Home / Horor / Teror Indekos Bekas Bunuh Diri / Bab 11: Ada apa sebenarnya?

Share

Bab 11: Ada apa sebenarnya?

Author: HyFaa
last update Last Updated: 2024-10-13 10:59:22
Benar saja apa yang dikatakan oleh Dinda, karena ketika ia nekat untuk membuka gorden indekos kamarnya, justru ia mendapati wajah pucat yang menyeramkan, hanya dipisahkan oleh kaca jendela saja.

Saat itu juga Dinda langsung menutup gorden yang masih berada di genggaman tangannya itu. Dinda terduduk lemas, ia menetralkan degup jantung yang saat itu benar-benar sudah tidak karuan.

Amel yang sedari tadi hanya mengamati gerak-gerik Dinda, sudah dapat menebak jika di depan indekos temannya itu masih ada hantu tersebut.

Rasa takut yang juga menyelimuti diri Amel sedari tadi membuatnya tidak memiliki keberanian untuk mendekat ke arah Dinda.

Dua orang perempuan yang tengah berada dalam satu ruangan, kini sibuk dengan diri masing-masing.

"Kenapa juga sih semuanya seperti ini?" gumam Dinda, dengan suara yang bergetar lirih, tetapi Amel masih dapat mendengar apa yang dikeluhkan oleh sahabatnya tersebut.

"Din, kamu ke sini dong. Aku takut kalau kita jauh-jauhan kayak gini," pinta Amel, seraya meng
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Teror Indekos Bekas Bunuh Diri    Bab 13: Bingung

    Baru saja Dinda akan melangkahkan kakinya untuk keluar dari kamar, ponsel yang saat ini masih berada di genggaman tangannya berdering dan tentu saja tanpa membuang waktu, Dinda segera mengangkat panggilan tersebut.Panggilan dari sang kekasih, yang memang sedari tadi sudah ditunggu kabarnya oleh Dinda."Sayang, kenapa dari tadi aku hubungin kamu enggak bisa terus? Kamu lagi ada di mana sih?" tanya Dinda, dengan wajah yang menunjukkan raut muka sebal, meskipun tidak dapat terlihat oleh sang kekasih."Aku loh dari tadi ada di kosan kamu, muter-muter aku, Sayang nyari di mana kamar kamu, tapi enggak ketemu sama sekali," sahut Bayu, juga dengan raut wajah yang bingung.Pasalnya, saat ini ia sungguh-sungguh merasa bingung, Sedari tadi ia mengitari penjuru kos guna menemui sang kekasih yang berada di dalam kamar, tetapi tidak ada sama sekali."Ngomong apa sih, Sayang. Kok bisa enggak ketemu sama kamar aku.""Beneran sayang, sekarang aja aku deh yang keluar ya dari kamar, biar bisa ketemu sa

  • Teror Indekos Bekas Bunuh Diri    Bab 12: Kekecewaan

    Setelah mengatakan hal itu, hantu Lina langsung pergi begitu saja, membuat Dinda yang tadinya merasa takut, justru semakin penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi."Din, ke mana perginya hantu itu?" tanya Amel, yang langsung mendekat ke arah Dinda.Respon dari hanya gelengan kepala saja, seraya mengangkat kedua bahu, pertanda jika dirinya tidak tahu ke mana perginya Lina."Ya udah, yuk sekarang kita bawa barang-barang kamu ke depan dan sementara kamu ke kosan aku aja dulu," ajak Amel, tetapi langsung dijawab gelengan kepala oleh Dinda."Kayaknya aku milih tetap di sini aja deh, Mel, aku rasa ada sesuatu yang harus aku cari tahu kebenarannya bagaimana," ucap Dinda, membuat Amel langsung mengerutkan kening, heran.Amel menatap kedua mata Dinda dengan cukup serius, mencari jawaban dari ucapan Dinda tadi. "Kenapa, Mel? Kamu ngira kalau aku bercanda?"Amel mengangguk. "Aku beneran, mau di sini aja. Aku mau cari tahu apa yang terjadi di sini, sampai-sampai Lina bisa mengakhiri hidupn

  • Teror Indekos Bekas Bunuh Diri    Bab 11: Ada apa sebenarnya?

