"Kau harus menyembuhkan diriku. Bangkitkan kepercayaan diriku."Aurelia membeku di tempatnya, sedangkan Gian dengan gerakan cepat sudah memangkas jarak di antara mereka. Membuat gadis yang rambutnya dicepol asal itu spontan berbalik badan."A-aku bukan wanita nakal," katanya gugup, tubuhnya sedikit menjauh, tangan refleks melindungi dada."Aku tahu," sambar Gian cepat. "Kau adalah istriku, Aurelia."Gian mengatakannya tepat di telinga kiri sang istri, membuat wanita cantik tersebut meringis sembari bergidik ngeri. Suara itu begitu dekat, begitu rendah, namun mampu mengiris kulit batinnya. Sentuhan napas pria itu menelusup ke kulit lehernya, menimbulkan sensasi aneh yang tak bisa dijelaskan.Aurelia kembali menatap Gian. Ia ingin marah, ingin mundur dan menolak semua ini. Tapi lidahnya kelu, tubuhnya membeku oleh campuran emosi yang tak ia mengerti. Gian hanya menatapnya, tak melakukan lebih, namun tatapan itu membuat dadanya sesak.Keesokan harinya Aurelia berteriak histeris saat memb
Last Updated : 2025-07-05 Read more