Home / Young Adult / Terobsesi Dosen Cantik / Selamat Malam Profesor!

Share

Selamat Malam Profesor!

last update Huling Na-update: 2021-06-17 17:58:23

Rasanya begitu lama sekali listrik padam, apa tidak ada satpam atau penjaga Lab yang berpatroli di kampus malam ini. Itu yang Laura pikirkan sedari tadi. Beruntung ada James yang menemani dan menjaganya dengan sangat baik. Sungguh perhatian James meminjamkan jaketnya dan membaginya cokelat bahkan menyuapkannya sendiri beberapa kali sampai rasa dingin yang tadi menyerangnya mulai tergantikan dengan rasa hangat di tubuhnya. 

Sayang sekali usia mereka tentunya berjarak sangat jauh pikir Laura. Mungkin James baru berusia 21 sedangkan Laura 32 tahun ini. Wow 11 tahun, mungkin aku lebih cocok jadi tante nya James daripada jadi pacarnya. Wake up Laura! batinnya menegur dirinya sendiri.

"Prof Laura tinggal dimana?" tanya James kepo sekalipun nadanya begitu ringan.

"Eh... saya tinggal di Royal Heritage Apartment. Sekitar setengah jam dari kampus." jawab Laura.

"Sendiri atau dengan siapa?"selidik James.

"Sendiri sih. Keluarga besar tinggal di Godean. Aku ingin privasi saja jadi lebih memilih tinggal sendiri di apartment."jawab Laura lagi tanpa curiga sedikitpun sekalipun lebih mirip diinterogasi oleh James.

James tersenyum mendengar bahwa Laura masih single dan tinggal sendiri di apartmentnya. Sebenarnya apartment Laura itu jaraknya dekat dengan apartment James hanya 5 menit jalan kaki Intercontinental Residence nama apartment tempat James tinggal. Keluarga besar James sebenarnya tinggal di Jakarta. Ayah James adalah seorang pengusaha di bidang properti, 2 saudaranya yang lebih tua meneruskan usaha ayah mereka di kantor Jakarta. James memiliki pasion yang berbeda dengan kakak kakaknya untuk dia jalani sendiri.

Malam semakin larut dan listrik tak kunjung hidup. James merasa kuatir dengan Laura yang nampaknya belum makan entah sedari kapan. Dia pun berdoa dalam hatinya agar listrik segera menyala. 

"Prof Laura apa anda baik baik saja?" tanya James memastikan keadaan Laura karena wanita di sebelahnya terdiam beberapa saat.

"Iya aku baik baik saja James, tenanglah. Aku tak serapuh kelihatannya." jawab Laura meyakinkan.

Suara perut Laura keroncongan terdengar kencang di telinga James, dia pun mendengus menahan tawanya.

"Saya rasa Ascaris lumbricoides anda berdemo di dalam perut. ahahahaa" tukas James seraya tertawa keras.

Wajah Laura sepertinya berubah merah kuning hijau karena malu mendengar sindiran James. 

Sial sekali memang terperangkap dalam kegelapan dengan kondisi kelaparan seperti korban penculikan saja. Tapi penculiknya tampan sekali seperti Oppa Park Seo Joon, sungguh melegakan, Laura pun terkikik. Dari beratus ratus aktor drakor yang tampan hanya Oppa Park Seo Joon yang ter dbest, one in a million dan so charming sehingga sering membuat Laura baper dan bucin setiap menonton semua film dan drama yang dibintangi Park Seo Joon. Sebetulnya Laura lebih suka aktor western yang macho dan kekar kalo untuk kriteria pacar seperti mantannya selama berkuliah di Australia, Philip Landon. Masa lalu biarlah masa lalu. Laura mengusir memorinya yang muncul tanpa permisi itu.

"Ahh akhirnya lampu menyala." seru Laura dengan bahagia. 

James memandangi Laura yang begitu ceria menyambut terang di ruangan Lab Patologi Anatomi. Aduh damage nya setara bom atom Nagasaki Hiroshima rutuknya dalam hati. James pun membantu Laura untuk berdiri, ini sudah malam dan sebaiknya mereka pulang.

"Prof Laura saya antar ke parkiran ya. Saya tunggu di depan Lab." ujar James yang seperti tidak ingin menerima bantahan dan Laura menganggukkan kepalanya dengan patuh.

