

"Alice kau!" marah Jacky sambil menunjuk ke arah Alice yang justru berkacak pinggang di hadapannya dengan wajah menantang.

Sementara itu Samuel, pemuda itu keluar dari lift dan melangkah menuju ruangan yang di maksud. Kemudian menggesek id card pintu hotel dan berjalan masuk sambil mengucap permisi.

"Permisi tuan, saya waiters di sini, mengantarkan pesanan anda." ujar Samuel.

"Kenapa kau lama sekali ha? kau tidak tau sudah berapa lama kami menunggu Ha? Kau," ucapan pria tersebut berhenti ketika bertemu pandang dengan Samuel.

"Maafkan saya Tuan, ada sedikit kendala pada kami beberapa saat yang lalu. Harap anda memaafkan kami!" ucap Samuel.

"Sudah-sudah, pergilah!" pintanya.

"Terima kasih Tuan, saya permisi. Jika ada keperluan lain anda bisa menghubungi kami kembali!" tambahnya sebelum meninggalkan kamar tersebut.

Sedangkan pria tadi ia masih menatap punggung Samuel yang kemudian menghilang di balik pintu.

"Ada apa, ku lihat kau begitu memperhatikan pelayan itu sejak tadi?" tanya seorang wanita yang saat itu berjalan mendekatinya.

"Sepertinya aku sangat familiar dengan punggung dan wajah itu. Kenapa sepertinya aku pernah bertemu dengannya." jawabnya.

"Mungkin kau tidak sengaja melihatnya di jalan."

"Mungkin saja, ya sudah kita makan." pintanya.

Sementara Samuel, pemuda tersebut berjalan menyusuri lorong sambil berfikir. Tampaknya bukan hanya pria di kamar tadi yang familiar dengan Samuel. Samuel pun juga merasa demikian.

"Kenapa aku merasa sangat familiar dengan pria itu, ini kali pertamaku bertemu dengannya kan? Tapi jika sudah sering bertemu, dia siapa? Akhh," ringisnya, ia tidak tau. Semakin dia berusaha untuk mengingatnya, kepalanya semakin sakit dan terasa di timpa batu besar.

Setelah menyelesaikan rasa sakitnya, Samuel bermaksud kembali ke dapur hotel. Sebelum sebuah suara menyebut namanya.

"Samuel, kita bertemu lagi rupanya." ucapnya, membuat Samuel menolehkan seluruh tubuhnya.

"Mau apa lagi kau? Jangan mencampuri urusan pribadiku!" tanya Samuel.

"Tentunya urusan kita belum selesai bukan? Sudah selesai mungkin itu dengan papa ku. Tapi belum sama sekali denganku. Samuel, sampah sepertimu kau fikir bisa bertanding denganku? Seujung kukupun kau tak akan mampu." jelasnya mengejek.

"Dan kau fikir kau bisa selalu mempermalukanku dan merendahkanku? Gerald kau terlalu naif," jawab Samuel.

"Apa katamu?" tanya Gerald mulai terpancing emosi.

"Kau pikir sekalipun kau kaya raya aku tidak berani padamu? Kau bilang aku sampah? Apa bedanya denganmu, kau sepertinya juga tidak puas setelah membuatku di keluarkan dari universitas," Samuel.

"Aku? Hahah, menghancurkanmu aku baru merasa puas. Sampah sepertimu tidak pantas sama sekali untuk muncul di hadapanku berkali-kali." tambah Gerald.

"Kalau begitu jangan terus mencari masalah denganku jika tidak ingin bertemu denganku!" jawab Samuel akan melangkah pergi, namun Gerald menarik kerah bajunya hingga Samuel berbalik.

"Berani sekali kau dengan ku ha?" tanya Gerald.

"Satu yang perlu kau tau, meskipun aku miskin. Aku bukanlah orang yang mudah untuk kau tindas sesuka hatimu. Kau mengerti?" tambah Gerald kemudian melangkah pergi usai menghempaskan tangan Gerald dari kerah bajunya. Namun, beberapa saat kemudian,

"Samuel, aku belum selesai dengan apa yang kau lakukan padaku beberapa hari yang lalu. Apa yang kau rasakan kau harus merasakannya juga. Hajar dia, tidakeduli dia mau mati atau tidak!" Samuel tentu saja terkejut dengan perlakuan Gerald.

