Home / Horor / Teror Hantu Janda Muda / Wanita Menyeramkan di Rumah Aryo

Share

Wanita Menyeramkan di Rumah Aryo

Author: M Nur Fadli
last update Last Updated: 2022-10-08 17:16:15

Orang-orang itu hanya terdiam. Mereka tidak punya alasan lagi untuk menguatkan tuduhan bahwa Marni ada di rumah Aryo. Bukti sudah benar-benar jelas. Ketika dilakukan penggeledahan, Marni tidak ada di dalam sana. Satu hal yang akhirnya menjadi kesimpulan. Bahwa Wahyu hanya salah lihat.

"Makanya jangan menuduh sembarangan! Saya punya istri yang sangat saya cintai dan punya anak. Tidak mungkin kalau saya tertarik dengan wanita lain. Kalau saya memang tertarik sama Marni, sudah dari dulu saya akan mencoba mendapatkannya. Tapi saya tidak sedikitpun tertarik ke dia. Jadi jangan asal nuduh!" kata Aryo panjang lebar. Dia juga kesal dengan tuduhan yang orang-orang tujukan ke dia.

"Iya Pak Aryo. Kami minta maaf. Mungkin kami hanya salah lihat aja," ucap salah satu dari mereka.

"Kalau begitu kami pamit dulu," ucap yang lain.

Aryo mencoba tersenyum walaupun sulit. Ia mengangguk dan mempersilahkan lima lelaki itu untuk keluar dari rumahnya. Sungguh malam ini adalah malam yang lumayan mendebarkan bagi dia. Bisa-bisanya dia dituduh membawa Marni masuk ke rumahnya.

"Ada-ada saja," ucap Aryo sambil menutup pintu sekaligus menguncinya.

Masalah sudah selesai. Kini saatnya dia beristirahat. Ketika dia ingin masuk ke kamarnya, sesuatu yang janggal tiba-tiba ia rasakan. Sesuatu itu pula yang membuat dia berhenti berjalan.

"Tunggu! Mereka bilang kalau Marni datang bertamu ke sini. Tapi bukannya yang tadi bertamu cuma Wahyu? Dan sebelumnya ...." Ia menggantung ucapannya.

Huaaaa!

Belum selesai ia dengan pemikirannya, anaknya yang masih kecil tiba-tiba menangis kencang. Ia tak tahu apa yang sedang terjadi. Naluri dia sebagai seorang ayah membuat dia langsung bergerak cepat untuk memeriksanya. Di saat dia masuk ke kamar, ia melihat anaknya yang sedang menangis sembari menutup matanya menggunakan kedua tangannya. Sang istri yang juga berada di situ pun kebingungan dan berusaha untuk menenangkan anaknya.

"Apa yang terjadi?" tanya Aryo.

"Nggak tahu. Tiba-tiba anak kita terbangun dan nangis seperti ini," jawab istrinya.

"Huuu Ayah. Itu ..." ucap lelaki kecil itu sambil menunjuk ke bagian atas lemari.

Sontak Aryo pun langsung melihat ke arah sana. Namun tidak ada apa-apa di sana. Ia semakin panik dan bertanya di dalam hatinya tentang apa yang sebenarnya telah dilihat oleh anaknya. Ia mendekat dan duduk di ranjang tempat tidur itu.

"Tidak ada apa-apa. Sudah, jangan menangis! Ada ayah di sini," ucap Aryo. Anaknya tetap saja menangis.

"Sekarang tidur dulu. Ada ayah sama ibu di sini. Kamu tidak usah khawatir," ucapnya lagi.

Aryo masih belum tahu tentang apa yang sebenarnya terjadi. Pada hari-hari sebelumnya belum pernah ada kejadian semacam ini. Apa mungkin ada hubungannya dengan sosok Marni yang kata para warga masuk ke dalam rumahnya?

Aryo tak bisa tidur. Lebih tepatnya tak mau tidur. Ia lebih memilih untuk menjaga anak dan istrinya sekaligus memikirkan tentang kejadian yang malam ini terjadi. Tidak peduli jikalaupun ia harus begadang. Yang penting anak dan istrinya aman.