"Saya ambil tas dan blazer dulu ya. Eh ini jaket kamu James. Terimakasih." 

Tak lama kemudian Laura menghampiri James yang sedang berdiri menyandar di tiang bangunan di depan Lab Patologi sembari menatap ke arah Laura. 

"Duluan Prof." kata James singkat lalu membuntuti Laura sampai ke samping mobil HRV merah milik Laura. James melihatnya, ban mobil itu kempes parah, agak mencurigakan batinnya. 

"Wah hari yang sial buat Prof Laura sepertinya." ujar James prihatin.

Laura begitu kecewa melihat ban belakang mobilnya kempes parah, hilang sudah impiannya untuk pulang makan malam, berendam di bathtub dan tidur nyenyak malam ini. Dia bingung harus bagaimana.

James lalu berkata, " Prof Laura ikut mobil saya saja ya. Besok biar diurus teknisi bengkel. Sudah terlalu malam untuk mengganti ban." Digandengnya tangan Laura menuju ke mobilnya yang terparkir di pojok dekat pohon palem.

Laura menurut saja dengan kemauan James karena dia ingin segera pulang dan beristirahat, tak ada tenaga untuk membantah.

James membukakan pintu mobil Fortuner putihnya untuk Laura dan segera menuju ke bangku pengemudi. Tidak lupa dia memakaikan seat belt ke tubuh Laura. 

"Mau mampir dulu ke apartment saya untuk makan malam? Mau makan apa malam ini Prof Laura?"tanya James dengan pede padahal Laura belum mengiyakan mau bertamu ke apartment nya.

Laura benar benar tidak punya ekstra tenaga untuk berdebat dan memasak malam ini. "Oke, aku sepertinya harus merepotkanmu lagi James. Gimana kalo nasi ayam hainan dan mie shecuan?"

"Oke saya pesankan di Gof**d. Jangan sungkan Prof."James mengetikkan orderannya di HP. Done. Sekarang dia hanya tinggal berkendara ke apartment nya.

Sesampainya di Intercontinental Residence, James pun segera memarkir mobilnya di basement dan naik lift ke lobi untuk mengambil makan malam mereka di resepsionis. Lalu dia mengajak Laura naik ke room nya di lantai 12, lantai teratas dan termewah di bangunan apartment itu. 

"Silakan masuk Prof Laura." ujar James setelah memasukkan kode keypass room nya. Lampu dan AC pun otomatis menyala. 

Laura pun masuk ke apartment James, dia pun bertanya, " Tinggal sendiri saja atau dengan room mate?"

"Sendiri saja." jawab James singkat sambil menata makanan pesan antarnya di meja makan. Sesekali dia curi curi pandang ke arah Laura yang sedang berkeliling di dalam apartment nya. "Cuci tangan dulu yuk terus makan, kamu pasti lapar."

Mereka berdua makan dengan hening. Laura menikmati sajian makan malamnya dan menghabiskan seporsi nasi ayam hainan dengan cukup cepat dan berbagi mie shecuan dengan James, cah sayur kailan side dish nya pun tandas tak bersisa. Lapar! Setelah itu James tidak mengizinkan Laura mencuci peralatan makan mereka, katanya ada cleaning service yang datang setiap pagi membersihkan apartment nya.

"Bisa tunggu saya mandi sebentar Prof Laura? Setelah ini saya antar pulang." ujar James seraya menghidupkan home theatre nya dan menyerahkan remote nya pada Laura. Laura menerima remote itu dan mengangguk setuju, dia duduk di sofa yang sangat empuk di depan Home Theater. Dan dia pun tertidur.

James mandi dengan shower air dingin untuk mengusir rasa gerah di tubuhnya. Tubuhnya memang dambaan kaum hawa, six pack tanpa lemak dengan biseps padat. Dia sebenarnya ingin memiliki hubungan spesial dengan Prof Laura, tapi dia rasa gadis itu agak out of his league. Terlepas dari latar belakang keluarganya yang tajir melintir, dia merasa hanya mahasiswa biasa yang sedang berjuang mendapatkan gelar sarjana kedokteran hewan sebelum koas profesi.

