Home / Romansa / Terpaksa Menikah dengan Tuan Dirga / Malam Kelabu Bersama Tuan Dirga

Share

Malam Kelabu Bersama Tuan Dirga

Author: Rieyaz Muyas
last update Last Updated: 2024-10-23 14:27:58

 "Aku tidak menginginkan pernikahan ini, jangan pernah berpikir bahwa aku akan menganggapmu sebagai istriku"

 "Akupun tidak pernah berkeinginan menjadi istrimu."

Alia bergegas membersihkan dirinya dikamar mandi. Dia membenamkan diri kedalam Bathtub, sambil memikirkan apa yang harus dia lakukan setelah ini.

 "Apakah aku harus melakukannya sekarang?"

Dia cepat-cepat menepis semua pikirannya saat ini. Yang harus dia lakukan saat ini adalah menyelsaikan kewajibannya sesegera mungkin agar dia dapat terbebas dari pernikahan tersebut. 

Alia mengenakan piyamanya yang sudah disediakan dan berjalan perlahan. Siapa sangka pemandangan yang ada didepan maatnya sungguh menyilaukan matanya. Sebuah dada yang bidang dengan otot perut yang berjajar rapi serta lengan yang penuh dengan otot, wajah yang tampan dan maskulin, sungguh menggetarkan hati Alia, membuat jantungnya semakin berdetak kencang.

 "Apa yang kamu lihat?"

Alia mengedarkan pandnagan matanya kesana kemari, dia tidak ingin Dirga menyadari bahwa dia menikmati tubuh Dirga sesaat.

 "Aku..aku tidak melihat apapun. Lagian apa yang kamu lakukan di kamarku? tidak pakai baju lagi, sungguh dimana letak sopan santumu tuan Dirga"

Dirga mengernyitkan dahinya mendengar ucapan Alia tersebut. Dia berjalan menghampiri Alia dan meremas pundaknya, serta menatap Alia dengan tatapan tajamnya.

 "Kamarmu? apakah kamu lupa dengan posisimu saat ini?"

 "Aduh! aku lupa kalau sekarang kami sedang berada dikamar hotel?" gumam Alia seraya menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

 "Lantas, apa yang kamu lakukan sekarang? memakai piyama yang begitu tipis, apa kamu berniat menggodaku?"

 "Jaga bicaramu!"

 "Kamu sudah tidar sabar ya? ingin segera aku puaskan? bukankah wanita sepertimu yang mudah tergoda dengan tawaran menggiurkan sangat suka untuk dipuaskan?"

 "Aku peringatkan sekali lagi, jaga bicaramu!"

 "Sungguh ikan kecil yang sok jual mahal. Sanagt munafik!"

Dirga menarik paksa piyama Alia sehingga kancing piyama tersebut terlepas dan berhamburan dilantai sehingga bagian depan tubuh Alia terekspos seluruhnya. Dua buah gunung kembar yang padat dan sintal terlihat menyembul dari balik wadahnya. Pemandangan tersebut membuat gairah Dirga terbakar dan bersiap untuk mendaratkan sebuah ciuman dibibir Alia.

Plaaaak..!!!!

Sebuah tamparan mendarat di pipi Dirga dengan sangat keras. Alia mendorong tubuh Dirga menjauh dan menangkupkan piyamanya yang sempat terbuka, bulir-bulir air mata mengalir dipipinya perlahan. Dirga tersenyum kecut melihat tingkah Alia tersebut, kemudian berbalik meuju balkon dan menyalakan sebatang rokok.

 "Aku tidak akan menyentuhmu sampai kamu sendiri yang mengizinkannya. Kamu beristirahatlah, aku akan keluar mencari udara segar." ucap Dirga sambil menyambar kemejanya dan berlalu pergi meninggalkan ruangan itu.

Alia terduduk lemas dan menangisi dirinya sendiri.

