Ternyata Tuan Muda

Ternyata Tuan Muda

last updateLast Updated : 2025-02-17
By:  Lentera SenjaOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
44Chapters
324views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Samuel Adams, seorang pria muda berusia 23 tahun yang hidup seorang diri di tengah-tengah ramainya kota Hozo. Tanpa seorangpun yang mengenalinya dan tanpa seorangpun yang ia ingat setelah bangun dari tidur panjangnya. Dokter hanya mengatakan jika ia mengalami kecelakaan parah dan mengalami amnesia, sementara saat di temukan. Tidak ada satupun identitas, orang yang menabraknya lah yang membawanya ke rumah sakit, setelah memenuhi semua tanggung jawabnya ia pergi. Namun, setelah terbangun Samuel sama sekali tidak tau tentang siapa dirinya. Hanya satu petunjuk yaitu kalung safir yang ia kenakan dan bertuliskan namanya di sana membuatnya menggunakan nama itu. Selama beberapa tahun terakhir, Samuel hidup seorang diri dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Apalagi setelah ia memutuskan untuk memasuki universitas, ia tau harus tetap mengejar apa mimpinya sekalipun darah keringat dan air mata di korbankan. Ia yakin, bahwa dengan itu pasti akan membantunya mengetahui identitasnya. Hidup yang tidak mudah Samuel alami setelah memasuki universitas, ntah itu ejekan ataupun cemoohan karena ia hanya orang miskin yang memasuki unversitas lewat jalur beasiswa. Tampaknya dunia masih memberikan keadilan baginya, setelah mengalami keduanya yang di sengaja. Samuel berhasil mendapatkan kembali ingatannya yang hilang dan membalas sedikit rasa sakitnya.

View More

Chapter 1

Bab 01 ( Dia Samuel

Hari itu di asrama Universitas Hozo, beberapa mahasiswa terlihat berkumpul di atap. Dengan beberapa dari mereka terlihat tertawa bahagia melihat salah satu teman mereka di kerubunginya bersamaan.

"Jangan ku mohon, jangan hancurkan!" mohonnya pada para pembully yang berdiri di hadapannya dengan memegang sebuah handphone jadul.

"Kenapa? Kau tenang saja, aku tidak akan menghancurkannya. Tapi, aku akan membuangnya. Hahah," tawa mahasiswa itu kemudian melemparkan telephone genggam di tangannya sekuat tenaga tanpa peduli larangan Samuel, pria muda yang tengah mereka jadikan mainan.

"Gerald kau!" Samuel marah, ia benar-benar marah kali ini. Handphone itu meskipun sederhana, namun adalah perjuangannya selama lebih dari satu tahun. Jangan tanya mengapa begitu sulit, Samuel selalu di persulit dalam hal apapun oleh anak-anak orang kaya itu. Termasuk hidupnya di universitas, mereka selalu mempersulitnya sekalipun samuel melawan mereka tetap meremehkannya.

Samuel memberontak dengan marah, kemudian memukul Gerald yang berdiri di hadapannya dengan kera hingga mimisan.

"Apa, Samuel! Beraninya kau!! Sialan, hajar dia!" perintah gerald terhadap anak-anak buahnya yang kemudian menyerang Samuel dan memukulinya hingga babak belur.

Keesokan harinya, uniersitas besar kota Hozo itu gaduh dan di padati oleh mobil mewah yang berjajar. Di susul dengan berita bahwa Samuel telah memukuli Gerald tadi malam. Sedangkan yang menjadi pembicaraan seluruh kampus, masih sibuk bergelung dengan selimut tebal. Dia demam tinggi setelah apa yang terjadi tadi malam. Teman-teman sekamarnya kelimpungan untuk bergantian merawatnya.

"Gerald benar-benar keterlaluan, mentang-mentang dia anak orang kaya dia bisa meremehkan kita begitu saja? Tidak, aku tidak terima. Menghina samuel seperti ini sama saja dengan menghina kita semua," ujarnya sarkas.

"Harper, ku harap kau bisa mengendalikan dirimu, jika kau mencari masalah pada Gerald sekarang. Kau hanya akan menambah masalah baru, dia anak orang berkuasa di kota Hozo bahkan di kampus ini." lerai salah seorang.