Setelah memgeringkan tubuhnya dengan handuk dan memakai kaus katunnya dan celana kain selutut, James pun menuju ke ruang tengah. Dia melihat Laura tertidur nyenyak dengan posisi telentang yang menurutnya agak lucu, asal asalan sekali dan bibirnya terbuka sedikit, dadanya naik turun teratur membuat James teringat saat tubuh itu menimpanya tadi, membangkitkan hasrat lelakinya yang biasanya setenang air telaga.

James berjalan mendekati tubuh Laura dan merapikan rambut yang menutupi wajah cantik gadis itu. Lelap sekali batinnya. Wajahnya mendekat ke wajah Laura dan mencium lembut bibir yang merah merekah itu. Cup. Otaknya seperti meleleh seketika menerima sensasi ciuman pertamanya setelah 21 tahun dia hidup. Sepertinya James sudah kehilangan akal, itu dosennya, Profesor Laura!! Bulu mata lentik itu bergetar seperti sayap kupu kupu dan matanya terbuka, bola mata biru sewarna langit senja itu menatapnya tenang. "Oppa."

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Terobsesi Dosen Cantik   S-3. Jodoh Tak Akan Tertukar

    Sepulang sekolah, Midori, Poseidon, dan Leon segera mencari anak-anak James-Laura di kamar tidur tamu lalu mereka pun mengobrol bersama di ruang bermain yang luas dan nyaman."Jadi apa benar kalian akan pindah sekolah ke Perth?" tanya Leon yang sebenarnya berkedudukan sebagai paman keempat anak-anak itu. Hanya saja dia adalah putra keempat berbeda ibu dari Leeray, Michael, dan James. Usia Leon sepantaran dengan para keponakannya itu, kecuali Keira yang lahir paling bontot."Iya, kata mom and dad, kami tidak bisa bersekolah di Sydney untuk sementara sampai entah kapan. Ada pria jahat yang membuat semua warga Sydney membenci keluarga kami!" jawab Jacob mewakili saudara-saudarinya."Hmm ... itu bukan hal yang baik. Kasihan sekali kalian!" tukas Midori turut bersimpati.Poseidon pun berkata, "Jadi kapan kalian akan mendaftar ke sekolah?" Joshua menjawab, "Mungkin besok pagi, tadi kami disuruh beristirahat oleh Bibi Deasy. Memang penerbangan dengan helikopter sangat menegangkan, aku sulit

  • Terobsesi Dosen Cantik   S-3. Pagi yang Penuh Cinta

    "Jake, Josh, Keira!" seru Midori yang baru saja selesai bersiap-siap di kamar tidurnya sebelum berangkat ke sekolah. Gadis kecil berusia sembilan tahun itu berkepang dua dan memanggul sebuah ransel bergambar Little Ponny warna biru muda.Poseidon, saudara kembarnya sudah terlebih dahulu selesai mandi tadi dan bercengkerama dengan sepupu-sepupu mereka. Ada Leon juga yang terlihat necis dalam seragam sekolah berdasi sama seperti Midori dan Poseidon."Anak-anak, temu kangennya ditunda nanti sepulang sekolah ya? Kalian sarapan dulu bersama-sama di meja makan!" ujar Deasy mengatur kerumunan kumpul bocah keturunan klan Indrajaya tersebut."Yaah ... Mommy, apa kami tidak boleh membolos sehari saja?" protes Midori karena terlalu bersemangat bertemu kembali dengan para sepupunya yang jarang dia temui sehari-hari.Deasy tersenyum seraya berkata, "Tidak. Nanti sepulang sekolah, Jacob, Joshua, dan Keira masih akan ada di rumah kita. Bahkan, mereka akan bersekolah di sekolah yang sama dengan kalia