 "Apa yang barusan aku lakukan? kenapa aku menamparnya? bukankah aku seharusnya berdiam diri dan menahannya saja? bodoh sekali kamu, Alia. bukankah kamu ingin segera mengakhiri semua ini?"

Untuk beberapa saat dia menyesali tindakannya barusan, namun dia tidak ingin terliaht bodoh dimalam pernikahannya ini. Dia segera bangkit dan mengganti piyamanya dengan sebuah mini dress dan merias wajahnya.

 "Kenapa aku harus berdiam diri di kamar ini sendirian, aku juga butuh udara segar, kamar ini terasa begitu sesak. Aku akan kembali tengah malam nanti saat dia sudah tidur."

Alia meminta sahabatnya, Baby untuk menemaninya malam ini. Kejadian yang barusan dia alami membuatnya sangat terkejut dan dia ingin menenangkan diri sejenak.

tidak menunggu waktu lama, Baby sudah menanti kedatangan Alia didepan pintu hotel dengan mobilnya. Mereka berdua menuju sebuah kafe yang terletak tidak jauh dari hotel tersebut.

 "Apa tidak masalah kamu kelaur dimalam pernikahanmu?" tanya Baby.

 "Tidak masalah, dia juga tidak ada disana saat ini."

 "Dia mencampakkanmu dimalam pertama kalian?"

 "Bukan seperti itu, dia berjanji tidak akan menyentuhku selama aku tidak mengizinkannya. Jadi, mungkin dia akan kembali saat aku tidur nanti."

 "Apakah ucapannya dapat dipercaya?"

 "Dia lelaki yang terhormat dan disegani, pastinya dia tidak akan sembarangan mengucapkan janji.

 "Aku harap juga begitu."

 "Kamu tenang saja, aku tidak akan semudah itu merelakan keperawananku dengan orang asing yang baru aku nikahi."

Baby tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan sahabatnya itu. Merekapun mengobrol dengan santai sampai lupa waktu.

Baby mengantar Alia kembali kehotelnya dan berpisah dengannya segera.

 "Jangan lupa, besok kita ujian kelulusan."

 " Baiklah, hati-hati dijalan ya, bye."

Alia kembali kekamar hotelnya. Dia membuka pintu dengan perlahan dan menyalakan lampu.

 "Sepertinya dia belum kembali, lebih baik aku tidur duluan saja."

Alia meletakkan tasnya di atas nakas dan bersiap untuk berganti pakaian.

Braaakk...!!!

Alia tersentak mendengar suara pintu yang tertutup dengan keras. Dia terkejut mendapati Dirga yang sudah berdiri di belakangnya. Dia membalikkan tubuhnya dengan perlahan, menatap wajah Dirga yang terlihat memerah seperti orang yang sedang dalam pengaruh alkohol.

 "Wanita mana ini berani sekali masuk kamar orang tanpa izin?!"

Alia mencium bau alkohol dari mulut Dirga, sepertinya dia mabuk.

 "Kamu mabuk?" tanya Alia.

 "Aku? mabuk? kamu ingin tahu aku mabuk apa tidak?"

Bibir Dirga mendarat dengan paksa di bibir lembut Alia. Alia sangat terkejut, dia mendorong Dirga sekuat tenaga.

 "Lancang sekali kamu! Berengsek?" hardik Alia.

 "Aku berengsek? hahahaha...malam ini kamu adalah milikku!"

 "Sadarlah Dirga!"

Dirga mencengkram pundak Alia dengan keras, mendorongnya ke tembok dan mendaratkan ciuman di bibir Alia yang lembut, melumatnya dengan paksa. Alia berusaha mendorongnya namun Dirga melingkarkan tangannya kirinya dipinggang Alia dan menahan kepala Alia dengan tangan kanannya. Dirga melumat habis bibir mungil Alia dan memainkan lidahnya disana, membuat Alia kesulitan bernapas. Ciuman Dirgapun mulai turun keleher jenjang Alia. Alia tetap berusaha untuk memberontak sebisanya namun dia hanya bisa pasrah karena tangan kanan Dirga menutup mulutnya, membuatnya sulit untuk berteriak. 