"Apa kau tidak punya hati? Aiden, jika kau yang di perlakukan demikian kau akan bagaimana Ha?" Harper bertanya dengan marah terhadap teman sekamarnya itu.

"Harper kendalikan dirimu, kita tidak bisa mencari masalah dengannya. Setidaknya untuk saat ini," jawab Aiden. Harper ingin tetap marah, sebelum sebuah suara menginterupsinya.

"Kak Harper?" panggil Samuel yang tampaknya baru saja terbangun mengalihkan perdebatan mereka berdua.

"Sam, kau sudah bangun?Bagaimana perasaanmu?" tanya Harper seraya mendekat.

"Aku sudah merasa lebih baik, maaf merepotkan kakak kakak," ujar Samuel.

"Jangan pedulikan itu, asal kau baik-baik saja. Itu sudah cukup bagi kami," jawab Harper. Ucapan Harper benar-benar membuat Samuel tersentuh hingga tersenyum.

Yah, Samuel, Harper beserta Aiden. Mereka adalah tiga serangkai dalam satu kamar. Harper si pemarah, Aiden yang tenang dan yang terakhir adalah Samuel yang selalu menjadi sasaran tinju Gerald beserta antek-anteknya. Mereka di pertemukan karena kondisi ekonomi mereka yang hampir sama.

"Kak Harper, ku harap kau tidak mencari masalah hanya karena diriku! Aku masih bisa menyelesaikan ini sendiri," ujar Samuel.

"menyelesaikannya sendiri? Kau jangan konyol Sam! Kau tidak ingat terakhir kali kau ingin membalas dendam pada Gerald, kau bahkan tidak bisa mengikuti kegiatan kuliah hampir satu tahun dan membuatmu tertinggal pelajaran satu tahun." tambah Harper.

"Maka dari itu, tolong jangan ikut campur kak. Aku tidak ingin orang-orang terdekatku juga mengalami masalah hanya karena diriku." cegah Samuel menggenggam pergelangan tangan Harper.

"Samuel apa kau masih tidak mengerti juga? Dia sengaja selalu menargetkanmu, kau," belum Harper menyelesaikan ucapannya, seorang mahasiswa membuka kamar asrama Samuel.

"Samuel kau di panggil dekan sekarang juga!" ujarnya, membuat ketiga orang itu saling pandang.

Samuel Adams, itu nama yang dia ketahui. Sebenarnya samuel tidak tau siapa dirinya saat terbangun di kamar rumah sakit beberapa tahun yang lalu. Dia mengetahuinya dari sebuah kalung safir biru yang melingkar di lehernya dan bertuliskan namanya.

Beberapa bulan dari itu, sebagai menutup hidupnya yang bisa di sebut sebatang kara. Samuel bekerja sebagai pelayan sebuah restoran hotel dan tinggal di asrama pegawai, sebelum kemudian mengambil pekerjaan paruh waktu sebagai pengantar makanan seusainya masuk universitas. Mahasiswa kelas karyawan itu menjalani dua pekerjaan sekaligus setiap sepekan. Sebagai pengantar makanan di siang hari dan sebagai pelayan retoran di malam hari sebelum kembali ke asramanya. Hidup seorang diri tentunya membuatnya membutuhkan sedikit lebih banyak uang bukan? Belum lagi biaya kuliahnya meski terbantu oleh bea siswa yang di dapatnya dari universitas.

Di ruang dekan, beberapa pria bertubuh tinggi besar berdiri di samping pintu. Sedangkan di kursi dekan seorang pria duduk dengan sang istri berdiri di sebelahnya, lalu dimana pak dekan? Pria itu berdiri di depan mereka dengan kepala menunduk.

"Aku tidak ingin kejadian yang sama terjadi dua kali, kau tentunya tau kan? Bahwa aku adalah salah satu investor terbesar di universitas ini?" tanyanya.

"I-iya tuan saya mengerti, maafkan atas kelalaian kami!" jawab dekan dengan gugup juga gemetaran.

"Heh kamu? Kemana anak itu, kenapa belum datang? Berani sekali dia membuat tuan Smith menunggu," panggil dekan pada pria yang berdiri di hadapannya.

Belum juga di jawab pintu ruang dekan sudah di ketuk dari luar sebelum si pelaku masuk dan membungkukkan badannya.