Selain dia tidak siap dengan serangan anak buah gerald itu, ia akui dirinya sama sekali tidak bisa bela diri. Membuatnya lansung terjatuh, dan berakhir di pukuli oleh anak buah Gerald hingga kesulitan bangun, sedangkan Gerald. Anak sombong itu langsung pergi setelah mengatakan sesuatu pada Samuel.

"Anggap saja ini sebagai perhitungan ku atas semuanya saat kau masih di universitas. Kau tidak berhak untuk selalu mempermalukanku. Karena apa, kau bahkan tidak pantas untuk sekedar mengangkat sepatuku, kau tau tidak?" tambah Gerald menghempas wajah Samuel yang sudah babak belur.

Sementara Samuel, setelah kejadian itu. Terpaksa ia harus meninggalkan pekerjaannya, seluruh tubuhnya terasa mati rasa karena rasa sakit. Belum lagi pukulan anak buah Michael, masih terasa sakit. Ia pun harus segera memberi tau manajer hotel untuk menempati kamar pegawai hotel, Samuel benar-benar butuh istirahat secepatnya.

Setibanya di kamar, tanpa melakukan apapun Samuel langsung merebahkan tubuhnya. Memandang plafon kamar sambil sesekali menghela nafas.

"Samuel, kenapa hidupmu semenyedihkan ini? Hhh, siapa aku sebenarnya?" tanyanya pada dirinya sendiri.

Sendirian begini sedikit banyak membuat samuel berfikir, akan lebih baik jika dia memiliki keluarga yang bersamanya bukan? Orang-orang yang dapat menemaninya saat susah maupun senang. Sementara itu di kamar 409, pria bernama setengah baya penghuni kamar tersebut tengah sibuk mengotak-atik data dalam laptop pribadinya, sebelum reaksi terkejut dan bahagia terlihat muncul pada wajahnya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Ternyata Tuan Muda    Bab 44 ( Di Korbankan )

    Perbuatan Samuel yang lebih kasar padanya dari pada dulu benar-benar membuat Olive terkejut bercampur dengan rasa takut. Apalagi ketika pemuda tersebut memegangi janggutnya dengan tatapan tajam. Pegangan Samuel padanya ia rasa mungkin membekas di pipinya."Samuel," panggil Olive berusaha untuk melepaskan cengkraman Samuel, namun yang ada pemuda tersebut bersmirk ketika menatapnya."Aku tidak butuh penjelasan mu, sebenarnya sudah benar aku melupakanmu Olive. Tapi ntah kenapa begitu aku melihatmu aku bisa mengingat semuanya, seorang wanita pecinta uang sepertimu. Aku tidak akan memasuki kesalahan yang sama dengan membawamu kembali ke dalam hidup ku, tentunya aku tidak akan melakukannya." ujar Samuel sambil melepaskan cengkeramannya pada Olive dengan kasar lalu meraih dompet di saku celananya. Mengambil uang cash di dalam sana lalu melemparnya ke arah Olive, bukannya mengambil. Olive justru menatapnya tajam."Kau tidak terima? Ingat, kau pernah melakukan hal yang lebih dari ini Olive.

  • Ternyata Tuan Muda    Bab 43 ( Pertemuan Kembali dengan Olive )

    Sementara itu Samuel, pemuda tersebut berdiri di depan dinding kaca menghadap hamparan gedung-gedung tinggi di hadapannya. Memikirkan perempuan yang tadi memanggilnya di depan kediaman keluarga Bardford."Theo, periksa apakah perempuan itu adalah Alice?" pinta Samuel langsung di setujui oleh Theodore dan melakukan nya saat itu juga."Benar, Tuan muda. Perempuan itu adalah Alice, nona muda keluarga Bardford dari putra sulung keluarga Bardford. Namun, keluarga Bardford nampaknya keluarga Bardford tidak terlalu mengutamakan keluarga anak pertama itu, dan hanya sebagai anggota keluarga saja tapi tidak memiliki kontribusi apapun." jelas Theodore."Cukup menarik." ujar Samuel kembali duduk di kursi kebesarannya."Kedua teman anda itu mengatakan jika_" ujar Theodore."Aku tidak peduli siapa dia, mau dia temanku atau bukan. Sekalipun dia teman dan yang ingin ku selesaikan adalah keluarganya. Aku tidak peduli itu, masalahku dengan keluarganya bukan dengannya selama dia tidak ikut campur. Tapi

  • Ternyata Tuan Muda    Bab 42 ( Pertengkaran )

