“Dia istriku, jadi lebih baik kamu tahu diri dan pergi dari hadapan Julie.”Seruan itu membuat tidak hanya Julie yang menoleh, tapi juga Candy dan lelaki asing di hadapan Julie.Ipang berdiri di samping meja mereka dengan kedua tangan yang masuk ke saku celananya dan tatapan tajam terarah pada lelaki yang kini malah tersenyum lebar begitu melihat Ipang.“Santai, Pang.”“Ngapain kamu di sini gangguin Julie?”“Aku nggak gangguin dia.” Lelaki itu melirik Julie dengan senyuman miring di wajahnya. “Aku cuma ngasih tahu tentang fakta soal aku yang terlambat deketin dia dan akhirnya harus disalip sama kamu.”Dengan kasar, Ipang menarik kerah kemeja lelaki yang tubuhnya tidak lebih kekar dari Ipang, tapi memiliki tinggi yang hampir setara dengannya.“Diam, Den!” bentak Ipang dengan kasar.Raden Gustara Handoyo yang merupakan anak pertama dari istri kedua ayah Ipang, tidak terlihat gentar sama sekali. Sebaliknya, ia malah terlihat seperti menantang Ipang dengan kata-katanya.“Long time no see,
Julie lupa ini kali keberapa ia terbangun dengan mendapati wajah Ipang-lah yang pertama kali ia lihat.“Semalam aku nggak mabuk,” gumamnya. “Jadi kenapa aku di sini?”Ipang yang telah lebih dulu bangun daripada Julie, menatap istrinya tersebut dengan kepala yang bertumpu pada tangan kirinya. “Kamu nggak mau turun dari gendonganku kalau nggak aku turunin di kamarku, Jules.”“Kamu udah coba bawa aku ke kamarku?”“Udah,” dusta Ipang. “Kamu nempel kayak koala semalam. Baru mau turun kalau di sini.”“Masa sih?” Julie masih berbaring dan kini sibuk memijat kepalanya yang tak pusing-pusing amat. “Ah, ya kali aku begitu?”“Kalau nggak begitu, gimana kamu bisa ada di sini?” Ipang ingin bertepuk tangan atas kesuksesannya berbohong di depan Julie. “Kamu kayaknya suka banget tidur di kamarku, apa kamu mau nawar supaya tukeran kamar?”“Enak aja.” Julie langsung bangun sambil merapikan rambutnya yang megar dan berantakan. Kemudian ia sadar akan satu hal. “Duh, berarti aku tidur masih pakai makeup l
“Ciam-cium! Emangnya semua masalah selesai cuma dengan ciuman, hah?” Julie bergumam sambil mendorong pintu kaca A Class. Julie masih kesal dengan ancaman Ipang tadi pagi saat mereka sarapan. Mentang-mentang playboy, ciuman jadi hal yang bisa ia umbar begitu saja bahkan dijadikan ancaman!“Untuk sebagian besar pasangan sih iya, Bu.”“ASTAGA—DEWI!” Julie mengelus dadanya, terkejut karena tiba-tiba Dewi sudah berada di sampingnya. “Kamu tuh ngagetin aja deh.”“Bu Julie dipanggil dari tadi tapi nggak nyahut sih,” jawab Dewi masih dengan cengirannya. “By the way, siapa yang mau dicium, Bu?”“Rahasia.” Julie menjawab sekenanya.Hari ini Julie tiba di A Class pukul sembilan seperti biasanya. Ia menghentikan langkahnya di dekat undakan tangga dan memperhatikan para pegawainya yang sedang merapikan sekaligus menata tempat kerja mereka masing-masing.Interior bernuansa modern yang didominasi warna putih dan aksen gold tersebut jadi terlihat lengang tanpa adanya pelanggan.“Tuhkan, Bu Julie mel
“Hai, Jules.”“What the—Jules?” Bukan Julie yang membalas sapaan Raden, malah Ipang yang langsung mendesis kesal.Semua orang yang baru kenal dengan si bungsu keluarga Rayadinata itu memanggilnya Julie. Hanya orang-orang yang cukup dekatlah yang memanggilnya Jules—itu pun karena dulu Julie pernah menonton salah satu film yang di mana tokohnya dipanggil Jules meskipun namanya Julie.Jadilah sejak saat itu orang-orang menuruti permintaan Julie si manja untuk memanggilnya ‘Jules’.Tapi Raden? Dia pikir dia siapa?“H-hai,” sapa Julie ragu-ragu sambil melirik Ipang yang duduk di sebelahnya. Ia menahan diri untuk tidak berjengit kaget saat satu tangan Ipang memeluk pinggangnya padahal mereka sudah duduk berdampingan.“Kamu mau cari gaun buat acara Sadira Group?” tanya Raden lagi.“Iya, kok tahu?”“Oh, karena aku dan mamaku juga cari pakaian untuk ke sana.” Kemudian Raden mengajak perempuan di sebelahnya untuk menghampiri Julie. “Mama pasti udah kenal Julie.”Salwa yang merupakan ibu kandung