Selesai menikmati leher jenjang Alia, Dirga menatap wajah cantik Alia dengan tatapan penuh gairah. Alia membalas tatapan itu dengan tatapan penuh kebencian.

 "Ingatlah kamu sudah berjanji untuk tidak menyentuhku selama aku tidak mengizinkannya!" ucap Alia.

 "Hahahaha, kamu sungguh naif!"

Dirga mengangkat tubuh mungil Alia dengan paksa dan membantingnya diatas kasur, kemudian menimpa tubuh Alia, menahan kedua tangan Alia dengan lututnya.

 "Bukankah kamu sangat menikmatinya?!"

"Bajingan! lepaskan aku! kamu sudah berjanji kepadaku. Sungguh hinanya dirimu jika mengingkari janjimu!"

"Wanita seperrtimu tidak layak mendapatkan janjiku!"

Dirga merobek paksa bagian depan mini dress Alia. Alia berteriak sekencang mungkin dan berusaha melepaskan diri, namun tenaga Dirga jauh lebih kuat darinya. Dirga mengangkat kedua tangan Alia dan menahannya diatas kepala Alia, kemudian dia mulai menikmati gunung kembar Alia, mengecupnya dengan perlahan.

 "Aku akan melakukannya dengan sangat lembut."

 "Bajingan kamu!"

Dirga mengeluarkannya dari wadahnya kemudian meremasnya perlahan, lalu memainkannya dengan lidahnya. Alia hanya dapat menitiskan air matanya sambil menahan tangis karena merasa harga dirinya telah direnggut. Tangan Dirga sudah mulai nakal, dia mulai menjamah area sensitif Alia dan memainkan jemarinya disana ambil tetap menikmati gunung Alia.

 "Sungguh munafik, mulutmu menolak tapi tubuhmu sangat menikmatinya. Rasakanlah, pasti sudah lama tidak ada lelaki yang menyentuhmu."

Air mata Alia sudah tidak ada artinya lagi, dia sudah tidak dapat melakukan apapun.

 "Kita selesaikan saja. Aku tahu kamu sudah tidak sabar."

Dirga mulai memasukkan miliknya dengan sangat kasar, dia yakin bahwa ini bukan kali pertama Alia melakukannya. Alia merasakan rasa sakit yang luar biasa saat Dirga masuk dengan paksa, dia menjerit sekerasnya. Dirag kembali mendorong miliknya dengan paksa dan Alia semakin merasakan rasa sakit itu.

 "Kenapa ini terasa seperti tidak biasa?" tanya Dirga dalam hati,

Dia menatap wajah Alia yang terlihat sangat kesakitan.

 "Apakah ini kali pertamamu?"

Alia hanya mengangguk mendengar pertanyaan Dirga tersebut.

Dirga tercengang dengan jawaban Alai tersebut, tidak menyangka bahwa Alia masih perawan diusianya tersebut. Dirga menatapa Alia yang terus menetesakn air mata, kemudian membelai rambutnya.

 "Aku akan melakukannya dengan lembut dan perlahan."

Dirga kembali melanjutkan aksinya, mendorong dan menariknya dnegan perlahan. Pandangan mata Alia seketika buram dan semua menjadi hitam seketika.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terpaksa Menikah dengan Tuan Dirga   Uang Adalah Budak Cinta