    Melihat semua anggota keluarga dan keturunannya berdebat, tuan besar Bardford muak sendiri. Berakhir dengan ia menggebrak meja lalu berteriak."DIAMMM!" teriaknya dengan posisi berdiri dan menatap tajam semua orang yang mengelilingi meja, membuat semua orang terdiam."Kalian sudah seperti binatang saja, kalian tidak paham ucapan manusia ya? Sudah ku katakan bukan? Keluarga Crawford jauh lebih baik dari keluarga Adams, keluarga Crawford bahkan sudah berjanji akan membuat keluarga Bardford menjadi keluarga terpandang selama bisa membantu mereka merebut posisi keluarga Adams. Mereka sudah menjanjikan imbalan yang tinggi untuk kita, jadi sekarang. Kita jalankan saja sesuai rencana dan kita akan memetik hasilnya setelah kita bisa menghancurkan keluarga Adams." ujar tuan besar Bardford, membuat semua orang mengangguk mengerti."Kalian tau, keluarga Crawford sudah memberi ku nilai yang tinggi sebagai jaminan, dan kita bisa mengambilnya sebagai milik kita kita keluarga Crawford gagal." tam

  • Ternyata Tuan Muda    Bab 41 ( Khawatir )

    Setelah pertemuannya dengan tuan besar Bardford yang justru di terima dengan tidak baik. Samuel akhirnya memutuskan untuk menghentikan semua hubungan antara keluarga Adams dan keluarga Bardford. Ia juga memutuskan tidak akan datang baik-baik untuk kedua kalinya kelak."Kita tetap di kota Hozo, aku ingin tau. Dengan di hentikan nya semua hubungan keluarga Bardford dan Adams, apa yang akan mereka lakukan selanjutnya. Siapa tau ini akan menarik orang penting itu keluar." ujar Samuel."Bagaimana dengan keluarga Bailey Tuan?" tanya Theodore."Keluarga Bailey, aku hampir lupa dengan mereka. Tapi biarkan saja, keluarga Bailey sudah bangkrut. Mereka juga menggunakan asupan dana dari keluarga Bardford. Aku tau satu orang dari keluarga Bailey, mereka hanyalah orang-orang yang memuja uang. Jika keluarga Bardford tidak bisa memberikan mereka uang, mereka juga pasti akan berhenti melakukan apapun untuk keluarga Bardford." jelas Samuel membuat Theodore mengangguk-anggukkan kepalanya."Anda ingin

  • Ternyata Tuan Muda    Bab 40 ( Rindu Yang Tak Pernah Usai )

    Setelah mendapatkan izin masuk, Samuel dan Theodore akhirnya masuk ke dalam mansion. Selama menyusuri halaman, Samuel juga merasa sangat tidak asing dengan tempat tersebut."Theo, apa aku pernah kemari sebelumnya?" tanya Samuel."Kalau soal itu, saya kurang tau Tuan muda. Tetapi Evan bilang, nona muda keluarga Bardford adalah teman anda, mungkin itu sebabnya anda merasa familiar dengan tempat ini." jelas Theodore, di jawab anggukan oleh Samuel. Setelahnya mereka sampai dan memasuki pintu masuk mansion keluarga Bardford, bukan sambutan yang mereka dapat. Justru tuan besar Bardford memperlakukan mereka seperti memperlakukan tamu tidak penting. Ia justru duduk di sofa sambil membaca koran dengan kedua kaki menyilang."Ada perlu apa orang keluarga Adams kemari sepagi ini?" tanya Tuan besar Bardford meletakkan koran di tangannya, tanpa mempersilahkan mereka berdua untuk duduk."Apakah anda sudah benar-benar mengabaikan semua hubungan keluarga Bardford dengan keluarga Adams yang sudah

  • Ternyata Tuan Muda    Bab 39 ( Pergi ke Keluarga Bardford )