    Benar saja apa yang dikatakan oleh Dinda, karena ketika ia nekat untuk membuka gorden indekos kamarnya, justru ia mendapati wajah pucat yang menyeramkan, hanya dipisahkan oleh kaca jendela saja.Saat itu juga Dinda langsung menutup gorden yang masih berada di genggaman tangannya itu. Dinda terduduk lemas, ia menetralkan degup jantung yang saat itu benar-benar sudah tidak karuan.Amel yang sedari tadi hanya mengamati gerak-gerik Dinda, sudah dapat menebak jika di depan indekos temannya itu masih ada hantu tersebut.Rasa takut yang juga menyelimuti diri Amel sedari tadi membuatnya tidak memiliki keberanian untuk mendekat ke arah Dinda.Dua orang perempuan yang tengah berada dalam satu ruangan, kini sibuk dengan diri masing-masing."Kenapa juga sih semuanya seperti ini?" gumam Dinda, dengan suara yang bergetar lirih, tetapi Amel masih dapat mendengar apa yang dikeluhkan oleh sahabatnya tersebut."Din, kamu ke sini dong. Aku takut kalau kita jauh-jauhan kayak gini," pinta Amel, seraya meng

  • Teror Indekos Bekas Bunuh Diri    Bab 10: Panik

    Bayu panik, ia bingung dengan apa yang harus ia lakukan saat ini. Terlebih lagi, sambungan telepon dari kekasihnya itu seketika terputus begitu saja.Tak ingin membuang waktu lebih banyak lagi, segera saja Bayu keluar dari dalam kamar tidurnya dan bersiap-siap untuk pergi menuju indekos kediaman Dinda.Perasaannya campur aduk, berharap jika saat ini kekasihnya baik-baik saja. Mengendarai kendaraan pun tanpa kendali, sebab yang ada di dalam pikirannya saat ini hanya ingin segera tiba saja."Sayang, tunggu sebentar ya, aku akan segera tiba di sana," gumam Bayu, seraya terus melafalkan lafadz Allah. Memohon perlindungan untuk sang kekasih, yang bahkan dirinya saja tidak tahu bagaimana kabarnya saat ini.Sedangkan, di tempat yang lain, Dinda dan Amel harus merasakan keadaan yang sangat mencekam. Rasa takut harus mereka berdua lawan."Tidak perlu takut dengan bangsa jin, sebab kedudukan manusia itu lebih tinggi. Terus lah ingat Allah, minta perlindungan padaNya, insyaAllah kamu akan baik-b

  • Teror Indekos Bekas Bunuh Diri    Bab 9: Di Luar Nalar

    "Tahan dulu sebentar, kita tunggu di dalam kamar sini aja sambil aku juga nyoba buat nyari bantuan," ucap Dinda, masih berusaha tetap tenang.Karena memang rasa percaya yang dimiliki oleh Dinda cukup besar, sehingga membuat perempuan tersebut memiliki keberanian yang lebih. Ia berpikir, jika sedari tadi dirinya hanya berdiri saja, itu sama saja akan membuang tenaga dengan sangat sia-sia. Sehingga, Dinda segera menuntun telapak tangan milik Amel, supaya duduk di atas tempat tidurnya. Namun, reaksi Amel justru di luar dugaan. Ia justru berkata, "Tapi, Din, aku takut kalau harus duduk di situ. Apalagi posisinya deket banget sama pintu keluar.""Amel, percaya sama aku deh, enggak bakalan ada apa-apa. Kalau pun ada sesuatu yang nanti terjadi, pasti yang bakalan kena itu aku dulu, kan dari tadi juga yang dipanggil namanya, nama aku." Dinda benar-benar berusaha untuk membuat temannya percaya dengan apa yang ia katakan. Sebenarnya sudah ada rasa tenang di dalam hati Amel, tetapi tentu saja

  • Teror Indekos Bekas Bunuh Diri    Bab 8: Kebingungan

    Amel mulai ciut, rasa takut sudah menyelimuti. Ingin rasanya ia hanya menunggu di luar saja, tetapi di luar pun tetap saja ada rasa takut."Semuanya udah milih buat pindah mungkin, Mel. Ayok lah, kita ke kamar aku aja." Dinda bergegas melangkahkan kaki untuk menuju ke kamar dan membereskan semua barang-barang miliknya. Tak ada kejanggalan apa pun, hanya hawa bangunan saja yang menjadi tak biasa. Seakan-akan bangunan indekos itu sudah lama tidak berpenghuni. Tidak begitu jauh kamar milik Dinda, sesampainya di depan kamar, segera saja membuka pintu dan masuk ke dalam kamar tersebut. Dinyalakannya lampu kamar, serta jendela pun dibuka. Hal itu bertujuan supaya ada udara yang masuk dan kamar tidak lagi pengap, tetapi alangkah terkejutnya kala pintu kamar tiba-tiba saja tertutup sendiri. Amel yang sedari tadi hanya mengamati kamar saja dan berdiri tak jauh dari arah pintu pun langsung merasa ketakutan, berlari mendekat ke arah Dinda dan memeluk sangat erat. Tak hanya Amel saja yang ta

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status