    "Apakah Nona Alia sudah kehilangan kasih sayang Tuan Dirga?" "Apa maksud kamu?" "Pagi ini, aku melihat Alia berangkat kerja menggunakan taksi, tidak lagi menggunakan mobil mewah seperti sebelumnya."Suara karyawan yang tengah membicarakannya terdengar samar-samar dari ruang kerja Alia. "Mereka seperti tidak ada pekerjaan lain saja." Gumam Alia sendiri.Kalau bukan karena Megan dengan sengaja menggores mobilnya kemarin, tentu saja hari ini dia tidak perlu menggunakan taksi untuk sampai kekantor. Masa perbaikan mobilnya memerlukan beberapa hari pengerjaan karena goresan yang Megan tinggalkan cukup dalam. Di rumahnya hanya ada mobilnya dan mobil milik Dirga. Mobil Dirga tentu saja sedang Dirga gunakan untuk perjalanan bisnisnya.Alia memperhatikan ponselnya beberapa kali dan kemudian meletakkan kembali tanpa melakukan apapun. "Apa aku hubungi Dirga aja ya? Minta dia beliin mobil baru. Tapi, apa pantas?"Alia bergelut sendiri dengan pikiran dan batinnya sendiri, rasa gengsi menyelimu

  • Terpaksa Menikah dengan Tuan Dirga   Daisy Merah

    " Nona, ada seseorang yang mengirimkan bunga untukmu?" "Bunga?" "Iya" "Siapa pengirimnya?" "Tidak ada kartu nama dan ucapannya, Nona." "Mungkinkah Dirga?"Alia bertanya-tanya dalam hati siapa yang mengiriminya bunga setiap hari selama dia di rumah sakit. Dia selalu menerima kiriman bunga Daysi Merah setiap pagi, namun tidak pernah dicantumkan nama pengirimnya. "Good Morning" Ucap Dirga yang baru saja muncul dari balik pintu ruang perawatan Alia. "Kamu kenapa kemari?" tanya Alia "Aku menjemputmu. Kata Dokter hari ini kamu sudah boleh pulang." "Aku bisa pulang sendiri." "Ayolah, aku sudah cukp merasa bersalah beberapa hari ini tidak datang menjengukmu." "Kamu tahu kamu salah?" "Maafkan aku. Kamu sebut saja apa yang kamu inginkan, aku akan memberikannya." "Tidak perlu. Aku tidak menginginkan apapun. Aku akan berkemas terlebih dahulu." "Baiklah, aku akan menunggumu dengan sabar."Alia mengemasi barang-barangnya kedalam tas untuk bersiap meninggalkan rumah sakit. "Siapa yang

  • Terpaksa Menikah dengan Tuan Dirga   Retakan Kecil

    Berita itu menyebar begitu cepat bagaikan air yang mengalir begitu deras. Bagaimana tidak, adegan saat Megan menganiaya Alia itu disaksikan oleh hampir setengah karyawan perusahaan Dirga. Terlebih lagi pada saat itu Dirga sedang membawa kliennya menuju ruangannya karena Alia tidak datang membawakan kontrak kerja sama. Hal itu benar-benar menjatuhkan harga diri Dirga, karena bagaimanapun juga publik sudah mengetahui hubungan mereka bertiga. Kejadian itu juga membuat perusahaan Dirga kehilangan kerja sama bernilai jutaan Dolar. "Apakah kamu sudah kehilangan akal sehatmu?!"Ekpresi wajah Dirga menunjukkan amarah yang begitu mendalam terhadap Megan. "Apa kamu sudah tidak waras?!" tanya Dirga kembali. "Dia yang memprovokasiku terlebih dulu! Kenapa kamu melampiaskan emosimu padaku?!" "Kau dengar baik-baik! Kau tidak seharusnya melakukan itu kepadanya tepat dikantorku!" "Siapa suruh jalang sialan itu membuatmu tidak hadir pada malam penting kita!" "Megan!!!!"PLAAAAKK..!!!!Sebuah tamp