Malam semakin larut, dan sepi mulai terasa menjadi-jadi. Hanya suara dari detik demi detik jam dinding saja yang terdengar. Aryo ternyata tak mampu untuk menahan matanya agar tetap terbuka. Ia ingin tidur, tapi hati kecilnya mengatakan kalau ia tidak boleh melakukannya. Takut jika terjadi apa-apa nantinya.

Namun, sekeras apapun ia mencoba, ia masih tetap kalah dengan rasa kantuknya. Perlahan matanya tertutup. Dari yang awalnya memandang remang cahaya kamar, kini hanya gelap yang terlihat. Ya, karena matanya memang sedang dalam posisi tertutup.

Tap! Tap! Srek! Srek!

Deg!

Jantung Aryo berdetak jauh lebih cepat dari biasanya. Indra pendengarannya menangkap suara langkah kaki yang diseret. Padahal di rumah itu ia cuma tinggal bertiga bersama istri dan anaknya.

Keringat dingin mulai membasahi tubuhnya di kala suara langkah kaki itu terdengar seperti menuju ke arah kamarnya. Deru napasnya tak bisa diatur. Ia sangat ketakutan sekarang.

Kriitt!

Aryo hampir kehilangan napasnya ketika ia mendengar suara pintu kamarnya. Ia ingin melihat, tapi takut jika apa yang akan ia lihat nanti adalah sosok yang menyeramkan. Lama-kelamaan, suara itupun menghilang. Namun langkah kaki itu masih terdengar jelas. Ya, jelas sekali bahwa itu menuju ke arahnya.

Dengan segala keberanian yang tersisa, ia mencoba menolehkan kepalanya ke arah sana. Dan apa yang terjadi? Apa yang ia lihat ketika ia menolehkan kepalanya?

"Lah. Kamu kenapa?"

Sebuah pertanyaan singkat perlahan membuat Aryo merasa tenang. Ia akhirnya bisa menghembuskan napas lega ketika mengetahui kenyataannya. Ternyata langkah kaki itu berasal dari istrinya. Bukan dari hantu ataupun makhluk menakutkan lainnya. Namun yang menjadi pertanyaannya adalah kapan istrinya keluar dari kamar?

"Hah, kamu dari mana?" tanya Aryo sambil berusaha mengatur napasnya.

"Dari kamar mandi. Kenapa?" jawab sekaligus tanya istrinya.

"Enggak. Nggak apa-apa."

Istrinya cuma menggeleng-gelengkan kepalanya saja. Setelah itu kembali berbaring di samping anaknya yang sudah tertidur pulas.

Sementara itu Aryo mencoba menenangkan dirinya. Ia berpikir bahwa di saat dia mengantuk itulah istrinya keluar dari kamar. Maka dari itu ia tidak menyadarinya. Rupanya ia terlalu takut dengan dua kejadian yang baru saja menimpanya.

"Penakut kamu, Yo. Gak ada apa-apa di sini," batinnya.

Setelah itu, ia pun memutuskan untuk memejamkan matanya. Ya, ia ingin segera tidur agar bisa melewati malam yang penuh dengan ketakutan seperti ini.

***

Tap! Tap! Srek!

Suara itu, sebuah suara yang jelas sekali bunyinya. Ya, itu adalah suara langkah kaki. Sontak hal itu kembali mengejutkan Aryo yang sedari tadi belum bisa tertidur. Tubuhnya menegang. Pikirnya, tidak mungkin untuk kedua kalinya tercipta hal yang sama.

Dengan ketakutan yang luar biasa, dirinya mencoba untuk menoleh ke arah samping. Anaknya masih ada di sana, begitu juga dengan istrinya. Mereka berdua sudah tertidur pulas. Sekarang yang menjadi pertanyaannya adalah tentang siapa yang sedang melangkah itu?

Ah, sial! Pintu kamarnya terbuka. Lebih sialnya lagi, Aryo malah terfokus ke arah sana. Perlahan suara langkah kaki itu semakin mendekat. Aryo juga semakin panik dan takut. Namun, tak lama setelahnya, suara itupun menghilang. Saat itulah ia kembali merasa tenang.

Sret!

"Haaaa!" teriak Aryo.

Di area pintu kamarnya sana, ia melihat kepala dengan wajah mengerikan dan rambut panjangnya yang tiba-tiba muncul dari balik dinding. Hanya kepalanya saja, entah di mana badannya. Mungkin ada, tapi terhalang oleh dinding.