Julie mengamati sekitarnya dan saat itu juga sadar kalau ia dikadali oleh suaminya sendiri, Ipang.“Kamu bohong,” tegur Julie saat mereka tiba di ballroom di mana pesta yang diselenggarakan Sadira Group digelar. “Orang-orang yang dateng berpasangan nggak ada tuh yang bener-bener serasi atau satu tema gitu dress code-nya.”Ipang langsung mengeratkan gandengan tangan mereka sebelum Julie bergerak untuk memukul lengannya seperti biasa.Hari ini adalah hari di mana ia datang pertama kalinya dengan Julie sebagai pasangan di acara publik. Sengaja ia memilih keluar pertama kali sebagai pasangan di acara perusahaan keluarga Badai, supaya kalau ada hal yang tak diinginkan, tidak terlalu repot mengurusnya.Meskipun Ipang tidak berharap ada sesuatu yang buruk akan terjadi malam ini.“Aku nggak bohong, tanya aja Badai.” Ipang sudah berkoordinasi dengan Badai sejak dua hari lalu, tepatnya setelah dari butik Shua.Bapak muda itu tentu saja menertawakannya dengan puas, tapi setidaknya setimpal denga
“Aku gerah.”“Mau buka baju? Nggak mungkin kan?”“IPANG!”Ipang terkekeh mendengar respons Julie. Sementara itu, Julie sibuk mengipaskan tangannya di dekat leher.Mereka masih berada di ballroom saat band pengisi acara mulai meramaikan suasana. Tadinya Ipang menawari Julie untuk pulang setelah Ipang kecolongan dengan membiarkan Raveno mendekati istrinya saat ia ke toilet.Tapi Julie mencegahnya dan mengatakan kalau kehadiran Ipang di sini lebih penting. Setelah berdebat selama beberapa saat, akhirnya mereka sepakat bertahan di sana—tentu saja setelah Ipang memanggil securi
Julie bergerak gelisah masih dengan mata yang terpejam. Rasa-rasanya ia tidak pernah menaruh barang sembarangan di ranjang, tapi kenapa ia jadi tidak bisa bergerak bebas di ranjangnya?Saat akhirnya ia membuka mata, hal pertama yang ia lihat adalah dada bidang yang mengenakan kaos putih polos dan tipis. Julie mendongak dan menemukan wajah Ipang dengan mata yang terpejam.“Kenapa aku—"Julie langsung menutup mulutnya saat sadar kenapa mereka bisa tidur seranjang lagi. Semalam setelah ciuman panas di dapur, Ipang menggendongnya di kamar dan melanjutkan ciuman itu di atas ranjang.Tentu saja dengan tangan yang saling menyentuh di mana-mana. Rasanya Julie bisa langsung merasakan wajahnya yang memanas ketika mengulangi lagi di mana saja Ipang menyentuhnya semalam.M
“Ngeliatin apa sih?”“Kamu. Aku mau cium kamu lagi deh rasanya.”Julie memutar kedua bola matanya, malas mendengar jawaban Ipang yang disertai tawa lelaki itu.“Kamu kalau selalu kepikiran pengen cium aku sampai menganggu aktivitas sehari-hari kamu, kayaknya butuh konsultasi deh.”Kali ini Ipang tertawa sampai kepalanya menengadah ke atas karena ucapan Julie. Lelaki itu jadi suka menggoda Julie, rasanya respons Julie yang meledak-ledak cukup membuatnya terhibur dan membuat Julie terlihat seksi.Aneh tapi… apa pun yang berhubungan dengan Julie di hidup Ipang memang aneh, jadi Ipang pun menikmatinya saja.“Udah sana, balik kerja,” tegas Julie seraya mengambil map berisi dokumen pembel