  • Terpaksa Menikah dengan Tuan Dirga   Aku Suka Aroma Tubuhmu

    "Apakah begitu nyaman berada dipelukan mantan kekasihmu?"Alia yang baru saja membuka pintu rumahnya terkejut mendapati Dirga yang sudah duduk dan menatapnya dengan tatapan tajam. "Kamu mengejutkanku!" ucap Alia seraya duduk di sofa tepat dihadapan Dirga. "Apakah kamu sangat menikmatinya?"Alia membulatkan matanya menatap Dirga penuh keheranan. "Apakah dia memata-mataiku?" gumam Alia dalam hati. "Apa maksdumu?" tanya Alia dengan ekpresi sedikit bingung.. "Jangan kamu kira aku tidak tahu semua perbuatanmu di luar sana." "Kamu memata-mataiku?" "Ingatlah kamu milik siapa!"Alia membelalakkan matanya. Dia sangat tidak menyukai sifat Dirga ketika marah. Alia bersiap meninggalkan Dirga. Dia tidak ingin melihat amarah Dirga semakin memuncak. "Tidak ada seorangpun yang boleh menyentuhmu kecuali aku, Alia!"Dirga menarik tangan Alia dan mencengkram leher Alia dengan kuat serta menghentakkannya di dinding. "Sakit." rintih Alia sambil memegang lengan Dirga. "Kamu tidak bisa pergi begi

  • Terpaksa Menikah dengan Tuan Dirga   Harga yang Harus Dibayar

    "Beginikah caramu bersaing denganku?"Alia terlihat sangat marah saatbmenghampiri Megan di kantornya. Kenapa tidak, dia tidak menyangka bahwa Megan akan menggunakan cara yang sangat kotor. "Apakah kamu sudah lupa? Aku yang menyelamatkan keluargamu dari kebangkrutan, aku juga dapat mengembalikannya dalam keadaan yang sama seperti sebelumnya." ucap Megan dengan angkuhnya. "Apa yang kamu inginkan?" "Sudah jelaskan! Menjauhlah dari Dirga! Kamu sangat tidak layak berada disisinya." "Apakah kamu pikir kamu sendiri layak? Bagaimana reaksi Dirga jika dia tahu kamu melakukan hal seperti ini hanya untuk menjatuhkanku?" "Hahahaha...Apakah kamu bodoh Alia? Dirga ini seorang pebisnis. Dia tidak akan pernah mencampur aduk urusan pribadi dengan urusan pekerjaan. Perusahaan keluargamu dibawah naungan keluargaku dan itu bukan hak Dirga untuk mencampurinya. Lebih baik kamu sadar posisimu! Seberapa keras kamu bersaing denganku, selamanya kamu akan tetap berada dibawahku! Ingat itu!"Alia meninggal

  • Terpaksa Menikah dengan Tuan Dirga   Pesta Keluarga Aliando

    Alia memperhatikan beberapa tamu yang hadir malam itu, dan tidak ada satupun yang dia kenal. Dia berdiri sedikit menjauh dari keramaian, dia tidak begitu nyaman dengan suasana pesta itu. "Pesta orang-orang kaya ternyata begitu membosankan."Pandangan mata Alia tertuju pada sesaorang yang baru saja tiba di pesta itu bersama seorang wanita yang menggandneg tangannya. "Dirga dan megan?" tanya Alia dalam hati.Terlihat Dirga yang tengah sibuk melayani orang-orang yang menyapanya satu persatu. Namun, tatapan mata mereka tiba-tiba bertemu. Alia cepat-cepat memalingkan wajahnya, kemudian menatap kembali ke arah Dirga yang tersenyum nakal meliahat kearahnya kemudian kembali berbincang-bincang dengan tamu yang hadir malam itu.Penampilan Alia yang begitu anggun dengan paras yang cantik membuat beberapa tamu yang hadir meliriknya sesekali. Apalagi Alia berdiri sendiri tanpa sesorangpun yang menemani. Kecantikan wajahnya dan keanggunannya membuat beberapa tamu yang datang malam itu terpesona da

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status