Share

193. Jawaban Jujur Devina

Penulis: A mum to be
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-15 14:07:07

Pertanyaan itu menggantung di udara, menabrak dinding ruangan yang sunyi.

Devina terpaku, pupil matanya membesar, seakan tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.

Di luar, hiruk-pikuk restoran tetap ramai. Denting gelas, tawa pengunjung, dan gesekan alat musik live akustik menyatu membentuk riuh rendah yang biasanya menenangkan. Namun di dalam ruang privat itu, dunia seakan berhenti berputar. Suara-suara dari luar hanya menjadi gema jauh, samar, tidak mampu menembus tebalnya atmosfer tegang di antara mereka.

Devina merasakan udara mendadak menipis. Jemarinya yang semula sibuk merapikan tas di pangkuan langsung membeku. Pertanyaan Gian bergema di kepalanya, berulang-ulang, seperti palu yang mengetuk jantungnya.

“G-Gian… apa maksudmu?” suaranya bergetar, nyaris tak terdengar.

Gian mencondongkan tubuh, tatapannya menusuk tajam. Ia tidak mengedip, seolah ingin menelanjangi isi hati Devina. “Aku ingin tahu alasanmu sebe

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Terpaksa Jadi Mempelai Pengganti di Pernikahan Kakakku   202. Rindu Setengah Mati

    Nyonya Lestari terdiam sebentar. Otaknya berpikir cepat, mencari celah untuk membantah, tetapi rasanya sulit. Anak laki-lakinya itu berdiri dengan tatapan begitu penuh harapan, seolah tidak ada satu pun kata yang bisa mengusik keyakinannya."Apa kau yakin?" tanyanya akhirnya, suaranya nyaris hanya bisikan.Gian mengangguk mantap. Sorot matanya tidak goyah sedikit pun. Ada dingin yang menusuk, tapi juga keyakinan membara di baliknya.Ibunya itu mengernyit, menimbang lagi. "Apa tidak sebaiknya kau bicarakan dulu dengan Aurelia? Apalagi tentang hubunganmu dengan—""Aku yakin, Bu." Gian memotong tanpa keraguan. Nada suaranya tegas, seolah tak memberi ruang untuk sang ibu menambahkan apapun. "Dia pernah bilang agar aku tidak menemuinya. Aku tidak melanggar itu. Aku ke sana memang karena ada urusan pekerjaan. Dan soal Devina..."

  • Terpaksa Jadi Mempelai Pengganti di Pernikahan Kakakku   201. Rebut Saja Dia!

    “Diamlah, Jer! Itu bukan urusanmu.”Nada tajam keluar dari bibir Baskara. Matanya menyipit, penuh ketegasan yang tak bisa ditawar. Tatapannya menusuk Jeremy yang berdiri congkak di hadapannya. Namun, begitu pandangan itu sempat beralih ke arah Aurelia dan Caca, sorotnya berubah seketika. Ada kelembutan yang muncul begitu saja, seolah dua sosok di hadapannya itu terlalu rapuh untuk disentuh oleh komentar sinis yang baru saja dilemparkan.Jeremy justru tertawa kecil, terbahak pelan dengan nada mengejek. Suara tawanya bergema samar di ruang keberangkatan bandara yang penuh dengan hiruk-pikuk orang berlalu-lalang. “Ayolah, Bas! Kau itu bisa melakukan apa saja. Kalau kau mau, rebut saja dia dari penerus Mahesa Group yang masih ingusan itu.”Baskara terdiam, menahan emosi yang nyaris meluap. Rahangnya mengeras, gigi terkatup rapat. Ia tahu Jeremy memang senang menguji kesabaran, suka menyinggung hal-hal pribadi hanya demi melihat reaksinya. Tap

  • Terpaksa Jadi Mempelai Pengganti di Pernikahan Kakakku   200. Apa Dia Orangnya?