Karena itulah Aryo tak dapat menahan diri untuk berteriak. Apalagi ketika sosok hantu itu menyeringai ke arahnya. Ia menjadi lebih ketakutan dan hampir saja pingsan. Beruntungnya ia masih bisa menahan diri untuk tetap sadar.

"Ayah. Ada apa ini? Kenapa berteriak?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Teror Hantu Janda Muda   Keanehan Ayahnya Thomas

    Sendi berusaha untuk mengatur napasnya yang tak beraturan. Bayang-bayang tentang wajah mengerikan dari sang hantu masih terus singgah di kepalanya. Sangat menyeramkan memang.“Dia di sini,” ucap Sendi pelan.Thomas langsung paham dengan apa yang Sendi katakan. Ia tentunya terkejut sekaligus takut. Ia arahkan pandangannya ke seluruh penjuru kamar, tapi tak ada apapun di sana. Ia tahu, hantu itu pasti hanya akan memunculkan diri di depan satu orang. Mungkin setelah ini, giliran dia yang akan didatangi.“Gak ada apa-apa, Sen. Udah, tenanglah!” pinta Thomas.“Dia di sini, Thomas.”Thomas bingung harus berbuat apa. Di satu sisi, ia memang takut. Tapi di sisi lain, ia juga ingin permasalahan ini cepat-cepat selesai. Ia tak mau ini jadi teror yang berkelanjutan tanpa ada ujungnya. Rasanya sudah lelah kalau tiap hari harus dihantui oleh hantu Marni. Ia ingin hidup dengan tenang seperti sedia kala.“Hufff ....” Thomas mengembuskan napas pelan.“Kalau kamu beneran Tante Marni, keluarlah! Kami i

  • Teror Hantu Janda Muda   Dihantui Lagi

    "Udah, jangan banyak nanya. Lupakan saja! Intinya fokus nyetir supaya bisa cepat-cepat sampai," kata Rio."Oke, oke."Entah makhluk yang dimaksud Rio masih mengejar atau tidak, Thomas pun tak tahu. Rio pun mungkin juga sama tidak tahu. Akan tetapi hal itu sudah tak perlu dikhawatirkan lagi kala mereka sudah sampai di rumah Thomas."Cepetan Thom, buka garasimu. Biar aku yang masukin motornya.""Tam Tom. Aku bukan kucing.""Sudahlah, jangan protes! Cepat!" perintah Rio lagi."Iya, tunggu!"Thomas langsung berlari masuk ke dalam rumah dan segera membuka pintu garasi. Selepas itu ia pun langsung menyuruh kedua temannya itu untuk memasukkan motor ke garasi.***"Hufff. Emang kamu lihat apa tadi?" tanya Sendi sembari merebahkan tubuhnya di atas kasur kamar Thomas."Biasalah. Ya tahu sendiri, lah," jawab Rio."Kurasa kita memang harus cepat-cepat memecahkan misteri ini, deh. Kita gak bisa membiarkan hantu itu meneror kampung kita lebih lama lagi," ucap Thomas."Iya, emang. Makanya itu kita h

  • Teror Hantu Janda Muda   Pulang Tanpa Hasil

    Sendy yang mendengar ucapan Thomas pun langsung terkejut dan melihat ke arah yang ditunjuk. Ternyata di sana tidak ada apa-apa."Mana?""Hahaha. Nggak, nggak. Aku cuma bercanda.""Sialan! Jangan kayak gitu!""Kenapa mendadak jadi penakut? Padahal tadi siang berani banget nyelidiki sampe toilet," ucap Thomas."Masalahnya ini baru aja habis ngelihat hantu. Ya kesan takutnya masih kerasa, lah. Entah kalau nanti. Mungkin akan hilang. Ya biasanya kayak gitu," ucap Sendy."Berarti berani pulang sendiri, entar?" Kali ini Rio yang bertanya."Mungkin.""Yeee. Ya jangan mungkin. Yang yakin, dong.""Hmm. Ya, ya. Aku berani. Aku laki-laki. Ngapain juga harus takut," ucap Sendi."Baguslah. Kita emang gak boleh takut," ucap Thomas.Setelah itu, ketiganya pun diam. Musik mulai menyala, dan sang penyanyi di cafe itupun mulai menyanyikan sebuah lagi. Thomas, Rio dan Sendi dapat melihat dengan jelas tentang bagaimana penyanyi cantik itu bernyanyi serta berjoget di sana. Namun itu bukan tujuan utama mer

