Dua hari usai di drop out dari universitas, Samuel menjalaninya harinya dengan normal-normal saja. Selain, bertemu dengan Gerald sehari yang lalu dan anak itu mencari masalah dengannya tanpa sebab yang pasti. Sedangkan hari itu, hotel La Daviella di sewa seorang konglomerat untuk sebuah acara pesta. Sebagai seorang waiters di sana, Samuel tentunya memiliki tugas di sana sejak pagi untuk ikut menyiapkan beberapa keperluan pesta. Karena pesta tersebut akan di laksanakan malam nanti, yang pastinya akan di hadiri oleh orang-orang golongan atas di Negara S.
Namun, satu yang Samuel harapkan adalah tidak adanya Gerald di sana. Sebagai salah satu keluarga golongan atas di kota Hozo, keluarga Smith pastinya memiliki undangan untuk hadir di dalam pesta. "Sam, segar bersiap-siaplah! Beberapa jam lagi pesta akan di mulai. Mungkin malam ini akan sedikit lebih sibuk dan sulit untukmu. Semangat Samuel," ujar salah seorang gadis pada Samuel dan di respon dengan sedikit senyuman. "Kau juga, Alice. Sampai bertemu nanti," jawab Samuel, kemudian melangkah pergi untuk mempersiapkan diri. Dua jam kemudian pesta di mulai, beberapa tamu yang di undang mulai berdatangan. Termasuk Gerald, namun tidak dengan tuan maupun nyonya Smith. Karena keduanya tengah memiliki urusan yang menyebabkan keduanya tidak dapat hadir ketika berjalan seorang pelayan wanita tidak sengaja menyenggol lengan Gerald membuat minuman dalam nampan yang di bawanya jatuh berserakan di lantai. Gelasnya pecah sementara isinya sebagian menyiram pakaian sisi kiri yang Gerald kenakan. "Bodoh! Kau buta ya? Orang rendahan sialan, beraninya kau." marah Gerald memukul wanita tersebut hingga tersungkur. "Ma-maafkan saya Tuan, saya tidak sengaja. Ma-maafkan saya!" mohonnya dengan suara gemetar, wanita itu merangkak mendekati gerald untuk meraih kakinya kemudian memohon. Namun, Gerald langsung menendangnya. "Maaf? Kau pikir dengan maaf saja bisa menyelesaikannya. Kau tau berapa harga bajuku ini, ha? Bahkan seumur hidupmu pun kau tidak akan bisa menggantinya. Dasar makhluk sialan!" marah Gerald akan memukul pelayan wanita itu lagi, namun sebuah tangan menahannya. "Apakah tuan muda Smith, adalah orang yang bahkan akan menjadi seorang pria yang senang hati memukul seorang wanita?" tanyanya pela, namun reaksi Gerald terhadapnya ternyata berlebihan dan langsung memukulnya. Kemudian mengusap-usap lengan bajunya juga celananya. "Berani sekali orang-orang rendahan seperti kalian menyentuhku? Kalian tau, bahkan mengangkat sepatuku pun kalian tidak akan pernah pantas!" marah Gerald. "Aku hanya tidak mau ada masalah di dalam pesta malam ini. Ini adalah acara resmi keluarga asisten pribadi keluarga Adams. Saya sangat berharap besar Tuan Muda Smith tidak membuat kami mendapatkan masalah besar." jawabnya. "Kau-kau, kau tau siapa aku. Tapi kau selalu membuat masalah denganku, kau mau mati ya?" tanya Gerald. "Hidup dan matinya saya tidak dalam genggaman anda. Sekalipun anda adalah tuan muda keluarga Adams yang sangat terkenal dengan sifat buruknya itu di hadapan saya. Saya juga tidak akan takut padanya, apakah seorang pria yang hanya mengandalkan harga keluarga untuk menindas orang lemah. Pantas saya jaga harga dirinya?" tanya Samuel dengan tenang. Karena perkataan Samuel, Gerald sangat marah besar. Seluruh wajahnya hingga telinga sudah memerah, giginya gemeletuk pertanda dia sangat marah saat itu. Di tambah dengan orang-orang sekitar yang berbisik tentangnya karena