    Baskara berdiri di depan jendela apartemennya, menatap cahaya pagi Melbourne yang lembut menembus tirai tipis. Udara sejuk menguar, membawa aroma roti panggang dari dapur. Senyum merekah di bibirnya ketika langkah kecil terdengar mendekat.“Papa…” suara itu lirih, manja, khas seorang anak baru bangun tidur.Baskara menoleh. Caca, dengan rambut sedikit berantakan dan mata setengah terpejam, berjalan sambil menyeret boneka kelincinya. Pemandangan itu membuat hatinya menghangat.“Good morning, Princess-nya Papa,” ucap Baskara lembut. Ia mendekat, mengangkat tubuh mungil itu, lalu menempelkannya ke dadanya. “Apa tidurmu nyenyak, hmm?”Caca mengangguk kecil, masih malas-malasan. “Tapi …aku lapar.”“Baiklah. Ayo kita sarapan, Sayang.”Mereka pun menuju meja makan. Di atas meja sudah tersaji sandwich sederhana yang Baskara buat sebelum Caca terbangun—isi telur, selada,

  • Terpaksa Jadi Mempelai Pengganti di Pernikahan Kakakku   199. Jangan Salah Paham

    “Ca?”Aurelia memanggil pelan, tubuhnya masih setengah keluar dari mobil. Suaranya nyaris bergetar, seolah tidak yakin dengan apa yang baru saja didengarnya. Ia menoleh lebih dekat ke kursi belakang, matanya berusaha menembus kegelapan samar di balik cahaya lampu jalan.Jantungnya berdentum kencang, seperti dipukul dari dalam.Di sana, Caca tetap terlelap, wajah mungilnya damai. Namun bibir kecil itu baru saja bergumam sebuah kata yang menusuk relung hati Aurelia, kata yang tak pernah ia duga akan keluar dari mulut bocah itu—“Mama.” Bahkan kini, dalam tidurnya, Caca kembali bergumam samar. Ocehan tak jelas yang lebih mirip percakapan setengah sadar, seakan ia sedang melanjutkan mimpi indah yang hanya ia sendiri yang tahu.Aurelia terdiam. Dadanya sesak, napasnya berat. Baru setelah beberapa detik ia berusaha menarik napas panjang, menenangkan dirinya yang terguncang. Ia sadar Caca sedang mengigau, tapi tetap saja, kata itu be

  • Terpaksa Jadi Mempelai Pengganti di Pernikahan Kakakku   198. Aku Hanya Ikut-Ikutan

    “Padahal aku masih kangen sama Kak Lia,” rengek Caca manja, wajahnya mengerucut seperti kue mochi yang dipencet. Matanya bulat bersinar terkena pantulan lampu jalanan, sementara tangannya tak henti-hentinya meraih lengan Aurelia yang duduk di sampingnya di kursi penumpang belakang.Aurelia tersenyum lembut, menepuk pelan rambut halus gadis kecil itu. “Besok kan kita ketemuan lagi, Sayang. Sekarang sudah malam loh, Caca butuh istirahat biar besok segar kembali.”Namun, alih-alih mereda, Caca justru makin mengerucutkan bibirnya, matanya berkedip cepat seakan menahan air yang ingin menggenang.“Kalau mau, kamu boleh menginap dengan Kak Aurelia-mu. Kita bisa ke hotel,” celetuk Baskara dari kursi kemudi. Nada suaranya terdengar ringan, seolah hanya memberi pilihan sederhana, tapi sorot matanya sempat menajam lewat pantulan kaca spion, mengamati reaksi Aurelia.Seketika Aurelia membelalak. “Eh?” suara kecil itu lo

  • Terpaksa Jadi Mempelai Pengganti di Pernikahan Kakakku   197. Jalan Bertiga

    Kata-kata itu meluncur begitu saja, ringan dari mulut seorang murid kelas 1 SD. Namun bagi Aurelia, kalimat itu bagai petir yang menyambar di ruang rapat yang tenang. Nafasnya tercekat, senyum di bibirnya mendadak kaku.Sementara itu, Baskara yang masih fokus pada file di meja, belum menyadari betapa pertanyaan putrinya baru saja mengguncang batin Aurelia.Hingga kemudian suara notifikasi ponsel kembali mengusik Aurelia saat ia masih bersama Caca. Layar menyala, memperlihatkan nama yang membuat jantungnya berdetak lebih cepat. Gian.Bukan sekadar pesan biasa, melainkan pap yang dikirimnya. Foto Gian tengah duduk di ruang rapat, setelan jasnya rapi dengan wajah serius namun tetap menyempatkan diri tersenyum kecil ke arah kamera. Di sebelahnya, tampak jelas sosok Rafi yang sibuk membolak-balik dokumen. Tepat di bawah foto itu, Gian menuliskan caption singkat namun sarat rindu:[I miss you so much. Lagi apa, Say

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status