  • Teror Hantu Janda Muda   Gangguan Perjalanan

    "Gak, gak. Aku berani," ucap Sendy."Oh. Syukur deh. Kalau begitu tunggu di rumah dulu. Jangan berangkat dulu.""Kenapa?""Aku belum izin orang tua. Hahaha. Kalau gak diizinin ya gak jadi.""Lah. Parah banget.""Lha iya. Tapi akan tetap aku usahakan. Ya udah. Udah dulu. Aku mau bilang ke mereka.""Siap, deh."Thomas mematikan panggilan teleponnya. Ia pun kemudian berniat untuk menemui orang tuanya yang kini sedang menonton televisi. Entah diberi izin atau tidak, ia tetap harus mencoba untuk meminta izin."Eee ... Aku mau keluar, boleh nggak?" tanya Thomas ke keduanya."Keluar ke mana, sih? Harusnya kalau malam-malam di rumah aja," kata ibunya."Harusnya sih gitu, Bu. Tapi ini penting banget," kata Thomas."Penting apa?" Kali ini ayahnya yang bertanya."Ada tugas. Lagian entar aku juga sama Rio. Sama si Sendy juga. Aku gak sendiri, kok."Ada keraguan di hati kedua orang tuanya untuk memberikan izin kepada sang anak. Tentu itu disebabkan oleh teror hantu yang akhir-akhir ini ada di kamp

  • Teror Hantu Janda Muda   Dugaan Pemerkosaan dan Pembunuhan

    "Rumit, sih. Kalau aku hubungkan dengan yang difilm-film, kayaknya Tante Marni ini diperkosa seseorang. Mungkin sampai hamil. Lalu setelah mengetahui bahwa dirinya hamil, dia jadi malu dan memutuskan untuk pergi dari kampung sini," ucap Thomas."Terus soal teror hantu itu?""Kurasa itu emang hantunya Tante Marni. Ini mungkin, ya. Mungkin ketika perjalanan pergi, si pelaku itu membunuh Tante Marni dan membuangnya di suatu tempat yang kita tidak tahu di mana. Makanya itu arwahnya jadi tidak tenang dan menghantui kampung ini.""Nah, sekarang yang jadi pertanyaan, kenapa yang dihantui kampung ini. Maksudku, kenapa dia gak menghantui orang yang udah memerkosa dia?" tanya Nana.Thomas tersenyum meremehkan. Ia sudah menebak dari awal kalau bakalan ada yang bertanya seperti itu, dan ternyata benar, Nana bertanya seperti yang ia pikirkan."Itulah alasan kenapa aku tidak ingin siapapun tahu tentang penemuan test pack itu, tak terkecuali juga Pak RT. Hantu Tante Marni meneror kampung ini, kemung

  • Teror Hantu Janda Muda   Test Pack

    Wajah makhluk itu tak nampak karena tertutup oleh rambut panjangnya. Namun tetap saja terlihat sangat menyeramkan.Thomas mengembalikan pensil alis itu ke tempat semula. Setelah itu ia memutuskan untuk mencari sesuatu yang lain. Di saat yang bersamaan, sosok hantu menyeramkan itu juga sudah menghilang dari sana."Ah, apa Tante Marni tidak meninggalkan sesuatu yang lain soal kepergiannya?" tanya Thomas pada dirinya sendiri.Ia mengembuskan napas pelan. Entah kenapa ia merasa bahwa penyelidikan ini pasti akan berakhir dengan sebuah kegagalan. Itu yang ada di pikiran Thomas saat ini.Thomas terus mencari sesuatu yang berada di kamar itu. Ia benar-benar mengesampingkan rasa takutnya, atau bahkan bisa dibilang menghilangkan rasa takutnya itu. Berada di dalam kamar yang gelap dan sepi tanpa ditemani oleh siapapun. Jelas itu terasa seperti uji nyali baginya. Namun ia seolah tak peduli dengan itu semua. Misinya jauh lebih penting daripada rasa takutnya."Seandainya aku punya indera ke-enam. A

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status