ucapan-ucapan Samuel. "Kau, Samuel. Orang tidak tau diri, manusia lemah sepertimu punya hak apa untuk mempermalukanku. Tunggu saja pembalasanku!" ujar Gerald kemudian berbalik dan meraih handphone nya untuk menghubungi seseorang. "Kak Victor, kau bisa tolong aku. Seorang pelayan rendahan dihotel La Daviela mempermalukanku di acara pesta tuan besar keluarga Smith." ujarnya mengadu, kemudian mematikan telephone nya dan kembali mendekati Samuel. "Kau tau siapa yang ku hubungi barusan, kak Victor. Victory Wecker, direktur utama hotel La Daviella. Orang berdiri langsung di belakang tuan Adams, kau tau keluarga Adams. Keluarga yang bahkan seujung rambut pun tidak akan mampu kau bayangkan. Mengurus kutu kecil sepertimu, tentunya adalah hal kecil bagi mereka." ancam Gerald dengan sombongnya. "Selama aku benar aku tidak akan takut, aku percaya jika sebuah keluarga besar pasti berisi orang-orang yang jujur dan bisa melihat mana yang benar mana yang salah dengan baik." jawab Samuel. "Kau jangan munafik, hidup tidak selalu berpihak pada orang-orang lemah sepertimu. Terkadang kau harus berusaha dan berkorban untuk bisa mendapatkannya. Sedangkan untuk orang rendahan sepertimu, pengorbanan apa yang bisa kau lakukan selain dengan otak rendahanmu itu." jawab Gerald sambil mendorong dada samuel dengan jari telunjuknya. "Lihat saja, kak Victor sebentar lagi akan datang! Aku penasaran apa yang bisa kau lakukan jika sudah di depan orang besar itu?" tambah Gerald lalu duduk di kursi dengan bersilang kaki. Sementara tamu-tamu undangan terlihat saling berbisik. Ada yang merasa kasihan, ada pula yang menilai sikap Samuel terlalu berani dan tidak mau melihat diri sendiri. Apa memangnya yang bisa di lakukan seorang pelayan rendah terhadap manager utama hotel La Daviella itu? Kedudukan mereka sudah bisa di jadikan pertimbangan bagaimana akhir dari cerita ini bukan? Lagi pula bukankah hanya masalah minuman tumpah, kenapa harus sampai merepotkan manager hotel. Ternyata bukan hanya berita simpang siur saja, dalam semua masalah, koneksi, uang dan kekuasaan adalah bantuan terbaik dalam setiap masalah. Tidak lama setelah itu, seorang pria datang dengan postur menantang di ikuti oleh beberapa orang pengawal yang kemudian berjajar di depan pintu. "Sampah dari mana yang sudah berani mengotori lantai hotel La Daviella?" ucapnya lantang kemudian berkacak pinggang, lalu mendekati Samuel yang berdiri di tengah-tengah semua orang. "Kak, Kak Victor. Dia orangnya kak," adunya. "Hhh, apa katamu?" tanya Victor kemudian melihat Samuel dari atas hingga bawah, matanya memicing kemudian membelalak. "Hhh, hahahah. Seorang pelayan, aku penasaran apa yang membuat pelayan rendahan sepertinya bisa membuatmu memintaku untuk datang. Apakah untuk mengurus tikus kecil sepertinya saja kau masih harus merepotkanku?" tanya Victor, pria berbadan gempal itu marah pada Gerald. "Ma-maafkan aku Kak, masalahnya. Dia bilang sekalipun keluarga Adams yang hadir. Dia tidak akan takut," tambahnya. "Apa beraninya kau bocah kecil, kau tau siapa keluarga Adams. Keluarga Adams adalah keluarga nomor satu di negara S, berani sekali kau meremehkan mereka!" ujar Victory. "Aku tidak takut selama aku di pihak yang benar, keluarga kaya nomor 1? Apa itu, orang- orang kaya? Mereka orang-orang yang hanya bisa mengandalkan kekuasan dan uang mereka untuk menyelesaikan setiap masalah, kebanyakan dari mereka adalah pengecut." jawab Samuel melirik ke arah Gerald yang langsung mengepalkan