“Kau bertemu dengan Diana?”Chandra menatap Kendrick yang sedang menyeruput kopi di hadapannya, sahabatnya itu menggelengkan kepala.“Tidak. Aku malas bertemu dengannya jika bukan dipersidangan.”Chandra sangat mengerti, jika ia sedang dipoisisi Kendrick akan melakukan tindakan yang sama, tidak ingin bertemu dengan Diana.“Kau datang ke kantor polisi?” tanya Chandra, ditanggapi dengan bergumam dari Kendrick yang duduk santai di kursi kekuasaan.“Aku hanya mengantar Zaiden, karena Argantara sedang ada urusan ke luar kota. Zaiden bertemu dengan Diana, dan aku mengobrol dengan polisi disana,” jelas Kendrick, menatap Chandra yang sedang menatapnya.“Diana tidak melakukan kekerasan kepada Zaiden?”Kendrick menggelengkan kepala, “Diana memohon kepada Zaiden untuk Zaiden mencabut laporan, supaya dia bisa bebas.”“Masih bisa memohon? Tidak memiliki malu?” gerutu Chandra, ditanggapi dengan tertawa oleh Kendrick.“Diana sejak kapan memiliki urat malu? Dia mengatakan kepada Zaiden, tidak akan m
“Kau tidak tergoda dengan Diana, right?” Argantara menatap Zaiden yang menatapnya dengan sebelah alis yang terangkat. Mereka saat ini sedang berada di apartement milik Chandra, bersama dengan Kendrick. “Tidak, Kak Arga. Aku sudah lama juga tidak bertemu dengannya, mungkin sekitar satu bulan,” ujar Zaiden, diangguki oleh Argantara. Chandra menyimpan dua toples di meja, ia baru saja mengambilnya dari dapur. Memilih untuk duduk di sisi kanan Kendrick. “Jadwal sidang pertamamu itu besok, kan?” tanya Chandra, menatap Kendrick yang bergumam. “Besok siang,” jawab Kendrick, diangguki oleh Chandra. “Kau menjadi saksi, right?” tanyanya kepada Argantara. Argantara menganggukkan kepala, “Ya. Aku menjadi saksi dalam kasusmu dan Zaiden,” ujarnya dengan santai. Jangan bertanya ‘bagaimana perasaan Argantara saat ini’, karena jawabannya sangat bahagia. Argantara berhasil membuat Diana ditahan, dan wanita itu harus menghadapi dua kasus yang berbeda. “Kau benar-benar kejam,” celetuk Chandra, meng
“Tujuh tahun dan empat tahun? Jadi, sebelas tahun hukumannya?” Vindry menatap Kendrick yang duduk di sisi kanannya, dan sang suami menganggukkan kepala tanpa menoleh. “Ya, dia pantas mendapatkannya,” ucap Kendrick, menatap sang istri yang bergumam. Mereka berada di dalam ruang persidangan, dan keputusan hakim sudah ditetapkan. Pada persidangan saat ini, Zaiden sebagai pelapor dan Diana sebagai tersangka. Zaiden memenangkan persidangan pada pagi hari ini, Diana ditetapkan bersalah atas laporan yang dibuat oleh Zaiden dengan bukti yang valid. “TIDAK! AKU TIDAK BERSALAH! “ Vindry sedikit terkejut, ini bukan pertama kalinya ia mendengar Diana berteriak di ruang persidangan setelah hakim mengetuk palu. Kendrick merangkul Vindry, membantu istrinya untuk berdiri dan membawanya keluar. Tetapi belum sempat mereka melangkah, Diana kembali berteriak. “KENDRICK, INI SEMUA RENCANAMU UNTUK MENGHANCURKANKU, KAN?” “KAU MANUSIA TIDAK PUNYA HATI!” “ARGHH! LEPASKAN AKU! AKU TIDAK SALAH! AKU DIJ
“Miquera, kau dengar Mommy?” Vindry menatap anak perempuannya yang bernama Miquera Milo Yumna, dan Miquera hanya terdiam dengan pandangan menunduk. “Terus, Mom. Miquera memang susah sekali diberitahu, kalau sudah kejadian saja baru menangis meraung-raung,” timpal anak laki-laki mengenakan T-shirt berwarna hitam dan celana selutut, Miqueza Milo Intezar. “Abang diam,” tegas Kendrick tanpa membentak, ia menatap Miqueza yang mengulum bibir di sisi kirinya. Vindry menghela nafas, memijat keningnya yang terasa pening. Anak perempuannya yang berusia 5 tahun telah melakukan kesalahan. “Coba jelaskan satu kali lagi kepada Mommy, supaya Mommy tidak salah mengambil sikap kepadamu,” ucap Vindry dengan lembut, membelai surai panjang milik Miquera. Miquera menatap Mommynya yang tersenyum kepadanya, ia bergumam dan memainkan jemarinya. “Aku sedang bermain di taman bersama dengan Abang, lalu Naira mendorongku sampai terjatuh. Aku tidak terima, aku mendorongnya kembali,” ucap Miquera, menatap