    Setelah insiden tumbangnya Samuel, pemuda tersebut terpaksa harus di larikan ke rumah sakit. Semalaman suntuk ia terpaksa harus menginap di rumah sakit, memang pada dasarnya Samuel tidak di izinkan untuk berusaha mengingat terlalu keras. Hal itu membuat Aiden dan Harper menyesalinya. Namun karena hal itu, akhirnya Samuel juga memaksa mereka untuk menceritakan semuanya. Apapun yang terjadi padanya selama di kota Hozo."Tapi Sam, untuk yang terakhir kalinya aku tidak tau. Malam itu kita bertemu di apartemen mu, kami pulang juga di antar oleh sopir pribadimu. Tapi setelah malam itu kau tidak ada kabar salah satu pengawal di apartemen mu yang kembali ke sana mengatakan jika kau kembali ke kota W malam itu juga. Kami tidak tau jika kau mengalami kecelakaan seserius itu," ujar Harper."Maaf karena sudah berprasangka buruk." tambah Aiden."Tidak masalah." ujar Samuel pelan."Tapi aku penasaran, sekiranya siapa yang melakukan hal seperti itu padaku. Caranya sangat tidak jantan." ujar S

  • Ternyata Tuan Muda    Bab 38 ( Siapa Mereka? )

    Keesokan harinya, jalanan komersial kota Hozo seketika ribut. Beberapa mobil dan kendaraan bermotor lainnya memilih untuk menepi, ketika rombongan mobil mewah dengan warna senada yaitu hitam. Bahkan beberapa mobil polisi juga polisi bersepeda menggiring perjalanan mereka."Tuan Muda, kami akan membawa anda ke Hozo komersial street. Anda sudah melewati jam sarapan dan makan siang anda. Jadi kami akan akan membawa anda kesana agar anda bisa menikmati suasana sedikit malam kota Hozo dari lantai atas. Sekaligus menikmati beberapa makanan dan hiburan di sana." jelas Theodore. Sementara Samuel hanya melambaikan tangannya sebagai tanda ia membiarkan Theodore membawanya kemanapun asal itu baik."Baik, ke Hozo komersial street." ujar Theodore pada Evan yang langsung di iyakan. Beberapa saat kemudian, rombongan mobil tersebut berhenti di depan lobi sebuah gedung tinggi. Bertuliskan Hozo Komersial Street.Kedatangan rombongan tersebut di sambut oleh banyak pegawai Hozo Komersial Street ba

  • Ternyata Tuan Muda    Bab 37 ( Rencana Kembali )

    Malam harinya sepulang dari kantor, Samuel bergegas kembali ke mansion keluarga Adams. Karena begitu menawannya Samuel di ikuti beberapa rumor yang menerpanya, banyak sekali orang yang ingin melihat secara langsung bagaimana tampang tuan muda keluarga Adams itu. Hal seperti itulah yang membuat Samuel langsung di jemput oleh pengawal pribadinya hingga masuk ke dalam mobil sebelum meninggalkan kantor. Di dalam mobil, Theodore sudah ada di dalam mobil dengan Evan sebagai sopir duduk di sampingnya."Bagaimana dengan permintaan ku Theo?" tanya Samuel."Seperti yang Tuan muda minta, kita bisa pergi ke kota Hozo lusa. Seperti yang anak buah saya katakan, keluarga Bardford masih terus berjalan di kota Hozo. Jika Anda perlu, saya bisa memberikan informasi selengkapnya tentang keluarga itu." jelas Theodore, Samuel terdiam. Hatinya menyatakan ia harus tau, namun di sisi lain ia enggan. Keluarga Bradford sudah berkali-kali merugikan keluarga Adams selama setahun belakangan ini. Bagaiman

  • Ternyata Tuan Muda    Bab 36 ( Perubahan Sikap )

    Tiga tahun berlalu semenjak malam kelam di kota Hozo. Pemuda yang dulunya selalu berpenampilan lusuh dan selalu di katakan pecundang dan gelandangan. Kini terlihat menawan dengan kemeja dan dasi juga bersepatu. Tubuhnya yang proporsional dengan tinggi semampai dan kulit putih bersih membuatnya semakin terlihat tampan. Samuel, setelah tiga bulan lamanya mendekam di rumah sakit universitas kota Hozo karena kecelakaan. Ia kembali ke rumah utama keluarga Adams, dan kini ia di posisikan sebagai wakil direktur utama Adams Group di bawah komando sang kakek William Adams secara langsung. Ia sebenarnya menyesali perbuatannya yang meninggalkan kota Hozo tanpa berpamitan setelah ia di nyatakan pulih dari cidera kepala yang di deritanya. Namun, ia juga bersyukur. Berkat kejadian tidak menyenangkan tersebut, ia berhasil mengingat semua hal yang ia lupakan sebelumnya. Justru beberapa ingatan nya di kota Hozo lah yang berantakan. Siang ini setelah selesai jam makan siang kantor. Samuel,

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status