tangannya. "Cecunguk! Sudah baik aku membiarkanmu untuk berada di dalam hotel La Daviella. Kau tau, kau bahkan tidak pantas meski hanya untuk menyentuh pintu utama hotel ini. Beraninya kau padaku, aku bahkan bisa membuatmu keluar dengan merangkak dari pintu itu," ancam Victor sambil menunjuk pintu utama hotel. "Lagi pula siapa yang mengizinkan sampah kecil sepertimu memasuki hotel, kau terlalu mengotori pandangan mataku. Pengawal seret orang ini keluar, agar dia tau bagaimana itu kekuatan keluarga Adams!" perintahnya dan di jawab serempak oleh para pengawalnya yang langsung mendekati Samuel dan memegang kedua pundak dan kedua tangan Samuel. Melihat itu, gadis yang tidak sengaja menumpahkan minuman tadi berdiri. "Tuan, saya yang bersalah di sini. Saya mohon jangan melakukan kekerasan pada Samuel. Dia tidak bersalah, Samuel hanya pihak ketiga di sini. Dia tidak tau apa-apa, saya mohon Tuan!" mohonnya meraih tangan Victor namun di hempas hingga ia kembali terjatuh terduduk di lantai. "Sampah dari mana lagi ini? Kenapa banyak sekali sampah di sini? Tuan Adams sebentar lagi datang, segera bersihkan semua kekacauan di sini! Aku tidak ingin ini menghancurkan pandangan tuan Adams padaku," perintahnya. "Tuan Vic," panggil gadis tersebut lagi namun langsung di pukul oleh seorang pengawal hingga pipinya membiru. Melihat itu, Samuel merasa tidak terima. Melampiaskan kemarahan pada seorang wanita, apa itu? Hal, tersebut membuat Samuel langsung marah karena dia adalah pribadi yang sangat menghargai seorang wanita, maka dari itu ia sangat marah saat Olive mengkhianatinya. Sekalipun demikian, ia tidak akan menyentuhnya dengan tangan kasarnya semarah apapun. Melihat kejadian tersebut tepat di depan matanya, Samuel langsung marah dan memukul pengawal Victory hingga terjadi perkelahian. Karena Samuel seorang diri dan melawan beberapa orang pengawal Victory, membuatnya kembali babak belur. Di tambah semua pukulannya sangat berantakan dan acak karena dia sama sekali tidak bisa bela diri. Tidak lama setelah itu, pintu ruang utama di buka lebar dan banyak pria mengenakan pakaian pengawal namun berkelas memasuki ruangan dan berdiri berjajar. Kedatangan mereka membuat semua orang menepi dan memberi jalan.Seorang pria datang dengan seorang wanita memeluk lengannya, dan mereka mendapati Samuel yang masih berbaring mengatur nafas di lantai hotel. "Siapa yang berani-beraninya membuat masalah di pestaku?" tanya pria tersebut memecah keheningan.Perbuatan Samuel yang lebih kasar padanya dari pada dulu benar-benar membuat Olive terkejut bercampur dengan rasa takut. Apalagi ketika pemuda tersebut memegangi janggutnya dengan tatapan tajam. Pegangan Samuel padanya ia rasa mungkin membekas di pipinya."Samuel," panggil Olive berusaha untuk melepaskan cengkraman Samuel, namun yang ada pemuda tersebut bersmirk ketika menatapnya."Aku tidak butuh penjelasan mu, sebenarnya sudah benar aku melupakanmu Olive. Tapi ntah kenapa begitu aku melihatmu aku bisa mengingat semuanya, seorang wanita pecinta uang sepertimu. Aku tidak akan memasuki kesalahan yang sama dengan membawamu kembali ke dalam hidup ku, tentunya aku tidak akan melakukannya." ujar Samuel sambil melepaskan cengkeramannya pada Olive dengan kasar lalu meraih dompet di saku celananya. Mengambil uang cash di dalam sana lalu melemparnya ke arah Olive, bukannya mengambil. Olive justru menatapnya tajam."Kau tidak terima? Ingat, kau pernah melakukan hal yang lebih dari ini Olive.