“Diana, sebentar lagi kan hari ulang tahunmu, apa yang kau inginkan?”Kendrick Milo Intezar berusia 25 tahun, ia merupakan CEO di perusahaan bernama MiloZar yang didirikan 5 tahun yang lalu, saat usianya menginjak 20 tahun. MiloZar bergerak dibidang kuliner, lebih tepatnya makanan ringan yang biasanya dijual pada minimarket, supermarket, dan agen makanan, hingga saat ini perusahaannya berkembang.“Aku menginginkan car sport terbaru, Darling,” jawab Diana Danira, kekasih dari Kendrick.Kendrick mengangguk, “Siap, nanti aku belikan,” ucapnya kepada Diana. Diana tersenyum senang, mengecup pipi kiri Kendrick, setelahnya terkekeh. Sedangkan Kendrick hanya menggelengkan kepala.“Sayang banget sama kamu, Darling.”Kendrick menoleh, dan tersenyum manis, “Aku juga, sayang banget-banget sama kamu.”***“Hai, Darling. Aku kira kamu tidak jadi datang, karena kamu semalem bilang sedang berada di luar kota.”Kendrick tersenyum manis, “Aku tidak mungkin mengingkari janji, kan? Aku sudah mengatakan
“K-3-N-D-R-1-C-K, benar, ini mobil yang membuatku harus mendengar ocehan seorang Bettyana. Asisten pribadiku yang bawelnya melebihi mamihku sendiri.”Vindry menatap plat mobil yang terparkir di samping mobil hitam miliknya, kemudian ia melangkah dengan anggun menghampiri petugas valet parking, tidak lupa memberikan senyum manisnya, dan direspon baik oleh petugas valet parking.“Ada yang bisa kami bantu, Nona?” tanya petugas valet parking kepada Vindry yang benar-benar cantik malam ini.Vindry melirik mobil hitam mengkilat dengan type yang berbeda dengannya, lalu kembali menatap petugas valet, dan tersenyum.“Apakah pemilik mobil hitam dengan plat nomor polisi K-3-N-D-R-1-C-K ada di dalam?” tanya Vindry dengan lembut dan sopan. Petugas valet menatap mobil yang dimaksud oleh Vindry, lalu melihat buku tamu.Vindry berdiri anggun, dan sesekali tersenyum kepada pengunjung restoran yang menyapanya dengan senyum manis. Ia sabar menunggu petugas valet yang sedang memeriksa buku tamu. Butuh
“Aduh, Nyonya. Barang sebanyak ini, mengapa nyonya bawa sendirian? Sini aku bantu, Nyonya.”Vindry yang akan memasuki supermarket terhenti saat melihat wanita setengah paruh baya yang kesulitan membawa lima kantong belanjaan yang penuh, bahkan beberapa belanjaan dari wanita tersebut keluar dari dalam kantong belanjaan.Vindry mengambil tiga tas belanjaan milik wanita setengah paruh baya tersebut, tidak lupa mengambil belanjaan yang terjaatuh di lantai, dan memasukkan ke dalam tas belanjaan yang ia ambil alih.Wanita setengah paruh baya hanya tersenyum, dan melangkahkan kaki menghampiri car sport berwarna silver, diikuti oleh Vindry. Ia menekan tombol pada pintu bagasi, dan bagasi terbuka. Tidak berfikir lama, langsung memasukkan dua tas belanjaannya ke dalam bagasi, begitu juga dengan Vindry yang memasukkan ketiga tas belajaan ke dalam bagasi.“Terimakasih, Nak. Kalau tidak ada kamu, aku tidak tahu harus meminta tolong kepada siapa lagi,” ujar wanita setengah baya itu, sembari memeluk
“Kau sedang apa dikantorku?”Vindry duduk sofa yang tersedia pada lobby kantor milik Kendrick pun mendongak, kedua sudut bibirnya mengukir senyum manis, lalu menatap Kendrick dengann tatapannya yang lembut.“Kau bertanya padaku? Lalu aku bertanya kepada siapa? Kau sendiri yang mengatakan kepadaku melalui sambungan telfon, aku harus datang ke kantormu untuk membicarakan pertanggungjawab—”Kendrick membekap mulut Vindry, dan menatap dingin Vindry, “Kau akan membuat karyawanku salah paham dengan kata-kata yang kau ucapkan, jangan ada lagi yang salah paham selain mommyku.”Vindry mengangguk mengerti, membuat Kendrick menjauhkan tangannya dari Vindry. Keduanya terlibat adu tatapaan mata, seolah sedang berbicara melalui tatapan mata.“Jadi, kau akan menemui asistenkku?” tanya Vindry, membuka topik obrolan diantaranya dengan Kendrick.“Iya. Supaya tidak bertemu lagi denganmu.”Vindry menaikkan sebelah alisnya, lalu terkekeh, “Tidak mudah seperti yang kau bayangkan, Tuan. Membuat asistenku