  • Terobsesi Dosen Cantik   S-3. Keluarga Adalah Tempat Perlindungan Terbaik

    "Lee, aku ikut menemanimu menunggu di helipad!" ucap Deasy ketika melihat suaminya mengenakan jaket di luar piyama.Leeray tersenyum tipis lalu menjawab, "Oke, pakai baju yang agak tebal. Di luar berangin, Baby Girl!" Tanpa membantah, Deasy melangkah ke walk in closet dan mengambil mantel Burberry tebal miliknya di luar piyama yang senada dengan milik suaminya. Mereka berdua hanya keluar rumah berdua ke sisi barat rumah induk. Leeray memang membeli lahan luas yang kosong itu untuk lapangan berkuda, istal, dan membangun helipad. Ada lapangan basket mini juga yang biasa dipakai ketika saudara-saudaranya berkunjung bersama anak-anak mereka.Adik-adik Leeray semua sudah berkeluarga dan memiliki beberapa anak. Michael menikahi Brandy Tanurie yang awalnya mengejar-ngejar James. Gadis mungil pewaris tunggal legacy klan Tanurie itu menjatuhkan hatinya ke kakak gebetan, cinta masa kecilnya. Mereka memiliki sepasang anak perempuan dan laki-laki. Si sulung Alice dan adiknya bernama Rayden.Seda

  • Terobsesi Dosen Cantik   S-3. Dijemput Helikopter Dini Hari

    "James, apa kau sudah menyampaikan kepergian kita ke Perth kepada dekan kampus?" tanya Laura di dalam kamar mandi hotel setelah ketiga anak mereka terlelap. Jacob, Joshua, dan Keira telah menjalani hari yang melelahkan. Pria yang baru saja selesai mandi dan berlilitkan handuk itu menghampiri Laura. Dia memeluk istrinya seraya menjawab, "Aku akan kirim email resmi ke bagian akademik untuk permohonan cuti. Pak Dekan memberi instruksi demikian setelah kukirimkan pesan singkat tadi. Berita dan rumor paparazi telah menyebar dengan cepat di kota ini karena Jeremy Thompson bukan orang biasa, dia atlet terkenal!" "James, kurasa demi ketenangan keluarga kita, ada baiknya kita menetap saja di Perth bersama keluarga Bang Leeray dan Deasy. Setidaknya anak-anak bisa bersekolah bersama Midori, Poseidon, dan Leon. Kita pelan-pelan cari kampus yang membutuhkan dosen juga sesuai ilmu yang kita miliki!" saran Laura. Dia lebih memikirkan kesehatan mental anak-anaknya yang masih kecil.Pasangan suami i

  • Terobsesi Dosen Cantik   S-3. Menghindari Amukan Fans Jeremy

    "Kita makan di restoran ini saja ya?" James memarkir mobil dengan rapi di halaman depan gerai fast food. Kemudian keluarga kecil itu turun dari mobil dan berjalan bersama-sama memasuki restoran penjual burger, hotdog, pretzel, dan makanan siap saji lainnya. Laura tak terlalu nyaman berada di tempat publik karena nampaknya kasus pelecehan yang dialaminya menjadi bumerang. Sosok Jeremy Thompson sebagai atlet football kebanggaan New South Wales dan sebagian besar penduduk Australia lebih dipercaya omong kosongnya dibanding dirinya yang bukan siapa-siapa.Pertanyaan wartawan tadi membuatnya malu, sehina itu tuduhan yang diberikan kepadanya. Padahal dia tak bersalah. Laura berdiri di belakang James dan putra putri mereka, melihat papan menu di sisi atas konter pemesanan."Apa yang ingin kamu pesan, Honey? Biar aku saja yang memesankan semua menu kita sekeluarga!" ujar James sambil mendengarkan teriakan Jacob, Joshua, dan Keira yang menyebutkan menu pilihan masing-masing. "Hubby, aku ingi

  • Terobsesi Dosen Cantik   S-3. Diungsikan Ke Perth

    "Siapa kalian?! Jangan menggangguku!" teriak Laura putus asa di atas tempat tidur perawatannya di rumah sakit.Paparazzi yang mendominasi memenuhi ruang pasien VIP itu menahan tombol pemanggil perawat, mengambil foto tanpa izin dari Laura, dan melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang menggiring opini salah tentang pelecehan seksual yang dilakukan oleh Jeremy Thompson kepadanya. Rasanya justru wanita jahat yang merayu atlet terkenal asal Sydney itu adalah Laura."Miss Carson, apa motif Anda menggoda Jeremy Thompson? Apa untuk popularitas? Anda ingin ikut tenar bersamanya ya?" tanya Herald Grey, paparazzi bayaran Jeremy.Laura menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menutup telinga dengan kedua telapak tangannya. "Tidak ... itu tidak benar. Dia yang jahat!" jerit Laura histeris sementara berbagai pertanyaan ngawur dilontarkan kepada dirinya dan semakin membuat dirinya depresi.Wajah-wajah asing yang tak dikenalnya membuka mulut berbicara cepat dan keras menuduhkan hal yang sama sekali berbe