Sementara itu Samuel, pemuda tersebut berdiri di depan dinding kaca menghadap hamparan gedung-gedung tinggi di hadapannya. Memikirkan perempuan yang tadi memanggilnya di depan kediaman keluarga Bardford."Theo, periksa apakah perempuan itu adalah Alice?" pinta Samuel langsung di setujui oleh Theodore dan melakukan nya saat itu juga."Benar, Tuan muda. Perempuan itu adalah Alice, nona muda keluarga Bardford dari putra sulung keluarga Bardford. Namun, keluarga Bardford nampaknya keluarga Bardford tidak terlalu mengutamakan keluarga anak pertama itu, dan hanya sebagai anggota keluarga saja tapi tidak memiliki kontribusi apapun." jelas Theodore."Cukup menarik." ujar Samuel kembali duduk di kursi kebesarannya."Kedua teman anda itu mengatakan jika_" ujar Theodore."Aku tidak peduli siapa dia, mau dia temanku atau bukan. Sekalipun dia teman dan yang ingin ku selesaikan adalah keluarganya. Aku tidak peduli itu, masalahku dengan keluarganya bukan dengannya selama dia tidak ikut campur. Tapi
Melihat semua anggota keluarga dan keturunannya berdebat, tuan besar Bardford muak sendiri. Berakhir dengan ia menggebrak meja lalu berteriak."DIAMMM!" teriaknya dengan posisi berdiri dan menatap tajam semua orang yang mengelilingi meja, membuat semua orang terdiam."Kalian sudah seperti binatang saja, kalian tidak paham ucapan manusia ya? Sudah ku katakan bukan? Keluarga Crawford jauh lebih baik dari keluarga Adams, keluarga Crawford bahkan sudah berjanji akan membuat keluarga Bardford menjadi keluarga terpandang selama bisa membantu mereka merebut posisi keluarga Adams. Mereka sudah menjanjikan imbalan yang tinggi untuk kita, jadi sekarang. Kita jalankan saja sesuai rencana dan kita akan memetik hasilnya setelah kita bisa menghancurkan keluarga Adams." ujar tuan besar Bardford, membuat semua orang mengangguk mengerti."Kalian tau, keluarga Crawford sudah memberi ku nilai yang tinggi sebagai jaminan, dan kita bisa mengambilnya sebagai milik kita kita keluarga Crawford gagal." tam
Setelah pertemuannya dengan tuan besar Bardford yang justru di terima dengan tidak baik. Samuel akhirnya memutuskan untuk menghentikan semua hubungan antara keluarga Adams dan keluarga Bardford. Ia juga memutuskan tidak akan datang baik-baik untuk kedua kalinya kelak."Kita tetap di kota Hozo, aku ingin tau. Dengan di hentikan nya semua hubungan keluarga Bardford dan Adams, apa yang akan mereka lakukan selanjutnya. Siapa tau ini akan menarik orang penting itu keluar." ujar Samuel."Bagaimana dengan keluarga Bailey Tuan?" tanya Theodore."Keluarga Bailey, aku hampir lupa dengan mereka. Tapi biarkan saja, keluarga Bailey sudah bangkrut. Mereka juga menggunakan asupan dana dari keluarga Bardford. Aku tau satu orang dari keluarga Bailey, mereka hanyalah orang-orang yang memuja uang. Jika keluarga Bardford tidak bisa memberikan mereka uang, mereka juga pasti akan berhenti melakukan apapun untuk keluarga Bardford." jelas Samuel membuat Theodore mengangguk-anggukkan kepalanya."Anda ingin
Setelah mendapatkan izin masuk, Samuel dan Theodore akhirnya masuk ke dalam mansion. Selama menyusuri halaman, Samuel juga merasa sangat tidak asing dengan tempat tersebut."Theo, apa aku pernah kemari sebelumnya?" tanya Samuel."Kalau soal itu, saya kurang tau Tuan muda. Tetapi Evan bilang, nona muda keluarga Bardford adalah teman anda, mungkin itu sebabnya anda merasa familiar dengan tempat ini." jelas Theodore, di jawab anggukan oleh Samuel. Setelahnya mereka sampai dan memasuki pintu masuk mansion keluarga Bardford, bukan sambutan yang mereka dapat. Justru tuan besar Bardford memperlakukan mereka seperti memperlakukan tamu tidak penting. Ia justru duduk di sofa sambil membaca koran dengan kedua kaki menyilang."Ada perlu apa orang keluarga Adams kemari sepagi ini?" tanya Tuan besar Bardford meletakkan koran di tangannya, tanpa mempersilahkan mereka berdua untuk duduk."Apakah anda sudah benar-benar mengabaikan semua hubungan keluarga Bardford dengan keluarga Adams yang sudah
Setelah insiden tumbangnya Samuel, pemuda tersebut terpaksa harus di larikan ke rumah sakit. Semalaman suntuk ia terpaksa harus menginap di rumah sakit, memang pada dasarnya Samuel tidak di izinkan untuk berusaha mengingat terlalu keras. Hal itu membuat Aiden dan Harper menyesalinya. Namun karena hal itu, akhirnya Samuel juga memaksa mereka untuk menceritakan semuanya. Apapun yang terjadi padanya selama di kota Hozo."Tapi Sam, untuk yang terakhir kalinya aku tidak tau. Malam itu kita bertemu di apartemen mu, kami pulang juga di antar oleh sopir pribadimu. Tapi setelah malam itu kau tidak ada kabar salah satu pengawal di apartemen mu yang kembali ke sana mengatakan jika kau kembali ke kota W malam itu juga. Kami tidak tau jika kau mengalami kecelakaan seserius itu," ujar Harper."Maaf karena sudah berprasangka buruk." tambah Aiden."Tidak masalah." ujar Samuel pelan."Tapi aku penasaran, sekiranya siapa yang melakukan hal seperti itu padaku. Caranya sangat tidak jantan." ujar S