"Maaf membuat anda semua menunggu," ujar Samuel.

"Kau kau kau, kau tau apa konsekuensi membuat tuan Smith menunggu?" tanya dekan.

"Maafkan saya!" jawab Samuel.

"Aku ingin tau, siapa yang sudah berani membuat masalah dengan putraku ini? Apa dia bahkan pantas untuk sekedar menjilat sepatuku?" tanya tuan Smith bangkit dari duduknya mendekati Samuel dengan kedua tangan di dalam saku celana.

Setibanya di hadapan Samuel tuan Smith tiba- tiba memukul Samuel hingga tersungkur, setelahnya ia membungkuk dan meraih dagu Samuel sebelum berucap.

"Kau terlalu berani untuk membuat masalah dengan keluargaku, kau tau siapa aku? Kau bahkan berani membuat masalah dengan putraku, orang miskin dan tidak berguna sepertimu berani sekali membuat masalah denganku. Hhhh, kau bahkan tidak ada seujung kukupun berhak untuk mempermalukanku." tuan Smith berucap dengan dingin, lalu menghempas dagu Samuel.

"Karena aku tidak bersalah, aku tidak akan memukulnya jika Gerald tidak keterlaluan padaku. Apa tuan Smith bahkan tidak bisa melihat mana yang baik dan mana yang buruk? Jika memang benar berarti keluarga kalian adalah pengecut meskipun kalian adalah keluarga kaya. Jika Tuan keberatan dengan tuduhan saya, maka saya meminta keadilan untuk semua ini," Ujar Samuel sarkas.

"Apa katamu, kau. Orang miskin tidak tau diri," maki tuan Smith marah hingga muntah darah.

"Punya keberanian apa kau menghina keluargaku? Aku tidak butuh mana yang benar dan mana yang salah. Kau bilang ingin meminta keadilan? Cihh, aku. Aku Michael Smith adalah keadilan di sini, kau bahkan tidak punya hak untuk meminta keadilan kepadaku," ucapnya menghina Samuel.

"Benar kata pepatah, buah memang jatuh tidak jauh dari pohonnya." jawabnya enteng.

"Kau, kau orang miskin tidak tau diri. Pak dekan? Beginikah caramu mendidik mahasiswamu?" tanya Michael pada dekan yang sedari tadi diam dengan kepala menunduk.

"Tu-tuan Smith, saya tidak berani. Saya akan menghukum anak ini secepatnya. Samuel, jangan tidak tau diri! Cepat minta maaf pada tuan Smith, atau kau akan tau akibatnya." perintah pak dekan.

"Aku tidak akan minta maaf, sudah ku katakan aku tidak bersalah." tolak Samuel, sukses membuat tuan Smith semakin marah.

"Pak dekan sepertinya aku harus memberikan pelajaran untuk anak didikmu ini," ancam tuan Smith, namun Samuel tidak terlihat takut sama sekali.

"Tu-tuan," panggil pak dekan namun tidak dipedulikan oleh Michael.

Sekalipun Samuel membuat masalah, dekan tetaplah tidak terima jika mahasiswanya di sakiti. Apalagi di dalam area kampus, yang tentunya bisa menimbulkan citra buruk universitas. Di tambah, universitas Hozo adalah universitas terbaik di bawah kekuasaan Adams group, sebuah keluarga besar nomor satu di Negara S. Dia tidak ingin memperburuk namanya selama menjadi dekan di sana. Di tambah Samuel adalah maha siswa berprestasi di Universitas Hozo menjadikannya mendapatkan beasiswa selama kuliahnya.Usai itu, Michael memanggil anak buahnya mendekat.

"Kalian, beri anak ini pelajaran berharga yang tidak akan pernah dia lupakan!" perintahnya.

"Baik," jawab anak buah Michael yang kemudian meraih kedua tangan Samuel bersiap untuk memberinya pelajaran. Namun, ketika akan siap untuk memukul suara Michael menginterupsi.

"Tunggu sebentar!" tahannya membuat semua orang menatapnya.

"Aku akan menarik hukumannya, jika dia mau berlutut dan melewati bawah kakiku. Lalu pergi dari Negara S dengan senang hati." tambah Michael mengejutkan semua orang termasuk Samuel.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
44 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status