  • Terobsesi Dosen Cantik   S-3. Sebuah Pagi yang Gila

    "Joe, kau harus bayar paparazi untuk menyebarkan hoaks tentang wanita bernama Laura Carson itu. Katakan bahwa dia telah lama terobsesi kepadaku dan memintaku menidurinya. Namun, dia mengaku aku yang memperkosanya!" seru Jeremy Thompson dengan berapi-api. Dia tak ingin masalah dengan Laura membuat karirnya kacau balau.Ben Carlberg, manager Jeremy berdecak kesal. "Seharusnya sebelum bertindak bodoh, hanya memikirkan selangkanganmu, sebaiknya kau mempertimbangkan tentang karirmu sebagai atlet terkenal, Jerry!" "Hey, jaga mulutmu! Itu hakku, jangan mengaturku. Shit!" teriak Jeremy Thompson mengamuk menuding-nuding wajah managernya.Dengan patuh, Ben menghubungi jurnalis kolom gosip receh agar membuat berita yang tak benar itu dan menjanjikan bayaran yang cukup banyak. Jeremy Thompson menyeringai puas. Dia ingin Laura yang dijadikan kambing hitam dalam peristiwa pelecehan dan pemerkosaan itu. Justru dia yang mengaku sebagai korban."Semuanya beres. Dalam hitungan menit berita hoaks itu

  • Terobsesi Dosen Cantik   S-3. Pria yang Mencintaiku Sekuat Baja

    "Sir, istri Anda mengalami kekerasan fisik dan juga seksual. Itu hasil visum yang dilakukan oleh tim medis rumah sakit kami. Ini dokumen resminya, seandainya Anda membutuhkan untuk memproses pelaku secara hukum!" tutur Dokter Craig Johansen sembari menyerahkan sebuah map merah ke tangan James.Raut wajah pria muda itu begitu keruh. Dia mencoba untuk tenang ketika menjawab dokter yang menangani kondisi Laura pasca pemerkosaan yang dilakukan oleh Jeremy Thompson, "Baik, terima kasih atas bantuan Anda dan tim medis rumah sakit ini, Dok!" "Dengan senang hati, Mister James Indrajaya. Permisi!" Dokter Craig Johansen melanjutkan pekerjaannya yang lain dan meninggalkan James untuk menjenguk istrinya.Di ruang perawatan VIP rumah sakit, Laura ditemani oleh Philip yang matanya merah seperti sehabis menangis. Mantan terindah Laura itu menyayangkan nasib malang yang menimpa wanita yang sangat dia sayangi tersebut. "Aku tak tahu, Laura. Bagaimana bisa kamu sesial ini bertemu lagi dengan bedebah

  • Terobsesi Dosen Cantik   S-3. Help Me. Danger. GPS!

    "Damn! Ada apa dengan Laura? Kenapa dia mengirimkan pesan singkat semacam ini?" seru James di anak tangga area tepi kolam renang. Dia memang sedang menunggu ketiga anaknya mandi seusai les renang. Hari sudah sore dan Laura seharusnya pulang sendirian dari kampus NSWU. Laura ada jadwal mengajar setelah jam makan siang di kampus seperti biasanya.James segera bangkit menghampiri Jacob, Joshua, dan Keira yang berjalan keluar dari area toilet sehabis mandi. "Kids, Daddy harus segera mencari mommy. Ayo kita pulang, sepertinya mommy dalam kesulitan!" ujar James lalu memimpin rombongan kecil itu menuju ke parkiran mobil kolam renang umum di Sidney.Di tengah perjalanan pulang James mengenakan wireless ear phone dan menelepon Philip Landon. Dia ingin menanyakan tentang Laura. "Hello, Phil. Apa kau melihat Laura tadi siang hingga sore?" tanyanya risau."Hai, James. Sayang sekali tidak, aku sedang ada meeting di dekanat tadi. Ada apa dengan Laura?" jawab Philip ikut kuatir."Tadi Laura mengiri

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status